KEMAMPUAN PROFESIONAL
(PKP)
Disusun oleh :
NIM : 826224838
1
PENDAHULUAN
Dari data yang diperoleh pada tes formatif kelas IV SDN Sangiang
III bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA dari 25 siswa,
hanya 14 siswa saja yang mampu menjawab 50% dari soal yang diberikan
oleh guru. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan untuk
memberikan solusi yang jelas dan menyeluruh dalam upaya meningkatkan
hasil belajar.
1. Identifikasi masalah
Adapun indentifikasi masalah dari keadaan di atas, adalah sebagai
berikut.
a. Siswa kelas IV SDN Sangiang III kurang memahami materi
tentang makhluk hidup dan lingkungannya.
b. Siswa belum aktif secara maksimal dalam proses pembelajaran.
c. Siswa dalam mengerjakan soal latihan dengan benar baru 25 %.
2. Analisa masalah
Penulis melakukan refleksi dan diskusi dengan teman sejawat,
diketahui bahwa faktor penyebab siswa tidak aktif dan kurang
2
memahami mata pelajaran IPA tentang makhluk hidup dan
lingkungannya adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan pembelajaran terlalu cepat belum dipahami.
b. Agar lebih di beri kesempatan kepada siswa secara maksimal.
c. Harus diberi soal-soal dan pembahasannya.
d. Pergunakan alat peraga dan media dalam pembelajaran.
3. Alternatif pemecahan masalah
Setelah melakukan pemecahan masalah terhadap pembelajaran,
maka ada beberapa prioritas pemecahan masalah yang harus
dilakukan oleh guru:
a. Metode yang digunakan harus lebih bervariasi agar siswa lebih
paham dan tidak bosan dalam pembelajaran.
b. Guru harus lebih banyak memberikan contoh soal dari latihan di
papan tulis.
c. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan alat peraga dan
media gambar pembelajaran.
B. Rumusan masalah.
Dari identifikasi masalah dan analisis masalah pada pembelajaran
IPA dalam materi makhluk hidup dan lingkungannya. Di kelas IV
dapat diambil satu masalah yang menjadi akar pokok permasalahan
yang dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Sangiang III mengenai materi makhluk hidup dan lingkungannya
melalui observasi dengan metode demonstrasi, pendekatan
lingkungan dan alat peraga sederhana?”.
C. Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran
Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan diatas, maka tujuan
pebelitian adalah:
1. Untuk memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran akhir
memperbaiki kualitas siswa.
3
2. Untuk meningkatkan kemampuan belajar guru yang merupakan
tenaga profesional agar dapat menangani masalah-masalah
pembelajaran secara sitematis.
3. Untuk meningkatkan hasil prestasi siswa dalam belajar mengajar.
D. Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran
Hasil ini dapat memberikan sumbangan yang praktis dalam upaya
meningkatkan kualitas hasil belajar. Selain itu dapat memberikan
manfaat bagi guru, bagi siswa maupun sekolah.
1. Manfaat penelitian bagi guru.
Membangun guru memperbaiki pelajaran yang disekolah.
Meningkatkan rasa percaya diri.
Memungkinkan guru agar dapat berkembang secara
profesional.
2. Manfaat penelitian bagi siswa
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Untuk memotivasi belajar.
Dapat menjadi model bagi siswa untuk bersikap kritis
terhadap hasil belajarnya.
3. Manfaat penelitian bagi sekolah
Dapat membantu sekolah yang berkembang karena adanya
peningkatan / kemajuan pada diri guru dan pendidik sekolah
Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
4
KAJIAN PUSTAKA
5
2). Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi
masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.
3). Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenag kependidikan.
4). Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,
sehingga tercipta sikap proaktif didalam melakukan perbaikan
mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
5). Meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan
khususnya dalam melakukan PTK.
6). Meningkatkan kerjasama profesional diantara pendidik dan
kependidikan sekolah.
b. Luaran Penelitian
Luaran umum yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah sebuah
peningkatan atau perbaikan antara lain :
1). Peningkatan dan perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2). Peningkatan dan perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di
kelas.
3). Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penggunaan media alat
bantu belajar dan sumber belajar lainnya.
4). Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat
evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar
siswa.
5). Meningkatkan dan perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan
anak di sekolah.
6). Meningkatkan dan perbaikan terhadap kualitas KBK dan kompetensi
siswa di sekolah.
7). Pokok bahasan yang terkait dengan penelitian.
B. Karakteristik Siswa
Usia 7 sampai 11 tahun merupakan usia konkrit dimana siswa SD
sedang mengalami perkembangan pada tingkat berfikirnya. Tahap berfikir
mereka masih belum formal sehingga umumnya siswa SD berada pada
tahaf operasi konkrit. Usia 11 tahun keatas barulah mereka bisa berfikir
6
secara formal. Hal tersebut sesuai dengan teori Jean Pieget (Karso, 2008)
dengan teori belajar yang disebut Teori Perkembangan Mental Anak atau
adapula yang menyebutnya Teori Tingkat Perkembangan Berfikir Anak,
Jean Pieget membagi tahap kemampuan berfikir anak menjadi 4 tahapan,
yaitu :
1). Tahap sensori motorik ( 0 – 2 tahun )
2). Tahap operasional awal/pra operasi ( 2 – 7 tahun )
3). Tahap operasional/operasi konkrit ( 7 – 11 tahun )
4). Tahap erasional formal ( 11 tahun ke atas )
C. Karakteristik Mata Perlajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Nash (dalam Hendro, 1992: 3) menjelaskan bahwa cara IPA
mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta
menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain sehingga
keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang
diamati. Tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep IPA.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
3. Memecahkan masalah,
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan lingkungan sekitar atau media.
D. Peranan Alat Peraga
Adapun peranan alat peraga sehubungan dengan pendekatan
keterampilan proses antara lain :
a. Dapat mengaktifkan komunikasi dan interaksi.
b. Dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa.
c. Dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa.
d. Meletakan dasar-dasar yang terpenting.
e. Memberikan pengalaman nyata.
E. Prinsip Memperbanyak Contoh
Belajar adalah suatu proses kesinambungan yang bercermin dari
pengalaman, secara sederhana dapat dikemukakan bahwa semua proses
7
belajar adalah belajar kembali. Agar siswa mengalami proses belajar, kita
harus merancang proses pembelajaran dengan memperbanyak contoh,
sehingga siswa merasa senang dalam setiap mengikuti pembelajaran.
1. Bruner (Winataputra : 2007) belajar penemuan adalah guru yang
menyajikan contoh-contoh dan siswa bekerja dengan contoh
tersebut sampai dapat menemukan sendiri hubungan antar konsep.
F. Metode Pembelajaran
8
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
9
Dengan hal tersebut penulis melakukan diskusi bersama supervisor II
dan memperbaiki kinerja dengan membuat perencanaan sebagai
berikut : menyusun RPP siklus I, menyusun test formatip, menyusun
panduan observasi, membuat alat peraga
2. Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran.
Tahap pelaksanaan perbaikan yang dilakukan penulis adalah
sebagai berikut :
menjelaskan konsep tentang makhluk hidup dan lingkungannya.
memberikan contoh penyelesaian tentang makhluk hidup dan
lingkungannya agar siswa lebih memahami.
menggunakan alat peraga sederhana yang ada dilingkungan sekitar.
siswa dengan bimbingan guru dapat melakukan obsrvasi materi
tentang makhluk hidup dan lingkungannya.
siswa bertanya tentang materi yang telah dibahas.
membahas test hasil formatip tentang makhluk hidup dan
lingkungannya.
3. Tahap Pengamatan
Pada tahapan ini penulis bersama supervisor II melakukan
pengamatan terhadap kegiatan siswa dengan menggunakan insterumen
sebagai berikut :
a. lembar observasi supervisor II sebagai lembar penilaian kinerja
guru.
b. lembar test formatip (dalam bentuk uraian terbatas).
4. Tahap Refleksi
Tahapan ini penulis menilai hasil demonstrasi dengan alat peraga
sederhana yang berisi soal yang digunakan untuk perbaikan
pembelajaran ternyata belum berhasil maksimal.
Siklus 2.
Berdasarkan masukan dari supervisor 2, maka perlu dilakukan siklus 2
sebagai berikut :
1. Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
10
Berdasarkan masalah yang ditimbulkan pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 1, maka dalam rencana siklus ke 2 ini
diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan
memberikan motivasi, membimbing siswa yang memiliki kekurangan
dalam belajar serta menciptakan suasana yang aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh guru pada tahap ini
adalah sebagi berikut : menyusun RPP siklus 2, menyusun contoh-
contoh yang lebih bervariasi, membuat alat peraga yang lebih
menarik, mendiskusikan secara berkelompok.
2. Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran.
Tahap pelaksanaan perbaikan yang dilakukan penulis adalah
sebagai berikut:
menjelaskan materi
memberikan contoh
menggunakan alat peraga sederhana.
melakukan observasi secara berkelompok.
3. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini penulis bersama teman sejawat melakukan
pengamatan terhadap kegiatan siswa dengan menggunakan instrumen
sebagai berikut :
a. lembar observasi supervisor 2 sebagai lembar penilaian kinerja
guru
b. lembar test formatif (test dalam bentuk uraian terbatas).
4. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran selam 2
siklus, penulis melalui hasil pengamatan supervisor 2 menemukan
kekuatan dan kelemahan pembelajaran.
C. Teknik Analisis Data
Proses penilaian data dimulai dari menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu jurnal bimbingan, hasil pengamatan
11
dari supervisor 2, hasil observasi, dan hasil test formatif dari setiap siklus
perbaikan pembelajaran yang kemudian dibaca, dipelajari, dan ditelaah.
Langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan
dengan jalan membuang data yang tidak sesuai dengan permasalahan.
Kemudian hasil nilai rata-rata tingkat nilai siswa kelas IV terhadap
konsep materi tentang makhluk hidup dan lingkungannya dibandingkan
mulai dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 disimpulkan secara deskriptif
kualitatif.
Berdasarkan masukan dari supervisor 2, maka perlu dilakukan siklus
2 sebagai berikut :
1. Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
3. Tahap Pengamatan
4. Tahap Refeksi
5. Kekuatan dan kelemahan siklus 1
6. Kekuatan dan kelemahan siklus 2
12
HASIL PENELITAIN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per – Siklus
Hasil kegiatan pra siklus pembelajaran IPA dengan konsep materi
tentang makhluk hidup dan lingkungannya dengan rata-rata nilai 54,75 ,
oleh karena itu guru melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi dalam setiap siklus.
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Pada perbaikan pembelajaran siklus I guru menggunakan metode
ceramah, penugasan dan demonstrasi dengan memanfaatkan alat peraga
sederhana yaitu lingkungan sekitar disertai contoh dan latihan yang
dituangkan pada tabel berikut.
Tabel 4 (I)
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV SDN Sangiang III
Siklus I
Rencana
Tindakan I Pengamatan I Refleksi I
Tindakan I
13
sederhana lingkungannya guru. hasil belajar
lingkungan siswa dapat siswa
sekitar.. menjawab soal meningkat,
latihan dengan namun belum
rata-rata kelas maksimal, hal
mencapai 70,5. ini diduga guru
kurang banyak
memberikan
latihan yang
bervariatif
kepada siswa.
untuk siklus 2
guru perlu
memberikan
contoh dan
latihan yang
bervariasi serta
penggunaan
LKS.
Tabel 4 (2)
Daftar Nilai Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Siswa Kelas IV SDN Sangiang III
14
11 MUHAMMAD GONDANG S. 90 Tuntas
12 NAJWA KHAILA AULIA 60 Tidak Tuntas
13 NILA AL MAIRA 60 Tidak Tuntas
14 NURUL PADHILAH 70 Tuntas
15 OKIM 70 Tuntas
16 PANDU CAHAYA 90 Tuntas
17 PUSPITASARI 70 Tuntas
18 RAHMAWATI 80 Tuntas
19 RIFDATUL AINI 60 Tidak Tuntas
20 SILPIYANI 90 Tuntas
21 SITI NURAISYAH 50 Tidak Tuntas
22 SRI WIRANTI 50 Tuntas
23 TASYA ARNILA 60 Tidak Tuntas
24 M. ADRIAN 60 Tidak Tuntas
25 M. ALDI 50 Tidak Tuntas
JUMLAH 1800
RATA-RATA 72
Berdasarkan Tabel (2) di atas, siswa yang tuntas dalam perbaikan pembelajaran
IPA kelas IV di SDN Sangiang III hanya 14 siswa dari 25 siswa. Sedangkan 11
siswa lainnya belum mencapai KKM atau Belum Tuntas. Pada siklus I diperoleh
nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50
Tabel 4 (3)
Hasil Tentamen Kegiatan Perbaikan Pembelajaran siklus I
Kelas IV SDN Sangiang III
15
O
1 2 3 4 1
1 50 4 15% 200
2 60 8 40% 480
3 70 4 15% 280
4 80 4 15 % 320
5 90 3 10% 270
6 100 2 5% 200
JUMLAH 25 100 % 1750
Dari data di atas diperoleh nilai hasil perbaikan pembelajaran IPA
pada konsep tentang makhluk hidup dan lingkungannya siklus 1 dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan alat peraga kertas karton adalah :
Siswa yang mendapat nilai 50 ada 4 siswa ( 15 % ) dari 25 siswa
Siswa yang mendapat nilai 60 ada 8 siswa ( 40 % ) dari 25 siswa
Siswa yang mendapat nilai 70 ada 4 siswa ( 15 % ) dari 25 siswa
Siswa yang mendapat nilai 80 ada 4 siswa ( 15 % ) dari 25 siswa
Siswa yang mendapat nilai 90 ada 3 siswa ( 10 % ) dari 25 siswa
Siswa yang mendapat nilai 100 ada 2 siswa ( 5 % ) dari 25 siswa
Bila disajikan dalam bentuk diagram batang pada hasil sebagai berikut
Grafik 4 (I)
Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I
Kelas IV SDN Sangiang III
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I dengan
menggunakan metode ceramah, penugasan dan demonstrasi dengan
memanfaatkan alat peraga sederhana tentang konsep materi tentang
makhluk hidup dan lingkungannya pada siswa Kelas IV SDN Sangiang III
pemahaman siswa mulai meningkat, dari rata-rata pra siklus 54,75 menjadi
72. Namun nilai tersebut masih tidak memuaskan bagi guru karena tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
Pada kegiatan siklus 1 beberapa siswa terlihat mengantuk dan
jenuh mendengarkan demonstrasi yang dilakukan guru. Hal tersebut
dikarenakan guru tidak mengaktifkan siswa dengan mengajak siswa
melakukan demonstrasi dengan menggunakan alat peraga dan tidak
memberikan contoh, dan latihan bervariatif.
16
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2, guru menggunakan
metode obseravasi, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan penugasan
dengan alat peraga sederhana, memperbanyak latihan yang bervariasi dan
penggunaan LKS.
Tabel 4 (5)
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV SDN Sangiang III
Siklus 2
Rencana
Tindakan 2 Pengamatan 2 Refleksi 2
Tindakan 2
Pembelajaran Guru penjelasan guru pembelajaran
konsep materi menjelaskan tentang materi tentang
tentang mengenai makhluk hidup makhluk hidup
makhluk hidup materi dan dan
dan tentang lingkungannya lingkungannya
lingkungannya makhluk sudah ada dan melibatkan
siklus 2 dengan hidup dan memadai. keaktifan
penjelasan lingkungann Semua siswa siswa melalui
disertai contoh, ya berantusias dan metode
menggunakan siswa dengan aktif untuk observasi,dem
alat peraga, bimbingan mengobservasi onstrasi dan
sederhana dan guru dengan alat memperbanya
memperbanyak Melakuakan peraga k latihan yang
latihan yang observasi sederhana. bervariasi
bervariasi dilingkungan Siswa aktif telah berhasil.
sekitar dan mengerjakan perbaikan
didalamnya soal latihan pembelajaran
terdapat soal- secara melalui
soal –soal berkelompok penelitian
tentang siswa tindakan kelas
17
makhluk dikelompok lain (PTK) sampai
hidup dan memberikan dengan siklus
lingkungann komentar atau 2
ya. tanggapan
Guru terhadap hasil
memberikan kerja kelompok
latihan yang mendapat
materi giliran di depan
tentang kelas.
makhluk rata-rata nilai
hidup dan siswa 80,00
lingkungann
ya secara
kelompok
Perwakilan
kelompok
mengerjakan
soal latihan
di depan
kelas secara
bergantian.
Tabel 4 (6)
Daftar Nilai hasil Perbaikan Pembelajaran siklus 2
Kelas IV SDN Sangiang III
18
8 MARDANI 80 Tuntas
9 MARSYAH ROSITA DEWI 100 Tuntas
10 MUHAMMAD ALPIN 80 Tuntas
11 MUHAMMAD GONDANG S. 100 Tuntas
12 NAJWA KHAILA AULIA 80 Tuntas
13 NILA AL MAIRA 80 Tuntas
14 NURUL PADHILAH 80 Tuntas
15 OKIM 80 Tuntas
16 PANDU CAHAYA 100 Tuntas
17 PUSPITASARI 80 Tuntas
18 RAHMAWATI 80 Tuntas
19 RIFDATUL AINI 70 Tuntas
20 SILPIYANI 90 Tuntas
21 SITI NURAISYAH 70 Tuntas
22 SRI WIRANTI 100 Tuntas
23 TASYA ARNILA 80 Tuntas
24 M. ADRIAN 70 Tuntas
25 M. ALDI 60 Tidak Tuntas
JUMLAH 2080
RATA-RATA 83,2
Berdasarkan Tabel (6) di atas, siswa yang tuntas dalam perbaikan
pembelajaran IPA kelas IV di SDN Sangiang III ada 24 siswa atau 98% dari
25 siswa. Sedangkan siswa belum mencapai KKM hanya 1 siswa. Pada siklus
2 diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60.
Tabel 4 (7)
Hasil Tentamen Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
Kelas IV SDN Sangiang III
19
NO SKOR (S) FREKUENSI (F) % SxF
1 2 3 4 1
1 50 - - -
2 60 1 5% 60
3 70 4 15% 280
4 80 11 45% 880
5 90 4 20% 360
6 100 5 15 % 500
JUMLAH 25 100 % 2080
Berdasarkan data diatas diperoleh nilai hasil perbaikan pembelajaran IPA
pada konsep materi tentang makhluk hidup dan lingkungannya silkus 2
dengan menggunakan metode observasi, ceramah, diskusi, demonstrasi dan
tanya jawab alat peraga sederhana yaitu:
Siswa mendapat nilai 60 ada 1 siswa (5 %) dari 25 siswa
Siswa yang mendapat nilai 70 ada 4 siswa (15 %) dari 25 siswa
Siswa yang mendapat nilai 80 ada 11 siswa (45 %) 25 siswa
Siswa yang mendapat nilai 90 ada 4 siswa (20 %) 25 siswa
Siswa yang mendapat nilai 100 ada 5 siswa (15 %) dari 25
siswa
Bila disajikan dalam bentuk diagram batang kegiatan pembelajaran
Matematika siklus 2 sebagai berikut
Grafik 4 (2)
Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus 2
Kelas IV SDN Sangiang III
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran IPA siklus 2 dengan
menggunakan ceramah, diskusi, demonstrasi, dan tanya jawab dengan
memanfaatkan alat peraga sederahana tentang konsep makhluk hidup dan
lingkungannya pada siswa kelas IV SDN Sangiang III dianggap berhasil.
Guru sangat puas terhadap perbaikan pembelajaran yang dilakukan.
Keberhasilan ini disebabkan karena guru menggunakan metode
yang bervariatif terutama metode observasi dan demonstrasi sehingga
siswa dapat beradaptasi dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Semua
20
siswa dapat bergantian menggunakan alat peraga sederhana karena
meraka merasa seperti sedang bermain.
Pada dasarnya anak-anak lebih suka diajak bermain ketimbang
belajar. Oleh sebab itu penggunaan metode ceramah, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan demonstrasi (metode bevariatif) merupakan solusi terbaik
dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN Sangiang III
terhadap pembelajaran IPA dengan materi tentang makhluk hidup dan
lingkungannya.
B. Pembahasan
Memberikan materi pelajaran IPA dengan metode observasi,
ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan demonstrasi (metode
bervariatif) saja kurang dapat dipahami oleh siswa. Belum dapat
ditingkatkan. Guru mengunakan metode demonstrasi dengan alat peraga
sederhana tanpa melibatkan siswa dapat membuat siswa menjadi jenuh dan
tidak dibutuhkan kehadirannya. Oleh sebab itu pengunaan alat peraga
haruslah maksimal dengan mengikut sertakan siswa didalamnya, sehingga
siswa dapat menggali potensi belajarnya karena siswa merasa menemukan
dan mencari sendiri pengalaman belajarnya. Hal ini juga dapat
menumbuhkan minat dan keaktifan belajar siswa. Tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep materi tentang makhluk hidup dan lingkungannya
akan semakin meningkat.
Berikut adalah data yang disajikan secara menyeluruh kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus 1 , dan siklus 2.
Tabel 4 (9)
Nilai Keseluruhan Hasil Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV SDN Sangiang III
21
2 AHMAD MUZAKIR ANNUR 80 90
3 BUNGA AYU 80 90
4 FAQIH FATHURRAHMAN 80 80
5 GANDI PUTRA ADI PERMANA 100 100
6 HILYA MAULIDA 60 80
7 INTIKA 70 90
8 MARDANI 60 80
9 MARSYAH ROSITA DEWI 100 100
10 MUHAMMAD ALPIN 60 80
11 MUHAMMAD GONDANG S. 90 100
12 NAJWA KHAILA AULIA 60 80
13 NILA AL MAIRA 60 80
14 NURUL PADHILAH 70 80
15 OKIM 70 80
16 PANDU CAHAYA 90 100
17 PUSPITASARI 70 80
18 RAHMAWATI 80 80
19 RIFDATUL AINI 60 70
20 SILPIYANI 90 90
21 SITI NURAISYAH 50 70
22 SRI WIRANTI 50 100
23 TASYA ARNILA 60 80
24 M. ADRIAN 60 70
25 M. ALDI 50 60
JUMLAH 1800 2080
RATA-RATA 72 83.2
Perbaikan pembelajaran dapat berhasil dilakukan pada siklus 2. Dari
hasil test formatif pada siklus ke 2, terjadi kenaikan dari rata-rata 72 menjadi
83,2. Hal ini terjadi karena guru menggunakan metode yang bervariatif dan
menggunakan alat peraga dalam menjelaskan materi tentang makhluk hidup
dan lingkungannya.
Bila disajikan dalam diagram batang pada hasil evaluasi (test
formatif) dalam pembelajaran IPA siklus 1, dan 2 adalah sebagai berikut :
Grafik 4 (3)
Nilai Rata-rata Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV SDN Sangiang III
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Kita ketahui bahwa anak usia SD dalam proses pembelajaran sangat butuh
bimbingan baik dari orang tua maupun guru sekolah. Dimana kita ketahui bahwa
22
bimbingan Sekolah Dasar adalah proses membantu individu siswa untuk
memahami diri mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya,
sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi
dan sebagai anggota masyarakat.
Tabel 4 (10)
Tavel Rentang Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA
Kelas IV SDN Sangiang III
23
Berdasarkan hasil diskusi supervisor 2, pembelajaran IPA ini sudah
mengalami kemajuan dan hasil pelajaran nilai siswa sudah mulai meningkat.
Dengan metode demonstrasi (metode bervariatif) dengan memanfaatkan alat
peraga sederhana siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar karena mereka dapat
menjelaskan konsep materi gaya.
Dari nilai rata-rata 72 meningkat menjadi 83.2 menunjukkan bahwa
perbaikan ini merupakan peningkatan yang sangat berarti. Perbaikan yang terjadi
dalam pembelajaran berdampak langsung pada siswa. Siswa dapat menyelesaikan
tugas yang dibberikan guru dan lebih aktif dalam tanya jawab secara lisan. Tetapi
semua itu tidak lepas dari kekurangan waktu yang mengakibatkan siswa harus
banyak belajar di rumah.
A. Kesimpulan
24
guru dan siswa menjadi lebih akrab hal ini menimbulkan keberanian
siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan, sehingga akan lebih
mudah siswa memahami materi tentang makhluk hidup dan
lingkungannya. Keaktifan dalam materi ini ditunjukan siswa dari mulai
ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok sampai penerapannya
dikehidupan sehari-hari.
2. Pembelajaran IPA dengan metode mengajar yang bervariasi dan
penggunaan alat peraga yang tepat pada materi tentang makhluk hidup
dan lingkungannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
memperkecil kesalahan siswa dalam menerima konsep. Pendekatan ini
sangat membantu siswa dalam memahami konsep dan materi pelajaran,
hal itu menjadikan suasana kelas hidup sehingga semua siswa antusias
terhadap semua kegiatan dalam proses belajar IPA. Hal ini berarti
pembelajaran dengan menggunakan metode mengajar yang bervariasi
dan penggunaan alat peraga yang memadai dapat meningkatkan siswa
dalm belajar dan hasil belajar siswa lebih meningkat pada konsep materi
tentang makhluk hidup dan lingkungannya.
1. Bagi Guru
a. Guru harus menggunakan berbagai metode mengajar, diantaranya
adalah ceramah, tanya jawab, penugasan, dan demonstrasi agar siswa
tidak merasa jenuh dan lebih terimotivasi dalam melakukan kegiatan
pembelajaran sehingga dapat tercapai kebermaknaan dalam belajar.
b. Guru harus menyiapkan alat perga yang memadai dalam
pembelajran agar pemhaman siswa lebih konkirt.
25
c. Guru hendaknya memberikan contoh dan latihan yang lebih
bervariasi sehingga dapat diketahui sejauh mana pemahaman yang
telah dicapai siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
d. Dalam memberikan soal dan pertanyaan, hendaknya guru
menyiapkan soal dan pertanyaan yang bervariasi, serta dalam
penyampainnya dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh
siswa.
e. Guru memberikan kesempatan kesempatan untuk berperan aktif
dalam pembelajaran dengan meberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya, dan berperan aktif peran dalam penggunaan alat
peraga.
2. Bagi Siswa
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Sumanti, M dan Syaodah, N(2005). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
Universitas Terbuka.
ABSTRAK
Sri Wahyuningsih
NIM.826224839
Meningkatkan Belajar Siswa Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang makhluk
hidup dan lingkungannya melalui observasi dengan metode Demonstrasi, Pendekatan
Lingkungan dan Alat Peraga Sederhana di kelas IV SDN Sangiang III. Secara khusus
bertujuan untuk: Mendeskripsikan aktivitas peserta didik; pengelolaan pembelajaran
oleh guru; dan Mengetahui hasil belajar peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Siklus I&II terdiri dari satu pertemuan (satu kali tatap muka).
Data aktivitas peserta didik di gali dengan lembar pengamatan aktivitas Peserta Didik,
data Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru di gali dengan lembar pengamatan
Pengelolaan Pembelajaran, sedangkan data hasil belajar peserta didik digali dengan Tes
Hasil Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas peserta didik kelas IV
28
pada materi makhluk hidup dan lingkungannya di siklus I& II, penelitian tindakan kelas
ini berada pada kategori baik. (2) Pengelolaan pembelajaran oleh guru di kelas IV
dengan metode Demonstrasi, Pendekatan Lingkungan dan Alat Peraga Sederhana di
siklus I& II, berada pada kategori baik dan, (3) Hasil belajar peserta didik kelas IV
tentang makhluk hidup dan lingkungannya mengalami peningkatan.
29