4. Anjurakan klien untuk melaporkan segera bila ada tanda-tanda perdarahan
lebih banyak
Rasional : Pelaporan tanda perdarahan dengan cepat dapat membantu dalam
melakukan tindakan segera dalam mengatasi keadaan klien.
DX II
Gangguan pemenuhan ketuban sehari-hariberhubungan dengan ketidakmampuan
merawat diri sekunder keharusan bedres
Tujuan :
Pemenuhan kebutuhan klien sehari-hari terpenuhi
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien dengan
menggunakan komunikasi therapeutik
Rasional : Dengan melakukan komunikasi therapeutic diharapkan klien kooperatif
dalam melakukan asuhan keperawatan.
5. Anjurkan klien untuk memberi tahu perawat untuk memberikan bantuan
Rasional : Dengan memberi tahu perawat sehingga kebutuhan klien dapat
terpenuhi.
DX III
Resiko rawat janin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darak ke
plasenta
Tujuan :
Gawat janin tidak terjadi
Intervensi :
1. Istirahatkan klien
Rasional : melalui istirahat kemungkinan terjadinya pelepasan plasenta dapat
dicegah
2. Anjurkan klien agar miring kekiri
Rasional : Posisi tidur menurunkan oklusi vena cava inferior oleh uterus dan
meningkatkan aliran balik vena ke jantung
3. Anjurkan klien untuk nafas dalam
Rasional : Dengan nafas dalam dapat meningkatkan konsumsi O2 pada ibu
sehingga O2 janin terpenuhi
4. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian oksigen
Rasional : Dengan pemberian O2 dapat meningkatkan konsumsi O2 sehingga
konsumsi pada janin meningkat.
5. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian kortikosteroit
Rasional : Korticosteroit dapat meningkatkan ketahanan sel terutama organ-organ
vital pada janin.
Tindakan mandiri :
a). Monitor tanda vital (TD, nadi, nafas,suhu, dan palpasi nadi perifer secara
rutin)
R : permonitoran tanda vital dapat menunjukkan indikasi terjadinya pemulihan
atau penurunan sirkulasi
b.) Kaji dan catat perdarahan pervaginam dan peningkatan tinggi fundus uteri.
R : Sebagai petunjuk untuk tindakan kedaruratan selanjutnya
c.) Monitor intake dan output untuk memperbaiki sirkulasi volume cairan.
R : pemberian intake cairan (secara parenatal) dapat membantu mempertahankan
volume sirkulasi
Tindakan kolaborasi :
a. Pemberian oksigen sesuai indikasi
R : Pemberian oksigen dapat meningkatkan sirkulasi O2 pada jaringan
b. Pemberian tranfusi darah sesuai indikasi
R : pemberian tranfusi darah dapat membantu sirkulasi ke jaringan
3). Resiko tinggi terjadinya fetal distress berhubungan dengan perfusi oksigen
yang tidak adekuat pada plasenta
Tujuan : perfusi oksigen pada janin adekuat
Kriteria :
• DJJ normal (120-160 x/menit)
• Kebutuhan oksigen janin terpenuhi
• Kontraksi uterus normal
• HIS normal
• Pergerakan janin baik
Tindakan mandiri :
a) Monitor DJJ dan pergerakan janin
R : gangguan perfusi plasenta dapat menurunkan oksigenisasi pada janin,
sehingga pergerakan janin dan DJJ tidak normal
Tindakan kolaborasi :
a). Pemberian Oksigen sesuai indikasi
R : pemberian oksigen akan membantu sirkulasi oksigen ke janin menjadi adekuat
c). Persiapkan klien untuk dilakukan tindakan emergensi seperti section caesaria
R : tindakan section merupakan salah satu alternative menghindari terjadinya fetal
distress
3. 4 Evaluasi
1. Kondisi ibu tetap stabil atau perdarahan dapat dideteksi dengan tepat, serta
terapi mulai diberikan.
2. Ibu dan bayi menjalani persalinan dan kelahiran yang aman
Diagnose keperawatan
C. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda- 1. Untuk
berhubungan keperawatan selama 3×24 tanda infeksi mengetahui
dengan jam diharapkan pasien 2. Pantau tanda-tanda
ketuban pecah tidak menunjukan tanda- keadaan umum infeksi yang
dini tanda infeksi dengan pasien muncul
kriteria hasil : 3. Bina 2. Untuk melihat
hubungan saling perkembangan
1. Tanda-tanda infeksi
percaya melalui kesehatan
tidak tidak ada.
komunikasi pasien
2. Tidak ada lagi cairan
terapeutik 3. Untuk
ketuban yang keluar dari
4. Berikan memudahkan
pervaginaan.
lingkungan yang perawat
3. DJJ normal
nyaman untuk melakukan
4. Leukosit kembali
pasien tindakan
normal
5. Kolaborasi 4. Agar istirahat
5. Suhu tubuh normal
dengan dokter pasien
(36,5-37,5ºC)
untuk terpenuhi
memberikan 5. Untuk proses
obat antiseptik penyembuhan
sesuai terapi pasien
D. Implementasi
E. Evaluasi
Kolaborasi Kolaborasi
1. Meninjau ulang pe- 1. Menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat memberi
meriksaan darah cepat: informasi mengenai penyebab. Ht harus dipertahankan
HDL, jenis dan pencocokan diatas 30% untuk mendukung transport oksigen dan nutrien.
silang, titer rH, kadar
fibrinogen, hitung
trombosit, APTT, PT, dan
kadar HCG
2. Berikan larutan intravena, 2. Meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi gejala-
ekspander plasma, darah gejala syok
lengkap, atau sel-sel
kemasan sesuai indikasi
Kolaborasi Kolaborasi
1. Memberikan suplemen 1. Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk janin. Janin
oksigen pada klien melepaskan oksigen pada tingkat selular lebih cepat dari
orang dewasa dan jumlah sel darah merah janin juga
lebih besar daripada orang dewasa, sehingga
memungkinkan mengalami hipoksia.
2. Melakukan NST sesuai 2. Mengevaluasi secara elektronik respons DJJ terhadap
indikasi gerakan janin, bermanfaat dalam menetukan
kesejahteraan janin (tes reaktif) versus hipoksia
(nonreaktif).
3. Mengganti kehilangan 3. Mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat untuk
darah/cairan ibu transport oksigen.
3 Ketakutan Setelah dilakukan tindakan Mandiri : Mandiri :
berhubungan keperawatan selama 3x24 1. Mendiskusikan situasi dan 1. Memberikan informasi tentang reaksi individu terhadap
dengan ancaman jam diharapkan ketakutan pemahaman tentang situasi apa yang terjadi.
kematian pada pada klien dapat diatasi dengan klien dan pasangan
diri sendiri dan dengan kriteria hasil : 2. Memantau respon verbal 2. Menandakan tingkat rasa takut yang sedang dialami
janin a. Mendiskusikan dan nonverbal klien/pasangan.
ketakutan mengenai klien/pasangan 3. Meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi dan
diri sendiri, janin, dan 3. Mendengarkan masalah memberikan kesempatan pada klien untuk
masa depan kehamilan, klien dan dengarkan secara mengembangkan solusi sendiri.
mengenai ketakutan aktif
yang sehat dan tidak 4. Memberikan informasi 4. Pengetahuan akan membantu klien mengatasi apa yang
sehat dalam bentuk verbal dan sedang terjadi dengan lebih efektif. Informasi tertulis
b. Mengungkapkan tertulis, dan beri nantinya memungkinkan klien untuk meninjau ulang
pengetahuan situasi kesempatan klien untuk informasi karena akibat tingkat stres, klien tidak dapat
yang akurat mengajukan pertanyaan, mengasimilasi informasi. Jawaban yang jujur dapat
c. Mendemonstrasikan jawab pertanyaan dengan meningkatkan pemahaman dengan lebih baik serta
pemecahan masalah jujur menurunkan rasa takut.
dan penggunaan 5. Melibatkan klien dalam 5. Menjadi mampu melakukan sesuatu untuk membantu
sumber-sumber secara perencanaan dan mengontrol situasi dapat menurunkan rasa takut.
efektif berpartisipasi dalam
d. Melaporkan/menunjuk perawatan sebanyak
kan berkurangnya mungkin
ketakutan dan/atau 6. Menjelaskan prosedur dan 6. Pengetahuan dapat membantu menurunkan rasa takut dan
prilaku yang arti gejala-gejala meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi.
menunjukkan
ketakutan
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Mengkaji kadar Ht 1. Kadar Ht dapat menandakan jumlah kehilangan darah
dan dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan dan
keadekuatan penggantian.
7 Kurang Setelah dilakukan tindakan Mandiri : Mandiri :
pengetahuan keperawatan selama 3x24 1. Menjelaskan tindakan dan 1. Memberikan informasi, memperjelas kesalahan konsep,
berhubungan jam diharapkan rasional yang ditentukan dan dapat membantu menurunkan stres yang
dengan kurang kurangnyapengetahuan pada untuk kondisi hemoragi. berhubungan.
pemajanan dan klien dapat diatasi dengan Beri penguatan informasi
tidak mengenal kriteria hasil : yang diberikan oleh
sumber-sumber a. Berpartisipasi dalam pemberi perawatan
informasi proses belajar kesehatan lain
ditandai dengan b. Mengungkapkan, 2. Memberikan kesempatan 2. Memberikan klarifikasi dari konsep yang salah,
meminta dalam istilah bagi klien untuk identifikasi masalah-masalah, dan kesempatan untuk
informasi, sederhana, mengajukan pertanyaan dan mulai mengembangkan keterampilan koping.
pernyataan yang patofisiologi dan mengungkapkan kesalahan
salah konsep, implikasi situasi konsep
ketidak tepatan klinis 3. Mendiskusikan 3. Memberikan informasi tentang kemungkinan komplikasi
atau perilaku kemungkinan implikasi dan meningkatkan harapan realistis dan kerja sama
berlebihan jangka pendek pada dengan aturan tindakan.
ibu/janin dari keadaan
perdarahan
4. Meninjau ulang implikasi 4. Kadar HCG harus dipantau selama 1 tahun setelah
jangka panjang terhadap pengeluaran mola hidatidosa. Bila kadar tetap tinggi,
situasi yang memerlukan kemoterapi diindikasikan, karena beresiko
evaluasi dan tindakan koriokarsinoma. Klien dengan aborsi spontan trimester
tambahan; misal mola kedua berulang dapat dilakukan prosedur Shirodkar-
hidatidosa, disfungsi Barter. Klien dengan kehamilan ektopik dapat mengalami
serviks, atau kehamilan kesulitan mempertahankan setelah pengangkatan
ektopik tuba/ovarium yang sakit