Anda di halaman 1dari 2

Pemerikssan urin

ndikasi Tes Urine

Dokter dapat merekomendasikan pasien untuk menjalani tes urine untuk keperluan sebagai berikut:

Pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan secara rutin, umumnya tiap
tahun, untuk memantau kondisi kesehatan, terutama bagi penderita diabetes, hipertensi, penyakit
ginjal, dan penyakit liver.

Diagnosis penyakit atau kondisi medis. Melalui tes urine, keberadaan sejumlah penyakit dapat
terdeteksi. Contohnya, infeksi saluran kemih, batu ginjal, diabetes, kerusakan ginjal, kerusakan otot
(rhabdomyolisis), dan penyakit liver. Selain itu, tes ini juga dapat dilakukan jika pasien menderita gejala
penyakit tertentu yang dapat memengaruhi urine, seperti nyeri perut, nyeri pada saat buang air kecil,
demam, atau buang air kecil berdarah.

Memantau perkembangan penyakit. Tes urine dapat dilakukan untuk memantau apakah suatu penyakit
bertambah parah atau tidak. Misalnya, untuk memantau tingkat keparahan diabetes.

Memantau respons pasien terhadap suatu pengobatan. Selain untuk memantau perkembangan
penyakit, tes urine juga dapat dilakukan untuk melihat apakah pengobatan yang diberikan kepada
pasien efektif dalam menyembuhkan penyakit.

Tes kehamilan.

Tes urine juga dapat digunakan untuk mendeteksi penggunaan obat-obatan atau senyawa kimia
tertentu pada seseorang. Di antaranya adalah:

Amphetamine.

Methamphetamine.

Kokain.

Ganja.

Barbiturate.

Benzodiazepine.

Opium.

Phencyclidine.

Peringatan Tes Urine

Tes urine merupakan metode pengambilan sampel dan analisis yang cukup aman. Sejauh ini tidak ada
risiko tertentu yang dapat terjadi pada pasien yang menjalani tes ini.
Persiapan Tes urine

Sebelum melakukan pengambilan sampel untuk tes urine, terlebih dahulu beri tahu dokter terkait obat-
obatan yang sedang dikonsumsi. Beberapa obat-obatan dan suplemen dapat memengaruhi kondisi
urine, sehingga hasil tes ini menjadi tidak akurat. Untuk tes urine, sebetulnya tidak diperlukan puasa,
namun tes urine terkadang dilakukan bersama dengan pemeriksaan lain yang memerlukan puasa.

Bagi yang sudah menikah, hindari berhubungan seksual 12 jam sebelum tes urine, karena dikhawatirkan
dapat mempengaruhi hasil, walaupun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Prosedur Pengambilan Sampel Urine

Metode yang umumnya digunakan untuk pengambilan sampel urine adalah metode clean-catch. Pasien
harus membersihkan area kemaluannya menggunakan tisu steril, agar bakteri dan sel di sekitar
kemaluan tidak ikut terbawa ke dalam sampel. Pasien perempuan harus membersihkan area
kemaluannya menggunakan tisu steril dari depan ke belakang. Jangan lupa membersihkan cairan sekresi
vagina dan darah menstruasi jika ada, untuk menghindari kontaminasi pada sampel urine.

Keluarkan urine terlebih dahulu sekitar 1-2 detik, dan biarkan urine tersebut terbuang ke dalam toilet.
Setelah itu, baru masukkan urine selanjutnya (yang belum dikeluarkan) ke dalam wadah sampel hingga
setinggi 3 – 6 cm dari dasar wadah. Kemudian tutup rapat agar tidak tumpah atau terkontaminasi.
Bersihkan bagian luar wadah urine menggunakan tisu steril dan cuci tangan setelah melakukan
pengambilan sampel. Sampel harus segera dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Jika tidak
memungkinkan untuk segera dianalisis, petugas laboratorium akan memasukkan sampel urine terlebih
dahulu ke dalam lemari pendingin.

Anda mungkin juga menyukai