SKRIPSI
Oleh :
NOVA MUTAWAROH
NIM. 108113074
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NOVA MUTAWAROH
NIM. 108113074
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
Dan bahwasannya seseorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya) (QS. An-Najm ayat 39-40)
Orang pandai ialah orang yang mengetahui dimana letak kebodohannya dan ingin
selalu mencari ilmu, sedangkan orang bodoh ialah orang yang selalu
memperlihatkan segala amal dan kelebihan yang dimilikinya
vi
HALAMAN PERUNTUKAN
Bismillahirrohmaanirrohiim
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia. Yang mengajar
manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS:
Al-’Alaq 1-5)
Setiap untaian kata ini adalah wujud dari keagungan dan kasih sayang yang diberikan
Alloh SWT kepada umatnya..
Segala Puji bagi-Mu ya Allah… Alhamdulillahirobbil’aalamiin..
Ya Alloh.. Ya Tuhan ku..
Engkau telah melimpahkan nikmat dan karunia-Mu…
Engkau melimpahkan hidayah dan taufik-Mu…
Engkau permudah dalam setiap langkahku..
Syukurku tiada akhir… Lantunan shalawat dan salam dalam silahku merintih
kepada Rosulullah SAW, serta beriring Al-Fatihah dalam setiap do’a ku
menadahkan do’a dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untuk-Mu.
Atas takdir-Mu telah Kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu,
beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita ku..
Teruntuk:
Trimakasih ibu dan bapak, kalian kekasih hati yang tidak pernah surut mencintai
dengan penuh keikhlasan sepenuh hati… Untuk Mba jua, Dek ica dan dek rizki
kalian kakak dan adik-adik ku tersayang, saudara dan seseorang disana, doa dan
support kalian, penyemangat hidupku dan kebahagiaanku..
Bu wid dan Pak sapto trimakasih atas bimbingan dan do’a nya, maafkan saya sering
merepotkan, mengganggu waktu ibu dan bapa.. Dan pak suko sebagai penguji I
trimakasih atas semua masukan yang diberikan ketika ujian..
Trimakasih bunda lia dan miss lia yang tetep semangat dan sabar memberiakan
semangat untuk kita semua angkatan S1 Keperawatan 2013
vii
Ader, atus dan rachma, temen-temen dan dosen bilang kita empat serangkai,
kenanglah selalu perjuangan, kebersamaan suka dan duka kita, persahabatan kita..
Trimakasih atas support dan bantuan kalian semua…
Trimasih teman-teman Kost WISMA AGUNG: Ader , Mba ayu, Tri Puji, Nuning,
Melina dan dini, kalian memberikan kehangatan sebagai keluarga keduaku,
seseorang yang selalu meberikan dukungan semangat dan do’a,
Thank for all (adek-adek pondok pesantren al-muktar adipala yang bersedia
menjadi responden, mba sa’adah dan pak kyai yang telah mengijinkan saya
melakukan penelitian di ma’had tercinta..
Trimakasih untuk ibu rohmah selaku kepala sekolah MI Al-Mukhtar dan semua
guru, yang sudah mengijinkan saya untuk melakukan uji istrumen penelitian saya
yang memeberi bimbingan dan informasinya untuk pelaksanaan penelitian saya..
Trimakasih untuk neng sulis, neng tanti, dkk, yang sudah ikut berpartisifasi dalam
pelaksanaan penelitian ini..
viii
KATA PENGANTAR
skripsi penelitian sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sunah Rosul Terhadap Kualitas Tidur Siswa MI Di Pondok Pesantren Al- Mukhtar
Adipala Cilacap Tahun 2017”. Selama proses penyususnan skripsi ini, peneliti
mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat tersusun
1. Allah SWT yang telah memberikan segala curahan kenikmatan dan hidayah
yang tak terhingga, sehingga proposal skripsi ini dapat tersusun dengan baik.
3. Bapak, ibu, kakak dan adik yang tercinta yang senantiasa memberikan
semangat, moral, materil serta doa yang selalu mendoakan untuk kesuksesan.
4. Ahmad Subandi, M. Kep., Sp. Kep. An Selaku Ketua STIKES Al-Irsyad Al-
penelitin ini.
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN..........................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
HALAMAN PERUNTUKAN...............................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI.........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR BAGAN................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvii
ABSTRAK...........................................................................................................xviii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................10
C. Tujuan Penelitian................................................................................11
D. Manfaat Peneitian...............................................................................12
E. Keaslian Penelitian.............................................................................14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI............................17
A. TUJUAN PUSTAKA.........................................................................17
1. Pendidikan Kesehatan...................................................................17
a. Definisi 17
b. Sasaran Pendidikan Kesehatan...............................................17
c. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan...................................18
d. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Pendidikan Kesehatan......20
e. Macam-Macam Media Pembelajaran.....................................21
f. Perilaku Kesehatan 23
2. Anak Usia Sekolah.......................................................................26
a. Definisi 26
b. Pertumbuhan Dan Perkembangan...........................................27
1) Karakteristik Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik.....27
2) Karakteristik Perkembangan Motorik..............................28
3) Karakteristik Perkembangan Kognitif.............................28
4) Karakteristik Perkembangan Moral.................................28
3. Kualitas Tidur Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun)................29
a. Konsep Tidur 29
1) Definisi 29
xi
2) Fisiologi Tidur 29
3) Fungsi Endokrin Selama Tidur........................................30
a) Hormon Pertumbuhan 30
b) Hormon Kortisol 31
(1) Ritme Sikardian 31
(2) Siklus Tidur 32
(3) Siklus Bangun Tidur 34
b. Pola Tidur Dan Durasi Tidur Normal Pada Anak..................35
c. Kualitas Tidur 36
d. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur..........................37
1) Penyakit 37
2) Lingkungan 37
3) Kelelahan 37
4) Gaya Hidup 38
5) Stress Emosi 38
6) Asupan Makan Dan Kalori..............................................38
7) Medikasi 38
e. Gangguan Tidur Pada Anak...................................................38
1) Definisi 38
2) Penyebab Gangguan Tidur Pada Anak............................39
3) Klasifikasi 39
a) Insomnia 39
b) Parasomnia 40
c) Narkolepsi 40
d) Sleep Apnea 40
4) Dampak Gangguan Tidur Pada Anak..............................41
4. Adab Tidur Sehat Menurut Sunah Rosulullah Saw......................41
a. Larangan Tidur Sebelum Isya’ Dan Berbincang Setelahnya. .41
b. Berwudhu Dan Menghadap Kanan.........................................43
c. Membersihkan Tempat Tidur..................................................46
d. Berdo’a....................................................................................47
e. Berdzikir..................................................................................49
f. Membaca Al-Qur’an................................................................50
g. Mematikan Lampu, Menutup Tempat Air, Dan Makanan......52
h. Niat Bangun Solat Malam.......................................................54
5. Pondok Pesantren.........................................................................55
a. Elemen Pokok Pondok Pesantren............................................56
1) Pondok/ Asrama 56
2) Masjid 57
3) Santri 57
4) Kyai 58
5) Pengajian Kitab-Kitab Klasik............................................58
xii
b. Pola Kebiasaan Tidur Anak Pondok Pesantren.......................59
B. KERANGKA TEORI.........................................................................60
BAB III. METODELOGI PENELITIAN.............................................................61
A. KERANGKA KONSEP.....................................................................61
B. HIPOTESIS PENELITIAN................................................................63
C. VARIABEL PENELITIAN................................................................64
D. DEFINISI OPERASIONAL, VARIABEL, CARA
PENGUKURAN, HASIL PENGUKURAN DAN SKALA
PENGUKURAN..................................................................................64
E. DESAIN PENELITIAN.....................................................................66
F. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN......................................67
G. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN..........................................69
H. ETIKA PENELITIAN........................................................................69
I. ALAT PENGUMPULAN DATA......................................................71
J. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA............................................77
K. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA............................80
BAB IV. HASIL PENELITIAN............................................................................90
A. ANALISA UNIVARIAT...................................................................90
1. Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul Anak
MI Di Pondok Pesantren Al-Muktar Adipala Cilacap Sebelum
Dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat
Sunah Rosul...................................................................................90
2. Kualitas Tidur Anak MI Di Pondok Pesantren Al-Muktar
Adipala Cilacap Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendidikan
Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul....................................91
B. ANALISA BIIVARIAT.....................................................................92
1. Uji Prasyarat (Uji Normalitas).......................................................92
a. Uji Normalitas Data Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sehat
Sunah Rosul Sebelum dan Setelah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul............92
b. Uji Normalitas Data Kualitas Tidur Sebelum dan Setelah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul....................93
c. Uji Normalitas Data Selisih Pre Post Pola Kebiasaan Penerapan
Adab Tidur Sehat Sunah Rosul dan Selisih Pre Post Kualitas Tidur
Anak Mi Di Pondok Pesantren Al- Mukhtar Adipala Cilacap94
2. Pengujian Hipotesis.......................................................................95
a. Perbedaan Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul
Anak MI Di Pondok Pesantren Al-Muktar Adipala Cilacap Sebelum Dan
Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul
95
xiii
b. Perbedaan Kualitas Tidur Anak MI Di Pondok Pesantren Al- Muktar
Adipala Cilacap Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendidikan
Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul...............................96
c. Hubungan Perubahan Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sehat
Sunah Rosul dengan Perubahan Kualitas Tidur Anak MI di Pondok
Pesantren Al-Mukhtar Adipala Cilacap....................................97
BAB V. PEMBAHASAN PENELITIAN.............................................................99
A. INTERPRETASI DAN DISKUSI HASIL.........................................99
1. ANALISA UNIVARIAT...............................................................99
a. Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sunah Rosul Anak MI Di
Pondok Pesantren Al-Muktar Adipala Cilacap Sebelum Dan Setelah
Diberikan Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul 99
b. Kualitas Tidur Anak MI Di Pondok Pesantren Al-Muktar Adipala
Cilacap Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Adab
Tidur Sehat Sunah Rosul...........................................................99
2. ANALISA BIVARIAT..................................................................107
a. Perbedaan Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sunah
Rosul Anak MI Di Pondok Pesantren Al-Muktar Adipala
Cilacap Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendidikan
Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul...............................107
b. Perbedaan Kualitas Tidur Anak MI Di Pondok Pesantren Al-
Muktar Adipala Cilacap Sebelum Dan Setelah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul............110
c. Hubungan Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sunah
Rosul dengan Kualitas Tidur Anak MI di Pondok Pesantren
Al-Mukhtar Adipala Cilacap.....................................................114
B. KETERBATASAN PENELITIAN....................................................120
C. IMPLIKASI TERHADAP PELAYANAN DAN PENELITIAN......121
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN...................................................................123
A. SIMPULAN 123
B. SARAN 124
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel.4.3 : Uji Normalitas Data Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sunah
Rosul Anak Mi Di Pondok Pesantrn Al-Mukhtar Adipala Cilacap
Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Adab Tidur
Sehat Sunah Rosul..............................................................................92
Tabel.4.4 : Uji Normalitas Data Kualitas Tidur Anak Mi Di Pondok Pesantrn Al-
Mukhtar Adipala Cilacap Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan
Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul.........................................93
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ADAB TIDUR SEHAT SUNAH
ROSUL TERHADAP KUALITAS TIDUR ANAK MI DI PONDOK
PESANTREN AL-MUKHTAR ADIPALA CILACAP TAHUN 2017
ABSTRAK
Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, adab tidur sehat sunah Rosul, pondok
pesantren, kualitas tidur
Kepustakaan : 87 (2000-2016)
xviii
The Effect Of Health Education Health Sleep Etiquette Sunnah Rosul On
Sleep Quality Of Childrens In Al-Muktar Islamic Boarding School
Adipala Cilacap 2017
ABSTRACT
Sleep is a very important requirement for humans especially at the age of the
child. The sleep quality of cottage children's is influenced by some of the habits,
environment and activities that become their routine and can disturb their sleep
time. Children with poor sleep quality will have an impact to the growth,
development, psychology and concentration problems. Islam teaches their
adherents about Sleep Etiquette exampled by Rosululloh SAW. The age of children
in Primary school are an ideal time to practice fine motor skills, including to train
the habit of applying sleep etiquette of sunnah Rosul SAW, it can be given the
health education about health sleep etiquette of sunnah rosul SAW expected can be
affected the quality of sleeping childrens in islamic boarding school. Based on the
data of children’s primary school of Al-Mukhtar Adipala Cilacap showed there are
sleep problems, which can be seen from the total sleep time at night 5-7 hours there
are 5 students (56%), the length of time required to sleep > 60 minutes there are 4
Students (44%) and feel sleepy when doing activities are 8 students (89%).
The purpose of this study is to know the effect of health education adab healthy
sleep sunnah Rosul to sleep quality of MI children in Pondok Pesantren Al-
Mukhtar Adipala Cilacap Year 2017. Type of pre-experimental study design using
One Group Pretest-Posttest Design with sampling technique is Total Sampling.
Number of samples are 26 students of fourth, fifth and sixth class in Al-Muktar
Islamic Boarding School Adipala Cilacap. Data were analyzed by using Paried
Sample T- Test, Wilcoxon test, Lilifors Normality test, and Pearson Product
Moment Correlation Test.
The result of this research are there the difference of habitual pattern of sun
bed wearing before and after being given health education of health sleep etiquette
sunnah Rosul with value (pv = 0,002 < 0,05), there the difference of quality of
sleep between before and after given health education with Value (pv = 0,007 <
0,05), and there is no correlation between habitual pattern of sunbed sleeping
practice with change of sleep quality before and after given the health education of
health sleep etiquette sunnah Rosul with value (pv = 0,674 > 0.05).
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak adalah pribadi yang unik, ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh
kecil, namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan
merupakan amanah Allah SWT yang harus kita lindungi agar tercapai masa
keberlanjutan masa depan bangsa dengan kualitas yang unggul. Anak memiliki
posisi strategis, karena jumlahnya 38% dari total penduduk Indonesia (Sentika,
2007). Menurut Yanuar (2016) menyatakan bahawa setiap orang tua pasti
mengajarkan sikap tingkah laku yang jujur dan bermoral, dan menyiapkan
murid untuk hidup sederhana dan bersih hati. Setiap murid di ajar agar
menerima etik agama di atas etik-etik yang lain. Yang menjadi salah satu ciri
khas dari pondok pesantren adalah semua murid (santri) yang mencari ilmu dan
tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang kyai dengan model
menginap menyatu dengan santri yang lainnya. Tempat tinggal sesaat untuk
1
2
para santri ini yang kemudian oleh orang jawa di populerkan oleh istilah
selain dibekali ilmu agama, para santri juga mendapat ilmu umum. Para santri
pengetahuan juga memiliki iman dan taqwa yang sebagai bekal untuk hidup
bermasyarakat. Santri hidup dalam suatu komunitas khas, dengan kyai, ustadz,
Al-Hasan Ciamis, bahwa pola hidup dipondok sangat berbeda dengan pola
hidup ketika dirumah. Salah satu perubahan itu adalah mengenai pola tidur,
kegiatan dipondok dimulai dengan bangun lebih awal menerapkan aturan tidur
pada jam 10 malam dan bangun pada jam 3 pagi bagi para muridnya, mengaji
sebelum dan setelah sekolah, solat berjamah, jadwal piket kamar, kemudian
tidur sehingga menyebabkan anak akan tidur lebih larut dan bangun lebih
cepat. Dan pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah ataupun tempat
mengaji didapatkan fakta bahwa merasa mengantuk dan hampir sebagian siswa
lain juga mengantuk dan sebagian lagi menyatakan susah untuk konsentrasi
dan menerima kehidupan pesantren beresiko menimbulkan rasa cape dan stress
yang akan berdampak salhn satunya pada pola tidur anak tersebut. Penelitian
yang dilakukan Saifudin & Ery (2012) menunjukan hasil bahwa terdapat
hubungan stress dengan pola tidur siswa pondok pesantren modern di
Bokoharjo.
Tidur merupakan kebutuhan fisiologis yang sangat primer dan mutlak harus
setiap individu. Kebutuhan ini merupakan syarat dasar, apabila kebutuhan ini
tidak terpenuhi, maka dapat mempengaruhi kebutuhan yang lain (Wartonah &
manusia tahun 1970, tidur menempati tingkatan yang paling dasar yaitu pada
area kebutuhan fisiologis yang menunjukan bawa tidur sangatlah penting bagi
manusia, seperti halnya udara, makan, minum, istiraat, aktiitas, menjaga suhu
tubuh, tempat tinggal, dan kebutuan dasar lainnya, yaitu keamanan dan
kenyamanan, cinta dan rasa memiliki, harga diri, bakan sampai paling tinggi
otak yang digunakan untuk mengingat (Wartonah & Tarwoto, 2006). Tidur
mengerti akibat yang terjadi apabila seseorang itu tidak tercukupi kebutuhan
keseimbangan nutrisi dan tidur yang sehat (Prasadja, 2009). Tidur sehat adalah
dambaan setiap orang, dengan tidur yang sehat akan memberikan dampak
jangka panjang pada kesejahteraan fisik dan psikis manusia. Tidur sehat dan
berkualitas dapat dilihat bukan hanya dari aspek kuantitatif tetapi juga
kualitatif. Banyak diterima oleh kita mengenai tidur 8 jam sehari sebagai tidur
sehat ternyata dipatahkan oleh penelitian Daniel F Kripke seorang profesor ahli
Amerika Serikat dan Jepang menyimpulkan bahwa tidur selama 8 jam sehari
memiliki resiko kematian lebih cepat dibandingkan selama 6-7 jam sehari,
khususnya pada usia anak. Kualitas tidur yang baik tentunya sangat
diperlukan tubuh agar tetap merasa bugar. Anak dengan kualitas tidur yang
dan konsentrasinya. Kualitas tidur yang buruk juga akan mengganggu ritme
memiliki skor yang lebih rendah dalam tes membaca, matematika dan
tidur atau mempertahankan tidur terjadi pada sekitar 10% hingga 20%
anak berusia 8-9 tahun, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan
terjadi pada sekitar 1%-3% anak usia sekolah, dan mengantuk yang berlebihan
di siang hari tampaknya menyebabkan masalah nyata pada sekitar 10% anak
gayahidup, posisi tidur dll (Ibrahim, 2013). Salah satu pengaruh posisi tidur
bagi tubuh, penelitian yang dilakukan Supadi (2008) bahwa hasil penelitiannya
tidur klien gagal jantung. Pengaruh cahaya ketika tidur, dibuktikan oleh
tidak menggunakan lampu pada saat tidur, kualitas tidur seseorang lebih baik.
Tidur yang kita lakukan sebaiknya memang mengikuti petunjuk yang telah
disarankan oleh para ahli kesehatan tersebut, agar tidur yang dilakukan dapat
membawa kebaikan dan kesehatan bagi badan. Hal ini menunjukkan kepada
tidur, selain makan dan minum, tidur merupakan titik awal munculnya energi
baru. Setiap orang tidak terlepas dari faktor-faktor biologis yang selalu
kesehatan manusia, kesehatan badan dan jiwa. Bentuk syukur terhadap nikmat
kesehatan yang Allah berikan ialah dengan mengikuti petunjuk Rosul dan
akan menyadari bahwa petunjuk beliau itu adalah yang paling baik untuk
Adab tidur Rasulallah SAW niscaya ia akan memahami Adab tidur yang benar
dan paling bermanfaat untuk badan dan organ tubuh” (Hidayatullah, 2010).
Tidur Nabi Rasulallah SAW adalah tidur yang paling baik dan bermanfaat
bagi tubuh dan kekuatannya, begitu pula bangun beliau Rasulallah SAW.
Setelah bangun beliau bersiswak, wudu, dan mendirikan shalat tahajud hingga
terbitnya matahari. Yang demikian ini tentu akan mendatangkan kebaikan hati
dan badan, di dunia dan di akhirat (Al-Jauziyah, 2000). Seperti penelitian yang
sebelum tidur terhadap kejadian insomnia pada lanjut usia. Penelitian lain yang
dalam pembahasan hadist tentang berbaring ke kanan saat tidur dapat dipahami
perintah yang harus dikerjakan, melainkan hanya sebuah anjuran saja. Karena
seseorang akajn mencari cara supaya tidurnya itu nyaman dan berkualitas.
kesehatan tubuh yang seharusnya kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW
berkaitan dengan tata cara tidur Rosul yaitu bagaimana tidur yang baik, dan
tidur pada anak sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Anak-anak biasanya untuk
maupun bimbingan orang tua atau pengasuhnya. Peran sekolah atau lembaga
pendidikan anak dan orang tua sangat diperlukan dalam proses menciptakan
kebiasaan menerapakan adab tidur. Usia sekolah dasar merupakan saat ideal
untuk melatih kemampuan motorik seorang anak (Riyanti & Saptarini, 2012).
dalam otak adalah indera pandang. Kurang lebih 75%- 87% dari pengetahuan
dengar dan 12% lainnya tersalur melalui indera yang lain (Maulana, 2009).
dan audio visual. Penelitian yang dilakukan Haryoko (2009) Media audio
visual dipilih sebagai alternatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran
karena media audio visual dapat dikemas dalam proses pembelajaran, lebih
menarik, dan dapat diedit (diperbaiki) setiap saat. Menggunakan media audio
hasil pengetahuan siswa SD Negeri Pajang III Surakarta tentang gizi seimbang
setelah diputarkan media audio visual ada peningkatan pengetahuan gizi yang
baik sebesar 13,7%. Audio Visual sebagai media yang menggabungkan dua
indera sekaligus alat bantu yang tepat media ini sangat baik digunakan untuk
Anak usia Sekolah Dasar (SD) merupakan suatu kelompok yang sangat
strategis untuk melakukan pola kebiasaan penerapan secara dini mengenai adab
tidur, pada masa ini anak mulai mengembangkan pola berpikir logis dari pola
pikir intuitif dan terjadi perubahan dari interaksi egosentris menjadi interaksi
Sehat Sunah Rosul pada murid kelas IV-VI yang rata-rata berumur 9-12 tahun
diharapkan anak berpengetahuan adab tidur dengan baik, karena pada masa ini
adalah masa kritikal, dimana adab tidur dapat terbiasa diaplikasikan dalam
pada kelas IV, V dan VI yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas IV terdiri dari 9
siswa, kelas V terdiri dari 11 siswa dan kelas VI terdiri dari 7 siswa, jumlah
total sebesar 27 siswa. Survei pendahuluan dilakukan dengan membagikan 18
pertanyaan pengetahuan tentang adab tidur Sehat Sunah Rosul terhadap 9 siswa
yang terdiri dari perwakilan kelas V dan kelas VI yang dipilih secara acak.
cukup baik dan tidak ada siswa dengan pengetahuan yang kurang.
Pondok Pesantren Al-Mukhtar Adipala Cilacap Tahun 2017 pada kelas IV, V
dan VI didapatkan hasil menunjukkan mayoritas tidak dapat tidur dengan baik
yang dapat dilihat dari total waktu tidur pada malam hari 5-7 jam yaitu 5 siswa
(56%), lama waktu yang dibutuhkan untuk tertidur >60 menit yaitu 4 siswa
(44%) dan merasa nengantuk ketika melakukan aktivitas 8 siswa (89%). Dan
seperti pusing 7 siswa (78%), rasa tidak nyaman 7 siswa (78%), sulit bernafas
seperti kebisingan dan sorot lampu ruangan yang terlalu terang 6 siswa (67%).
data bahwa Siswa MI Al-Mukhta sudah mendapatkan materi tentang adab tidur
pendidikan kesehatan tentang adab tidur sehat sunah Rosul. Dari pengurus
adab tidur tersebut sebagai kebiasaannya sebelum tidur. Selain itu, masalah
selanjutnya adalah apakah dengan diberikan pendidikan adab tidur sehat sunah
Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul terhadap Kualitas Tidur
B. RUMUSAN MASALAH
khususnya pada usia anak. Pola tidur anak pondok dipengaruhi oleh banyak
Kualitas tidur yang baik tentunya sangat diperlukan tubuh agar tetap
merasa bugar. Anak dengan kualitas tidur yang buruk akan berdampak
Islam merupakan agama yang penuh dengan peraturan pada setiap sisi
kita teladani dan mempraktekkan segala kepribadian dan perilaku Rosul dalam
kehidupan kita sehari-hari, salah satunya yaitu mengenai Adab Tidur Rosul.
Banyak hal yang bermanfaat tersembunyi dari seluruh akhlak baik Beliau yang
dijelaskan dalam banyak hadis yang berisi tentang tata cara tidur Rosul, ini
menunjukkan bahwa secara tidak langsung Rosululloh SAW mengajarkan
kepada umatnya bagaimana cara tidur yang baik dan berkah. Peneliti
(santri) tidak dapat tidur dengan baik yang dapat dilihat dari total waktu tidur
pada malam hari 5-7 jam yaitu 5 siswa (55,6%), lama waktu yang dibutuhkan
untuk tertidur >60 menit yaitu 4 siswa (44%) dan merasa nengantuk ketika
Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul terhadap Kualitas Tidur Siswa MI di
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
sunah Rosul.
sunah Rosul.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul terhadap Kualitas Tidur Siswa
b. Bagi peneliti
c. Bagi Perawat
Hasil penelitian dapat menjadi pustaka bagi para perawat agar dapat
d. Bagi Sosial
Adab
tidur sesuai ketentuan syariat dan baik bagi kesehatan yaitu sala satunya
kualitas tidur pada seseoang melalui penkes dan penerapan adab tidur.
E. KEASLIAN PENELITIAN
digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experimental study dengan one
cukup (44,4%), dan baik (6,7%). Dan pengetahuan setelah diputarkan media
audio visual termasuk dalam kategori kurang (22,2%), cukup (28,9%), dan
sehat sunah Rosul, perbedaan penelitian ini juga terletak pada variabel
Cilacap Tahun 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre
Menjelang Tidur. Alasan peneliti memilih tema tersebut adalah karena dua
hadis-hadis yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tidur. Adapun analitik yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dengan subyek penelitian usia lanjut usa 6 tahun atau
pada variabel independen yaitu pengaruh pendidikan adab tidur sehat sunah
ini terletak juga pada desain yang digunakan yaitu pre experimental design
tersebut, dapat diketaui bawa belum ada penelitian yang secara kusus
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. PENDIDIKAN KESEHATAN
1) Sasaran primer
2) Sasaran sekunder
17
18
3) Sasaran tersier
a) Aspek promotif
b) Aspek preventif
a) Tatanan keluarga
b) Tatanan sekolah
juga para guru adalah orang tua kedua bagi anak usia sekolah.
c) Tempat kerja
d) Tempat umum
2) Metode kelompok
3) Metode massa
1) Auditif
rekorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau
2) Media Visual
yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slide, foto, gambar
atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau
dan visual atau bisa disebut media pandang dan dengar. Contoh media
durasi waktu karena pada umumnya durasi video lebih singkat antara
20-40 menit. Hal ini dikaitkan dengan kemampuan daya ingat manusia
atau film pendek merupakan film yang memiliki masa putar di bawah
f. Perilaku Kesehatan
1) Definisi
a) Perubahan alamiah
b) Perubahan terencana
minuman beralkohol.
terlebih dahulu tahu apa manfat perilaku tersebut bagi dirinya atau
tujuan dan manfaat bagi kesehatan atau keluarga dan apa bahayanya
(2) Sikap
sikap kesehatan yaitu sikap terhadap sakit dan penyakit, sikap cara
sikap antara lain yaitu; pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap
(3) Keterampilan
a. Definisi
dan sedang dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik
(0-1 tahun), usia bermain (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia
yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-
hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya dan orang lainnya. Usia
besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.
oleh faktor genetik dan juga lingkungan terlihat jelas pada individu lain.
mereka sukai, seperti sepak bola. Setelah usia 9 tahun, sebagian besar
maupun di masyarakat.
dirinya sendiri.
a. Konsep Tidur
1) Definisi Tidur
diperlukan oleh manusia secara rutin. Keadaan tidur ini ditandai oleh
keadaan tidak sadarkan diri yang relative, yang bukan hanya keadaan
penuh ketenangan tanpa kegiatan akan tetapi lebih kepada suatu urutan
2) Fisiologi Tidur
pusat otak untuk dapat tidur dan bangun. Pusat pengaturan aktivitas tidur
terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu Reticular
nyeri, dan perabaan, juga menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk
rangsangan emosi. Pada saat tidur kemungkinan disebabkan adanya
pelepasan serum serotonin dari sel-sel khusus yang berada di pons dan
dan system limbik. Dengan demikian, system batang otak yang mengatur
perubahan dalm tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat & Uliyah, 2012).
Pada saat tidur, berbagai fungsi organ tubuh anak sedang meningkat,
memperbaiki dan memperbarui seluruh sel yang ada di tubuh, dari sel
kulit, sel darah sampai sel saraf otak. Selain itu, tidur juga membantu
b) Hormon kortisol
irama sirkadian dengan puncak sekresi pada pagi hari atau 1 jam setelah
bangun tidur dan titik paling rendah pada larut malam. Namun hal ini
tidur berubah, maka sekresi hormon kortisol pada awalnya akan seperti
utama yaitu: irama sirkadian, siklus bangun tidur, dantahapan tidur REM
yang paling umum adalah ritme sirkadian atau irama sirkadian yang
melengkapi siklus selama 24 jam. Ritme biologis ini diatur oleh tubuh dan
dan stimulus elektromagnetik. Ritme ini diatur oleh suatu area diotak yang
internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang berperan adalah siklus
mengontrol ritme sirkadian (Perry & Potter, 2006; Guyton & Hall, 2006
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, atau
juga dikenal dengan ntidur yang nyenyak. Pada tidur jenis ini,
(1)Tahap I
frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, dapat bangun segera selama
(2)Tahap II
(3)Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan siri denyut nadi dan
(4)Tahap IV
gerak bola mata cepat, sekresi lambung dan tonus otot menurun.
selama 5-30 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan
tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat
bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ketika fase REM tidur tidak
senyenyak fase NREM dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap
20% pada fase ini. Selain itu, orang menjadi sulit dibangunkan, hal ini
terjadi akibat ambang batas arousal dari stimulus sensori dan stimulus
tidak teratur. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup, serta
biasanya mimpi pada fase ini dapat diingat, karena pada fase REM
Dalam satu kali periode tidur, seseorang akan melewati fase tidur
normalnya berlangsung selama 1,5 jam dan biasanya terjadi 4-5 kali
siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus dimulai dari fase NREM dan
tahap III dan II selama 20 menit, fase REM muncul setelahnya dan
berlangsung selama 10 menit. Durasi tidur fase NREM tahap III dan IV
dari satu siklus ke siklus selanjutnya terus mengalami pengurangan,
Kebutuhan tidur setiap individu tentu saja berbeda. Hal utama yang
Anak usia sekolah tidur antara 8-12 jam per malam tanpa tidur siang
anak usia 8 tahun minimal memerlukan 10 jam tidur setiap malam. Saat
anak mendekati usia 11-12 tahun dibutukan tidur yang lebih sedikit dan
waktu tidur dapat telat sampai jam 10 malam. Tidur REM pada anak usia
dimalam hari karena mimpi buruk masalah ini terus menurun seiring
Tabel 2.1
Kebutuhan Tidur
dari semua kelompok usia. Kuantitas tidur adalah waktu atau jumlah tidur
lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva
merah, mata perih, perhatian terpecah, sakit kepala dan sering menguap atau
malam hari seperti kedalman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan kemudahan
untuk tidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur yang baik dapat memberikan
perasaan tenang dipagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan
tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan vital
tanda fisik yaitu Ekspresi wajah (area gelap disekitar mata, bengkak di
kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata trlihat cekung), kantuk yang
enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, dan ilusi
1) Penyakit fisik
kesulitan bernafas atau masalah suasana hati seperti kecemasan atau depresi,
dapat menyebabkan masalah tidur. Penyakit juga memaksa klien untuk tidur
2) Lingkungan
kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Dengan tidak adanya stimulus
seiring berjalannya waktu seseorang tersebut akan bisa beradaptasi dan tidak
3) Kelelahan
Semakin lelah seseorang maka semakin pendek pula siklus tidur REM yang
dilaluinya, dan setelah beristirahat yang cukup, siklus REM tersebut akan
4) Gaya hidup
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar
5) Stres Emosi
dipenuhi dengan masalah mungkin tidak bisa rileks untuk bisa tidur.
tidak dapat dicerna yang mengaggu tidur. Kafein yang dikonsumsi pada
7) Medikasi
1) Definisi
Gangguan tidur adalah suatu kondisi gangguan medis pola tidur yang
perilaku dan kondisi fisiologis pada saat tidur. Gangguan kuantitas tidur
adalah tidak terpenuhinya durasi tidur yang normal, akibat kesulitan
kualitas tidur adalah terputusnya tidur akibat terbangun ketika tidur yang
Putri, 2015).
mengganggu, cahaya, bau, atau pun lokasi tidur. Keadaan social ekonomi
bisimh. Faktor lain adalah kebiasaan dan perilaku sebelum tidur, seperti
sebelum tidur. Gangguan tidur juga dapat terjadi akibat efek sekunder
dari penyakit lain sedang diderita (Schochat, 2010, dalam Putri, H, 2015).
3) Klasifikasi
a) Insomnia
dari tidur di pagi hari namun merasa belum cukup tidurnya belum cukup
insomnia memiliki waktu tidur yang lebih lama tetapi kualitasnya kurang.
Penyebab insomnia biasanya karena stress atau kecemasan, depresi, efek
b) Parainsomnia
perilaku mengganggu yang selama tidur. Kelainan ini nsering terjadi pada
tiap-tiap- fase tidur. Parasomnia saat tidur fase NREM terdiri dari sleep
walking (berjalan saat tidur), night terror (ketakuatan yang terjadi tiba-tiba
anak jatuh tidur. Parasomnia saat tidur fase REM, contohnya nightmares
c) Narkolepsi
d) Sleep Apnea
Sleep Apnea adalah suatu periode henti nafas ketika tidur (Cortese,
efek baik akut maupun kronis. Efek akut yang mungkin dialami akibat
Semua yang beliau lakukan penuh dengan hikmah dan terkandung manfaat
pengaruh positif bagi kesehatan kita, baik jasmani maupun ruhani. Sebab,
yang tidak hanya sebatas jasmani semata, tetapi juga mempunyai dampak
yang tidur sebelum isya’ tidak dapat bangun pada malamnya, sehingga dia
akan meninggalkan sholat isya’. Untuk itu Nabi telah memberi contoh
ilmiah menunjukkan bahwa 70 % waktu tidur kita yang pulas tanpa mimpi
berlangsung pada sepertiga malam pertama, semakin malam atau semakin
tidur lebih awal di malam hari akan meningkatkan kecerdasan dan daya
yang telah tertidur biasanya sulit untuk bangun, apalagi jika di malam hari.
Hal inilah yang dikhawatirkan jika seseorang tidur sebelum isya’ dan sulit
untuk bangun sehingga ia tidak sempat mengerjakan shalat isya’. Selain itu
mempercepat tidur setelah isya’ dapat membantu bangun lebih awal untuk
Anjuran untuk bersegera tidur setelah isya’ ini sebenarnya perlu dikaji
mungkin semua orang bisa melakukan hal tersebut. Misalnya saja bagi
para pekerja shift malam, tidak mungkin jika mereka harus tidur lebih
awal, karena pada saat itu mereka harus melakukan pekerjaan mereka.
Contoh lain, bagi para pelajar atau mahasiswa yang mengerjakan tugasnya
di malam hari, mereka juga tentu tidak akan tidur sebelum tugasnya selesai
dikerjakan. Jadi, anjuran Nabi untuk bersegera tidur setelah isya’ ini
tidak hanya ketika akan melaksanakan sholat, namun bisa dilakukan ketika
pada saat waktu tidur, maka meninggalnya dalam keadaan yang suci
(fitrah). Tanpa kita sadari ternyata tidur mempunyai aturan yang hendaknya
kita perhatikan, bahwa Nabi menganjurkan posisi tidur yang paling baik
berbagai penelitian oleh para ahli kesehatan Dunia, salah satunya adalah
senantiasa sehat. Wudhu juga sebagai pelindung yang sangat efektif bagi
lapisan kulit bagian luar dari serangan mikroba yang akan masuk ke tubuh
Salah satu ahli medis yang sudah tidak diragukan lagi keilmuannya
jantung, paru- paru, darah tinggi, dan kanker (Elzaky & Jamal, 2011).
2) Berkumur-kumur
3) Membersihkan hidung
kuman, kemudian jika dua kali dapat menambah bersih (Prabowo, 2013).
5) Membasuh telinga
menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar. Jantung lebih
jantung menjadi lebih lambat, serta tekanan darah juga akan menurun.
Otak bagian kiri yang mempersarafi segala aktivitas organ tubuh bagian
kanan akan terhindar dari bahaya yang timbul akibat sirkulasi yang
c) Mengistirahatkan lambung
Maka perjalanan makanan yang tercerna dan siap diserap akan menjadi
lebih lama. Dengan waktu yang dibutuhkan dalam penyerapan zat gizi
anus) akan lebih cepat sembuh. Jika sudah penuh, reaksi yang terjadi
selanjutnya akan merangsang gerak usus besar diikuti relaksasi dari otot
f) Membantu Pernapasan
dalam makanan, minuman, dan pakaian. Begitu pula dengan tempat tidur.
Bahwa Nabi telah menganjurkan kepada kita ketika menjelang tidur untuk
Tempat tidur yang bersih dan nyaman merupakan salah satu hal yang
menjaga kebersihan tempat tidur. Anjuran Nabi ini jika ditinjau dari ilmu
Tempat tidur, kasur dan seprei harus bersih dan terbebas dari parasit,
mikroba, dan debu. Pada tahun 1967 seorang ilmuan Belanda, David
parasit, yang menempel pada kasur dan seprei yang disebut tungau. Tungau
yang masih hidup ataupun yang sudah mati, apabila masuk ke dalam paru-
rongga dada, seperti asma atau alergi di sekujur tubuh, seperti articaria
(bersin-bersin) dan penyakit kulit yang diakibatkan alergi. Maka, Selalu jaga
kebersihan tempat tidur berarti menjaga diri dan orang lain dari bahaya
penyakit yang ditimbulkan oleh tempat tidur yang kotor (Syawqi, 2013).
d. Berdoa
ikatan cinta manusia terhadap Allah (Saiful A, 2012). Jadi berdoa ketika
menjelang tidur merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan Nabi agar kita
mendapatkan lindungan dari manusia dan syetan yang jahat, sebagaimana
sabda Rasululloh: “tak ada sesuatu yang lebihmulia disisi Allah dari pada
doa”. Demikian juga bahwa doa termasuk dalam kategori ibadah (jadi
Doa merupakan salah satu hal yang ghaib membuat para ilmuwan barat
dan ukuran lainnya yang bisa dilihat atau dirasakan (Hasan, 2008).
yaitu kelompok yang rajin beribadah (berdoa) dan tidak. Enam hari dalam
berbagai ibadah dengan baik. Para pasien itu menjalani terapi dan
pengobatan selama enam bulan. Dan perubahan yang jelas terlihat pada
kelompok yang taat berdoa. Para peneliti berkeyakinan bahwa orang taat
memiliki kekuatan yang lebih besar menanggung rasa sakit dan menahan
penderitaan. Mereka juga memiliki jiwa lebih kuat dan stabil sehingga
penenangan diri. Sebagai umat Islam cara yang dilakukan untuk melatih
jiwa dan menenangkan diri adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah
Swt, salah satu caranya adalah dengan berdoa. Dalam berbagai penelitian
niscaya fungsi tubuh yang mendasar pun akan berjalan dengan baik seperti
pengaturan suhu tubuh sehingga badan tetap stabil sehat (Prabowo, 2013).
e. Berdzikir
demikian hati beliau tidak pernah kosong dari mengingat Allah Swt. Seperti
menentramkan hati. Sebab, ketika kita ingat kepada Allah, maka pada saat
itu terselip sikap menyandarkan diri kepada Allah yang disebut tawakal
(berserah diri). Bahwa kita mengenal salah satu sifat Allahadalah Al Wakil
mulia dan begitu dianjurkan, simpel dan mudah dilakukan tidak harus
dengan persiapan, tempat, dan waktu khusus. Dalam kondisi apa pun
diperbolehkan seperti menjelang tidur, asal tidak pada tempat-tempat yang
jantung koroner lebih rendah 50% (Fauzi, 2012). Hal ini sebagaimana
lebih banyak. Lebih lanjut akan menghindarkan mereka dari gangguan saraf,
f. Membaca Al Qur’an
Qur’an sebagai syifa’ (obat), sesuai dengan firman Allah QS Al Isro’ ayat
ketika menjelang tidur membaca surat Al Falaq, dan An Naas. Dalam dua
secara global maupun terperinci yaitu berlindung dari roh-roh jahat yang
tersebar ketika malam hari. Berlindung dari kejahatan wanita tukang sihir
dan dari segala jenis sihir mereka. Dan perlindungan dari kejahatan setan-
Terlebih lagi didukung dengan penemuan keilmuan pada zaman modern ini.
bahwa secara medis telah dinyatakan bahwa tegang dan cemas bisa
mencegah seseorang dari kepikunan ketika sudah lanjut usia. Hal ini
bahwa dengan membaca Al Qur’an akan melatih otak untuk aktif berpikir.
Sehingga para warga di Bukittinggi yang sudah lanjut usia rata-rata tidak
ingatan sampai dengan 80%. Karena ada tiga aktivitas yang baik bagi otak,
yaitu melihat, mendengar, dan membaca. Hal ini sesuai dengan riset
Perintah Nabi untuk mematikan lampu dan sumber api ini dilatarbelakangi
tentang perintah mematikan lampu ketika hendak tidur. Dalam riwayat lain
perintah mematikan lampuketika hendak tidur ini adalah bahwa seekor tikus
sudah menggunakan alat yang lebih modern sehingga resiko kebakaran bisa
diminimalisir. Oleh karena itu jika bahaya yang dikhawatirkan tidak ada,
maka mematikan lampu ketika hendak tidur tidak mutlak harus dilakukan.
Apalagi jika ada sebagian orang yang takut dengan kegelapan, maka
diperbolehkan jika tidak mematikan lampu ketika akan tidur (Syawqi, 2013).
termasuk kanker payudara dan kanker prostat. Secara medis bahwa ketika
baru bisa memproduksi hormon melantonin ketika tidak ada cahaya.Hal ini
hewan diberi cahaya buatan di malam hari, melatonion, salah satu hormone
penyakit termasuk kanker payudara dan kanker prostat menurun dan sistem
Efek dari kesunahan Nabi untuk mematikan lampu ketika menjelang tidur
terkena penyakit kanker payudara. Hal ini telah dikemukakan oleh seorang
penyakit yang berbahaya bagi manusia. Hal ini sesuai dengan yang
dianjurkan dalam ilmu kesehatan agar selalu menjaga kebersihan air, salah
Manfaat menjaga kebersihan air antara lain, selain berperan penting bagi
mikroba, jenis mikroba yang dapat menyebar melalui air ini sangat banyak,
mulai dari virus, bakteri, protozoa, dan sebagainya. Mikroba ini dapat
dysentri amoeba, hepatitis A, dan lain-lain air juga bisa menjadi sarang
atau kaki gajah, demam berdarah, dan malaria (Soemirat Slamet, 2002).
Shalat malam adalah salah satu hal yang diperintahkan Nabi, bahkan di
dalam Al-Qur’an perintah shalat malam juga telah dijelaskan. Hal ini
pentingnya, sampai Nabi menganjurkan orang yang akan tidur agar berniat
sebagai ibadah, serta tidurnya dihitung sedekah dari Allah (Prabowo, 2013).
malam atau shalat tahajud bagi manusia. Manfaat yang telah ditemukan
antara lain dapat mengurangi resiko terkena penyakit pembekuan darah atau
dilaksanakan dengan hati yang ikhlas, dan dalam nuansa jiwa yang khusuk,
akan terbebas dari infeksi dan serangan kanker (Prabowo, 2013).Selain itu
shalat malam merupakan obat yang efektif untuk menyembuhkan stres dan
merasa tenang, khusyuk, dan pasrah kepada-Nya. Dari sini seseorang dapat
5. PONDOK PESANTREN
Pondok pesantren adalah gabungan dari dua kata, yakni pondok dan
pondok berasal dari Bahasa Arab fundug, artinya hotel atau asrama, atau
dalam pengertian lain pondok adalah asrama para santri yang disebut pondok
(tempat tinggal) yang dibuat dari bambu. Sedangkan istilah Pesantren berasal
dari kata santri, yang dengan awalan Pe di depan dan akhiran an berarti
agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem
dari leadership seseorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang
Research Islam, pesantren adalah ”suatu tempat yang tersedia untuk para
berkumpul dan tempat tinggalnya (Qomar, 2005). Atau dapat juga dipahami
masyarakat dengan ciri, santri (murid) diasramakan dalam proses mencari dan
pondok, dan kiai. Namun ada juga elemen lain yang menjadi ciri khas
1) Pondok/Asrama
yang menjadi ciri khas dan tradisi pondok pesantren dan membedakannya
asrama terdiri dari beberapa kamar yang dihuni sekitar 10-20 orang santri.
Biasanya di setiap kamar ada satu atau dua santri senior menjadi pengurus
dari salat subuh hingga isya dan salat-salat sunah lainnya pemimpin salat
jamaah di masjid tidak selalu dilakukan oleh kiai, para santri senior yang
imam salat berjamaah bagi santri untuk melatih para santri senior itu dan
3) Santri
pesantren. Tanpa ada santri tentu saja pesantren tidak dapat menjalankan
pembelajaran. Di masa lalu ciri utama melekat pada seorang santri adalah
menggunakan kerudung atau jilbab dan sampai saat ini identitas demikian
yang mendalam, taat beribadah, selalu hormat dan taat kepada kyai. Ada
dua jenis santri dalam sistem pendidikan pesantren, pertama santri mukim
pesantren selama 24 jam, kedua santri kalong adalah mereka yang tidak
tinggal di asrama pesantren dan hanya mengikuti beberapa kegiatan
4) Kyai
kitab Islam klasik disebut dengan istilah kitab kuning. Format kitab kuning
dengan berbahasa Arab, Melayu, dan Jawa atau bahasa lokal lain di
yakni ilmu tata bahasa Arab: nahwu (syntax), sharaf (morfologi); fiqh;
tidur dalam sehari guna memenuhi kewajiban sebagai pelajar. Anak usia
sekolah tidur antara 8-12 jam per malam tanpa tidur siang anak usia 8 tahun
minimal memerlukan 10 jam tidur setiap malam. Saat anak mendekati usia
11-12 tahun dibutukan tidur yang lebih sedikit dan waktu tidur dapat telat
sampai jam 10 malam. Memanfaatkan sedikit waktu pada siang hari juga
dapat membuat kondisi tubuh menjadi netral. Waktu tidur dan bangun
santriwan dan santriwati mayoritas diwajibkan untuk tidur pikul 22.00 dan
bangun pukul 04.00 pagi untuk segera melakukan aktivitas rutin mulai dari
santri dipondok pesantren memiliki waktu tidur kurang dari 8 jam setiap
Perilaku Kesehatan:
Pengetahuan 1. Lingkungan (Bisisng,
Sikap Cahaya, Teman Tidur,
Keterampilan (penerapan) Lokasi Tidur)
KUALITAS TIDUR 2. Penyakit fisik (nyeri,
ketidaknyaman fisik)
Adab Tidur Sehat Sunah rosul: 3. Kelelahan
Larangan Tidur Sebelum Isya’ dan Mengobrol Setelahnya. Pendidikan 4. Gaya hidup (Kebiasaan
Berwudhu dan Menghadap ke Kanan. Kesehatan Adab sebelum tidur)
Membersihkan Tempat Tidur Tidur Sehat Sunah 5. Stres Emosi
Berdo’a Rosul Dengan 6. Asupan makan dan kalori
Berdzikir Media Audio Visual 7. Diet
Membaca Al Qur’an Surat Pendek 8. Medikasi
Mematikan lampu, menutup tempat air dan makanan. 9. Motivasi
Niat bangun sholat malam
Jenis media pendidikan kesehatan
a) Auditif
b) Media Visual
c) Media Audio Visual
METODE PENELITIAN
A. KERANGKA KONSEP
Bagan 3.2
Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Intervening Variabel Dependent
(Perantara)
Pendidikan kesehatan Adab Tidur SehatPola
Sunah Rosul Penerapan Adab Tidur Sehat
Kebiasaan Kualitas Tidur
Sunah Rosul
Keterangan:
B. HIPOTESIS PENELITIAN
61
62
Hipotesis dalam penelitian ini dibagi menjadi Hipotesis Kerja (Ha) dan
terhadap pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat sunah Rosul siswa MI di
Rosul terhadap pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat sunah Rosul
Ho = Tidak ada hubungan pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat sunah
C. VARIABEL PENELITIAN
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok berbeda dengan
yang dimiliki oleh kelompok lain. Dalam penelitian ini terdapat variabel
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur
batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel
yang bersangkutan.
Tabel.3.2
Identifikasi Variabel, Definisi Operasional, Hasil Pengukuran, Hasil Pengukuran
dan Skala Pengukuran
E. DESAIN PENELITIAN
yang digunakan adala One Group Pretest-Posttest Design dan teknik sampling
sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
yang didalamnya terdapat pretest dan posttest, pada penelitian jenis ini bisa
Bagan 3.3
Desain Penelitian
01 02
03 04
Keterangan rancangan penelitian one group pretest-posttest design:
(01 X 02) : Perbandingan Pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat sunah
diberikan Intervensi.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
Kelas IV, Kelas V dan Kelas VI yang tinggal di Pondok Pesantren Adipala
2. Sampel
27 siswa, karena ada 1 siswa yang tidak bersedia untuk menjadi responden.
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusi
H. ETIKA PENELITIAN
responden pada saat pengumpulan data dan pada hasil penelitin. Sebelum
penelitian pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
4. Privacy (Pribadi)
akan mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan. Peneliti menjamin kerahasiaan data responden, data tersebut
1. Instrumen Penelitian
atau hal-hal yang diketahui. Kuisioner dalam penelitian ini teridiri dari 2
bagian yaitu:
a. Kuisioner A yaitu lembar sleep self riport untuk mengetahui perilaku
pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat sunah Rosul pada siswa MI di
2012. PSQI mengukur kualitas tidur dalam 7 aspek yaitu kualitas tidur
subyektif, latensi tidur, gangguan saat tidur, durasi tidur, efisiensi dalam
disiang hari.
Tabel 3.3
Distribusi Aspek Penilaian Dalam Kuisioner Kualitas Tidur
jawaban “sulit sekali’). Nilai per aspek dijumlahkan (berkisar dari skor skala
seseorang memiliki kualitas tidur buruk. Skor kualitas tidur baik adalah 0-5,
dan skor kualitas tidur buruk 6-21 (Boltz, 2012 dalam Agustin, 2012).
maka sebelum digunakan perlu diuji coba (pretest) terlebih dahulu. Intrumen
pada penelitian ini terdiri dari kuisioner sleep self report dan kuisioner
internal dan koefisien reliabilitas (alfa cronbach) sebesar 0,83 (Buyse et al,
1889 dalam Agustin, 2012). Instrumen PSQI terdiri dari 18 pertanyaan dan
yaitu kuisioner PSQI. Sedangkan kuisioner sleep self report pola kebiasaan
penerapan adab tidur tidak diuji validitas dan reliabilitasnya karena bersifat
seperti lembar ceklist tetapi lembar tersebut diisi sendiri oleh responden.
a. Validitas
alat tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Suatu kuisioner dikatakan
Adipala Cilacap kelas IV, V dan VI yang tidak berada di pondok pesantren
kuesioner intrumen kualitas tidur yaitu Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI)
sebagai berikut :
Keterangan :
N = banyaknya responden
X = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item
Item instrumen dianggap valid dengan membandingkannya dengan rhitung
dengan rtabel. Jika r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan valid.
yang tidak valid atau gugur dan mempunyai nilai r hitung <r tabel yaitu 0,236
pertanyaan yang gugur terdapat 1 pertanyaan pada nomor 5b. Sehingga dari
b. Reliabilitas
Ket :
r = nilai reliabilitas
k = banyaknya butir soal
N = banyaknya responden
σt2= total varian
Σσb2= total varian butir (Arikunto, 2010).
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai
dependent) yaitu tetang kualitas tidur, hasil uji reliabilitas diketahui dengan
tinggi karena nilai alpha croanbach melebihi angka kritik dan mendekati
1. Jenis Data
a. Data primer
menilai pola kebiasaan penerapan adab tidur Rosul dan kualitas tidur
Kemudian pada minggu ke-3 bulan April 2017 setelah sidang seminar
Informed Consent
Ya Tidak
Pemberian Kuisioner Pola kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul dan Kualitas Tidur (pre-test)
30 April 2017
Pendidikan Kesehatan Adab Tidur sehat Menurut Sunah Rosul 30 April 2017
Pengolahan Data
Analisis Data
Hasil Penelitian
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
data laporan yang telah tersedia (Saryono, 2010). Dalam penelitian ini, data
sekunder diperoleh dari ketua penguurus santri putri atas ijin pengasuh
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain. Analisa data dilakukan secara bertahap dan
1. Pengolahan Data
a. Editing
identitas, pola kebiasaan penerapan adab tidur Rosul dan kualitas tidur
b. Scoring
c. Tabulating
d. Data Entry
e. Processing
f. Cleaning
tidaknya data yang sudah dimasukan dan lain sebagainya. Setelah itu
a. Analisa Univariat
tergantung dari jenis datanya, untuk data numeric digunakan nilai mean,
median, standar deviasi (SD), inter kuartil range (CI), serta minimal
maksimal (Priyo, 2007). Pada penelitian ini pola penerapan kebiasaan adab
tidur sehat Rosul dan kualitas tidur sebelum dan sesudah pemberian
pendidikan kesehatan adab tidur sehat Rosul dianalisis dengan nilai mean,
b. Analisa Bivariat
analisis bivariate ini adalah diagnosis data dan uji hipotesis dua variable.
kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul terhadap kualitas tidur melalui pola
data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh
karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan
Uji normalitas liliefors dilakukan apabila data merupakan data tunggal atau
kelompok (Supardi, 2013). Uji lilifors prosedurnya akan jadi rumit apabila
jumlah data cukup banyak. Karena itu, teknik Liliefors biasanya digunakan
untuk rentang data yang relatif sedikit yaitu data sampel yang kurang dari 30.
serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil (Sudjana, 2005).
kebiasaan penerapan adab tidur sehat Rosul dan variabel kualitas tidur
memiliki distribusi normal atau tidak. Menurut Salamun (2012) hasil dari
perhitungan uji normalitas data yaitu Ho artinya data berdistribusi normal
(pv > α = 0,05) dan H1 artinya data berdistribusi tidak normal (pv < α =
0,05). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji lilifors dengan
normal jika dilihat nilai (kolmogorov-smirnov) sign. lebih besar dari 0,05.
2) Uji Hipotesis
pasangan.
adalah interval dan data yang dihasilkan yaitu dua data dari satu kelompok
yang sama untuk variable yang sama. Untuk mengetahui pengaruh antara
dua variabel yaitu pendidikan kesehatann adab Tidur Sehat Sunah Rosul
terhadap kualitas tidur dan pendidikan kesehatann adab Tidur Sehat Sunah
Rosul terhadap pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat Rosul. Oleh
karena itu berdasarkan hipotesisnya maka uji yang digunakan adalah Uji T
disebut dependen bila responden diukur dua kali/ diteliti dua kali, sering
orang mengatakan penelitian pre dan post (Priyo H, 2007). Sehingga Uji T
berpasangan:
(1)Data untuk tiap pasangan yang diuji dalam skala interval atau rasio atau
Keterangan:
S_d = Standar deviasi dari nilai deviasi / selisish sampel (rata-rata beda
n = Jumlah Sampel
Bila sebaran data tidak normal atau syarat tidak terpenuhi maka uji
(Dahlan, 2011).
Keterangan:
kesehatan adab tidur Sehat Sunah rosul terhadap kualitas tidur siswa MI
penelitian ini apakah hubungan pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat
sunah Rosul dan kualitas tidur mempunyai derajat yang kuat atau lemah,
dan juga apakah variable tersebut berpola positif atau negative. Penelitian
Kualitas tidur.
Secara sederhana atau visual hubungan dua variabel dapat dilihat dari
diagram tebar/ pencar (Scatter Plot). Diagram tebar adalah grafik yang
menunjukan titik-titik potongan nilai dari dua variabel (X dan Y). pada
penelitian ini semakin bertambah skor pola kebiasaan penerapan adab tidur
hubungan antara dua variabel terjadi secara signifikan atau hanya karena
factor kebetulan dari random sample (by Chance). Uji hipotesis dapat
informasi yang muncul terdapat 3 baris, baris pertama berisi nilai korelasi
N (jumlah data).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dengan waktu penelitian tanggal 30 April sampai 14 Mei 2017. Data diperoleh
dari lembar kuisioner kualitas tidur dan pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat
sunah Rosul yang diisi sendiri oleh responden dan didampingi oleh peneliti dan
asisten peneliti. Responden berjumlah 26 siswa dari 27 siswa kelas IV, V dan VI
pelajaran dan pengambilan data sekunder yaitu jumlah siswa kelas IV, V dan VI
Mukhtar dan sekaligus melakukan uji istrumen yaitu uji validitas dan reliabilitas
tanggal 29 April 2017 melakukan kontrak waktu dengan Pondok Pesantren Al-
2017. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul pada
tanggal 30 April 2017 yang diikuti oleh 26 responden siswa kelas IV, V dan VI
pendidikan kesehatan, peneliti mengambil data pretest yaitu data kualitas tidur
dan pola kebiasaan penerapan adab tidur sehar Rosul, sementara pada tanggal 14
Mei 2017 di lakukan pengambilan data kembali yaitu data kualitas tidur dan pola
89
90
A. ANALISA UNIVARIAT
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sunah Rosul
Anak MI Di Pondok Pesantren Al-Mukhtar Adipala Cilacap Sebelum Dan
Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul
tidak rutin melakukan adab tidur, karena menurut perhitungan interval yang
tidur dibagi menajdi dua yaitu, rutin melakukan adab tidur adalah 25-40,
dan tidak rutin melakukan adab tidur 10-24. Hasil penelitian ini diperoleh
standar deviasi 4,145 skor yang paling rendah 15 dan skor yang paling
tinggi 31. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95%
diyakini rata-rata skor pola kebiasaan penerapan adab tidur sunah Rosul
rutin melakukan adab tidur dengan standar deviasi 5,631, skor yang paling
rendah 17 dan skor yang paling tinggi 38. Dari hasil estimasi interval dapat
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Anak MI Di Pondok Pesantren Al-
Mukhtar Adipala Cilacap Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendidikan
Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul
termasuk kelompok yang kualitas tidur buruk, karena menurut Boltz (2012
tidur dibagi menajdi dua yaitu, kualitas tidur baik adalah 0-5, dan skor
kualitas tidur buruk 6-21. Hasil penelitian ini diperoleh standar deviasi
2,622 dengan skor yang paling rendah 3 dan skor yang paling tinggi 13.
Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata
termasuk kelompok kualitas tidur buruk dengan standar deviasi 1,925, skor
yang paling rendah 2 dan skor yang paling tinggi 11. Dari hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata skor kualitas tidur
B. ANALISA BIVARIAT
berdistribusi normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas data juga akan
Salamun (2012) hasil dari perhitungan uji normalitas data yaitu Ho artinya
data berdistribusi normal (pv > α = 0,05) dan H 1 artinya data berdistribusi
tidak normal (pv < α = 0,05). Uji normalitas dalam penelitian ini
Tabel 4.3
Uji Normalitas Data Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sunah Rosul
Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat
Sunah Rosul
adab tidur sehat sunah Rosul yaitu 0,200 artinya nilai sig. > α 0,05
yaitu 0,200 artinya nilai sig. > α 0,05 artinya data dinyatakan
berdistribusi normal.
Tabel 4.4
Uji Normalitas Data Kualitas Tidur Sebelum dan Setelah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul
diberikan pendidikan kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul yaitu 0,200
artinya nilai sig. > α 0,05 artinya data dinyatakan berdistribusi normal.
sehat sunah Rosul yaitu 0,009 artinya nilai sig. < α 0,05 artinya data
Tabel 4.5
Uji Normalitas Perubahan Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sehat
Sunah Rosul dan Perubahan Kualitas Tidur pada Anak MI Di Pondok
Pesantren Al-Mukhtar Adipala Cilacap
dengan derajat kebesaran α 0,05. Dari tabel di atas diperoleh hasil bahwa
untuk uji normalitas data selisih pre dan post pola kebiasaan penerapan
adab tidur sunah Rosul dengan menggunakan lilifors nilai sig. dilihat dari
nilai Kolmogorov-Smirnov yaitu 0,200 yaitu nilai sig. > α 0,05 artinya
data dinyatakan berdistribusi normal. Dan data uji normalitas data selisih
pre dan post kualitas tidur diperoleh hasil bahwa nilai sig. dilihat dari
nilai Kolmogorov-Smirnov yaitu 0,156 nilai sig. > α 0,05 artinya data
2. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.6
Analisa Perbedaan Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sunah Rosul
Anak MI Di Pondok Pesantren Al-Mukhtar Adipala Cilacap Sebelum dan
Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul
tidur sehat sunah Rosul adalah 26,88 diperoleh standar deviasi 5,631
< α = 0,05 (5%), Maka Ho = ditolak dan Ha = diterima atau dengan kata
lain, terdapat perbedaan pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat sunah
Tabel 4.7
Analisa Perbedaan Kualitas Tidur Anak MI Di Pondok Pesantren Al-
Mukhtar Adipala Cilacap Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendidikan
Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul
kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul adalah terdapat 17 anak dengan
hasil skor kualitas tidur setelah diberikan kesehatan lebih rendah daripada
193,00, kemudian 5 orang mempunyai skor kualitas tidur yang lebih baik
38,00, dan 4 orang mempunyai skor kualitas tidur yang tetap dari
diterima atau dengan kata lain, terdapat perbedaan kualitas tidur sebelum
dan setelah diberikan pendidikan kesehatan adab tidur sehat Sunah Rosul
Tabel 4.8
Analisa Hubungan Perubahan Pola Kebiasaan Penerapan Adab Tidur Sunah
Rosul Dengan Perubahan Kualitas Tidur Pada Anak MI Di Pondok
Pesantren Al-Mukhtar Adipala Cilacap
Pearson
Variabel N Sig. (2-tailed)
Correlation (r) α
(p value)
Selisih Data Perubahan Pola Kebiasaan
Penerapan Adab Tidur dan Selisih 26 -0,087 0,674 0,05
Data Perubahan Kualitas tidur (5%)
Keterangan: Uji Korelasi Pearson Product Moment
diterima atau dengan kata lain, tidak terdapat hubungan antara perubahan
pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat sunah Rosul dengan
PEMBAHASA
Pembahasan penelitian ini meliputi hasil analisis univariat, yaitu variabel pola
kebiasaan penerapan adab tidur sunah Rosul sebelum dan setelah pendidikan
kesehatan adab tidur sehat sunah rosul dan variabel Kualitas tidur sebelum dan
setelah pendidikan kesehatan adab tidur sehat sunah rosul. Analisis bivariat yang
meliputi pengaruh antara pendidikan kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul
terhadap pola kebiasaan penerapan adab tidur sunah Rosul, pengaruh antara
pendidikan kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul terhadap Kualitas tidur, dan
hubungan perubahan pola kebiasaan penerapan adab tidur sunah Rosul dengan
1. ANALISIS UNIVARIAT
menajdi dua yaitu, rutin melakukan adab tidur adalah 25-40, dan tidak rutin
99
100
melakukan adab tidur 10-24. Hasil penelitian ini diperoleh standar deviasi
4,145 dengan skor yang paling rendah 15 dan skor yang paling tinggi 31.
Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa
rata-rata skor pola kebiasaan penerapan adab tidur sunah Rosul diantara skor
tidur yang telah diajarkan oleh guru di sekolah, madrasah mengaji atau
sunah Rosul yang dilatih oleh orang tua atau orang yang mengasuh anak
tersebut, dimana orang tua atau orang terdekat yang berada dilingkungan
Hasil ini sejalan dengan pendapat Estu (2011) bahwa masa pra
pendidikan formal dan masa pendidikan dasar menjadi periode emas untuk
adab tidur dengan benar sehingga hal baik tersebut bisa menjadi kebiasaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu salah satunya cara adab
tidur sunah Rosul seperti menggosok gigi, cuci tangan, cuci kaki, berwudhu
dan membersihkan tempat tidur sebelum dan setelah bangun tidur, hal itu
telah diajarkan oleh guru di sekolah atau lembaga dimana anak menuntut
ilmu agama, akan tetapi telah diajarkan terlebih dahulu oleh orang tua di
rumah, karena orang tua atau orang yang mengasuhnya merupakan pendidik
pertama. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Purnawati (2005), salah satu
tugas orang tua adalah mendidik keturunannya dengan kata lain relasi antara
anak dan orang tua itu secara kodrati tercakup unsur pendidikan untuk
merupakan pendidik paling pertama dan utama bagi anak. Dalam penelitian
ini yang membimbing anak-anak selain orang tua ketika dirumah adalah
melakukan adab tidur dengan standar deviasi 5,631, skor yang paling rendah
17 dan skor yang paling tinggi 38. Dari hasil estimasi interval dapat
penerapan adab tidur sunah Rosul diantara 24,61 sampai 29,16. Hal ini
mempunyai kemampuan lebih baik daripada media audio atau media visual
saja (Setiawan, 2008). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan
Haryoko (2009) bahwa media audio visual dipilih sebagai alternatif dalam
untuk berfikir dalam berprilaku. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Hal ini sesuai dengan pendapat Gallen dalam soebroto (2007) yang
sunah Rosul maka akan meningkatkan informasi anak. Hal ini dikarenakan
dalam menentukan sikap dan prilaku dalam menerapakan adab tidur sehat
sunah Rosul. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mubarok (2007) yang
kelompok yang kualitas tidur buruk, karena menurut Boltz (2012 dalam
dibagi menajdi dua yaitu, kualitas tidur baik adalah 0-5, dan skor kualitas
tidur buruk 6-21. Hasil penelitian ini diperoleh standar deviasi 2,622 dengan
skor yang paling rendah 3 dan skor yang paling tinggi 13. Dari hasil
skor pola kebiasaan penerapan adab tidur sunah Rosul diantara skor 6,59
sehingga pola tidur mereka dapat teratur dengan baik karena dengan
beraktivitas sehari-harinya.
satu didikan para pengurus santri. Pada usia anak sekolah seharusnya
kewajiban sebagai pelajar. Anak usia sekolah tidur antara 8-12 jam per
malam tanpa tidur siang, anak usia 8 tahun minimal memerlukan 10 jam
tidur setiap malam. Saat anak mendekati usia 11-12 tahun dibutukan tidur
yang lebih sedikit dan waktu tidur dapat telat sampai jam 10 malam (Kozier,
2010). Memanfaatkan sedikit waktu pada siang hari juga dapat membuat
kondisi tubuh menjadi netral. Waktu tidur dan bangun berdasarkan waktu
diwajibkan untuk tidur pukul 20.00 dan bangun pukul 04.00 pagi untuk
segera melakukan aktivitas rutin mulai dari solat subuh berjamaah dan
kurang dari 8 jam setiap harinya. Kebiasaan seperti itu apabila dibiarkan
maka kualitas tidur anak dapat terganggu dan berdapak pada masalah
kesehatan nya. Karena anak dengan kualitas tidur yang buruk akan
tidur sering dijumpai pada anak. Kesulitan untuk memulai tidur atau
terjadi pada sekitar 1%-3% anak usia sekolah, dan mengantuk yang
sekitar 10% anak usia sekolah (Chervin R dkk, 2001). Prof William C dan
kelompok kualitas tidur buruk dengan standar deviasi 1,925, skor yang
paling rendah 2 dan skor yang paling tinggi 11. Dari hasil estimasi interval
dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata skor kualitas tidur
diantara skor 5,45 sampai 7,01 artinya hasil tersebut menunjukan anak Mi di
tidur baik .
kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul pada anak MI di pondok pesantren
pola kebiasaan menerapkan adab tidur dengan rutin dan benar menjadi
tidur Rosul menjadi baik dan rutin dilakukan. Hal ini diungkapkan oleh
2. ANALISIS BIVARIAT
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dikatahui bahwa hasil uji statistik diperoleh
kebiasaan penerapan adab tidur sehat sunah Rosul pada anak Mi di Pondok
pendidikan kesehatan adab tidur Sehat Sunah Rosul. Hasil penelitian ini
sehat sunah Rosul sebelum diberikan pendidikan kesehatan adab tidur sehat
sunah Rosul adalah 23,69, diperoleh standar deviasi 4,145 dengan standar
pendidikan kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul dengan efektif untuk
pendidikan kesehatan.
dengan apa dan bagaimana siswa untuk dapat menyerap informasi secara
cepat dan efisien. Seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan lebih baik
apa yang diingat dari isi penyuluhan adalah 50% dari apa yang didengar dan
diperoleh atau disalurkan melalui indra lainnya (Depkes RI, 2008). Hal ini
audio visual dapat dikemas dalam proses pembelajaran, lebih menarik, dan
(2010), perubahan sikap dan tingkah laku tersebut melalui proses dan proses
memerlukan sumber daya, baik tenaga pengajar atau orang yang mampu
memiliki frekuensi, lama, dan tujuan khusus. Tiga factor penting yang
diatas ada beberapa bagian prilaku yang berfungsi untuk mengubah perilaku
menjadi lebih baik. Bertitik tolak bahwa perilaku ini merupakan fungsi dari:
setelah diberikan penkes responden memiliki rata-rata sebesar 25,33 nilai ini
lebih baik daripada sebelum diberikan penkes yaitu dengan rata-rata 21,17
dan dengan p value 0,001<0,05. Penelitian lain yang dilakukan oleh Arumi
yang signifikan terhadap praktik anak sekolah dalam melakukan sikat gigi
tidur Rosul dalam penelitian ini dimungkinkan juga karena responden yang
telah memiliki informasi yang lebih banyak tentang adab tidur sehat sunah
Rosul sehingga responden lebih mengetahui manfaat dan resiko jika tida
melakukan adab tidur Rosul. Praktik adab tidur ini akan dilakukan dengan
lebih rutin.
b. Perbedaan Kualitas Tidur Anak MI Di Pondok Pesantren Al-Mukhtar
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dikatahui bahwa hasil uji statistik diperoleh
dan setelah diberikan pendidikan kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul
sehat sunah Rosul adalah 5 orang mempunyai skor kualitas tidur yang lebih
38,00, dan 4 orang mempunyai skor kualitas tidur yang tetap dari sebelum
tidur. Penyampaian pendidikan kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul pada
indera pandang. Sedangkan 13% melalui indera dengar dan 12% lainnya
indera sekaligus merupakan alat bantu yang tepat dan sangat baik digunakan
diakhiri dengan evaluasi maka dari itu dapat menambah informasi bagi
responden tentang manfaat dan dampak dari penerapan adab tidur sehat
sesuai dengan pola hidup sehat yang dianjurkan dalam teori, dalam hal ini
adalah pola kebiasaan penerapan adab tidur sehat sunah Rosul yang
berusaha belajar merubah perilakunya kearah lebih baik (Azwar, 2010). Hal
ini juga sesuai dengan pendapat Ircham (2009) yang menyatakan bahwa
kelamin, dan faktor ekstrnal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,
dan setelah pendidikan kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul tidak semata-
ruangan gelap dan terang (Potter & Perry, 2006). Lingkungan pondok
kondidi tidur anak-anak penghuni kamar tersebut karena ada yang menyukai
menggunakan alat tidur (kasur atau karpet) dan sebagian yang lain ada yang
walaupun bisa saja ada sebagian anak yang merasa hal tersebut sulit untuk
menjadi sebuah kebiasaan, yaitu kebiasaan yang baik bagi mereka dan
tidur berdasarkan tabel 4.8 dapat dikatahui bahwa hasil uji statistik
penelitian terkait yang sejalan dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh
Yang (2008) dengan hasil penelitian yaitu tidak ada hubungan yang berarti
Hasil penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan antara perubahan pola
ada yang berdampak positif dan ada yang berdampak negativ terhadap
Tidak adanya hubungan antara dua variabel dalam hasil penelitian ini
juga bisa saja terjadi karena faktor kebetulan dari random sampel (by
dalam melakukan kebiasaan adab tidur sehat sunah Rosul sehingga hasilnya
oleh berbagai faktor yang lainnya. Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur menurut Potther dan Perry (2006)
Widodo (2000) dalam Putri (2015) ada beberapa faktor yaitu seperti
dan tetap tertidur (Potter & Perry, 2006). Lingkungan pondok pesantren,
ini relative lebih ramai dan terdapat banyak penghuni dalam setiap
kamarnya, disinilah salah satu tugas pengurus santri ketika menjelang tidur,
kamar supanya lebih tenang. Berbeda dengan kondisi rumah yang hanya
terdiri dari keluarga inti dan relativ sepi sehingga anak dapat tertidur lebih
tenang karena didukung lingkungan yang kondusif dan adanya kontrol dari
orang tua dirumah. Bagi sebagian orang yang berada dipondok pesantren
yang biasa tidur pada waktu larut malam, ketika dianjurkan tidur diawal
waktu maka hal itu akan menjadi sesuatu yang dianggap mengganggu
terbalik dengan sebagian orang yang biasa tidur diawal malam, maka
mereka akan menganggap nya suatu hal yang menyenangkan untuknya
memadamkan sumber cahaya (lampu), maka hal itu akan membuat nyaman
medis bahwa ketika tidur dengan lampu menyala atau tidak, berpengaruh
pada produksi melantonin dan otak manusia. Menurut ahli biologi, Joan
melantonin ketika tidak ada cahaya yaitu mampu memerangi dan mencegah
dan menjadi dampak negativ bagi mereka yang tidak menyukai kegelapan.
obat tidur selama 1x seminggu, itu artinya bisa saja dimungkinkan kualitas
tidur baik dan buruk mereka karna penggunaan obat tersebut. Terdapat juga
beberapa data responden bahwa mereka merasa tidak nyaman dan pegal
dibadan ketika waktu tidur, merasa mudah lelah, merasa pusing (hal tersebut
yang mersa kedinginan dan ada yang merasa kepanasan dan mungkin masih
terdapat faktor lainya dimana peneliti tidak dapat mengontrolnya, hal itu
Hasil analisa data penelitian ini secara deskriptif dapat diketahui bahwa
setelah dilakukan pola kebiasaan penerapan adab tidur sunah Rosul rata-rata
skor kualitas tidur mereka sebesar 6,23 nilai ini lebih baik daripada sebelum
dilakukan pola kebiasaan penerapan adab tidur sunah Rosul yaitu dengan
siswa yang rutin melakukan adab tidur sunah Rosul. Kualitas tidur yang baik
penerapan adab tidur sunah Rosul yang dilakukan oleh anak, karena banyak
dua kelompok responden muslim yang kembali tidur dan tidak tidur setelah
dalam penelitian ini karena anak tersebut sudah terbiasa melakukannya dan
sudah menjadi kebiasaan yang harus dilakukan, atau bisa saja karena selalu
di ingatakan dan diajak oleh orang yang berada dilingkungan mereka tinggal
peraturan dan kebiasaan yang telah ada dan harus menjadi sebuah kebiasaan.
Kebiasaan tidur dan kebiasaan sebelum tidur sangat mempengaruhi pola dan
kebiasaan adab tidur sunah Rosul yang diyakini umat islam yaitu sebelum
mulai tidur maka diawali dulu dengan berdoa agar terlindung dari gangguan
Hasil uji hubungan dalam penelitian ini apabila ditelaah lebih dalam lagi
pada teori dan sumber tinjauan pustaka dijelaskan bahwa kebiasaan adab
tidur ini dapat mempengaruhi kualitas tidur menjadi lebih baik. Hasil
penelitian ini berbeda dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh
tidur yang lebih baik berhubungan dengan aktivitas berdoa. Hasil penelitian
lainnya yang berbeda dari penelitian ini dilakukan oleh Bahammam (2010)
120
dengan aktivitas berdoa dan beribadah pada waktu malam hari. Hasil
perbedaan kualitas tidur remaja putri yang menggunakan lampu dan tidak
Hasil penelian lain yang berbeda dengan hasil penelitian ini bahwa salah
satu pengaruh posisi tidur bagi tubuh, penelitian yang dilakukan Supadi
tidur semifowler terhadap kualitas tidur klien gagal jantung. Terdapat hasil
penelitian lainnya yang juga berbeda dari penelitian ini yaitu penelitian
seorang ilmuan Belanda, David Williams tahun 1967 (dalam Syawqi, 2013),
menemukan banyak debu yang sangat kecil yang mengandung parasit, yang
menempel pada kasur dan seprei (tungau). Tungau yang masih hidup
terhirup, akan menyebabkan alergi pada rongga dada, seperti asma, alergi di
alergi. Menjaga kebersihan tempat tidur berarti menjaga diri dan orang lain
dari bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh tempat tidur yang kotor. Tempat
tidur yang bersih dan nyaman merupakan salah satu hal yang dapat
mempengaruhi kualitas tidur, karena tempat tidur yang bersih dan nyaman
menyehatkan.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
penelitian, yaitu:
1. Responden dalam penelitian ini adalah siswa siswi MI yang masih labil
karena masih dalam satu lingkup yayasan dan harus menegejar sebelum
dan yang menjadi responden penelitian ini hanya 26 responden karena ada 1
responden yang tidak lolos dalam kriteria inklusi dengan alasan tidak
siswa untuk diisi sendiri dengan diawasi oleh peneliti dan 2 orang
responden dapat saja tidak percaya dengan diri sendiri sehingga melihat
jawaban temannya atau mengisi tidak sesuai dengan keadaan pada dirinya
proses pengisian.
5. Pengambilan data untuk pola kebiasaan penerapan adab tidur dan kualitas
tidur tidak dilakukan dengan observasi secara langsung oleh peneliti, tetapi
6. Pada penelitian ini, peneliti menilai tentang pola kebiasaan penerapan adab
tidur sehat sunah Rosul dan kualitas tidur yang hanya dilakukan pemantauan
kampus, penelitian ini akan lebih baik jika dilakukan dalam jangka waktu
lebih panjang yaitu sekitar satu bulan agar hasil penilaian lebih maksimal.
sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan dampak positif bagi para perawat
yaitu pada kebutuan tidur, kualitas tidur dan adab adab tidur.
khususnya tentang adab tidur sehat sunah Rosul dapat merubah cara
memberikan panduan jelas tentang Adab tidur yang benar dan dapat
tentang tingkat pola penerapan dari masing-masing adab tidur sunah Rosul
penggunaan media dapat digunakan kembali yaitu media audio visual karna
sudah dibuktikan oleh beberapa peniliti bahwa media audio visual lebih
visual saja.
BAB VI
A. SIMPULAN
bahwa :
kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul rata-rata skor pola kebiasaan pola
kelompok yang tidak rutin melakukan adab tidur, dan setelah diberikan
pendidikan kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul rata-rata skor pola
kebiasaan pola penerapan adab tidur sunah Rosul adalah 26,88 merupakan
kesehatan adab tidur sehat sunah Rosul rata-rata skor kualitas tidur adalah
3. Terdapat perbedaan pola kebiasaan penerapan adab tidur Rosul pada anak
Adipala Cilacap dengan nilai pv = 0,674 < α = 0,05 (5%)dan nilai r = -087
B. SARAN
keberkahan hidup yang salah satunya dapat meningkatkan kualitas tidur dan
2. Peneliti lain
Elzaky, Jamal M. 2011. Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah. Jakarta: Zaman.
Estu, kinanti. 2011. Gaya hidup sehat dimulai dari sekolah. Internet:
http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/22/gaya-hidup-sehat-dimulai-dari-
sekolah/
Fauzi, Ilham. 2012. Pedoman Dzikir dan Do’a. Jakarta: PT Grafika Putra.
Haningsih, Sri. 2008. Peran Strategis Pesantren, Madrasah dan Sekolah Islam di
Indonesia. Jakarta : Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam
Indonesia. http://jurnal.uii.ac.id/index.php/Tarbawi/article/viewFile/186/175.
Hidayat A & Uliyah M. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Health Books
Publishing.
Ibrahim. 2013. Misteri Tidur. Penerjemah : S.A. Rizal Zaman. Edisi 1. Jakarta:
Zaman.
Majdi Asy Syahawi Muhammad. 2011. Berobat dengan Al Quran dan Madu.
Jakarta : Gema Insani.
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Priyo H, Sutanto. 2007. Ananlisis Data Kesehatan : Basic data Analysis For
Health Research Training. Jakarta: Raja Grafindo Persada Fakultas Kesehatan
Mayarakat UI.
Putri H. 2015. Studi Deskriptif Gangguan Tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di
SD Negeri Pisangan 1 Ciputat Tahun 2015. Jakarta: FK UIN Syarif
Hidayatullah.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29498/
1/Hilmiana Putri-fkik.pdf.
Rinawati, Mei. 2012. Pengaruh Terapi Wudhu sebelum tidur terhadap kejadian
Insomnia pada usia lanjut di Dusun Tilaman Wukirsari Imogiri Bantul
Yogyakarta. Yogyakarta: STIKES ‘Aisyiyah. http://opac.say.ac.id/845/1/
NASKAH PUBLIKASI_MEY RINAWATI.pdf.
Saifudin, Ery. 2012. Hubungan Antara Sress Dengan Pola Tidur Pada Siswa
SMP Pndok Pesantren Modern MBS di Bokoharjo, Prambanan, Sleman.
Yogyakarta: STIKES ‘Aisyiyah. http://opac.unisayogya.ac.id/921/1/Naskah
Publikasi Umar Saifudin.pdf
Saiful Amin Al Ghofur. 2012. Rahasia Dzikir Dan Doa. Yogyakarta:
Darulhikmah.
Sekartini R. 2011. Perekembangan tidur normal pada anak. Jakarta: Sari Pediatri.
Soebroto. 2007. Sumber Informasi dan praktek Mencucui tangan pada Anak
Sekolah. http://situs.kesehatansekolah.info/referensi35.htm
Supardi, 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian Konsep Statistika yang Lebih
Komprehensif. Jakarta: Change Publication.
Supraptini Y. 2004. Buku Ajar Konsep dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Wiyono J, dkk. 2015. Perebdaan Kualitas Tidur Pada Remaja Puteri Yang
Menggunakan Lampu Dan Tidak Menggunakan Lampu.
http://jurnal.poltekkes-malang.ac.id/berkas/e91d-60-66.pdf.
Wong, D,L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol 1. Jakarta: EGC.
Yanuar M. 2016. Pola Asuh Anak Di Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an Sirau
Kemranjem Banyumas. Purwokerto: Fakultas Dakwah Islam Institut Agama
Islam Negeri Puwokerto. http://repository.iainpurwokerto.ac.id.
Zaghlul, An-Najar. 2011. Sains dalam Hadis: Mengungkap Fakta Ilmiah dari
Kemukjizatan Hadis Nabi, terjemahan: Zainal Abidindkk. Jakarta: Amzah.
Lampiran 1
Peneliti
Nova Mutawaroh
NIM 108113074
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Alamat :
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
(.........................................)
Lampiran
4
LEMBAR KUISIONER
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Adab Tidur Sehat Sunah Rosul Terhadap
Kualitas Tidur Siswa MI di Pondok Pesantren Al-Mukhtar Adipala Cilacap
Tahun 2017”
Petunjuk Pengisian
1. Pertanyaan-pertanyaan ini semata-mata untuk keperluan akademis dan
data yang tertera dilaporan bersifat anonym (tidak tercantum identitas
responden), mohon diisi dengan jujur.
2. Baca dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang telewati
dan isilah sesuai kemampuan dan kebiasaan adik-adik semua tentang pola
kebiasaan penerapan adab tidur dan kualitas tidur adik-adik yang
sebnarnya selama satu minggu yang lalu.
3. Berilah tanda silang (x) pada pertanyaan pilihan ganda dan beri tanda
centang (√) pada soal tabel dan pilih jawaban yang menurut adik tepat
berdasarkan pada kebiasaan yang adik lakukan dan rasakan selama ini.
A. Kuisioner Sleep Self Report Pola Kebiasaan Penerpan Adab Tidur Sunah
Rosul
No Pertanyaan Selalu Sering Kadang- Tidak
Kadang Pernah
1. Apakah adik-adik tidur diawal
malam?
2. Apakah adik-adik ketika akan
tidur berwudu dahulu?
3. Apakah adik-adik sebelum tidur
membersikan tempat tidur
dahulu?
4. Apakah adik-adik sebelum tidur
membaca doa?
5. Apakah adik-adik sebelum tidur
berdikir?
6. Apakaha dik-adik sebelum tidur
membaca Al-Quran (Al-Iklas Al-
alakdan An-Nas)?
7. Apakah adik-adik ketika akan
tidur mematikan lampu kamar?
8. Apakah adik-adik posisi ketika
tidur miring kekanan?
9. Apakah adik-adik stelah bangun
tidur membaca doa?
10. Apakah adik-adik bangun tidur
diawal pagi?
11.25 - 11.35 Melakukan Evaluasi dan Tanya Jawab tentang materi adab tidur
sehat menurut sunah Rosul dalam bentuk pertanyaan langsung.
N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
AlphaN of Items
.89020
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
P1 20.20 116.589 .489 .886
P2 19.95 114.892 .599 .883
P3 19.75 116.513 .463 .887
P4 20.10 117.884 .311 .894
P5A 20.10 114.832 .585 .883
P5C 19.85 113.608 .753 .879
P5D 20.70 115.695 .564 .884
P5E 19.80 117.537 .468 .886
P5F 20.05 115.734 .535 .884
P5G 20.05 115.524 .619 .882
P5H 20.15 113.818 .483 .887
P5I 20.75 117.355 .598 .883
P5J 20.40 116.989 .567 .884
P5K 20.80 119.326 .480 .886
P5L 20.55 116.471 .590 .883
P5M 20.55 119.524 .509 .886
P6 20.90 117.253 .553 .884
P7 20.20 118.063 .377 .890
P8 20.20 116.800 .430 .888
P9 20.60 121.305 .434 .888
Lampiran 7
ANALISA UNIVARIAT
Descriptives
Statistic Std. Error
Skor Adab Tidur Mean 23.69 .813
Pre Penkes 95% Confidence Interval for MeanLower Bound 22.02
Upper Bound 25.37
5% Trimmed Mean 23.78
Median 23.50
Variance 17.182
Std. Deviation 4.145
Minimum 15
Maximum 31
Range 16
Interquartile Range 7
Skewness -.274 .456
Kurtosis -.515 .887
Skor Adab Tidur Mean 26.88 1.104
Post Penkes 95% Confidence Interval for MeanLower Bound 24.61
Upper Bound 29.16
5% Trimmed Mean 26.87
Median 27.00
Variance 31.706
Std. Deviation 5.631
Minimum 17
Maximum 38
Range 21
Interquartile Range 9
Skewness -.093 .456
Kurtosis -.758 .887
Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted Skor Adab Tidur Pre 15.35 18.10 21.00 23.50 28.00 29.00 30.30
Average Skor Adab Tidur Post 17.00 19.10 22.50 27.00 31.25 34.00 36.60
(Definition 1)
Tukey's Hinges Skor Adab Tidur Pre 21.00 23.50 28.00
Skor Adab Tidur Post 23.00 27.00 31.00
Descriptives
Statistic Std. Error
Skor Kualitas Tidur Pre Mean 7.65 .514
Penkes 95% Confidence Interval for Mean Lower 6.59
Bound
Upper 8.71
Bound
5% Trimmed Mean 7.60
Median 8.00
Variance 6.875
Std. Deviation 2.622
Minimum 3
Maximum 13
Range 10
Interquartile Range 3
Skewness .266 .456
Kurtosis -.336 .887
Skor Kualitas Tidur Post Mean 6.23 .377
Penkes 95% Confidence Interval for Mean Lower 5.45
Bound
Upper 7.01
Bound
5% Trimmed Mean 6.20
Median 6.00
Variance 3.705
Std. Deviation 1.925
Minimum 2
Maximum 11
Range 9
Interquartile Range 2
Skewness .484 .456
Kurtosis .617 .887
Percentiles
Percentiles
5 10
Weighted Skor Kualitas Tidur Pre 3.35 4.00
Average Skor Kualitas Tidur Post 2.70 4.70
(Definition 1)
Tukey's Hinges Skor Kualitas Tidur Pre
Skor Kualitas Tidur Post
Valid 2 1 3.8
4 1 3.8
5 10 38.5 3
6 4 15.4 1
7 4 15.4 1
8 2 7.7
9 3 11.5 1
11 1 3.8
Total 26 100.0 10
Lampiran 9
UJI NORMALITAS
DATA POLA KEBIASAAN PENERAPAN ADAB TIDUR
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor Adab Tidur Pre Penkes .120 26 .200* .970 26 .634
Skor Adab Tidur Post Penkes .091 26 .200* .971 26 .661
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
UJI NORMALITAS
DATA KUALITAS TIDUR
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor Kualitas Tidur Pre Penkes .121 26 .200* .962 26 .433
Skor Kualitas Tidur Post Penkes .200 26 .009 .922 26 .050
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
DATA PERUBAHAN PRE POST POLA KEBIASAAN PENERAPAN
ADAB TIDUR DAN PERUBAHAN PRE POST KUALITAS TIDUR
Descriptives
Statistic Std. Error
Selisish Perubahan Skor Mean -3.19 .900
Adab Tidur 95% Confidence Interval for Lower Bound -5.05
Mean Upper Bound -1.34
5% Trimmed Mean -3.17
Median -3.00
Variance 21.042
Std. Deviation 4.587
Minimum -12
Maximum 5
Range 17
Interquartile Range 8
Skewness -.079 .456
Kurtosis -.584 .887
Selisih Perubahan Skor Mean 1.42 .471
Kualitas Tidur 95% Confidence Interval for Lower Bound .45
Mean Upper Bound 2.39
5% Trimmed Mean 1.34
Median 1.00
Variance 5.774
Std. Deviation 2.403
Minimum -3
Maximum 8
Range 11
Interquartile Range 3
Skewness .543 .456
Kurtosis 1.234 .887
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Selisish Perubahan Skor .089 26 .200* .977 26 .817
Adab Tidur
Selisih Perubahan Skor .147 26 .156 .953 26 .275
Kualitas Tidur
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 10
ANALISA BIVARIAT
Sig.
(2-
t df tailed)
95%
Confidence
Std. Interval of the
Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper
Pair 1 Skor Adab Tidur
Pre Pendidikan
Kesehatan –
-3.192 4.587 .900 -5.045 -1.340 -3.549 25 .002
Skor Adab Tidur
Post Pendidikan
Kesehatan
ANALISA BIVARIAT
NPar Tests
a. Skor Kualitas Tidur Post Pendidikan Kesehatan < Skor Kualitas Tidur Pre Pendidikan Kesehatan
b. Skor Kualitas Tidur Post Pendidikan Kesehatan > Skor Kualitas Tidur Pre Pendidikan Kesehatan
c. Skor Kualitas Tidur Post Pendidikan Kesehatan = Skor Kualitas Tidur Pre Pendidikan Kesehatan
Test Statisticsa
Skor Kualitas Tidur Post Pendidikan Kesehatan -
Skor Kualitas Tidur Pre Pendidikan Kesehatan
Z -2.716b
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
ANALISA DATA PERUBAHAN PRE POST POLA KEBIASAAN
PENERAPAN ADAB TIDUR UNAH ROSUL DENGAN PERUBAHAN PRE
POST PERBEDAAN KUALITAS TIDUR
Correlations
Correlations
Selisih Perubahan
Selisih Perubahan Skor Kualitas
Skor Adab Tidur Tidur
Pengalaman Organisasi :