Anda di halaman 1dari 18

Format Tugas Laporan Tutorial

I. Nama : Hayatun Nufus


Nim : 19171057
Kelompok :4
Tutor : dr. Farid Bastian, M.K.M
Skenario ke- :5
Blok :4

II. Seven Jumps

Langkah I : Identifikasi Istilah

1. Tubulus ginjal
Tubulus ginjal serangkaian tabung yang dimulai setelah kapsul Bowman dan berakhir di
tubulus pengumpul (collecting duct). Setiap tubulus memiliki beberapa bagian, yaitu :

 Tubulus proksimal merupakan tubulus yang paling dekat dengan glomerulus, bentuk tubulus
ini berbelit-belit. Berfungsi untuk menyerap air, natrium, dan glukosa kembali ke dalam
darah.
 Lengkungan Henle (loop of henle) merupakan bagian dari tubulus ginjal yang membentuk
lengkungan ke bawah, dan berada di antara tubulus proksimal dan distal. Berfungsi
menyerap kalium, klorida, dan natrium ke dalam darah.
 Tubulus distal merupakan tubulus yang berada di akhir rangkaian tubulus ginjal yang
bentuknya berbelit-belit. Berfungsi untuk menyerap lebih banyak natrium ke dalam darah
dan mengambil kalium serta asam.

2. Epitel kuboid

Epitel kuboid terbagi menjadi 2, yaitu epitel kuboid selapis dan epitel kuboid berlapis.
Epitel kuboid itu artinya selapis, Fungsi jaringan epitel kuboid selapis adalah sebagai alat sekresi
dan pelingdung. Contoh epitel kuboid selapis adalah permukaan ovarium, kelenjar tiroid, saluran
nefron ginjal dan retina mata. Jaringan epitel kuboid berlapis adalah jaringan yang tersusun
beberapa sel berbentuk kubus yang berlapis lapis. Jaringan ini berfungsi untuk membantu proses
sekresi. Jaringan ini berada pada saluran kelenjar minyak, ovarium, testis dan kelenjar keringat.

3. Ureter
Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari
ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan diameter
maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung
kemih. Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis. Dinding ureter terdiri
dari mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat
melakukan gerakan kontraksi guna mengeluarkan urin ke buli-buli.

Ureter dibagi menjadi dua bagian yaitu; ureter pars abdominalis, berada dari pelvis renalis
sampai menyilang vasa iliaka dan ureter pars pelvika, berada dari mulai persilangan vasa iliaka
sampai masuk ke buli-buli. Secara radiologis, ureter dibagi menjadi 3 bagian: (1) ureter 1/3 proksimal
mulai dari pelvis renalis dsampai batas atas sakrum (2) ureter 1/3 medial mulai dari batas atas
sakrum sampai batas bawah sakrum (3) ureter 1/3 distal mulai batas bawah sakrum sampai masuk
ke buli-buli.

4. Epitel Squamosa

Epitel squamosa umumnya untuk penyerapan atau transportasi bahan penting.juga


memainkan peran dalam difusi ,osmosis, filtrasi. Hal ini yang membuat mereka merupakan
bagian penting pada ginjal dan alveolis paru-paru serta dinding kapiler. Karena berbentuk
sebagaia sisik ikan maka disebut sel squamos. Dengan demikian ukuran tinggi atau tebal kurang
dari ukuran panjang dan lebar selnya. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang), epitel
tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti tampak lebih
menonjol sehingga bagian tersebut terlihat tebal bila dibandingankan dengan bagian tepi dari
sitoplasma.

5. Glomerulus

Glomerulus merupakan bagian dari ginjal yang fungsi utamanya atau paling penting
glomerulus adalah sebagai alat penyaringan/filtrasi dimana ini adalah proses pertama darah
disaring untuk menghasilkan urin.Urin primer yang berasal dari glomerulus akan diangkut ke
tubulus kontortus proksimal yang juga salah satu bagian dari nefron ginjal. Glomerulus
diselubungi oleh kapsula Bowman yang bentuknya seperti cangkir. Glomerulus dengan kapsula
Bowman akan membentuk renal korpuskula.

6. Uretra
Uretra adalah saluran urine dari Vesica Urinearia atau Kantong Kemih yang menuju luar
tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran yang mengalirkan air seni dari kandung kemih ke luar
tubuh. Struktur uretra berbeda antara laki-laki dan perempuan. Untuk laki laki uretra berfungsi
sebagai saluran yang mengalirkan air seni dan mani.

7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akandicatat
dalam rekam medis. Pemeriksaan fisik dan rekam medis akan membantu dalam penegakan
diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir pada anggota gerak, yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis tersebut disebut teknik head
to toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi,
beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti tes neurologi. Dengan petunjuk yang didapat
selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis banding, yakni
sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan
untuk meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian
kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam praktiknya, tanda vital atau
pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.
Langkah II : Identifikasi Masalah

1. Mengapa bisa terjadi gangguan pada ginjal dan salurannya ? Apakah ada penyebab tertentu ?

2. Apa fungsi dari ureter pada ginjal ?

3. Apa hubungan glomerulus dengan penyakit ginjal ?

4. Jelaskan transpor transepitel suatu zat untuk dapat direabsorbsi ?

5. Kemungkinan sakit apa yang diderita oleh Ny. Jengkelin rekan sejawat ?

6. Sebutkan 2 jenis nefron berdasarkan letaknya ?

7. Jelaskan 2 tahapan utama pada saat berkemih ?

Langkah III : Analisis Masalah

1. Mengapa bisa terjadi gangguan pada ginjal dan salurannya ? Apakah ada penyebab tertentu ?

Penyakit ginjal lebih berisiko pada penderita diabetes dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Namun secara umum, penyakit ginjal bisa disebabkan oleh:

 Infeksi pada saluran kemih

Infeksi ini bisa terjadi saat kita sering menahan kencing atau melakukan aktivitas seksual
berisiko (sering berganti-ganti pasangan). Hal ini menyebabkan bakteri berkumpul dan berkembang
biak cepat di sekitar uretra dan bisa menginfeksi ginjal.

 Kongenital atau bawaan lahir

Penyakit ginjal kongenital adalah jenis penyakit ginjal yang diderita sejak lahir. Orangtua
dengan riwayat penyakit ginjal, besar kemungkinan akan menurunkannya pada anak saat lahir.
Namun, ayah ibu yang sehat juga bisa melahirkan anak dengan penyakit ginjal kongenital karena
adanya ketidakcocokkan pada gen orangtua.

 Keganasan (tumor/kanker)

Gangguan pada ginjal juga bisa disebabkan oleh adanya sel-sel kanker yang berkembang di
ginjal dan menyerang pembuluh darah atau jaringan ikat ginjal. Pola hidup tidak sehat bisa menjadi
salah satu pemicu timbulnya kanker ginjal.

 Trauma

Bisa terjadi karena adanya benturan fisik seperti tertusuk, terpukul atau mengalami
kecelakaan.
 Autoimun

Pada kasus ini, sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang bagian
ginjal yang berfungsi menahan protein. Saat autoimun menyerang, berarti protein yang seharusnya
dibutuhkan oleh tubuh justru ikut terbuang melalui urin.

2. Apa fungsi dari ureter pada ginjal ?

Ureter memiliki peran yang cukup penting dalam proses ekskresi, dimana ureter merupakan
salah satu saluran muskuler yang berbentuk silinder dan memiliki peran untuk mengirim urine dari
ginjal ke kandung kemih ( Vesika Urinaria). Ureter bekerja untuk menyalurkan urine dari Tubulus
Colektivus pada ginjal yang kemudian akan ditampumg di kandung kemih. Urine akan dikeluarkan
apabila telah mencapai 300 cc.

Dinding ureter memiliki lapisan. Lapisan dari dinding ureter ini terdiri atas otot polos sirkuler
dan otot polos longitudinal yang menyebabkan timbulnya gerakan peristaltik atau kontraksi yang
terjadi secara terus menerus setiap 5 menit sekali dengan tujuan agar air kemih yang akan di
keluarkan terdorong keluar dalam bentuk pancaran yang kemudian akan melewati osteum uretrakus
dan selanjutnya memasuki kandung kemih. Saat urine memasuki kandung kemih, dinding bagian
bawah dan bagian atas ureter secara otomatis tertutup dan apabila kemudian kendung kemih terisi
penuh maka akan terbentuk valvula (katup). Katup tersebut berfungsi untuk mencegah urine keluar
dari kandung kemih

3. Apa hubungan glomerulus dengan penyakit ginjal ?

Glomerulus dapat ditemukan pada ginjal, struktur glomerulus sendiri berbentuk bola yang
kecil, disana terdiri atas pembuluh darah dengan kapiler yang aktif dan terlibat dalam penyaringan
darah untuk membentuk urin. Glomerulus merupakan salah satu struktur kunci yang membentuk
nefron. Banyak penyakit yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal dengan menyerang glomeruli, unit
kecil dalam ginjal dimana darah dibersihkan. Penyakit yang terjadi pada glomerulus disebabkan oleh
berbagai penyebab ginetik dan lingkungan, tetapi penyakit ini jatuh dalam 2 kategori ;

a) Glomerulonefritis, menggambarkan peradangan pada jaringan membran dalam ginjal yang


berfungsi sebagai filter, memisahkan limbah dan cairan ekstra dari darah.

b) Glomerulosklerosis, menggambarkan jaringan parut atau pengerasan pembuluh darah kecil


dalam ginjal.

Meskipun glomerulonefritis dan glomeruloskletoris memiliki penyebab yang berbeda, dua


sebab tersebut bisa menyebabkan gagal ginjal. Karena dilihat pada prosesnya, mula-mula darah
memasuki ginjal melalui arteri cabang dalam kelompok kecil pembuluh darah. Ada sekitar 1 juta
glomeruli (kumpulan glomerulus) atau filter pada setiap ginjal. Glomerulus melekat pada
pembukaan tabung cairan dan terkumpul disuatu tempat yang disebut tubulus. Darah disaring
dahulu di glomerulus, dan cairan serta limbah ekstra masuk kemudian kedalam tubulus dan menjadi
urin. Penyakit glomerulus sendiri dapat saja merusak glomeruli, protein tidak dapat disaring dan
kadang-kadang sel darah merah bocor ke dalam urin. Kadang-kadang penyakit glomerulus juga
mengganggu proses pembersihan produk limbah oleh ginjal, sehingga dapat menimbulkan penyakit
pada ginjal seperti Albuminaria, Hematuria dan gagal ginjal.

4. Jelaskan transpor transepitel suatu zat untuk dapat direabsorbsi ?

Ada 5 langkah yang terjadi didalam reabsorpsi tubulus transepitel, yaitu :

i. Bahan-bahan yang akan direabsorpsi kecuali H2O harus meninggalkan cairan tubulus dengan
melintasi membran luminal sel tubulus.

ii. Bahan tersebut harus berjalan melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya.

iii. Bahan tersebut harus menyeberangi membran basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan
interstisium.

iv. Bahan tersebut harus berdifusi melintasi cairan intertisium.

v. Bahan tersebut harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah.

Terdapat 2 jenis reabsorpsi tubulus yaitu :

1) Reabsorpsi Aktif : memerlukan energi.

2) Reabsorpsi Pasif : Tidak memerlukan energi.

Secara umum, zat-zat yang perlu disimpan oleh tubuh akan secara selektif direabsorpsi,
sedangkan zat-zat yang tidak dibutuhkan dan perlu dieliminasi akan tetap berada didalam urin.

5. Kemungkinan sakit apa yang diderita oleh Ny. Jengkelin rekan sejawat ?

Kemungkinan penyakit yang diderita oleh Ny. Jengkelin yaitu Infeksi Saluran Kemih (ISK). Ada
kemungkinan lainnya berupa uritritis atau sistitis, dimana adanya peradangan pada kandung kemih
atau pada bagian uretra dan kemungkinan lain berupa hidronefrosis, yaitu pembengkakan ginjal
akibat penumpukan urine, dimana urine tidak bisa mengalir dari ginjal ke kandung kemih. Oleh
karena banyaknya kemungkinan yang dialami oleh Ny. Jengkelin maka dari itu perlu kita ketahui
terlebih dahulu bagian mana yang menyebabkan dia merasa nteri ketika BAK.
6. Sebutkan 2 jenis nefron berdasarkan letaknya ?

Nefron berdasarkan letak glomerulusnya:

1. Nefron Kortikal yang superfisial: glomerulus ± 1mm di bawah kapsula renalis; ansa henle pendek
dengan kelokan di perbatasan antara medula dalam dan luar

2. Nefron Jukstamedula: glomerulus di perbatasan korteks medula; ansa henle panjang mencapai
medula bagian dalam sampai ke ujung papila. Nefron tipe ini berfungsi untuk mengatur konsentrasi
urine agar urine yang dihasilkan dan diekskresikan bersifat hipertonis (lebih pekat) dibandingkan
cairan tubuh.

7. Jelaskan 2 tahapan utama pada saat berkemih ?

A. Kontrol Refleks Berkemih (sistem saraf regang), Refleks berkemih → terpicu ketika reseptor
regang di dinding kandung kemih terangsang . Reseptor regang aktif → urine > 250-400 ml. Semakin
besar tegangan melebihi ukuran ini semakin besar tingkat pengaktifan reseptor.

 Reseptor regang → N.Pelvikus → Saraf Parasimpatis → Kontraksi kandung kemih

 Bila kandung kemih terisi sebagian kontraksi miksi biasanya akan berelaksasi secara spontan
dalam waktu < 1 menit.

B. Kontrol Volunter Berkemih (korteks serebri), Pengisia kandung kemih juga menyadarkan
seseorang akan keinginan untuk berkemih. Persepsi penuhnya kandung kemih muncul sebelum
sfingter eksternus secara refleks melemas, memberi peringatan bahwa miksi akan segera terjadi. Jika
waktu refleks miksi tersebut dimulai kurang sesuai untuk berkemih maka yang bersangkutan dapat
dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih dengan mengencangkan sfingter eksternus
dan diafragma.

 Impuls eksitatorik volunter dari korteks serebri mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari
reseptor regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat → otot-otot ini tetap berkontraksi dan
tidak ada urin yang keluar.
 Berkemih tidak dapat ditahan selamanya.

 Saat kandung kemih terus terisi→ sinyal refleks dari reseptor regang meningkat seiring waktu
→ sinyal inhibitorik refleks ke neuron motorik sfingter eksternus menjadi sedemikian kuat →
sfingter melemas, kandung kemih mengosongkan isinya.

Langkah IV : Strukturisasi

Ny. Jengkelin

Sistem Urinaria

Ginjal Ureter Vesika Urinaria Uretra

Berdasarkan letak, nefron


berfungsi untuk membawa Gejala ISK; Demam, Nyeri Pars prostatika, pars
dibagi menjadi 2: Nefron Ginjal terdiri dari Korteks
urin dari ginjal ke kandung saat berkemih, Air seni membranasea, pars
cortikal dan Nefron dan Medula
kemih berdarah kavernosa
Juxtsmedula

Filtrasi terjadi di glomerulus,


apabila glomeruli terganggu - Lapisa mukosa, muskularis Lapisan mukosa, muskularis
maka akan mengganggu dan adventisia dan adventisia
fungsi ginjal.

Reabsorbsi tubulus
melibatkan transportasi
transepitel (ada 5 langkah)

2 mekanisme
berkemih;
- Refleks
- Volunter
Langkah V : Learning Objective
1. Menjelaskan histologi dari ureter dan kandung kemih
2. Menjelaskan histologi dari tubulus ginjal
3. Menjelaskan histologi dari glomerulus ginjal

Langkah VII : Sintesis hasil belajar mandiri sesuai LO

1. Menjelaskan histologi dari ureter dan kandung kemih


a) Histologi Ureter

( Sumber : Mescher A.L. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Ed.2. Penerbit Buku Kedokteran ;
Jakarta : EGC: 2014)

Secara histologik ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia. Lapisan
mukosa terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh lamina propia. Epitel transisional ini terdiri
atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi dalam hal bentuk mulai dari kuboid (bila kandung kemih
kosong atau tidak teregang) sampai gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan penuh/teregang).
Sel-sel permukaan ini mempunyai batas konveks (cekung) pada lumen dan dapat berinti dua. Sel-sel
permukaan ini dikenal sebagai sel payung. Lamina propia terdiri atas jaringan fibrosa yang relatif
padat dengan banyak serat elastin. Lumen pada potongan melintang tampak beerbentuk bintang
yang disebabkan adanya lipatan mukosa yang memanjang. Lipatan ini terjadi akibat longgarnya lapis
luar lamina propia, adanya jaringan elastin dan muskularis. Lipatan ini akan menghilang bila ureter
diregangkan.
Lapisan muskularisnya terdiri atas serat otot polos longitudinal disebelah dalam dan sirkular
di sebelah luar (berlawanan dengan susunan otot polos di saluran cerna). Lapisan adventisia atau
serosa terdiri atas lapisan jaringan ikat fibroelastin.
Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal ke dalam kandung kemih.
Bila ada batu disaluran ini akan menggesek lapisan mukosa dan merangsang reseptor saraf sensoris
sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat sangat dan menyababkan penderita batu ureter akan
berguling-guling, keadaan ini dikenal sebagai kolik ureter.
( Sumber : Mescher A.L. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Ed.2. Penerbit Buku Kedokteran ;
Jakarta : EGC: 2014)

b) Histologi Kandung Kemih

( Sumber : Mescher A.L. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Ed.2. Penerbit Buku Kedokteran ;
Jakarta : EGC: 2014)

Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia. Mukosanya
dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan
jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propia dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas
berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk
aturan tertentu. Diantara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika adventisianya
terdiri atas jaringan fibroelastik.
( Sumber : Mescher A.L. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Ed.2. Penerbit Buku Kedokteran ;
Jakarta : EGC: 2014)

Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang akan dikeluarkan melalui uretra.

c) Uretra
Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif terbagi atas 3 bagian
yaitu :
 Pars Prostatika, yaitu bagia uretra mulai dari muara uretra pada kandung kemih hingga bagian
yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini bermuara 2 saluran yaitu duktus ejakulatorius
dan saluran keluar kelenjar prostat.
 Pars Membranasea, yaitu bagia yang berjalan dari puncak prostat di antara otot rangka pelvis
menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus korpus kavernosus uretra.
 Pars Kavernosa atau Spongiosa, yaitu bagian uretra yang menembus korpus kavernosum dan
bermuara pada glands penis.
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada bagian lain
berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya epitel gepeng berlapis pada
ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa navikularis. Terdapat sedikit sel globet
penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat lamina propia terdiri atas jaringanikat fibrosaelastis
longgar.
Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya. Epitelnya bervariasi
dari transisional di dekat muara kandung kemih, lalu berlapis silindris atau bertingkat hingga gepeng
di bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa dengan ereter.

2. Menjelaskan histologi dari tubulus ginjal

( Sumber : Mescher A.L. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Ed.2. Penerbit Buku
Kedokteran ; Jakarta : EGC: 2014)
A. Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus Kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus
di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan
batas-batas yang sukar dilihat. Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang
menghadap ke lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di kirteks ginjal.
Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi fitrat glomelurus 80-85 persen
dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino dan protein
bikarbonat, akan diresorpsi.
B. Ansa Henle
Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens),bagian tipis
(segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal turun mempunyai gambaran
mirip dengan tubulus kontortus proksimal,sedangkan segmen tebal naik mempunyai gambaran
mirip degan tubulus kontortus distal. Segmen tipis ansa henlemempunyai tampilan mirip pembuluh
kapiler darah, tetapi epitelnyasekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng,sedikit lebih tebal
sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu lumennya tampak kosong. Ansa henle terletak
dimedula ginjal. Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan atau mengencerkan urin.
C. Tubulus Kontortus Distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid
dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Intil sel bundar
dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma sel bewarna basofil (kebiruan) dan
permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks
ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.

( Sumber : Mescher A.L. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Ed.2. Penerbit Buku
Kedokteran ; Jakarta : EGC: 2014)

D. Duktus Koligen
Saluran ini terletak di dalam medula dan mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus
distal tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat. Duktus koligen
tidak termasuk ke dalam nefron. Di bagian medula yang lebih ke tengah beberapa duktus koligen
akan bersatu membentuk duktus yang lebih besar yang bermuara ke apeks papila. Saluran ini
disebut duktus papilaris (Bellini). Muara ke permukaan papil sangat besar, banyak dan rapat
sehingga papil tampak seperti sebuah tapisan (area kribosa). Fungsi duktus koligen adalah
menyalurkan kemih dari nefron ke pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air yang dipengaruhi oleh
hormon antidiuretik (ADH).

( Sumber : Mescher A.L. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Ed.2. Penerbit Buku
Kedokteran ; Jakarta : EGC: 2014)

Di samping bagian korteks dan medula, pada ginjal ada juga bagian korteks yang menjorok
masuk ke dalam medula membentuk kolom mengisi celah di antara piramid ginjal yang disebut
sebagai kolumna renalis Bertini. Sebaliknya ada juga jaringan medula yang menjorok masuk ke
dalam daerah korteks membentuk berkas-berkas yang disebut prosessus Ferreini.

3. Menjelaskan histologi dari glomerulus ginjal


Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul atau simpai jaringan lemak dan simpai
jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dan medula yang satu sama lain tidak
dibatasi oleh jaringan pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke korteks dan ada bagian
korteks yang masuk ke medula. Bangunan-bangunan yang terdapat pada korteks dan medula ginjal
adalah :
a) Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yaitu
1. Korpus Malphigi terdiri atas kapsula Bowman (bangunan berbentuk cangkir) dan
glomerulus (jumbai/gulungan kapiler)
2. Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dan tubulus kontortus distal.
b) Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan bagian sistim tubulus yaitu pars
descendence dan descendence ansa henle, bagian tipis ansa henle, duktus ekskretorius
(duktus koligens) dan duktus papilaris Bellini.
( Sumber : Mescher A.L. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Ed.2. Penerbit Buku Kedokteran
; Jakarta : EGC: 2014)

 Korpus Malphigi
Korpus Malphigi terdiri atas 2 macam bangunan yaitu kapsul Bowman dan glomerulus.
Kapsul Bowman sebenarnya merupakan pelebaran ujung proksimal saluran keluar ginjal (nefron)
yang dibatasi epitel. Bagian ini diinvaginasi oleh jumbai kapiler (glomerulus) sampai mendapatkan
bentuk seperti cangkir yang berdinding ganda. Dinding sebelah luar disebut lapis parietal (pars
parietal) sedangkan dinding dalam disebut lapis viseral (pars viseralis) yang melekat erat pada
jumbai glomerulus. Ruang diantara ke dua lapisan ini disebut ruang Bowman yang berisi cairan
ultrafiltrasi. Dari ruang ini cairan ultrafiltrasi akan masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal.
Glomerulus meruppakan bangunan yang berbentuk khas, bundar dengan warna yang lebih
tua daripada sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat. Glomerulus merupakan gulungan
pembuluh kapiler. Glomelurus ini akan diliputi oleh epitel pars viseralis kapsul Bowman. Di sebelah
luar terdapat ruang Bowman yang akan menampung cairan ultra fitrasi dan meneruskannya ke
tubulus kontortus proksimal.ruang ini dibungkus oleh epitel pars parietal kapsul bowman.
Dinding kapiler pada glomerulus sebagai membran filtrasi dan terdiri atas tiga lapisan: (1)
endotelium kapiler, (2) membrana basalis, dan (3) epitel (podosit atau epitel viseral). Setiap lapisan
tersebut memiliki keunikan tersendiri sehingga dapat membiarkan seluruh komponen darah lewat
dengan pengecualian sel-sel darah serta protein plasma dengan berat molekul diatas 70.000.
Endotel glomerulus terdiri atas sel-sel yang kontak dengan membrana basalis. Sel-sel ini memiliki
banyak bukaan atau “jendela” kecil yang disebut fenestrae. Membrana basalis merupakan jaringan
glikoprotein dan mukopolisakarida yang bermuatan negatif dan bersifat selektif permeabel. Epitel
glomerulus memiliki sel-sel khusus yang dinamakan podosit. Podosit memiliki prosesus yang
menyerupai kaki (footlike processes) yang menempel ke membrana basalis. Prosessus lainnya
membentuk filtration slit, yang akan memodulasi proses filtrasi.
Kapsul Bowman lapis parietal pada satu kutup bertautan dengan tubulus kontortus
proksimal yang membentuk kutub tubular, sedangkan pada kutub yang berlawanan bertautan
dengan arteriol yang masuk dan keluar dari glomerulus. Kutub ini disebut kutub vaskular. Arteriol
yang masuk disebut vasa aferen yang kemudian bercabang-cabang lagi menjadi sejumlah kapiler
yang bergelung-gelung membentuk kapiler. Pembuluh kapiler ini diliputi oleh sel-sel khusus yang
disebut sel podosit yang merupakan simpai Bowman lapis viseral. Sel podosit ini dapat dilihat deng
mikroskop elektron. Kapieler-kapiler ini kemudian bergabung lagi membentuk arteriol yang
selanjutnya keluar dari glomerulus dan disebut vasa eferen, yang berupa sebuah arteriol.
Rubrik Penilaian Tutorial Online
2 1 0
Langkah I-IV seven jumps Langkah I-IV seven jumps Tidak membahas pokok
searah, sesuai pokok bahasan keluar dari pokok bahasan tapi bahasan
masih sesuai tema
Langkah V: Seluruh LO Langkah V; hanya memenuhi Langkah V; tidak mengenai LO
terpenuhi disertai 2-3 LO sama sekali
penambahan LO sesuai pokok
bahasan
Seluruh hasil sintesis valid, Hasil sintesis ada yang valid
Seluruh sintesis tidak valid
sesuai referensi ada yang tidak atau tidak menyebutkan
referensi
Seluruh pembahasan sintesis Sebagian pembahasan sintesis Pembahasan sama sekali tidak
sesuai LO sesuai LO sesuai LO
Pembahasan sintesis tidak Dijumpai plagiat sebagian Plagiat total
plagiat dengan teman kelompok

Penilaian Tutorial : total poin x 10


Nilai :

Anda mungkin juga menyukai