Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BIOKIMIA

GANGGUAN METABOLISME PROTEIN

Disusun oleh :

ANI AFRI LAELAWATI (061911057)

Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medis


Universitas Binawan
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah,karena berkat kemurahanya makalah ini dapat dikerjakan sesuai dengan apa yang
diharapkan.Dalam makalah ini saya membahas gangguan metabolisme protein

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu memperdalam ilmu


pengetahuan tentang metabolisme protein.

Meskipun saya berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan,namun tetap saja segala sesuatu pasti masih ada kekuranganya.Oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi.

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat.

Jakarta, 17 Desember 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................I

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................I


1.2 Rumusan masalah............................................................................................................I
1.3 Tujuan penelitian.............................................................................................................I
1.4 Manfaat penelitian...........................................................................................................I

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................II

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................III


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein merupakan senyawa polimer yang terbentuk dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan langsung oleh ikatan peptida antara
asam amimo satu dengan asam amino lainnya.
Diantara manfaat protein tersebut sebagai enzim, protein memiliki
peranan yang besar untuk mempercepat reaksi biologis, Sebagai alat
pengangkut dan penyimpan, Protein yang terkandung dalam hemoglobin
dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit, zat pembangun yang meliputi
mengadakan pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan struktur (sel,
jaringan, dan organ), menjaga keseimbangan cairan tubuh, menyediakan
sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak.
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi
antara 5000 sampai juta. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam
molekul protein, dan mendetoksifikasi zat-zat asing yang masuk ke dalam
tubuh. Bila tubuh kekurangan atau kelebihan protein maka akan mengalami
gangguan kesehatan kemudian menjadi penyakit kekurangan atau kelebihan
protein.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi metabolisme protein ?

2. Apa saja contoh penyakit yang ditimbulkan,penyebab,penanganan

3. Bagaimana cara pencegahan nya


1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana pengaruh protein sebagai agen penyakit

2. Menggali informasi tentang contoh penyakit yang ditimbulkan, penyebab,


penanganan

3. Mengaplikasikan cara pencegahan yang seharusnya dilakukan kita untuk


menghindari penyakit yang ditimbulkan oleh protein

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memperluas informasi mengenai gangguan metabolisme protein

2. Membantu dalam menangani pasien yang mengalami gangguan metabolisme


protein

3. Mengetahui ciri-ciri pasien yang mengalami gangguan metabolisme protein


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Protein


Protein adalah senyawa organik yang banyak dijumpai dalam semua
makhluk hidup. Protein terdiri dari karbon, hydrogen dan nitrogen dan umumnya
juga mengandung sulfur.
Molekulnya berkisar antara 6000 hingga jutaan. Satu molekul protein terdiri
dari rantai panjang polipeptida. Polipeptida ini berasal dari asam. Asam amino yang
saling berikatan dengan urutan yang khas.
Ikatan teratur yang berurutan ini dinamakan struktur primer protein.
Polipeptida dapat melipat atau menggulung yang menyebabkan timbulnya struktur
sekunder. Struktur tersier asam amino berbentuk tiga dimensi dari polipeptida yang
menggulung atau melipat ini. Struktur kuartener muncul polipeptida yang terlibat.
Pemanasan dengan suhu diatas 500C atau pemberian asam basah kuat akan
membuat protein kehilangan struktur tersiernya yang khas. Hal ini juga dapat
menimbulkan koagulat yang tak larut (misalnya putih telur).
Setiap sel yang hidup tersusun oleh protein. Protein merupakan bahan
pembangun tubuh yang utama. Protein tersusun atas senyawa organic yang
mengandung unsur-unsur karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen. Unsur nitrogen
(N) adalah ciri protein yang membedakan dari karbohidrat dan lemak. Protein
merupakan bahan baku sel dan jaringan karena merupakan komponen penting dari
otot, kulit, dan tulang.

Fungsi Protein

1. Zat pembangun atau pembentukan sel-sel baru, mengganti sel-sel yang rusak
2. Bahan pembentuk hormon atau antibodi enzim
3. Pengaturan proses dalam tubuh
4. Zat tenaga, // (6) Pembekuan darah dan mempengaruhi keturunan
5. Transportasi (Hb dalam darah)
2.2  Metabolisme Protein

Metabolisme protein adalah deskripsi dari proses fisik dan kimia yang menyebabkan
baik pembentukan atau sintesis, asam amino menjadi protein dan pemecahan, atau
katabolisme, protein menjadi asam amino.
Asam amino yang beredar melalui darah dan masuk ke jaringan tubuh, di mana
mereka disintesis kembali menjadi protein.Keseimbangan antara sintesis protein dan
katabolisme adalah penting untuk mempertahankan fungsi sel yang normal. Jaringan lunak
membutuhkan asam amino untuk memproduksi jenis protein yang dibutuhkan untuk
pemeliharaan proses kehidupan. Sintesis asam amino diperlukan untuk membentuk
senyawa penting lainnya dalam tubuh, seperti histamin, neurotransmitter, dan komponen
nukleotida.Setiap asam amino yang tersisa setelah sintesis baik disimpan sebagai lemak atau
dikonversi menjadi energi.
Asam amino dapat diklasifikasikan sebagai esensial dan non-esensial. Asam
amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi sangat penting untuk metabolisme
protein.Asam amino ini harus diperoleh dari makanan.Asam amino non-esensial yang
diperlukan untuk fungsi sel normal dan dapat disintesis dari asam amino lain dalam
tubuh.Setelah asam amino yang tepat diperoleh, mereka bergabung untuk memberikan
protein jaringan sehingga tubuh dapat menggunakannya.

Hati adalah pusat untuk memecah protein yang dibutuhkan dan mengirimkan asam
amino yang dibutuhkan ke dalam darah.Ini terus memantau dan merespon kebutuhan
protein tubuh.Hati juga bertanggung jawab untuk memproses dan mengeluarkan kotoran
produk limbah yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari metabolisme protein.

Proses Metabolisme Protein

Protein merupakan salah satu senyawa yang sangat penting bagi manusia.Ia memiliki
peranan yang signifikan terhadap tumbuh kembang serta pemeliharaan keseimbangan
tubuh. Untuk menjalankan fungsi tesebut, tubuh akan menjalankan serangkaian proses
untuk memaksimalkan penyerapan. Proses tersebut dikenal dengan istilah metabolisme
protein.
Umumnya terdapat dua arah lintasan pada metabolisme ini ,yaitu :
1. Katabolisme atau rekasi yang di dalamnya melibatkan proses mengurai sejumlah molekul
organik dalam rangka memperoleh energi.
2. Anabolisme, adalah rekasi yan merangkau sejumlah senyawa organik dari molekul
tertentu agar lebih mudah diserap oleh tubuh.
2.3 Reaksi Metabolisme Asam Amino

Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus


amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses
utama pelepasan gugus amino yaitu,Transaminasi dan Deaminasi.

Transaminasi

ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari
satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari
suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam
piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam
amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Reaksi transaminasi
terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.Semua enzim transaminase
tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa
piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada
reaksi-reaksi metabolisme yang lain.

Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam
beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi
oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.

      Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+


      Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron.
Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase
dan D-asam oksidase.
2.4 Pengaruh Protein Sebagai Agen Penyakit

Definisi Penyakit

Penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi


secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau
struktur dari bagian, organ atau sistem dari tubuh.

2.5 Definisi Agen Penyakit

Agen penyakit adalah substansi tertentu yang karena kehadiran atau ketidak
hadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Agen
penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis, namun kadang-kadang
untuk penyakit tertentu, penyebabnya tidak diketahui seperti pada penyakit ulkus
peptikum, penyakit jantung koroner dan lain-lain. Agen penyakit dapat dilklasifikasikan
menjadi enam kelompok yaitu:

a. Agen Biologis : Virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa dan metazoa.


b. Agen Nutrisi : Protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan lainnya.
c. Agen Fisik : Panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, cahaya dan kebisingan.
d. Agen Kimiawi : Dapat bersifat endogen seperti asidosis, diabetes (hiperglikemia),
uremia dan bersifat eksogen seperti zat kimia, alergen, gas, debu dan lainnya.
e. Agen Mekanis : Gesekan, benturan, pukulan yang dapat menimbulkan kerusakan
jaringan pada tubuh host (pejamu).
f. Agen Sosial Budaya : Tingkat pendidikan/pengetahuan keluarga, perilaku/kebiasaan
masyarakat, adat istiadat, kepercayaan,dan lain-lain.
2.6 Macam – Macam Gangguan Protein

1. Hipoproteinemia

Eksresi protein darah berlebihan melalui air kemih,Pembentukan albumin


terganggu seperti pada penyakit hati,Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau
penyakit usus, juga pada penyakit ginjal.

2. Glisinuria
Glisin adalah Asam amino nonesensial terjadi sebagai konstituen dari protein dan
berfungsi sebagai  neurotransmitter inhibisi dalam sistem saraf pusat. Glisinuria adalah
suatu keadaan di  mana tingkat abnormal tinggi dari glisin dalam urin. Sebuah
aminoaciduria terdiri dari glisin yang berlebihan dalam urin. Kelebihan kandungan glisin
dalam tubuh dapat menyebabkan hiperglisin.

3. Hiperoksaluria Primer
Hiperoksaluria primer adalah tingginya kandungan asam oksalat dalam urin. Asam
oksalat atau oksalat, terutama kalsium oksalat, dalam urin.
Penyebabnya biasanya kekurangan diwariskan dari enzim yang dibutuhkan untuk
metabolisme asam oksalat, yang terdapat banyak di buahan dan sayuran, atau gangguan
penyerapan lemak di usus kecil. Kelebihan oksalat dapat menyebabkan pembentukan
ginjal kalkuli dan gagal ginjal. Perawatan termasuk piridoksin, cairan paksa, dan diet
rendah oksalat. 

4. Fenilketonuria
Fenilketonuria (PKU) dapat didefinisikan sebagai gangguan metabolik
langkayangdisebabkan oleh kekurangan produksi hepatik (hati) enzim fenilalanin
hidroksilase (PAH). PKU adalah bentuk paling serius dari kelas penyakit disebut sebagai
"hyperphenylalaninemia," melibatkan semua yang di atas normal (tinggi) tingkat
fenilalanin dalam darah. Gejala utama PKU yang tidak diobati dapat menyebabkan
keterbelakangan mental, adalah hasil dari mengkonsumsi makanan yang mengandung
fenilalanin asam amino,yang merupakan racun bagi jaringan otak. PKU adalah gangguan,
mewarisi resesif autosomal. Ini adalah penyakit genetik yang paling umum melibatkan
"metabolisme asam amino.“PKU tidak dapat disembuhkan, tapi  pengobatan dini yang
efektif dapat mencegah perkembangan ketidakmampuan mental yang serius.

5. Kelainan Metabolisme Protein Sebagai Akibat Kelaparan


Bila pemasukan protein kurang maka akan kekurangan kalori disamping defisiensi
asam2 amino yang diperlukan, mineral dan faktor-faktor lain,misalnya factor lipotropik.
Akibatnya pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, pembentukan zat anti,dan
serum protein akan terganggu.

6. Tirosinosis
Tirosin adalah suatu kondisi langka akibat cacat dalam metabolisme asam amino
dan ditransmisikan sebagai sifat autosom-resesif. Hal ini ditandai dengan ekskresi jumlah
berlebihan asam parahydroxyphenylpyruvic, produk setengah dari tirosin, dalam urin.
Tidak ada pengobatan yang dikenal. Sedangkan Tirosinosis adalah sebuah gangguan,
langka mungkin mewarisi metabolisme tirosin ditandai dengan ekskresi urin yang
disempurnakan metabolit tertentu pada konsumsi tirosin atau kelainan kongenital
dengan terjadinya kesalahan metabolisme sehingga fenilalanin tidak dapat direduksi
menjadi tirosin. Pada kelainan ini dapat terjadi gagal hati.

7. Sistinuria

Sistinuria adalah suatu penyakit yang jarang terjadi, yang menyebabkan


dikeluarkannya asam amino sistin ke dalam air kemih dan seringkali menyebabkan
pembentukan batu sistin di dalam saluran kemih. Penyebab sistinuria adalah kelainan
pada tubulus renalis yang diturunkan.Gen penyebab sistinuria bersifat resesif, karena itu
untuk terjadinya penyakit ini seseorang harus mendapatkan 2 gen yang abnormal,
masing-masing dari kedua orangtuanya.

8. Homosistinuria

Homocystinuria adalah kelainan bawaan di mana tubuh tidak mampu untuk


memproses blok bangunan tertentu dari protein (asam amino) dengan benar.
9. Pirai (Gout Arthritis) dan Infark Asam Urat pada Ginjal

Pada kedua kelainan ini terdapat gangguan metabolisme asam urat sehingga serum
meninggi dan terjadi pengendapan urat pada berbagai jaringan.Asam urat ini merupakan
hasil akhir dari pada metabolisme purin . Berasal dari reruntuhan asam2 nukleat menjadi
purin dan akhirnya asam urat. Protein ini berasal dari tubuh sendiri dan dari makanan.
Sebagian asam urat ini dioksidasi menjadi ureum dan diekskresi.

10. Kwashiorkor

Kwashiorkor adalah bentuk gizi buruk yang terjadi pada anak-anak. Hal ini juga dapat
disebabkan oleh infeksi, parasit atau kondisi lain yang mengganggu penyerapan protein
pada saluran pencernaan.Gejala umum yang bisa diketahui antara lain: perubahan dalam
pigmen kulit, koma (tahap akhir, penurunan massa otot, diare, kegagalan untuk
menambah berat badan dan tumbuh, kelelahan, perubahan rambut (perubahan warna
atau tekstur), peningkatan dan infeksi yang lebih parah karena rusaknya sistem kekebalan,
perut besar yang menempel keluar (menonjol), kelesuan atau apatis, kehilangan massa
otot, ruam (dermatitis), shock (tahap akhir), pembengkakan (edema).Untuk
penanganganannya penderita perlu mendapatkan lebih banyak kalori dan protein.

11. Penyakit Alkaptonuria

Alkaptonuria adalah kondisi yang langka di mana urin yang dikeluarkan seseorang
berwarna gelap ketika bersentuhan dengan udara. Penyakit ini bersifat menurun.
Penyebabnya kerusakan pada gen HGD. Gen HGD berfungsi sebagai pengendali untuk
membuat enzim yang disebut homogentisate oksedase. Enzim ini membantu memecah
asam amini fenilalanin dan tirosin, yang merupakan pembentuk protein yang.penting.
Penderita alkaptonuria biasanya juga mengalami radang sendi, terutama di tulang belakang.

12. Penyakit Histidinemia

Histidinemia merupakan kondisi yang diwariskan ditandai dengan darah tinggi tingkat
asam amino histidin, sebuah blok bangunan protein paling. Histidinemia disebabkan oleh
kekurangan (defisiensi) dari enzim yang memecah histidin. Histidinemia biasanya tidak
menyebabkan masalah kesehatan, dan kebanyakan orang dengan kadar tinggi histidin tidak
menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini. Kombinasi histidinemia dan komplikasi medis
selama atau segera setelah lahir (seperti kurangnya sementara oksigen) mungkin
meningkatkan kesempatan seseorang mengembangkan cacat intelektual, masalah perilaku,
atau gangguan belajar.

13. Penyakit Imidazolaminoaciduria

Adanya asam amino dalam urin. Jumalah Asam amino dalam urin mungkin menigkat
akibat dari gangguan metabolisme, penyakit hati kronis atau gangguan ginjal.

14. Penyakit Prolinemia

Prolinemia atau Hyperprolinemia, adalah suatu kondisi yang terjadi ketika asam amino
prolin tidak dipecah dengan baik oleh enzim oksidase prolin atau pyrroline-5-karboksilat
dehydrogense, menyebabkan membangun dari prolin dalam tubuh.

15. Penyakit Maple Syrup urine disease

Maple syrup urine disease (MSUD) atau Maple sirup penyakit kencing adalah
kelainan bawaan di mana tubuh tidak mampu untuk memproses blok bangunan protein
tertentu (asam amino) dengan benar. Kondisi ini mendapatkan namanya dari bau manis
khas dari air seni bayi yang terkena dampak.Dimulai pada awal masa bayi, kondisi ini
ditandai dengan pemberian makan yang buruk, muntah, kekurangan energi (kelesuan),
dan keterlambatan perkembangan. Jika tidak diobati, sirup maple penyakit kencing dapat
menyebabkan kejang, koma, dan kematian.
2.7 Pemeriksaan Laboratorium Protein
Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis
fibrinogen, albumin dan 60-80 % bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin.
Globulin-globulin yang tersisa adalah immunoglobulin (antibody) yang dibuat oleh sistem
limforetikuler. Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total, dan
albumin atau globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu
berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini
sebenernya mengukur nitrogen karena protein berisi asam amino dan asam amino berisi
nitrogen.

1. Protein total

Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang
digunakan untul pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan
pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3-5 % karena pengaruh
fibrinogen dalam plasma. Protein total biasanya diukur dengan reagen Biuret. Penyerapan
dipantau secara spektrofotometer. Albumin sering dikuantifikasi sendiri, sedangkan globulin
di hitung dari selisih kadar antara protein total dan albumin yang diukur.

Nilai Rujukan :

Dewasa : Protein Total : 6.0 – 8.0 g/dl, Albumin : 3.5 – 5.0 g/dl

Anak : Protein Total : 6.2 – 8.0 g/dl, Albumin : 4.0 – 5.8 g/dl

Bayi : Protein Total : 6.0 – 6.7 g/dl, Albumin : 4.4 – 5.4 g/dl

2. Macro Albumin Urin

Albuminuria adalah suatu kondisi di mana urin mengandung protein albumin yang
banyak. Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam darah, sehingga albuminuria
disebut juga sebagai proteinuria. Protein merupakan senyawa kompleks yang terdapat di
hampir semua bagian tubuh, termasuk otot, tulang, rambut, dan kuku.

3. Ureum

yaitu tes untuk menentukan kadar urea nitrogen dalam darah yang merupakan zat
sisa dari metabolisme protein dan seharusnya dibuang melalui ginjal.
4. Kreatinin darah, 

yaitu tes untuk menentukan kadar kreatinin dalam darah. Kreatinin merupakan zat
sisa hasil pemecahan otot yang akan dibuang melalui ginjal. Kadar kreatinin yang tinggi
dalam darah dapat menjadi tanda adanya gangguan pada ginjal.

5. Asam Urat
dapat dilakukan untuk mengetahui kemungkinan rematik asam urat atau
peradangan pada sendi akibat tingginya kadar asam urat. Hasil tes biasanya dapat
diperoleh dalam waktu singkat (tergantung masing-masing laboratorium), terutama bila
menggunakan alat tes asam urat nirkabel. Perlu diketahui bahwa bisa saja terdapat
perbedaan acuan nilai antara laboratorium satu dengan yang lainnya. Namun jangan
khawatir, karena biasanya laboratorium akan mencantumkan acuan yang dipakai.
Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal :

Perempuan: 2,4–6,0 miligram per desiliter (mg/dL)

Laki-laki: 3,4–7,0 mg/dL

Anak-anak: 2,0–5,5 mg/dL


2.8 Cara Pencegahan Penyakit yang ditimbulkan oleh Protein
Bagi seseorang yang telah dewasa, penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi
dengan mengkonsumsi protein secara cukup dan rutin. Hal itu bisa dilakukan dengan
mengubah menu makanan setiap hari, konsumsi makanan yang mengandung protein yang
banyak misalnya daging, telur, buah-buahan dan sayuran. minuman bergizi juga tidak boleh
dilupakan misalnya susu sapi, madu, minyak zaitun dan lainnya.

Sedangkan bagi balita, penyakit ini bisa dicegah dengan menunda masa penyapihan
yang prematur, dengan tetap memberikan air susu ibu yang eksklusif, memberikan makanan
pendamping bagi bayi yang mencukupi kebutuhan proteinnya, serta melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Cara lainnya untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat dilakukan
upaya penanggulangan sebagai berikut :
1. Pemantauan Status Gizi (PSG) masyarakat.
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
3. Pemantauan garam beryodium.
4. Pemberian kapsul vitamin A.
5. Pemberian tablet Fe.
6. Pengumpulan data Kadarzi.
BAB IV

KESIMPULAN

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.


Setidaknya ada 4 faktor yang melatarbelakangi penyakit kurang kalori protein (KKP), yaitu:
masalah sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan.
Penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein
secara cukup dan rutin. Hal itu bisa dilakukan dengan mengubah menu makanan setiap hari,
konsumsi makanan yang mengandung protein yang banyak misalnya daging, telur, buah-
buahan dan sayuran. minuman bergizi juga tidak boleh dilupakan misalnya susu sapi, madu,
minyak zaitun dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai