Anda di halaman 1dari 8

ORLI Vol. 47 No.

2 Tahun 2017 Gangguan pendengaran pada sindrom Waardenburg

Laporan Kasus

Mengenali gangguan pendengaran pada sindrom Waardenburg

Semiramis Zizlavsky, Safira Trifani Putri, Ronny Suwento


Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta

ABSTRAK
Latar belakang: Sindrom Waardenburg adalah suatu kelainan yang bersifat autosomal dominan
yang ditandai oleh gangguan pendengaran sensorineural dan kelainan pigmen pada mata, rambut, dan
kulit. Sindrom auditori-pigmen ini terjadi karena tidak adanya melanosit dari kulit, rambut, mata, serta
stria vaskularis pada koklea. Tujuan: Memberikan informasi mengenai manifestasi klinis Sindrom
Waardenburg sehingga dapat melakukan deteksi dan penanganan sedini mungkin, terutama untuk gangguan
pendengaran. Kasus: Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dengan keterlambatan deteksi gangguan
pendengaran. Orang tua anak tidak mengetahui bahwa gangguan pendengaran tersebut merupakan
salah satu manifestasi sindrom Waardenburg, sehingga pada anak ini terdapat gangguan perkembangan
wicara. Metode: Penelusuran literatur menghasilkan 14 jurnal, dan terdapat 2 jurnal yang relevan. Hasil:
Dari 2 jurnal yang didapat, ditemukan 1 artikel penelitian dan 1 laporan kasus sindrom Waardenburg
yang memaparkan berbagai manifestasi klinis yang menyertai pasien. Kesimpulan: Deteksi dini dan
penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran yang merupakan manifestasi klinis tersering dari sindrom
Waardenburg, penting dilakukan karena mempengaruhi perkembangan individu dan perkembangan sosial
pasien.

Kata kunci: Sindrom auditori-pigmentasi, kelainan pigmen, gangguan pendengaran sensorineural,


sindrom Waardenburg

ABSTRACT
Background: Waardenburg Syndrome (WS) is an autosomal-dominant disorder, characterized
by sensorineural hearing loss and pigmentary abnormalities of the eyes, hair, and skin. Auditory-
pigmentary syndromes are caused by physical absence of melanocytes from the skin, hair, eyes, and the
stria vascularis of the cochlea. Purpose: To provide information regarding clinical manifestation of
Waardenburg Syndrome for early detection and prompt treatment particularly for hearing impairments.
Case: A 7-year-old boy with late detection of hearing impairment. Previously, his parents didn’t recognize
that this condition was one manifestation of Waardenburg syndrome, so that this patient developed speech
delay. Method: Searching for evidence produced 14 journals and only 2 journals were relevant. Result:
Of the 2 relevant journals, there were 1 research article and 1 case report that explained several clinical
manifestations of Waardenberg Syndrome. Conclusion: Early detection and management of hearing
impairment as one of frequent clinical manifestation of Waardenberg Syndrome is significantly important
since this condition could influence patient’s individual and social developments.

Keywords: Auditory pigmentary syndrome, pigmentary abnormality, sensorineural hearing loss,


Waardenburg syndrome

Alamat korespondensi: DR. Dr. Semiramis Zizlavsky, Sp.THT-KL(K). Departemen Telinga Hidung
Tenggorok - Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Umum Pusat
Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

171
ORLI Vol. 47 No. 2 Tahun 2017 Gangguan pendengaran pada sindrom Waardenburg

PENDAHULUAN Ibu pasien mengatakan selama kehamilan


Sindrom Waardenburg adalah suatu tidak pernah mengalami sakit, tidak ada
kelainan yang diturunkan bersifat autosomal riwayat perdarahan, demam dan juga keluhan
dominan, dan banyak terjadi pada populasi merah-merah pada kulit. Proses kelahiran
di negara barat. Sindrom ini ditandai spontan, pasien lahir cukup bulan, dengan
oleh gangguan pendengaran dan kelainan berat 3100 gram, dan langsung menangis.
pigmentasi pada kulit dan rambut, seperti Saat lahir, ibu menyadari warna salah satu
kelainan pigmentasi retina, leukoderma mata anaknya berbeda, yaitu berwarna
kongenital (white forelock), dan dystopia kebiruan pada mata kanan, namun ibu tidak
canthorum.1 menindaklanjuti kelainan tersebut, karena
hingga saat ini pasien dapat melihat dengan
Pada awalnya sindrom Waardenburg jelas, namun terdapat keluhan air mata yang
berasal dari nama seorang dokter mata terus keluar dari mata kanan.
berkebangsaan Belanda bernama Dr. Petrus
Waardenburg yang menemukan kelainan Pada proses tumbuh kembang pasien tidak
klinis pertama kali pada seorang pasien tahun ditemukan adanya gangguan perkembangan
1951 yaitu antara lain gangguan pendengaran motorik. Tidak pernah mengalami sakit
sensorineural, dystopia canthorum, dan kuning dan kejang selama perkembangannya.
kelainan pigmentasi retina. Sampai dengan Untuk perkembangan bicara, ibu pasien
tahun 1979, Waardenburg mengidentifikasi belum menyadari adanya kelainan pada
beberapa pasien dengan kelainan klinis yang anaknya hingga anak berusia 2 tahun. Pada
sama, sindrom ini diklasifikasikan sebagai usia 1 tahun, anak belum dapat berceloteh
sindrom Waardenburg tipe 1. 2 Sejak itu, atau mengeluarkan kata tanpa makna. Anak
dikenal empat tipe sindrom Waardenburg hanya dapat menangis dan menunjuk sesuatu
berdasarkan ekspresi gen dan perbedaan yang diinginkannya. Hingga usia 2 tahun,
manifestasi klinis yang dialami pasien. 2 anak belum dapat mengeluarkan kata-kata
Karakteristik yang paling sering ditemukan atau kalimat. Saat ini anak berkomunikasi
adalah perbedaan warna iris kedua mata, satu menggunakan gerakan atau isyarat.
mata biasanya memiliki iris berwarna coklat
dan mata yang lain berwarna biru terang.3
Gangguan pendengaran sensorineural
sering muncul sebagai salah satu kelainan
sindrom ini. Deteksi dini gangguan
pendengaran dan penanganannya dengan
habilitasi atau rehabilitasi pendengaran harus
diperhatikan.3-5

LAPORAN KASUS
Pasien laki-laki, berusia 7 tahun, datang
ke poliklinik Telinga Hidung Tenggorok
(THT) Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
pada November 2016 dengan keluhan belum
dapat berbicara dan tidak merespon jika
dipanggil atau terhadap suara apapun.
Gambar 1. Complete heterochromia iridum dan
pangkal hidung mendatar.

172
ORLI Vol. 47 No. 2 Tahun 2017 Gangguan pendengaran pada sindrom Waardenburg

Dalam keluarga, terdapat satu orang yang radiologis pada struktur luar, tengah dan
mengalami keluhan tuli sejak lahir, yaitu adik dalam telinga bilateral, koklea bilateral 2½
dari nenek (pihak ibu). Pasien memiliki 1 putaran.
saudara laki-laki (adik) dan tidak ditemukan
Pada pemeriksaan magnetic resonance
adanya gangguan pendengaran. Pada
imaging (MRI) mastoid (koklea) tanpa
pemeriksaan fisik sederhana tidak ditemukan
kontras, didapati iregularitas vestibulum
adanya kelainan hipopigmentasi pada kulit dan
kanan, stenosis kanalis semisirkularis kanan,
rambut, tidak ditemukan malformasi skeletal
serta ukuran lingkaran kanalis semisirkularis
maupun Hirschsprung. Pada pemeriksaan
lateral kanan lebih kecil, defek kanalis
THT, tidak ada kelainan kecuali pangkal
semisirkularis superior kiri, koklea kanan 2½
hidung datar. Pada pemeriksaan free field
putaran. Tampak defek di putaran basal dan
test (FFT) tidak didapatkan adanya respon
medial, koklea kiri 2½ putaran, ukuran nervus
sampai 90 dB pada frekuensi 250-4000 Hz.
koklearis kanan 0,3 mm (suspek hipoplasia),
Pemeriksaan fungsi telinga tengah dengan
ukuran nervus koklearis kiri 0,5 mm (suspek
timpanometri, didapatkan hasil tipe A pada
hipoplasia).
kedua telinga. Hasil pemeriksaan oto acoustic
emission (OAE), didapati gangguan emisi Pada iris mata terdapat perbedaan warna
sel rambut luar kedua koklea. Untuk hasil mata kiri dan kanan. Selain itu, terdapat
brainstem evoked response audiometry keluhan mata kanan sering mengeluarkan
(BERA) didapatkan pada telinga kanan dan air mata sehingga pasien dikonsulkan ke
kiri gelombang V tidak terdeteksi hingga Departemen Mata untuk mengevaluasi
80 dB. Pemeriksaan dilanjutkan dengan fungsi dan kelainan pada mata yang dapat
auditory steady state response report (ASSR) menjadi salah satu manifestasi klinis sindrom
didapatkan hasil ambang dengar telinga kanan Waardenburg. Didapatkan telekantus positif,
sebesar 102,5 dB, dan telinga kiri sebesar punctum ada pada mata kanan dan kiri,
100 dB. epikantus pada mata kanan dan kiri, jarak
antara kantus medial 400 mm, jarak antara
Hasil pemeriksaan radiologi CT Scan
kantus lateral 700 mm, jarak antara pupil
mastoid resolusi tinggi tidak tampak kelainan

Gambar 2. CT Scan mastoid resolusi tinggi. Gambar 3. MRI mastoid (koklea)

173
ORLI Vol. 47 No. 2 Tahun 2017 Gangguan pendengaran pada sindrom Waardenburg

550 mm. Pasien didiagnosis dengan suspek Telaah kritis dilakukan pada jurnal
obstruksi duktus nasolakrimal mata kanan dan terpilih, didapatkan 2 jurnal yang terdiri
kiri, suspek normal-tension glaucoma mata dari 1 artikel penelitian dan 1 laporan kasus
kanan dan kiri, serta heterochromia iridis mengenai mutasi genetik dan berbagai
mata kanan. manifestasi klinis yang terdapat pada sindrom
Waardenburg.
Pasien direncanakan untuk menjalani tes
anel dalam anestesi umum, tes Humphrey,
OCT (Optical Coherence Tomography)
HASIL
papil n.optikus mata kanan kiri. Pasien juga
diberikan polygran 4 kali setiap hari dan Salah satu jurnal tersebut merupakan
dilakukan pemijatan sakus mata kanan dan laporan kasus dengan tingkat pembuktian
kiri 4 kali setiap hari. yang rendah. Hal ini disebabkan kasus
sindrom Waardenburg merupakan kasus yang
sangat jarang, sehingga belum didapatkan
RUMUSAN MASALAH systematic review mengenai kasus ini.
Bagaimana mengenali manifestasi Khanal S6 melaporkan 2 serial kasus,
klinis pada sindrom Waardenburg, terutama antara lain dengan manifestasi klinis kelainan
gangguan pendengaran yang merupakan pada mata dan beberapa kelainan lainnya,
salah satu manifestasi tersering pada sindrom termasuk gangguan pendengaran. Kasus
Waardenburg. pertama yaitu seorang ayah yang memiliki
dua anak laki-laki dengan usia 9 tahun dan 6
tahun dengan kelainan sindrom Waardenburg,
METODE dan kasus ke dua yaitu dua saudara perempuan
Pencarian literatur dilakukan pada yang berusia 10 dan 8 tahun dengan gangguan
tanggal 25 Januari 2017, dengan kata kunci pendengaran dan keduanya mendapat terapi
“Waardenburg syndrome” AND “hearing koklear implan.
loss” AND “genetic” AND “children”. Hasil Dari serial kasus tersebut, dapat
penelusuran pada PubMed dan Cochrane disimpulkan, walaupun dalam satu keluarga
Library, menghasilkan 14 jurnal di PubMed, yang sama namun mutasi genetik yang terjadi
0 artikel di Cochrane Library (Tabel 1). dan juga manifestasi klinis yang muncul
Kemudian dilakukan seleksi literatur mungkin berbeda-beda, dan begitu pula
menggunakan kriteria inklusi sebagai berikut: dengan terapi yang dilakukan.
1) kelainan gangguan pendengaran; 2) anak Read AP & Newton EV7 memaparkan
(usia <18 tahun); 3) mutasi genetik dan 4 tipe dari sindrom Waardenburg dan
tersedianya naskah lengkap. Kriteria eksklusi juga perbedaan manifestasi klinis yang
yaitu pasien dewasa. ditimbulkan, serta mutasi gen yang terjadi
dari setiap tipe. Dari penelitian tersebut
disimpulkan bahwa faktor transkripsi genetik
Tabel 1. Strategi pencarian saat perkembangan embrio.
Sumber data Hasil Pencarian
Pubmed 14 Waardenburg
DISKUSI
syndrome AND
Cochrane Library 0
hearing loss Pasien laki-laki, berusia 7 tahun, dengan
AND genetic keluhan belum dapat bicara dan tidak ada
AND children
respon terhadap bunyi. Riwayat prenatal,

174
ORLI Vol. 47 No. 2 Tahun 2017 Gangguan pendengaran pada sindrom Waardenburg

Strategi pencarian
25 Januari 2017

PubMed Cochrane Library


N=14 N=0

Total Kriteria inklusi:


N=14
1. Sindrom Waardenburg
2. Gangguan pendengaran
sensorineural
3. Mutasi genetik
4. Anak
5. Fulltext tersedia

Kriteria eksklusi:
1. Dewasa
N=2

Telaah kritis

Read AP & Newton EV, 1997


Khanal S dkk, 2013

Gambar 4. Alur pencarian literatur

perinatal, dan pascanatal baik. Pada masa dalam batas normal. Pemeriksaan FFT tidak
prenatal adanya pengaruh genetik herediter didapatkan adanya respon sampai 90 dB pada
pada pasien ini belum dapat disingkirkan, frekuensi 250-4000 Hz. Hasil pemeriksaan
karena dalam keluarga pasien, terdapat satu fungsi telinga tengah dalam keadaan
orang yang mengalami keluhan gangguan normal pada kedua telinga, sehingga dapat
pendengaran sejak lahir, yaitu adik dari nenek disimpulkan tidak ada ganguan konduksi pada
pasien (pihak ibu). Namun belum dapat kedua telinga pasien.
dipastikan adanya hubungan dengan kelainan
Pemeriksaan OAE (Oto Accoustic
yang dialami pasien. Manifestasi klinis pasien
Emission) didapatkan gangguan emisi sel
ini yaitu gangguan pendengaran sensorineural
rambut luar ke dua koklea. Untuk hasil
derajat sangat berat di kedua telinga.
BERA pada kedua telinga gelombang V tidak
Pasien ini dapat didiagnosis sindrom terdeteksi hingga 80 dB.
Waardenburg tipe 1 berdasarkan klasifikasi
Hasil auditory steady state response
Waardenburg Syndrome Consortium tahun
report (ASSR) ambang dengar telinga
1992.5,9 Pada pasien ini terdapat 3 kriteria
kanan sebesar 102,5 dB, dan telinga kiri
mayor antara lain gangguan pendengaran
sebesar 100 dB, sehingga didiagnosis dengan
sensorineural kongenital, heterochromia
gangguan pendengaran sensorineural derajat
iridis, dystopia canthorum, dan 1 kriteria
sangat berat bilateral. Hal ini sesuai dengan
minor yaitu datarnya pangkal hidung.9
salah satu manifestasi klinis dari sindrom
Pada hasil pemeriksaan fisik THT, Waardenburg.6,8,10 Gangguan pendengaran
yaitu telinga dalam batas normal, hidung terjadi 57% pada sindrom Waardenburg tipe
tampak pangkal hidung datar, dan tenggorok 1.8,9

175
ORLI Vol. 47 No. 2 Tahun 2017 Gangguan pendengaran pada sindrom Waardenburg

Pasien dilakukan pemeriksaan MRI atau keterlambatan perkembangan dan


mastoid (koklea) tanpa kontras dengan hasil keadaan stigmata yang berhubungan dengan
terdapat iregularitas vestibulum kanan, sindrom tertentu yang diketahui mempunyai
stenosis kanalis semisirkularis kanan, serta hubungan dengan tuli sensorineural.
ukuran lingkaran kanalis semisirkularis lateral Namun, pada pasien ini tidak dilakukan
kanan lebih kecil, defek kanalis semisirkularis pemeriksaan skrining pendengaran. Saat ini
superior kiri, koklea kanan 2½ putaran. untuk berkomunikasi, anak menggunakan
Tampak defek di putaran basal dan medial. gerakan atau bahasa isyarat. Pada anak ini
Pada koklea kiri berbentuk 2½ putaran, terdapat gangguan perkembangan bicara
ukuran nervus koklearis kanan 0,3 mm yang terlewat. Ibu pasien belum menyadari
(suspek hipoplasia), ukuran nervus koklearis adanya kelainan pada anaknya hingga anak
kiri 0,5 mm (suspek hipoplasia). berusia 2 tahun. Hal ini sering menjadi
permasalahan, di mana deteksi dini gangguan
Pada sindrom ini, gangguan pendengaran
pendengaran atau ketulian pada anak tidak
biasanya disertai minimal satu kelainan
mudah. Ketidaktahuan orang tua sejak awal
dengan anomali pada tulang temporal
dikarenakan orang tua menganggap anak
dan kelainan ukuran koklea pada telinga
tidak mengerti atau acuh terhadap suara,
dalam. Kelainan yang biasanya terjadi
terdapatnya sikap menunggu, sehingga
antara lain pelebaran akuaduktus vestibular,
diagnosis dan penatalaksanaan juga terlambat
penyempitan kanalis akustikus internus dan
dilakukan.
hipoplasia koklea.8 Sesuai dengan pasien ini
dari hasil MRI didapatkan suspek hipoplasia Pada pemeriksaan fisik sederhana tidak
koklea. ditemukan adanya kelainan hipopigmentasi
pada kulit dan rambut, tidak ditemukan
Proses tumbuh kembang pasien adalah
malformasi skeletal maupun Hirschsprung.
normal sesuai usia. Perkembangan auditorik
Pada mata terdapat suspek obstruksi duktus
pada manusia erat hubungannya dengan
nasolakrimal mata kanan kiri, suspek
perkembangan otak, oleh karena itu deteksi
normal-tension glaucoma mata kanan
gangguan pendengaran harus dilakukan sedini
kiri, dan heterochromia iridis mata kanan.
mungkin agar habilitasi pendengaran dapat
Heterochromia iridis ditemukan pada 21-28%
dimulai saat perkembangan otak berlangsung.8
pasien sindrom Waardenburg, dan 15-31%
Bersamaan dengan proses maturasi fungsi
diantaranya adalah tipe 1.
auditorik, berlangsung pula perkembangan
kemampuan bicara. Kemahiran bicara dan Untuk pengukuran index W dapat
berbahasa pada seseorang hanya dapat tercapai ditegakkan dystopia canthorum, (nilai index
bila input sensorik (auditorik) dan motorik W>1,95). Pada pasien ini didapatkan index
dalam keadaan normal.8 Saat anak tersebut W sebesar 2,846. Dystopia canthorum
berusia 1 tahun, belum dapat berceloteh atau ditemukan sebanyak 41,2–91% pada pasien
mengeluarkan kata tanpa makna, dan hanya dengan sindrom Waardernburg.5,9,11
dapat menangis atau menunjuk sesuatu yang
Kelainan pigmentasi dan pendengaran
diinginkannya. Hingga usia 2 tahun, anak
bisa dijelaskan oleh gangguan diferensiasi
belum dapat mengeluarkan kata-kata atau
melanosit. Pada penderita sindrom
kalimat. Sesuai dengan Joint Committee on
Waardenburg tipe 1 ditemukan mutasi
Infant Hearing (2000) terdapat pedoman
PAX 3 yang menunjukkan terjadinya defek
registrasi risiko tinggi terhadap ketulian untuk
migrasi melanosit dan hilangnya fungsi
bayi berusia 29 hari hingga 2 tahun. Orang
mutasi.3 Migrasi ini menyebabkan defek pada
tua dapat curiga jika diketahui ada gangguan
stria vaskularis. Hilangnya fungsi mutasi
pendengaran, keterlambatan bicara, berbahasa
menyebabkan adanya karakteristik dystopia

176
ORLI Vol. 47 No. 2 Tahun 2017 Gangguan pendengaran pada sindrom Waardenburg

chanthorum. Pemeriksaan histopatologi Sindrom Waardenburg adalah suatu


seorang sindrom Waardenburg dengan sindrom dengan manifestasi tersering
gangguan pendengaran menunjukan tidak yaitu gangguan pendengaran sensorineural
terdapatnya organ corti dan ganglion spiral, kongenital, biasanya disertai dengan gangguan
dan berkurangnya jumlah serat saraf.3 Mutasi pigmentasi kulit, mata, atau rambut. Sindrom
beberapa gen akan menyebabkan variasi ini bersifat autosomal dominan.
kelainan dan tipe sindrom Waardenburg.3,10,12 Deteksi dini dan penatalaksanaan dari
Kebanyakan kasus sindrom Waardenburg tipe gangguan pendengaran yang merupakan satu
1 disebabkan oleh mutasi gen PAX3 yang manifestasi klinis dari sindrom Waardenburg
terletak di kromosom 2q35.4,5,9 penting untuk menunjang perkembangan
Pada pasien ini sangat disayangkan individu dan perkembangan sosial pasien.
karena kelainan pada mata sudah terlihat
dan disadari ibu sejak lahir. Namun, karena
tidak diketahuinya akan hubungan antara DAFTAR PUSTAKA
beberapa gejala yang dialami pasien yaitu
salah satunya gangguan pendengaran sebagai 1. Yang S, Dai P, Liu X, et al. Genetic and
Phenotypic Heterogeneity in Chinese
manifestasi klinis dari suatu sindrom. Hal ini Patients with Waardenburg Syndrome Type
menyebabkan keterlambatan diagnosis dan II. Plos one.2013; 8(10): 1-7.
penatalaksanaan.
2. Vich area N, C o l L, B h arg av a N .
Seharusnya dengan adanya beberapa Waardenburg syndrome: A rare case with
manifestasi klinis yang dialami pasien, untuk bilateral congenital cataract: An unusual
gangguan pendengaran dapat dilakukan entity. JM Armed Forced India. 2012; 69:
deteksi dini dengan skrining pendengaran 172-4.
sehingga penanganan sedini mungkin 3. Northern JL, Downs MP. Hereditary
juga dapat diberikan agar tidak terjadi deafness. In: Hearing in Children. 2nd
keterlambatan perkembangan wicara. 8,10 ed.Baltimore, Maryland: The Will.
Penanganan secara optimal dan menyeluruh
diperlukan setelah diagnosis sindrom ini 4. Morrel R, Spritz RA, Ho L, Pierpont J,
et al. Apparent digenic inheritance of
ditegakkan. Rehabilitasi pendengaran dengan Waardenburg syndrome type 2 (WS2)
penggunaan alat bantu dengar dapat menjadi and autosomal recessive ocular albinism
salah satu pilihan sedini mungkin untuk (AROA). Hum Mol. Genetics 1997;6 (5):
mencegah gangguan perkembangan bicara, 659-64.
bahasa, mental, dan intelektual, sehingga
5. Bason L. Waardenburg syndrome. (Update
diharapkan penderita dapat hidup normal.5,9,10 May 2006). Cited from: www.emedicine.
Pada kasus ini lebih disarankan untuk com.
dilakukan implant koklea. Pada sindrom,
6. Khanal S, Optom B. Waardenburg
diperlukan konseling genetik yang dapat Syndrome: A Report of Two Familial Case
membantu memperkirakan kemungkinan Series. Optometry & Visual Performance.
seseorang menderita sindrom tersebut jika 2013; 1(6):213-6.
memiliki anak. 9,10 Manifestasi sindrom
Waardenburg berbeda pada tiap individu, 7. Read AP, Newton VE. Waardenburg
Syndrome. J Med Genet. 1997; 34: 656-65.
walaupun terjadi pada keluarga yang sama.
Pada seseorang bisa saja tidak diperlukan suatu 8. Dourmishev L. Waardenburg Syndrome.
terapi, namun pada orang lain dibutuhkan (Update February 2007). Cited from: www.
terapi atau tindakan bedah untuk mengatasi emedicine.com.
kelainan yang dialami.6

177
ORLI Vol. 47 No. 2 Tahun 2017 Gangguan pendengaran pada sindrom Waardenburg

9. Milunsky JM. Waardenburg syndromes 11. Index W & dystopia canthorum. (Update
type 1. (Update January 2006). Cited from: December 2016). Cited from: http://
www.genetests.org.com. blogqpot.com/images.

10. Brookhouse PE. Genetic hearing loss. 12. Thompson MW, Mclnnes RR,Willard HF.
In: Bailey BJ. Head and Neck Surgery- Autosomal Inheritance. In: Genetics in
Otolaryngology.3rd ed, Vol. 1. Philadelphia: Medicine, Philadelphia: W.B.Saunders Co,
Lippincott Williams&Wilkins Company, 1991: 59-66.
2001: 1081-85, 1091.

178

Anda mungkin juga menyukai