Anda di halaman 1dari 5

Chapter 2 : Awal Biologis

 Pandangan Evolusioner
- Seleksi Alam dan Perilaku Adaptif
Seleksi alam adalah proses evolusioner yang memilih individu dari sebuah
spesies yang paling mampu beradaptasi untuk bertahan hidup dan bereproduksi.
Perilaku adaptif adalah perilaku yang dapat meningkatkan ketahanan hidup
suatu organisme dalam habitat alamnya.

 Psikologi Evolusioner
Psikologi evolusioner menekankan pentingnya adaptasi, reproduksi dari
“survival of the fit test“ dalam membentuk perilaku “fit” yang mengacu pada
kemampuan untuk mengandung keturunan yang bertahan hidup cukup lama
untuk mengandung keturunan mereka.

 Psikologi Perkembangan Evolusioner


Berikut ini beberapa ide yang ditawarkan oleh psikolog perkembangan
evolusioner :
- Masa muda yang panjang berevolusi karena manusia membutuhkan waktu
untuk mengembankan otak menjadi besar dan mempelajari kompleksitas
komunitas sosial manusia.
- Banyak aspek dan masa kanak-kanak berfungsi sebagai persiapan bagi
masa dewasa dan dipilih melalui evolusi.
- Beberapa karakteristik masa kanak-kanak dipilih karena karakteristik tersebut
adaptif pada titik tertentu dalam perkembangan, bukan karena karakteristik
tersebut menyiapkan anak menjelang masa dewasa.
- Banyak mekanisme psikologi yang berevolusi bersifat domain spesific.
- Mekanisme yang berevolusi tidak selalu adaptif dalam masyarakat
kontemporer.

 Dasar-dasar Genetik
- Proses Genetik ( DNA dan Gen Kolaboratif)
DNA adalah molekul kompleks yang memiliki bentuk spiral ganda, dan berisi
informasi genetik. Gen adalah unit informasi keturunan, merupakan segmen pendek
DNA. Setiap gen memiliki fungsi masing-masing dan setiap gen memiliki tempatnya
sendiri. Baru-baru ini, jumlah gen manusia telah direvisi menjadi lebih kecil sekitar
20.000 hingga 25.000.
Aktifitas gen (ekspresi genetik) dipengaruhi oleh lingkungan gen. Contohnya,
hormon yang mengalir dalam darah berhasil mencapai sel dimana hormon tersebut
dapat menyalakan atau mematikan gen. Dan aliran hormon dapat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan seperti cahaya, nutrisi dan perilaku. Peristiwa eksternal di luar sel
dan luar tubuh dapat melepaskan ekspresi gen.
Singkatnya, sebuah gen tunggal jarang menjadi sumber informasi genetik
protein, meskipun merupakan sifat yang diwariskan.

 Gen dan Kromosom


Gen tidak hanya bersifat kolaboratif, tetapi juga bertahan. Untuk menjelaskan
proses ini, dapat dijelaskan menggunakan tiga proses :
1. Mitosis => Selama proses mitosis, nukleus sel termasuk kromosom
menggandakan diri dan sel tersebut membelah. Dua sel baru terbentuk,
tiap sel berisi DNA yang sama seperti DNA manusia (orang tuanya),
tersusun dalam 23 pasang kromosom yang sama.
2. Meosis => Selama proses meosis, sebuah sel dari testis atau ovarium
menggandakan kromosomnya, tetapi kemudian membelah dua kali
sehingga membentuk empat sel, yang masing-masing hanya mempunyai
separuh materi genetik dari sel orang tua. Diakhir proses ini, tiap sel telur
dan sperma memiliki 23 kromosom yang tidak berpasangan.
3. Pembuahan => Sel telur dan sperma bergabung membentuk sel tunggal
yang disebut zigot. Dalam zigot, kromosom yang tidak berpasangan dari
sel telur dan sperma berkombinasi membentuk serangkaian kromosom
yang berpasangan salah satu dari tiap pasang sel telur ibu dan salah satu
dari tiap pasang sel sperma ayah. Dengan cara ini, tiap orang tua
menyumbang setengah dari materi genetik keturunannya.

 Sumber Keragaman
Kromosom dan zigot bukanlah duplikat persis dari ovarium ibu dan testis
ayah. Selama pembentukan sperma dan sel telur dalam meosis, anggota dari
tiap pasang kromosom terpisah sebagai tambahan, sebelum berpisah kepingan
dari dua kromosom dalam tiap pasang ini ditukar, menciptakan kombinasi gen
baru dalam tiap kromosom. Oleh karena itu, saat kromosom dari sel telr ibu dan
sperma ayah dibawa bersama zigot, hasilnya adalah kombinasi gen yang benar-
benar unik. Sumber keragaman ini berasal dari DNA.
 Prinsip Genetik
- Prinsip gen dominan – resesif, pada beberapa kasus satu gen dari setiap
pasang selalu menggunakan pengaruhnya ; artinya gen tersebut dominan,
melampaui pengaruh poteensial dari gen yang lain, yang disebut gen resesif.
Gen resesif menggunakan pengaruh hanya jika kedua gen dalam satu
pasang keduanya resesif.
- Gen yang berhubungan dengan jenis kelamin
X linked inheritance, merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan warisan gen yang diubah (bermutasi) yang dibawa dalam
kromosom X. Sebagian besar gen yang bermutasi adalah resesif, tetapi
ingatlah bawa laki-laki hanya mempunyai 1 kromosom X. Akibatnya, jika ada
penyakit yang berhubungan dengan kromosom X, laki-laki lebih mungkin
terkena penyakit/kelainan genetik.
- Kelekatan Genetik (Genetic Imprinting)
Kelekatan gen terjadi ketika gen memiliki pengaruh yang berbeda
tergantung pada apakah gen tersebut diwarisi oleh ibu atau ayah.
- Warisan Poligenik
Beberapa karakteristik psikologis merupakan hasil dari sebuah gen
tunggal/berpasangan. Sebagian besar ditentukan oleh interaksi antar gen
yang berbeda-beda. Gen tersebut ditentukan secara poligenik. Warisan
poligenik terjadi ketika banyak gen berinteraksi untuk mempengaruhi sebuah
karakteristik.

 Abnormalitas yang berhubungan dengan gen


1. Abnormalitas Kromosom
- Sindrom Down. Ciri-ciri dari sindrom ini adalah memiliki wajah bulat, tulang
tengkorak datar, lipatan kulit ekstra diatas kelopak mata, lidah panjang,
tangan dan kaki pendek dan keterbelakangan dalam hal mental dan motorik.
Sindrom ini disebutkan adanya duplikat ekstra dari kromosom 21.
- Sindrom Klinefeltis, dimana kelainan genetik laki-laki yang memiliki
kromosom X ekstra, membuat mereka jadi XXY bukan XY. Laki-laki dengan
kelainan ini memiliki testis yang tidak berkembang dan biasanya memilki
dada besar dan tumbuh tinggi.
- Sindrom Fraglie X merupakan kelainan kromosom pada kromosom X yang
terhimpit dan sering pecah. Orang dengan pengidap sindrom ini memiliki
keterbelakangan mental, gangguan belajar/rentang perhatian pendek.
- Sindrom Turner/kelainan kromosom pada perempuan yang kromosom X nya
hilang dan menjadikannya memiliki kromosom XO bukan XX. Orang dengan
sindrom ini, memiliki postur tubuh pendek, leher yang tersambung membran
kulit, tidak dapat subur dan mengalami kesulitan dalam matematika tetapi
kemampuan verbal yang biasanya baik.
- Sindrom XYY merupakan kelainan kromosom dimana laki-laki memiliki
kromosom Y ekstra.
2. Abnormalitas Gen
- Phenylketonuria (PKU), adalah kelainan genetik dimana individu tidak dapat
mencerna phenylalanine dengan benar, suatu asam amino. Jika
phenylketonuria dibiarkan tidak dirawat, berakibat pada keterbelakangan
mental dan hiperaktivitas.
- Sickle cell, lebih sering terjadi pada orang Afrika dan Amerika. Merupakan
kelainan genetik yang menyerang bentuk sel darah merah. Sel darah merah
pada orang yang memiliki kelainan tersebut berbentuk sabit.

 Tantangan dan Pilihan Reproduktif


- Uji diagnostik Pra Kelahiran
Tes-tes ini meliputi :
a. Ultrasound ronagraphy => prosedur medis pra kelahiran dimensi
gelombang suara berfrekuensi tinggi diarahkan pada perut wanita hamil.
Teknik ini dapat mendeteksi sejumlah abnormalitas struktural pada janin.
b. Pada minggu ke 8-11 kehamilan, chorionic villi, sampling dapat digunakan
untuk mendeteksi cacat genetik dan abnormalitas kromosom.
c. Antara minggu ke 8-11 kehamilan, amniocentesis dapat dilakukan
Amniocentesis merupakan prosedur medis prakelahiran dimana sampel
cairan amniotik diambil menggunakan alat suntik dan diuji untuk melihat
ada tidaknya kelainan kromosom atau kelainan metabolisme.
d. Selama minggu ke-16 hingga 18 kehamilan, material blood screening
mengidentifikasikan kehamilan yang memiliki resiko cacat lahir yang
meningkat seperti sajima bifida (cacat yang biasanya fatal ditulang
belakang).

 Ketidaksuburan dan Teknologi Reprodukif’


Tiga teknik reproduktif yang paling umum digunakan, yaitu :
- In Vitro Fertilization (IVF) atau pembuahan in vitro. Sel telur dan sperma
digabungkan dalam sebuah piring laboratorium. Jika telur berhasil dibuahi,
satu atau lebih embrio yang dihasilkan dipindahkan ke rahim calon ibu.
- Gamete Intrafallopion Transfer (GIFT). Dokter memasukan sel telur dan
sperma secara langsung ke dalam tuba fallopi calon ibu.
- Zygote Intradallopion Transfer (ZIFT). Ini merupakan prosedur 2 tahap.
Pertama, telur dibuahi dalam laboratorium. Kemudian, zigot yang dihasilkan
dipindahkan ke Tuba Fallopi.

In Viro Fertilization sejauh ini merupakan teknik yang paling umum digunakan
(98% dari selruh kasus dalam studi nasional) dan memiliki angka keberhasilan
tertinggi dalam studi nasional yaitu sekitar 30%.
 Adopsi
Adopsi merupakan proses sosial dan hukum dimana hubungan orang tua
dan anak di bangun antara orang-orang yang tidak ada hubungan darah. Anak
yang di adopsi sangat dini dalam kehidupan mereka lebih mungkin memiliki hasil
positif daripada anak yang di adopsi usia dewasa.

 Interaksi Hereditas dan Lingkungan : Debat Nature – Nurture


- Genetika perilaku adalah bidang yang mencoba menemukan pengaruh
hereditas dan lingkungan pada perbedaan individual dalam sifat dan
perkembangan manusia.
- Korelasi Hereditas – Lingkungan, berarti bahwa gen individu mempengaruhi
jenis lingkungan yang dihadapkan pada mereka.
Tiga cara hereditas dan lingkungan berinteraksi :
1. Kolerasi Genotip Pasif – Lingkungan, terjadi karena orang tua biologi yang
secara genetik berhubungan dengan si anak, memberikan lingkungan
yang mendidik bagi anak.
2. Kolerasi Genotip Evokatif – Lingkungan, terjadi karena karakteristik anak
merangsang jenis-jenis lingkungan tertentu.
3. Kolerasi Genotip – Lingkungan Aktif (Niche – picking), terjadi ketika anak
memilih lingkungan yang mereka pikir sesuai dan memberi rangsangan.

Anda mungkin juga menyukai