Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM DAN STRATEGI

PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA WAHAM

Disusun Oleh :

1. Kharisma Ladynda (113-118-010)


2. Irma Susrini (113-118-0..)
3. Ruliety (113-118-010)
4. Anah Nuraliyah (113-118-010)
5. Wisnu Aji (113-118-010)
6. Sutrisno (113-118-010)

PRODI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

AL-IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AJARAN 2018/2019


I. MASALAH UTAMA

Waham

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Pengertian

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas

yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan

latar belakang budaya klien. Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan

adanya waham. Waham atau delusi adalah ide yang salah dan bertentangan

atau berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada kaitannya degan

latar belakang budaya (Keliat, 2009).

Waham adalah keyakinan yang tidak berdasarkan realitas, akan tetapi

dipertahankan oleh pasien (Prabowo, 2014). Manifestasi klinik waham yaitu

berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,

kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang kali secara berlebihan

tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain,

curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang

panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi

wajah tegang, mudah tersinggung.

B. Faktor predisposisi

1) Faktor perkembangan

Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal

seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir

dengan gangguan persepsi, pasien menekankan perasaannya sehingga

pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.

2) Faktor sosial budaya

Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan

timbulnya waham.
3) Faktor psikologis

Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat

menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap

kenyataan.

4) Faktor biologis

Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran

ventrikeldi otak atau perubahaan pada sel kortikol dan lindik.

5) Faktor genetic

C. Faktor presipitasi

1) Faktor sosial budaya

Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang

berarti atau di asingkan dari kelompok.

2) Faktor biokimia

Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat

menjadi penyebab waham pada seseorang.

3) Faktor psikologis

Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk

mengatasi masalah sehingga pasien mengembangkan koping untuk

menghindari kenyataan yang menyenangkan.

D. Tanda dan gejala

Menurut Nita Fitria (2009) tanda dan gejala pada klien dengan perubahan

proses pikir : waham adalah sebagai berikut :

1) Menolak makan

2) Tidak ada perhatian pada perawatn diri

3) Ekspresi wajah sedih atau gembira atau ketakutan.

4) Gerakan tidak terkontrol.

5) Mudah tersinggung.
6) Isi pembicaraan tidak sesuai kenyataan.

7) Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan.

8) Menghindar dari orang lain.

9) Mendominasi pembicaraan.

10) Berbicara kasar.

11) Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.

Menurut Prabowo (2014) tanda dan gejala dari waham adalah sebagai

berikut:

1) Pasien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,

kebesaran, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak

sesuai kenyataan).

2) Pasien tampak tidak mempunyai orang lain

3) Curiga

4) Bermusuhan

5) Merusak (diri, orang lain, lingkungan)

6) Takut, sangat waspada

7) Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas

8) Ekspresi wajah tegang

9) Mudah tersinggung

E. Akibat

Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi

verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas,

kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata

yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko

mencederai diri, orang lain dan lingkungan.


III. A. POHON MASALAH

Resiko perilaku kekerasan


Effect

Gangguan proses pikir: waham Cor Problem

Isolasi sosial: menarik diri Causa

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Masalah keperawatan :

a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Kerusakan komunikasi : verbal

c. Perubahan isi pikir : waham

d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2. Data yang perlu dikaji :

a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1). Data subjektif

Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan

kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang

orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah,

melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu

mengendalikan diri

2). Data objektif

Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras,

bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak

dan melempar barang-barang.


b. Kerusakan komunikasi : verbal

1). Data subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik

2). Data objektif

Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang

didengar dan kontak mata kurang

c. Perubahan isi pikir : waham ( ………….)

1). Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang

agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali

secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.

2). Data objektif :

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,

bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut,

kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan /

realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

d. Gangguan harga diri rendah

1). Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu

apa - apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan

perasaan malu terhadap diri sendiri

2). Data objektif


Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh

memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin

mengakhiri hidup.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Gangguan proses pikir: waham berhubungan dengan menarik diri


B. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
C. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan waham

V. RENCANA TINDAKAN/INTERVENSI KEPERAWATAN

A. Tindakan Keperawatan pada Klien


Tujuan :
1) Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
2) Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
3) Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
Tindakan :

1) Bina Hubungan Saling Percaya


Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, kita
harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
kita lakukan adalah :
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
klien
2) Tidak mendukung atau membantah waham klien
3) Yakinkanlah klien berada dalam keadaan aman
4) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
5) Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak
terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut dan
marah
6) Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan
tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien
berhenti membicarakannya
7) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan
realitas
8) Diskusikan dengan klien kemampuan re balistis yang dimilikinya
pada saat yang lalu dan saat ini
9) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya
10) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional klien.
11) Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan
pujian yang sesuai
12) Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat,
dosis obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara
meminum obat yang benar)
13) Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat
tanpa konsultasi.
B. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien
Tujuan :
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
2) Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan
yang belum dipenuhi oleh wahamnya
3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara
optimal.
Tindakan Keperawatan :
1) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
2) Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di
rumah, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat
untuk klien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama obat, dosis,
frekuensi, efek samping, dan akibat penghentian obat)
4) Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan
bantuan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, N., 2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Keliat BA.2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Prabowo, Eko. 2014. Konsep Dan Aplikasi Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:

Nuha Medika
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Tanggal : Jam : Instruksi ke :

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

Klien mengatakan bahwa dia adalah nabi, tampak selalu memakai

pakaian putih, tampak bicara banyak, mendominasi pembicaraan.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Proses Pikir: Waham

3. Tujuan Khusus

a. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap

b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar

c. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan

d. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

4. Tindakan Keperawatan

a. SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya;

mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara

memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan

yang tidak terpenuhi.


b. SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan

membantu mempraktekkannya

c. SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan

keluarga; mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya

masalah; dan obat pasien.

d. SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien

e. SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan pasien

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan untuk pasien

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya;


mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan
cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi.

ORIENTASI:

“Selamat pagi, perkenalkan nama saya X octa Milarrina, panggil saya X


saya mahasiswa STIKES, saya merawat mas selama 1 minggu.
Nama mas siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang mas B rasakan sekarang?”
“Berapa lama mas B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, mas?”
KERJA:
“Saya mengerti mas B merasa bahwa mas B adalah seorang nabi, tapi sulit
bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua
nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang
tadi terputus mas?”
“Tampaknya mas B gelisah sekali, bisa mas ceritakan apa yang
mas B rasakan?”
“O... jadi mas B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak
punya hak untuk mengatur diri mas sendiri?”
“Siapa menurut mas B yang sering mengatur-atur diri mas?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya mas, juga kakak dan adik mas
yang lain?”
“Kalau mas sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus mas sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut mas”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya mas ingin ada kegiatan diruangan
ini ya.
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dengan saya?”
”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau jadual ini mas coba lakukan, setuju mas?”
“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”
”Kita bercakap-cakap tentangobat yang harus diminum B? Mau di mana
kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”

SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu


mempraktekkannya
ORIENTASI

“Selamat pagi mas B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”

“Apakah mas B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran


amas?”

“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi mas B tersebut?”

“Berapa lama mas B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20


menit tentang hal tersebut?”
KERJA

“Apa saja hobby amas? Saya catat ya Mas, terus apa lagi?”

“Wah.., rupanya mas B pandai main catur ya, tidak semua orang bisa
bermain catur seperti itu lho B”(atau yang lain sesuai yang diucapkan
pasien).

“Bisa mas B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur,
siapa yang dulu mengajarkannya kepada mas B, dimana?”

“Bisa mas B peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik
itu?”

“Wah..baik sekali permainannya”

“Coba kita buat jadual untuk kemampuan mas B ini ya, berapa kali
sehari/seminggu mas B mau bermain catur?”

“Apa yang mas B harapkan dari kemampuan bermain catur ini?”

“Ada tidak hobi atau kemampuan mas B yang lain selain bermain catur?”

makan siang? Di ruang tamu saja, ya setuju?”

“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus mas B minum,
setuju?”

“Bagaimana kalau sekarang mas B teruskan kemampuan bermain catur


tersebut…….”

Terminasi

”Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan


kemampuan B?”

”setelah ini, coba B lakukan main catur sesuai dengan jadwal yang telah
kita buat ya!”
”besok kita ketemu lagi ya B? Bagaimana kalau nanti sebelum makan
siang? Di kamar makan saja ya?”

Nanti kita akan membicarakan tentangkemampuan lain yang dimiliki B,


setuju?”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan mas B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi


dan kemampuan amas?”

“Setelah ini coba mas B lakukan latihan catur sesuai dengan jadual yang
telah kita buat ya?”

“Besok kita ketemu lagi ya mas?”

“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang?"

a. Tindakan keperawatan untuk keluarga


Tujuan :

1.) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien


2.) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi
kebutuhan yang dipenuhi oleh wahamnya.
3.) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien
secara optimal
Tindakan :

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien


di rumah.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang:
 Cara merawat pasien waham dirumah
 Follow up dan keteraturan pengobatan
 Lingkungan yang tepat untuk pasien.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat,
dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan
konsultasi segera
6) Latih cara merawat
7) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga
SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;
mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya
masalah; dan obat pasien.

ORIENTASI

“Selamat pagi pak, bu, perkenalkan nama saya yudi, saya perawat yang
dinas di ruangan ini .... Saya yang merawat mas B selama ini. Nama bapak
dan ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”

“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah mas B


dan cara merawat B di rumah?”

“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang ruang tamu ini?”

“Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA

“Pak, bu, apakah ibu dan bapak sudah mengetahui apa yang terjadi dengan
mas B ini?yang terjadi pada mas B ini merupakan salah satu gangguan
proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara
menghadapinya. Setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang
nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama:

‘Bapak/Ibu mengerti mas B merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu
untuk mempercayainya karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.”

“Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-
hal yang baik.”
“Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang
berinteraksi dengan B”

“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang


diinginkan B, misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan
keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. B khan punya
kemampuan ............ “ (kemampuan yang pernah dimiliki oleh anak).

“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau


mencoba berikan pujian) “Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya
jadi tenang, tidurnya juga tenang”

“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang
merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini
harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam
7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena
dapat menyebabkan B kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat
memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Mas B sudah
mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera
beri pujian.

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang


cara merawat B di rumah?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi
setiap kali.”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan
kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan
pembicaraan kita tadi”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”

“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien


ORIENTASI
“Selamat pagi pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang
ketemu lagi”

“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita
bicarakan dua hari yang lalu?”

“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”

“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B
ya?”

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”

KERJA

“Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba


bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam
keadaan yang seperti ini”

“Bagus, betul begitu caranya”

“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan


yang dimiliki B. Bagus.”

“Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan


positifnya sesuai jadual?”

“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B”

“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?”

(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat
B?”

“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi
setiap kali bapak dan ibu membesuk B”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali
kesini dan kita akan mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu
lancar melakukannya”

“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”

“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan pasien

ORIENTASI

“Selamat pagi pak, bu, karena mas B rencana mau pulang, bagaimana
kalau kita berbincang tentang perawatan lanjutan untuk B?”

“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu


duduk di sini”

“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum
Bpk/Ibu menyelesaikan administrasi di depan.”

KERJA

“Pak/Bu, ini jadwal B yang sudah dibuat. Coba diperhatikan. Apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semu? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap
menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B
(bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang


ditampilkan oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B
mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera kontrol ke rumah
sakit ya”

TERMINASI

“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu?


Sudah siap melanjutkan di rumah?”

“Ini jadwal kegiatan hariannya. Kalau ada apa-apaBpk/Ibu boleh juga


menghubungi kami. Sampai jumpa!”

Sp 2 obat pasien ORIENTASI

“Selamat pagi mas B.”

“Bagaimana mas sudah dicoba latihan caturnya? Bagus sekali”

“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang mas B minum?”

“Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?”

“Berapa lama mas B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?

KERJA

“Mas B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat
diminum?”

“ Mas B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang”

“Obatnya ada tiga macam mas, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks,
dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi
teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan
jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut mas B terasa kering, untuk
membantu mengatasinya amas bisa banyak minum ”.

“Sebelum minum obat ini mas B dan ibu mengecek dulu label di kotak
obat apakah benar nama mas tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang
harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama
obatnya sudah benar”

“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya mas
B tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum
berkonsultasi dengan dokter”.

TERMINASI

“Bagaimana perasaan mas B setelah kita bercakap-cakap

tentang obat yang mas B minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa
minum obat?”

“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan amas. Jangan lupa minum
obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”

“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Mas!”

“mas, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di sini?”

“Sampai besok.”

SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan pasien

ORIENTASI
“Selamat pagi pak, bu, karena mas B rencana mau pulang, bagaimana
kalau kita berbincang tentang perawatan lanjutan untuk B?”

“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari


Bpk/Ibu duduk di sini”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum
Bpk/Ibu menyelesaikan administrasi di depan.”

KERJA

“Pak/Bu, ini jadwal B yang sudah dibuat. Coba diperhatikan. Apakah


kira-kira dapat dilaksanakan semu? Jangan lupa memperhatikan B, agar
ia tetap menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M
(mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang


ditampilkan oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B
mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera kontrol ke rumah
sakit ya”

TERMINASI
“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu?
Sudah siap melanjutkan di rumah?”

“Ini jadwal kegiatan hariannya. Kalau ada apa-apaBpk/Ibu boleh juga


menghubungi kami. Sampai jumpa!”
Sp 2 obat pasienORIENTASI

“Selamat pagi mas B.”

“Bagaimana mas sudah dicoba latihan caturnya? Bagus sekali”

“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang

kita membicarakan tentang obat yang mas B minum?”

“Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?”

“Berapa lama mas B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?

KERJA

“Mas B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat

diminum?”

“ Mas B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga

tenang”
“Obatnya ada tiga macam mas, yang warnanya oranye namanya CPZ

gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks,

dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi

teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan

jam 7 malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut mas B terasa kering, untuk

membantu mengatasinya amas bisa banyak minum ”.

“Sebelum minum obat ini mas B dan ibu mengecek dulu label di kotak

obat apakah benar nama mas tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang

harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama

obatnya sudah benar”

“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar

harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi

sebaiknya mas B tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum

sebelum berkonsultasi dengan dokter”.

TERMINASI

“Bagaimana perasaan mas B setelah kita bercakap-cakap

tentang obat yang mas B minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa

minum obat?”

“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan amas. Jangan lupa minum

obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”

“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Mas!”


“mas, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah

dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di sini?”

“Sampai besok.”

Anda mungkin juga menyukai