Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Penelitian &

ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018


PPM

PELATIHAN WIRAUSAHA
BAGI PELAKU USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
DI DESA SAKERTA BARAT DAN SAKERTA TIMUR
KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN
Nandang Mulyana1, Ishartono.2
1. Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
2. Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran

Email
Mulyananandang@yahoo.com
Kesos.ish@gmail.com

ABSTRAK
Mengatasi masalah pengangguran tidak hanya dilakukan dengan membuat program-program
pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Diperlukan upaya terus-menerus yang ditunjang dengan
kemampuan untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri. Artinya mengatasi kemiskinan salah satunya
dengan menanamkan jiwa wirausaha sehingga tidak tergantung pada lapangan kerja yang ada dan sangat
terbatas. Untuk mencapai itu semua tidak hanya memberikan modal usaha yang dapat digunakan untuk
membuka usaha baru. Akan tetapi diperlukan adanya pelatihan yang lebih kepada membengkitkan dan
mengembangkan jiwa wirausaha dalam masyarakat.
Tujuan dari pelatihan wirausaha bukan mengarahkan masyarakat atau pelaku UKM untuk membuat
usaha baru, tetapi membantu pelaku UKM untuk melihat peluang usaha dan pasar baru dengan melihat
dari sudut yang berbeda. Sudut berbeda tersebut lebih diarahkan kepada perlunya ada inovasi baru dari
usaha yang sekarang telah dijalankan.
Metode yang digunakan dalam pelatihan ini lebih kepada pembelajaran orang dewasa.
Pembelajaran orang dewasa ini lebih ditekankan kepada bagaimana peserta pelatihan untuk dapat
menggali segala masalah dan potensi yang dimiliki oleh dirinya maupun lingkungannya. Setelah itu dengan
brainstornming peserta diajak untuk membuat alternatif-alternatif pemecahan masalah dengan
berdasarkan potensi yang ada.
Hasil pelatihan memperlihatkan bahwa peserta pelatihan semakin terbuka matanya bahwa untuk
memperoleh hasil yang maksimal tentunya tidak hanya berdiam diri dengan apa yang telah dicapai.
Diperlukan adanya sudut pandang baru dalam memandang usaha yang telah dilakukan. Untuk mendukung
sudut pandang baru tersebut tentunya harus diimplementasikan dalam praktik. Praktik dari inovasi tersebut
adalah inovasi produk baru dari produk-prodrk yang sudah ada. Dengan adanya inovasi produk yang
didasarkan dari potensi yang ada maka akan membuka pasar baru sehingga akan membuka ekspansi bisnis
baru.

Kata Kunci : Pelatihan, Kewirusahaan, UKM

ABSTRACT

Addressing unemployment issue shall not being solely conducting poverty and unemployment
reduction programs only. However, there should be a continous effort supported by the abilities to build
entrepreneurship. Building entrepreneruship is one mean to address poverty thus independent from the
existing and limited availability of the occupation field. In order to achieve that, the authority should not
stop at providing tangible capital used to start the new enterprise, but also providing intangible means such
as training of developing and building the entrepreneurship spirit of the community.
The goal of entrepreneurship training is not directing the community or small and medium
enterprise to a certain new enterprise, but to assist the SMEs to overses the opportunity to new industry

31
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

and new market from a different perspective. This perspective is directed to the need of new innovation
from the current SMEs.
The method used in this training is andragogy, where the adult learners are invited to explore all
the challenges and potentials owned by either themselves or their neighbourhood. Afterward, utilizing
brainstorming method, the participants are then invited to invent problem solving alternatives based on
the existing potential.
The training result show that the participants are more aware on the fact that to acquire maximum
result, there is a need to expand from the current success. It is necessary to find new perspective in viewing
the running enterprise. To support the new perspective, should be accompanied within practices which
means inventing new innovation from the current and existing products. With the product innovations
based on the existing potential, then the new market opportunity will be open up thus will assist in the
expantion of a new business.

Keywords: Training, Enterpreneurship, Small and Medium Enterprises (SMEs)

Pendahuluan negara tersebut yang mempunyai jiwa


wirausaha. Bagi masyarakat Indonesia
Tingginya angka pengangguran merupakan
dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta
masalah yang selalu dihadapi oleh setiap
minimal diperlukan 4 juta individu penduduk
negara, terlebih negara sedang berkembang
Indonesia yang harus mempunyai jiwa
seperti Indonesia. Pengangguran merupakan
wirausaha. Kekurangan individu yang
masalah yang sangat sulit untuk dipecahkan
mempunyai jiwa wirausaha inilah yang
karena begitu banyak faktor yang menjadi
menjadi penyebab keterpurukan Indonesia
penyebab. Kemiskinan, tingkat pendidikan
dengan berbagai krisis yang melanda dunia.
yang rendah merupakan dua faktor yang
Jiwa wirausaha ini harus mendapat perhatian
menjadi penyebab tingginya pengangguran
karena dengan banyaknya individu yang
di Indonesia. Ketiadaan modal akibat
mempunyai jiwa wirausaha dalam
kemiskinan selama ini dituding sebagai
masyarakat yang bersangkutan, akan
penyebab masyarakat miskin sulit untuk
mempertahankan negara dari berbagai krisis
melakukan usaha produktif. Selain itu juga
yang selalu melanda dunia. Hal ini terbukti
ditunjangn dengan tingkat pendidikan yang
sewaktu ada krisis moneter pada tahun 1998
rendah akan memunculkan anggota
yang melanda hampir semua negara, banyak
masyarakat yang kurang atau bahkan tidak
perusahaan-perusahaan besar yang bangkrut.
kreatif dan inovatif.
Kondisi ini sangat sedikit dirasakan oleh
Salah satu cara untuk mengatasi
pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
pengangguran adalah tidak hanya membuka
Pada saat itu banyak pelaku UKM yang
lapangan pekerjaan bagi masyarakat, tetapi
dengan gagah bertahan dalam badai krisis
juga mempersiapkan masyarakat untuk dapat
moneter. Akan tetapi sampai kapan kekuatan
membuka lapangan pekerjaan sendiri.
UKM yang masih dapat bertahan dalam pasar
Mempersiapkan masyarakat untuk dapat
global dan pasar bebas yang sekarang sudah
membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya
dikembangkan. Perkiraan Kadin selama 2010
tentunya harus menumbuhkan jiwa
akan ada pengangguran baru lebih dari
wirausaha, menurut Ciputra, saat ini di
100.000 karena adanya pemutusan hubungan
Indonesia, individu yang mempunyai jiwa
kerja (PHK). Hal ini terjadi karena akan
wirausaha masih sangat kurang hanya sekitar
banyak perusahaan-perusahaan besar yang
1 % dari jumlah penduduk (baru sekitar
tidak akan mampu bersaing dengan produk
400.000 orang). Idealnya masih menurut
luar negeri khususnya dari China yang
Ciputra, suatu masyarakat akan maju jika
menyerbu masuk ke Indonesia akibat
ditunjang oleh 2 % dari jumlah penduduk

32
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

dibukanya perdagangan bebas antara China bahkan mengancam kelangsungan UKM


dengan Asean. Bahkan untuk tahun 2015 ini yang bersangkutan. Dengan demikian
akaibat dari pelemahan ekonomi diperlukan usaha untuk menumbuhkan dan
diperkirakan ada lebih dari 300.000 pekerja mengembangkan jiwa wirausaha pada pelaku
yang dirumahkan. UKM.
Kecamatan Darma, Kabupaten Sementara itu tujuan dari pelatihan
Kuningan merupakan salah satu daerah yang wirausaha ini bukan untuk mengarahkan
banyak dengan potensi UKM. Berdasarkan masyarakat untuk menjadi pelaku usaha
data yang ada di Kecamatan Darma tetapi lebih ditekankan kepada bagaiman
khususnya di Desa Sakerta Barat dan masyarakat pada umumnya dan pelaku UKM
Ssakerta Timurada lebihdari 100 orang pada khususnya dapat pelihat peluang usaha
pelaku UKM yang mampu menyerap cukup dengan memanfaatkan segala potensi yang
banyak tenaga kerja. Bahkan di Desa Sakerta dimiliki oleh dirinya serta lingkungan
Barat dan Desa Sakerta Timur banyak UKM sekitarnya. Di sisi lain juga dapat
yang sudah berkembang besar. Hal ini dapat mengidentifikasi permsalahan yang diahdapi
dilihat dari pemasaran hasil produksi yang sebagai sebuah potensi sehingga tidak
tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan menghambat dalam usaha.
setmepat tetapi sudah keluar daerah bahkan
keluar propinsi. Banyaknya UKM dan
Tinjauan Pustaka
serapan tenaga kerja ternyata belum mampu
untuk menekan pengangguran di Kecamatan a. Wirausaha
Darma umumnya, Desa Sakerta Barat dan
Berbicara wirausaha yang pertama kali
Desa Sakerta Timur khususnya. Hal ini
muncul dalam benak semua individu adalah
disebabkan karena terbatasnya modal dan
kegiatan usaha yang memerlukan adanya
variasi jenis usaha sehingga pemasaran yang
sokongan modal. Oleh karenanya jika
dilakukan stagnan. Dengan demikian untuk
berbicara wirausaha maka orang akan
lebih meningkatkan variasi jenis usaha dari
menjawab tidak mempunyai modal untuk
UKM yang ada di Desa Sakerta Barat dan
membuka usaha,serta usaha apa yang akan
Desa Sakerta Timur, maka diperlukan adanya
dilakukan. Dengan demikian modal seolah-
penanaman jiwa wirausaha kepada pelaku
olah menjadi penentu keberhasilan dari
UKM. Penanaman jiwa wirausaha ini dapat
wirausaha. Pandangan yang demikian
dolakukan dengan memberikan pelatihan
tentunya tidaklah terlalu salah, karena untuk
wirausaha kepada pelaku UKM.
membuka suatu usaha tentunya harus
Penguatan jiwa wirausaha menjadi penting
mempunyai modal. Akan tetapi modal bukan
karena persaingan dalam dunia usaha saat ini
yang paling utama dalam menjalani usaha.
dan di masa yang akan datang akan sangat
Jiwa wirausaha yang menjadi modal utama
ketat. Keadaan demikian dikarenakan
dalam menjalankan suatu usaha
semakin terbukanya perdagangan dunia yang
(Khoirussalam, 2005). Dengan demikian
ditandai dengan munculnya pasar bebas.
bahwa dengan adanya jiwa usaha atau
Produk-produk dari negara lain, khususnya
kepribadian wirausaha dalam diri, seorang
China dengan bebas masuk ke Indonesia dan
individu dapa mengembangkan dirinya dan
menjadi saingan produk dalam negeri dengan
memecahkan permasalahan yang dihadapi
jenis yang sama. Tanpa adanya kreativitas
baik secara individu maupun masyarakat.
dan inovasi usaha, kemampuan bersaing dari
Wirausaha dapat diartikan sebagai
UKM dalam negeri akan rendah yang
karakteristik mental orang yang memiliki
tentunya akan berakibat pada kemunduran
kepekaan dalam menangkap sebuah peluang,

33
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

serta kemampuan dalam mengembangkan karena sebagai kekuatan ekonomi, UKM


cara berpikir kreatif dan inovatif, dan harus mampu untuk bertahan dalam berbagai
keberanian yang dimunculkan dalam mengisi tuntutan dan hantaman badai krisis yang
peluang. Substansinya adalah ide sulosi setiap saat mungkin terjadi. Usaha kecil dan
masalah dan pemenuhan kebutuhan (Budhi menengah (UKM) adalah istilah yang
Wibhawa, 2010). Berdasarkan uraian mengacu kepada jenis usaha kecil yang
tersebut terlihat bahwa wirausaha lebih memiliki kekayaan bersih paling banyak
kepada bagaimana seorang individu memiliki Rp.200.000.000. kekayaan yang di miliki
mental untuk menangkap peluang dan oleh UKM tersebut tidak termasuk tanah dan
memanfaatkan peluang yang ada tersebut bangunan usaha, serta usaha tersebut berdiri
dengan berbagai kreasi dan inovasi dalam sendiri. Menurut keputusan Presiden RI No.
memenuhi kebutuhannya. 99 tahun 1998 menyatakan bahwa usaha
Sedangkan Peggy A.Lambing dan Charles R. kecil dan menengah (UKM) adalah “
Kuehl (dalam Hendro dan Chandra, 2006) kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
mengemukakan wirausaha adalah suatu dengan bidang usaha yang secara mayoritas
usaha kreatif yang membangun suatu value merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu
dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dilindungi untuk mencegah dari persaingan
dinikmati oleh orang banyak. Berdasarkan usaha yang tidak sehat “
pendapat yang dikemuka oleh Peggy A. Ciri-ciri dari sebuah usaha kecil adalah :
Lambing dan Charles R. Kuehl tersebut 1. Jenis barang atau komoditas yang
bahwa untuk menjadi seorang wirausaha diusahakan umumnya sudah tetap dan
seorang individu harus mempunyai empat tidak gampang untuk berubah
unsur pokok yang meliputi antara lain : 2. Lokasi atau tempat usaha umumnya
1. Kemampuan untuk membaca sudah menetap dn tidak berpinah-
peluang, berinovasi, mampu pindah
mengelola, dan mampu untuk 3. Pada umumnya sudah melakukan
memasarkan administrasi keuangan walaupun
2. Adanya keberanian dalam mengatasi administrasi keuangan yang
segala ketakutan, dapat dilakukan masih sederhana, keuangan
mengendalikan resiko, dan mampu perusahaan sudah mulai dipisahkan
keluar dari zona kenyamanan dengan keuangan rumah tangga, serta
3. Adanya keteguhan, serta pantang sudah membuat neraca usaha
menyerah 4. Sudah memiliki izin usaha dan
4. Mempunyai kreativitas yang banyak persyaratan legalitas lainnya
memerlukan inspirasi sebagai cikal termasuk sudah mempunyai NPWP
bakal ide untuk menemukan peluang 5. Sumber daya manusia (pengusaha)
berdasarka instuisi sudah memiliki pengalaman dalam
b. Usaha Kecil dan Menengah menjalankan wirausaha
Usaha kecil dan menengah (UKM) 6. Sebagian sudah mempunyai akses ke
sebagai potensi besar dalam membangun perbankan yang dapat digunakan
ekonomi Indonesia haruslah setiap untuk keperluan permodalan
pelakukanya mempunyai jiwa wirausaha. 7. Sebagian besar belum dapat membuat
Artinya setiap pelaku UKM harus mampu manajemen usaha dengan baik seperti
untuk berkreasi dengan berbagai produk membuat business planning.
tidak hanya terpaku pada pengalaman dan
pasrah dengan keadaan. Hal ini disebabkan

34
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

Metode menentukan keberhasilan pelatihan itu


a. Khalayak Sasaran diantaranya adalah kesiapan peserta
Sasaran pelatihan dalam kegiatan pelatihan dalam menerima materi pelatihan.
Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah : Disamping itu juga keberhasilan dipengaruhi
1. Anggota masyarakat yang menjadi kebermanfaatan dari materi pelatihan yang
pelaku UKM. Pemilihan sasaran ini diberikan serta kesiapan pemberi pelatihan
didasarkan bahwa anggota dalam memberikan pelatihan. Kesiapan itu
masyarakat pelaku UKM pada juga ditunjang dengan penyajian yang
dasarnya sudah mempunyai jiwa menarik sehingga materi yang diberikan
wirausaha. Pelatihan yang diberikan tidak membosankan dan paserta dapat
ini lebih kepada untuk dengan mudah memahami materi. Oleh
mengembangkan jiwa wirausaha sebab itu pelatihan yang baik tentunya
yang telah mereka miliki. Dengan diperlukan adanya assessment terhadap
demikian dengan berkembangnya materi dan kesiapan peserta untuk mengikuti
jiwa wirausaha tersebut pelaku UKM pelatihan yang akan dilaksanakan. Dengan
dapat mengembangkan pula usaha adanya assessment tersebut tentunya akan
yang telah dijalankan. menunjang keberhasilan pelatihan. Hal ini
2. Anggota masyarakat yang disebabkan karena materi yang diberikan
mempunyai minat untuk sesuai dengan kebutuhan dari peserta serta
berwirausaha. Keikutsertaan anggota peserta sudah siap untuk menerima materi
masyarakat dari kalangan ini lebih pelatihan.
kepada mempersiapkan diri jika suatu Hepworth dan Larsen (1986; 165)
ketika akan memasuki dunia dalam Zastrow (2003, 58) mendefinisikan
wirausaha. assessment sebagai berikut :
Assessment is the process of
b. Kerangka Pemecahan Masalah gathering, analyzing, and
Pelatihan merupakan sebuah sarana synthesizing salient data into a
dan wadah dalam meningkatkan kemampuan formulation that encompasses the
peserta pelatihan dalam suatu bidang following vital dimentions: (1) the
tertentu. Selain itu pelatihan juga diharapkan nature of client’s problems, including
mampu untuk menggugah dan special attention to the roles that
pengembangkan segala potensi yang dimiliki client and significant other play in the
oleh seseorang atau masyarakat sesuai difficulties; (2) the functioning (
dengan kebutuhan pelatihan itu sendiri. strengths, limitation, personality
Demikian juga dengan pelatihan wirausaha assetand deficiencies) of client and
yang diharapkan dapat menggali potensi jiwa significant other; (3) motivation of
wirausaha dari pelaku UKM yang dapat client to work on the problems; (4)
diharapkan dapat membantu mengembankan relevant environmental factors that
usaha UKM yang digelutinya sehingga dapat contribute to the problems; and (5)
menjadi lebih besar lagi dengan produk yang resurces that are available or are
lebih beragam. needed to ameliorate the client
Keberhasilan pelatihan yang difficulties.
diberikan kepada peserta tentunya tidak Kemudian Zastrow mengungkapkan
hanya ditentukan oleh satu faktor saja. adakalanya assessment yang dilakukan
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam waktu tertentu juga merupakan sebuah
keberhasilan suatu pelatihan. Faktor yang

35
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

hasil dan juga kadang-kadang sebuah proses 1. Pengetahuan pelaku UKM dalam
yang sedang berjalan (on going process). melihat peluang dan masalah yang
Dalam proses assessment langkah pertama dihadapi
yang diperlukan adalah mengumpulkan 2. Kemampuan pelaku UKM setelah
(gathering) data yang berhubungan dengan menerima pelatihan untuk dapat
kondisi yang ada dalam masyarakat. Selain membuat perencanaan usaha
mengumpulkan data yang dikumpulkan juga Indicator pencapaian pengetahuan
harus ada ada upaya membangun sikap saling pelaku UKM dalam melihat peluang dan
percaya dengan sumber data. Saling percaya masalah yang dihadapi adalah :
ini tentunya akan mendorong masing-masing 1. Pelaku UKM dapat mengidentifikasi
pihak akan memberikan informasi yang peluang pengembangan usaha
benar. 2. Pelaku UKM dapat mengidentifikasi
Hasil assessment ini selanjutnya akan masalah-masalah yang dihadapi dalam
digunakan untuk mencari dan meramu materi melaksanakan usahanya
pelatihan yang akan diberikan yang sesuai Indikator pencapaian pembuatan
dengan kebutuhan dari peserta pelatihan. perencanaan usaha meliputi :
Kesesuaian antara materi dengan kebutuhan 1. Pelaku UKM dapat membuat
dari peserta pelatihan diharapkan peltihan perencanaan pengembangan usaha
yang diberikan dapat bermanfaat secara 2. Pelaku UKM dapat membuat
maksimal. perencanaan pemasaran

d. Metode Pelatihan Pembahasan


Tahapan kegiatan pelatihan adalah a. Prapelaksanaan Kegiatan
sebagai berikut : Pelatihan Wirausaha
1. Pemetaan masalah dan potensi Prapelaksanaan kegiatan PKM ini
a. Lokasi sumber daya dan batas- merupakan kegiatan awal dalam
batas wilayah mempersiapkan pelaksanaan kegiatan PKM.
b. Jenis usaha UKM yang ada di Prapelaksanaan ini merupakan langkah awal
lokasi untuk pelaksanaan kegiatan PKM yang
i. Masalah yang dihadapi berupa kegiatan pemetaan sosial dan
oleh UKM perencanaan pelaksanaan kegiatan PKM.
ii. Potensi yang dimiliki i. Pemetaan Sosial
dalam mengatasi masalah Pemetaan sosial merupakan kegiatan
yang dihadapi oleh UKM dalam mengumpulkan data yang
c. Perubahan-perubahan sumber berhubungan dengan potensi dan masalah
daya yang terjadi yang ada di desa tempat kegiatan PKM akan
2. Identifikasi calon peserta pelatihan dilaksanakan pada umumnya, dan potensi
a. Observasi dan masalah yang berhubungan dengan
b. Social Area Survey kegiatan PKM yaitu pelaku UKM. Secara
3. Pelatihan wirausaha umum permasalahan yang ada di kedua desa
a. Team building adalah kesejahteraan masyarakat yang relatif
b. Brainstrorming masih rendah. Masalah ini muncul lebih
c. Pembuatan rencana disebabkan karena tingkat pendidikan yang
pengembangan usaha rendah. Masih banyak penduduk yang
Sedangkan evaluasi pelatihan ini difokuskan berpendidikan dasar. Hal ini tertunya
pada aspek sebagai berikut : menjadi masalah ketika harus berkompetisi

36
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

untuk memperoleh pekerjaan yang baik. kesuburan tanah, juga masih adanya lahan
Akhirnya pekerjaan yang dilakukan adalah tidur yang belum dimanfaatkan secara
pekerjaan yang turun temurun yaitu sebagai maksimal. Didesa Sakerta Timur, potensi
petani. Akan tetapi permasalahan lainnya perkebunan khususnya kopi cukup
muncul karena sudah banyak lahan pertanian melimpah. Selain itu juga desa Sakerta Timur
berpindah tangan kepada orang lain yang masih mempunyai potensi yang dapat
justru bukan warga kedua desa. Pemilik lahan dikembangkan khususnya di sektor wisata.
merupakan penduduk diluar desa. Jadi petani Potensi yang tidak kalah besarnya adalah
yang ada dikedua desa hanya buruh tani. kesediaan aparat desa untuk membangunan
Kalaupun petani it masih mempunyai lahan desa Sakerta Timur.. Kedua lokasi ini dapat
pertanian, lahan tesebut terbatas dan sempit dikembangkan sebagai potensi wisata. Pada
sehingga tidak dapat untuk memenuhi saat inipun pada waktu-waktu tertentu
kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi untuk banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal.
menyekolahkan anak. Selain masalah sumber daya manusia
Masalah lain masih berhubungan dengan yang cukup rendah, di kedua desa yaitu desa
sekolah yaitu masih rendahnya kesadaran Sakerta Barat dan Sakerta Timur cukup
masyarakat, baik orang tua maupun anak- banyak pelaku UKM dengan berbagai variasi
anaknya, untuk melanjutkan pendidikan ke produksi. Di desa Sajerta Barat dan Sakerta
jenjang yang lebih tinggi. Rendahnya Timur, pelaku UKM banyak bergerak
kesadaran inilah yang menjadikan tingkat produksi makanan ringan. Di desa Sakerta
pendidikan di kedua desa masih rendah. Barat banyak pelaku UKM yang bergerak di
Selanjutnya masalah kesadaran ini juga produksi kerupuk, macaroni, dan kue-kue
ditunjang dengan kemiskinan dan sarana dan kering. Sedangkan di desa Sakerta Timur,
prasarana sekolah yang ada dikedua desa produksi UKM yang dihasilkan adalah
yang tidak memungkinkan untuk kerupuk, comring, dan kue-kue kering.
melanjutkan sekolah. Masalah inilah yang Dibalik potensi sumber daya manusia yang
menjadi masalah yang paling urgent untuk berhubungan dengan UKM yaitu memiliki
diselesaikan di desa Sakerta Barat dan desa keahlian membuat makanan ringan, juga
Sakerta Timur. Padahal secara potesni kedua mempunyai masalah yang dihadapi oleh
desa ini berdekatan dengan daerah wisata pelaku UKM. Masalah yang dihadapi adalah
Waduk Darma. Selain itu Waduk Darma juga permodalan. Masih banyak UKM yang
merupakan potensi untuk mengembangkan berskala kecil, karena modal yang dimiliki
berbagai usaha selain pertanian. juga kecil. Modal ini sulit untuk dipecahkan
Ditinjau dari sudut potensi, kedua desa karena sampai saat ini pelaku UKM sangat
mempunyai potensi yang cukup untuk sulit untuk mencari akses permodalan.
dikembangkan. Di desa Sakerta Barat dengan Perbankan sulit untuk memberikan modal
akses yang sangat mudah untuk keluar desa. karena adanya stigma dari kedua belah pihak.
Selain itu desa Sakerta Barat juga Dari pihak pelaku UKM masih belum
mempunyai potensi dengan alamnya yaitu mempunyai keberanian untuk meminjam ke
relatif berada dalam dataran rendah dengan bank. Hal ini disebabkan karena masih
tingkat kesuburan yang tinggi. Dengan adanya anggapan di pelaku UKM bahwa
demikian masyarakat dapat menanam untuk meminjam modal ke bank itu rumit dan
berbagai tanaman produktif. Kopi dan padi perlu adanya jaminan. Jaminan inilah yang
menjadi andalan hasil pertanian dan tidak dimiliki oleh pelaku UKM dikedua
perkebunan di desa Saker Barat. Sedangkan desa. Masalah lain yang perlu mendapatkan
di desa Sakerta Timur, potensi selain perhatian ini adalah pemasaran. Selama ini

37
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

pemasaran produksi UKM sangat terbatas, kebutuhan. Selain itu juga strategi dalam
walaupun ada pelaku UKM yang sudah memberikan pelatihan juga lebih banyak
mempunyai pemasaran sampai keluar dilakukan dalam games.
propinsi tetapi hanya terbatas pada beberapa Waktu pelaksanaan kegiatan PKM di dua
pelaku UKM. Sedangkan produksi UKM desa ini berbarengan. Pelaksanaan pelatihan
lainnya pemasaran hanya di dalam dilakukan pada waktu yang sama di tempat
kecamatan bahkan hanya di dalam desa yang sama. Pelaksanaan pelatihan dilakukan
masing-masing. Hal ini berhubungan dengan di Desa Saketa Barat dengan beberapa
modal yang kecil yang sangat tidak pertimbangan. Pertama, Desa Sakerta Barat
memungkinkan melakukan ekspansi merupakan dengan yang mempnyai akses
pemasaran keluar daerah. yang lebih baik dibandingkan dengan Desa
Kemudian masalah yang dihadapi oleh Sakerta Timur. Kedua, ada kesediaan dari
pelaku UKM yang sangat mengganggu Desa Sakerta Timur Khususnya kepada desa
adalah monotonnya produksi UKM. Produksi yang akan mengirimkan warganya untuk
UKM di desa Sakerta Barat dan desa Sakerta terlibat dalam kegiatan pelatihan. Bahkan
Timur masih tetap tidak bertambah. Produksi kepada desa Sakerta Timur juga terlibat
UKM hanya hasil turunan dari orang tua dalam kegiatan pelatihan. Ketiga, di Desa
maupun kerabat. Akibatnya produksi UKM Sakerta Timur tidak ada tempat untuk
melimpah dengan variasi yang sama, melakukan kegiatan pelatihan. Hal ini
sehingga kompetisi semakin ketat dan disebabkan karena balai desa yang
produksi melimpat. Dengan demikian harga merupakan tempat pertemuan sedang dalam
menjadi rendah dan pangsa pasar menjadi perbaikan. Target dari pelaksanaan PKM dan
terbatas. Pelaku UKM di desa Sakerta Barat program KKNM di kedua desa tersebut
dan desa Sakerta Timur masih belum mampu adalah 50 orang pelaku UKM.
untuk melakukan berbagai macam variasi
dari produksi UKM yang telah ada. Selain itu b. Pelaksanaan Pelatihan Wirausaha
juga untuk memunculkan variasi produk Pelaksanaan pelatihan bagi pelaku UKM
yang baru memerlukan biaya yang cukup terbagi dalam dua kegiatan. Pertama
besar. Inilah salah satu hal yang harus workshop dan Pelatihan Adnimistrasi
dibenahi untuk meningkatkan daya saing Keuangan dan Inovasi Produk kedua
dengan pelaku UKM lain khususnya dari luar pelatihan Wirausaha yang dilakukan di desa
desa. Sakerta Barat dan Sakerta Timur.
ii. Perencanaan Waktu i. Pelaksanaan Workshop dan
Pelaksanaan PKM Pelatihan Administrasi
Pada tahap ini yang didiskusikan antara Keuangan dan Inovasi Produk
lain adalah materi yang akan diberikan serta di desa Sakerta Barat dan
waktu pelaksanaan kegiatan PKM. Materi Sakerta Timur
yang akan diberikan dalam kegiatan PKM
adalah pertama brainstrorming antara pelaku Pelaksanaan Workshop dan Pelatihan
UKM mengenai permasalahan yang dihadapi Administrasi Keuangan dan Inovasi Produk
dan bagaimana pelaku UKM mengatasi di desa Sakerta Barat dan Desa Sakerta Timur
permasalahan tersebut. Kedua materi dilaksanakan di aula desa Sakerta Barat
pengembangan diri yang lebih ditekankan dengan dibuka oleh kepala desa Sakerta
pada pengembangan jiwa wirausaha. Kedua Barat dan sambutan dari kepala desa Sakerta
materi ini dalam pelaksanaannya dapat Timur. Materi yang diberikan berupa
berkembang dengan disesuaikan dengan bagaimana mencatat keuangan dari suatu

38
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

bisnis yang harus terpisah dari keuangan pelaku UKM di desa Sakerta Barat dan
rumah tangga. Respons peserta pada Sakerta Timur terbuka wawasan bahwa dari
pelatihan ini cukup baik karena bagi peserta bahan yang sama dapat dibuat produk yang
pelatihan administrasi keuangan merupakan berbeda dengan menambahkan bahan-bahan
suatu hal sebenarnya harus dilakukan demi lain sehingga produk yang dihasilkan
perkembangan usaha mereka. Akan tetapi berbeda dengan yang lain dan dapat
administrasi keuangan pada pelaku UKM membuka peluang pasar baru.
merupakan sesuatu yang sulit untuk
dilakukan karena modal yang kecil tenatunya ii. Pelaksanaan Pelatihan
tidak sebanding dengan administrasi yang Wirausaha dan Inovasi Produk
harus dilakukan. Kondisi inilah yang menjadi Sesuai dengan kesepakatan, diadakan
masalah klasik bagi UKM di Indonesia untuk pelatihan wirausaha. Sejak dari pagi
berkembang. Mencampur aduk antara mahasiswa sudah mempersiapkan segala
keuangan usaha dengan rumah tangga sesuatu yang berhubungan dengan
merupakan hal yang biasa. Akibatnya UKM pelaksanaan pelatihan wirausaha. Selain itu
di Indonesia sulit untuk mengembangkan juga contoh inovasi produk telah selesai
diri. Adminstrasi keuangan inilah yang dibuat dan akan diperkenalkan sewaktu
menjadi solusi mengatasi permasalahan pelatihan berlangsung. Contoh inovasi
tersebut. Sebenarnya tidak terlalu sulit asa produk ini hanya satu macam dengan asumsi
ada kemauan untuk maju. jika peserta tertarik akan mencoba inovasi
Tanggapan paling meriah sewaktu acara baru untuk produk UKM yang digelutinya.
inovasi produk. Produk-produk hasil inovasi Pada waktu yang telah ditentukan pelaku
mahasiswa KKNM berupa serabi dengan UKM yang hadir untuk mengikuti pelatihan
berbagai variasi. Peserta pelatihan seolah- berjumlah kurang lebih 30 orang yang
olah takjub dengan inovasi yang ditampilkan diundang. Ketidakhadiran pelaku UKM
oleh para mahasiswa. Inovasi ini tidak hanya lainnya lebih disebabkan karena hari itu hari
hasil yang sudah jadi, juga ditampilkan kerja dimana pelaku UKM tidak libur.
bagaimana cara membuatnya. Antusiasme Dengan 30 orang pesertapun pelatihan
yang tinggi diperlihatkan oleh peserta wirausaha ini tetap berlangsung. Acara
pelatihan untuk lebih jauh lagi mengetahui dimulai dari pembukaan oleh kepala desa
bagaimana membuat produk-produk yang Sakerta Barat yang dilanjutkan dengan materi
inovatif. Permasalahan yang akan dihadapi pelatihan. Acara pertama pelatihan dengan
dengan inovasi produk ini adalah pemasaran. mengadakan brainstrorming menganai siapa
Hal ini disebabkan karena inovasi produk pelaku UKM itu sendiri dan permasalahan
memerlukan bahan baku yang harganya lebih yang dihadapi. Pada bagian ini diawali
mahal dibandingkan dengan bahan baku dengan games yang bertujuan agar pelaku
produk yang biasa dilakukan oleh pelaku UKM ini dapat melihat segala sesuatu dari
UKM. Tentunya dengan bahan baku yang pandangan yang berbeda dengan pandangan
lebih mahal harga jualpun akan lebih mahal. yang telah ada. Tanggapan yang diberikan
Tanggapan itulah yang pertama kali muncul oleh peserta cukup baik karena pada saat itu
setelah peserta mengetahui bahan-bahan muncul berbagai tanggapan tidak hanya
yang diperlukan dalam membuat inovasi pertanyaan yang melihat bahwa ternyata
produk. Permasalahan tersebut tidak untuk melihat segala sesuatu itu tidak hanya
dipecahkan pada saat pelatihan, karena dari satu sisi, tetapi dari berbagai sudut,
inovasiproduk yang diperlihatkan kepada sehingga akan terlihat bahwa segala sesuatu
pelaku UKM hanyalah sebagai umpan agar itu berbeda tergantung pada sudut pandang

39
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

masing-masing. Pada sesi ini juga setiap berbeda dengan pealatihan-pelatihan yang
peserta mengemukakan masalah yang telah diberikan sebelumnya. Pelatihan
dihadapi selama bergelut dengan kegiatan sebelumnya lebih banyak mendengarkan
usaha. Setiap peserta berusaha membantu ceramah, sedangkan pelatihan sekarang
untuk memecahkan permasalahan yang justru peserta yang aktif untuk memecahkan
dihadapi oleh masing-masing peserta. berbagai masalah yang dihadapinya. Hasil
Sesi kedua acara pelatihan adalam evaluasi menunjukkan bahwa pengetahuan
bagaimana mengembangkan jiwa wirausaha peserta semakin bertambah dan wawasan
yang telah ada dalam pelaku UKM. Sesi dua mengenai usaha mereka juga bertambah.
ini dimulai dengan games membuat menara Ternyata memproduksi usaha itu tidak hanya
dari kertas. Setiap peserta dibagi ke dalam berdasarkan turun temurun, tetapi juga harus
beberapa kelompok dengan setiap kelompok melakukan inovasi sehingga pemasaranpun
disisipi mahasiswa. Setiap kelompok akan semakin berkembang. Acara pelatihan
diberikan kertas dengan jumlah yang sama. ditutup dengan doa dan dilanjutkan dengan
Dalam 5 menit setiap kelompok harus acara perpisahan antara mahasiswa KKNM
membuat menara setinggi mungkin dengan dengan kepad desa dan aparatnya serta
caranya masing-masing. Kelompok yang masyarakat.
menaranya paling tinggi adalah
pemenangnya. Tujuan dari games ini adalah iii. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan
semua pelaku UKM harus mampu untuk Wirausaha
menangkap semua peluang dengan Evaluasi yang dilakukan pada kegiatan
menggunakan segala upaya. Segala cara PKM pelatihan wirausaha di desa Sakerta
harus dikerahkan sehingga akan tercapai Barat dan desa Sakerta Timur terbagi atas
maksud yang diinginkan. Itulah yang pertama evaluasi terhadap pelaksanaan
menjadi jiwa dari wirausaha yaitu pelatihan itu sendiri, kedua evaluasi
memanfaatkan setiap peluang yang ada mengenai keberhasilan dari pelatihan
dengan segala usaha sehingga akan wirausaha.
mendapatkan sesuatu yang paling tinggi. a. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan
Sesi ketiga dari pelatihan wirausaha Wirausaha
adalah diskusi mengenai kemungkinan- Evaluasi ini meliputi ketidakhadiran
kemungkinan yang dapat dilakukan dengan dari para undangan. Kehadiran masyarakat
potensi yang dimiliki. Pada saat itu dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan ini
diperkenalkan inovasi produk buatan cukup bagus. Hal ini dikarenakan dari
mahasiswa untuk dicicipi oleh peserta undangan yang disebarkan lebih dari 80
pelatihan. Para peserta surprise dengn inovasi menghadiri undanga pelatihan tersebut. Hal
yang tampilan karena produk yang biasa ini juga dipengaruhi oleh keterlibatan kepada
diusahakan oleh mereka ternyata dapat dibuat desa di kedua desa yang aktif untuk mengajak
lebih bagus baik itu rasa maupun bentuknya, warganya terlibat dalam pelatihan, walaupu
walaupun dari sisi harga bahan-bahan lebh pelatihan diadakan dihari kerja dan waktu
mahal sehingga harga yang dipatok juga akan pelatihan yang disiang hari. Di sisi lain itu
lebih mahal. juga menunjukkan adanya sosialisasi yang
Sesi terakhir dari pelatihan tersebut efektif yang dilakukan oleh mahasiswa
adalah tanggapan dan evaluasi dari peserta KKNM di kedua desa.
mengenai pelatihan yang telah diberikan. Evaluasi lain adalah mengenai materi
Tanggapan diberikan oleh kepala desa yang yang diberikan. Materi pelatihan yang
terkesan dengan pelatihan diberikan yang diberikan di kedua desa sudah sesuai dengan

40
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

kebutuhan dari masing-masing pelaku UKM. jiwa wirausaha. Pelaku UKM lebih terpaku
Pelatihan di kedua desa tentang administrasi pada produk-produk yang selama ini berlaku
keuangan memang sesuai denga kebutuhan umum. Pelaku UKM perlu diajak untuk
pelaku UKM, akan tetapi dalam melihat usahanya dari sudut yang lain
melaksanakannya masih perlu waktu yang sehingga pada akhirnya akan membuka
panjang karenatidak semua pelaku UKM siap wawasan dan pengetahuan serta membuka
untuk membuat pembukuan keuangan pasar beru dengan inovasi produk dari
sehingga tidan bercampur baur dengan produk awalnya.
keuangan rumah tangga. Sedangkan
pelatihan kewirausahaan di kedua desa b. Saran
materi yang diberikan sudah cukup baik 1. Perlu adanya pelatihan-pelatihan
tetapi pelaksaannya juga perlu waktu lama yang diseusikan dengan kebutuhan
karena untuk mengembangkan jiwa dari pelaku usaha.
wirausaha bukan hanya diperlukan satu kali 2. Perlu pendampingan yang dilakukan
pelatihan. oleh dinas perindustrian maupun
perdagangan sehingga pelaku usaha
b. Eavaluasi Keberhasilan Pelatihan dapat mempertahankan dan
Evaluasi ini lebih ditekankan pada mengembangkan usahanya.
pemanbahan wawasan pengetahuan dari 3. Perlu adanya contoh dalam inovasi
peserta pelatihan. Semua peserta pelatihan produk dengan memanfaatkan
mengaku cukup menambah wawasan sumber daya yang ada di daerah yang
pengetahuan dengan mengikuti pelatihan bersangkutan sehingga tidak
wirausaha ini. Demikian juga dengan contoh membuat harga produk tidak terlalu
inovasi produk juga peserta cukup apresiatif mahal dan dapat bersaing dengan
dan menganggap itu merupakan sesuatu hal produk lain. Produk inovasi ini harus
yang baru. Produk-produk yang selama ini dilakukan oleh dinas yang berkaitan
seringkali dianggap sebelah mata ternyata dengan UKM yang menggandeng
dengan inovasi menjadi produk yang perguruan tinggi maupun pelaku
bernuansa baru dengan bentuk dan rasa baru. UKM lain yang telah melaksanakan
Akan tetapi dari inovasi produk yang inovasi produk
ditampilakn masih ada kekurangan
diantaranya harga-harga bahan untuk produk
yang ditampilkan ternyata lebih mahal Daftar Pustaka
sehingga akan berpengaruh terhadap harga Hendro dan Cahndra , 2006, Be A Smart and
jual. Dengan demikian pangsa pasarpun akan Good Entrepreneur, CLA Publinshing,
semakin sempit. Akan tetapi dibalik itu juga Bekasi
dengan inovasi baru akan mamacu
munculnya pangsa pasar baru. Laboratorium Kesejahteraan Sosial FISIP
UNPAD, 2010, Kewirausahaan (Perspektif
Pekerjaan Sosial), Free Press, Bandung
Simpulan
a. Simpulan
Pelatihan wirausaha memang
diperlukan oleh pelaku UKM, karena selama Buchari Alma, 1999, Kewirausahaan,
ini para pelaku UKM sangat jarang Alfabeta, Bandung
mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan

41
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 5, No: 1 Hal: 1 - 110 April 2018
PPM

Peggy A. Lambing dan CharlesR. Kuehl,


1999, Entrepreneurship

Ife, Jim W., 1995, Community Development;


Creating community alternatives-vision
analysis and practice, Melbourne : Longman

Loewenberg, F.M, 1977, Fundamentals of


Social Intervention; core conceptand skills
for social work practice

Marti Costa dan Serano Garcia, 1983, Need


Assessment and Community Development;
And Ideologycal Perspective in Strategies of
Community Intervention, Macro Practice,
5th.ed., F.E. Peacock Publishers, INC., Itsaca
Illinois

Raharjo, ST (ed). (2016). Kerentanan dan


Disabilitas, Kumpulan Tulisan. Bandung:
Unpad Press.

Raharjo, ST .(2015). Pekerjaan Sosial


Generalis, Pengantar Bekerja Bersama
Organisasi dan Komunitas. Bandung: Unpad
Press.

Rubin, Herbert J, dan Irene S. Rubin, 1992,


Community Organization and Development,
2nd edition, New York; Mac Milan Public

Tropman, John E. et.al., 1986, Strategies of


Community Intervention, Macra Practice,
5th.ed., F.E. Peacock Publishers, INC., Itasca
Illinois

Wibhawa, B., Raharjo, ST., & Santoso, MB.


2010. Dasar Dasar Pekerjaan Sosial. Widya
Padjadjaran: Bandung

Zastrow, Charles, 2003, The Practice of


Social Work, 2nd.ed., the Dorsey Press,
Illinois

42

Anda mungkin juga menyukai