Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan

Disusun oleh:
Affdelliqqa Dzulhaq (107218003)
Angelyn Luciana M (1072181006)
Sofia Izmi (1072181008)

Dosen Pembimbing : Dwi Wahyuni, SKM.MKM

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah tugas untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perencanaan dan evaluasi kesehatan hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan tugas Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan yang
berjudul “Identikikasi Masalah Kesehatan” Tugas ini disusun berdasarkan Informasi yang
ada, melalui tugas ini semoga pembaca dapat mengetahui makna dari isi karya Ilmiah ini.
Dan tidak lupa kami meminta maaf bila ada kesalahan penulis, Dengan ini kami
mempersembahkan karya ilmiah sederhana ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi tugas ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Jakarta, 29 Februari 2020

Penyusun

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesehatan merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Kebutuhan itulah
yang menjadikan masyarakat merasa perlu menjaga kesehatan dan memperoleh
pelayanan kesehatan. Sejalan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan medis menyebabkan masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih
rumah sakit. Perubahan tersebut disebabkan pula oleh makin meningkatnya
pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang menimbulkan adanya
tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan berkualitas.
Masalah kesehatan di masyarakat dapat ditanggulangi dengan perencanaan program
yang baik berdasarkan masalah nyata di lapangan. Tahap awal dalam membuat
program-program kesehatan di suatu masyarakat atau wilayah dimulai dengan
mengidentifikasi masalah kesehatan agar program yang dibuat tepat tujuan, tepat
sasaran, efisien dan efektif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian masalah kesehatan ?
2. Tujuan apa saja yang menyebabkan terjadinya masalah kesehatan ?
3. Manfaat apa saja yang menyebabkan terjadinya masalah kesehatan ?
4. Apa saja langkah dari masalah kesehatan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian identifikasi masalah kesehatan.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya masalah kesehatan.
4. Untuk mengetahui cara menanggulangi masalah kesehatan.
5. Sebagai tugas mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Sebelum kita membicarakan identifikasi masalah, maka kita harus memahami konsep
dari masalah itu sendiri. Masalah adalah kesenjangan yang terjadi, berupa ketidak sesuaian
antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang menjadi harapan seseorang tentang sesuatu
hal yang dihadapi sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke ilmu pengetahuan dan
teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi, antara teori dengan praktik, antara aturan dengan pelaksanaan, antara
rencana dengan pelaksanaan.

Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari


apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang
direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetensi. Hopkins (dalam
Wiriaatmadja,2007), mengemukakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk menolong mencari
fokus permasalahan.

 Apa yang sekarang sedang terjadi ?


 Apakah yang sedang berlangsung itu mengandung permasalahan ?
 Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasinya ?

Analisis situasi sebagai salah satu langkah dalam perencanaan kesehatan. Langkah ini
menjadi tingkatan pertama dalam kegiatan perencanaan yang akan dikerjakan. Fungsi analisis
situasi di sini adalah menemukan dan mempelajari kondisi karakter dan faktor yang
melingkupinya. Salah satu faktor keberhasilan suatu perencanaan kesehatan sangat ditentukan
oleh pelaksanaan analisis keadaan dan masalah kesehatan secara memadai. Dengan
pelaksanaan analisis situasi akan membantu perencana kesehatan untuk dapat mengetahui
permasalahan kesehatan apa yang terjadi, faktor apa saja yang memengaruhi, bagaimana
terjadinya masalah tersebut, dan dampak apa saja yang dialami sebagai akibat dari masalah
tersebut serta kelompok mana saja yang terkena masalah tersebut. Di sisi lain dapat
ditemukannya upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan oleh masyarakat/pemerintah
selama ini, bagaimana keadaan dan kesiapan sumber daya yang dimiliki, apa saja hasil upaya
yang dilakukan, hambatan apa saja yang dihadapi dalam upaya tersebut dan faktor apa saja
yang dapat mendukung hal-hal tersebut.
Analisis situasi di dalamnya melakukan identifikasi masalah kesehatan. Identifikasi
mengandung 2 hal yaitu; tanda kenal diri; bukti diri; dan penentu atau penetapan identitas.
Identifikasi di sini adalah proses pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau
sesuatu.tindakan ini perlu dilakukan karena pada dasarnya tugas idrntifikasi untuk
mengelompokkan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak
menimbulkan kesulitan dalam penggunaannya. Dengan adanya identifikasi akan membantu
pengguna untuk mengenali dan mengetahui keberadaan komponen/benda berdasarkan
kategori tertentu. Metode pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau sesuatu
dengan menggunakan berbagai macam cara antara lain : 1. Berdasarkan sembernya, 2.
Berdasarkan fungsinya, 3. Berdasarkan jenisnya, 4. Berdasarkan waktunya dan lain
sebagainya. Identifikasi masalah itu merupakan suatu cara bagaimana kita melihat, menduga,
memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah.

2.2. Tujuan Identifikasi Masalah


Menurut penulis, tujuan identifikasi masalah adalah :

1. Mendapatkan gambaran masalah


Dengan adanya penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan populasi, melalui
telaah data dan informasi maka perencana akan menemukan kondisi dari kesehatan,
determinan, dampak yang terjadi dan besarnya masalah tersebut. Dengan sendririnya
akan terlihat gambaran masalah kesehatan secara nyata. Misalnya gambaran tentang
kejadian penyakit DBD di desa X, dengan jumlah penduduk 1.567 jiwa, yang terkena
DBD 200 orang, jumlah kematian akibat DBD 33 orang, dan sebagainya.
2. Mengetahui faktor penyebab
Dengan adanya penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan populasi, melalui
telaah data dan informasi maka perencana akan menemukan kondisi dari kesehatan
dan determinan kesehatan tersebut. Misalnya gambaran tentang kejadian penyakit
DBD di desa X, dengan jumlah penduduk 1.567 jiwa, yang terkena DBD 200 orang,
jumlah kemtian akibat DBD 33 orang. Setelah dilakukan penelusuran didapatkan
determinan yaitu adanya nyamuk DBD yang menggigit manusia.
3. Mengetahui bagaimana terjadinya masalah
Dengan adanya penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan populasi, melalui
telaah data dan informasi maka perencana akan menemukan kondisi dari kesehatan,
determinan, faktor penyebab, dan bagaimana terjadinya masalah kesehatan. Misalnya
gambaran tentang kejadian penyakit DBD di desa X, dengan jumlah penduduk 1.567
jiwa, yang terkena DBD 200 orang, jumlah kemtian akibat DBD 33 orang. Setelah
dilakukan penelusuran didapatkan kejadian penyakit karena tidur tidak pakai
kelambu, kontak penderita dengan nyamuk sering terjadi, populasi nyamuk
meningkat, dan sebagainya.
4. Mendapatkan dampak masalah
Dengan adanya penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan populasi, melalui
telaah data dan informasi maka perencana akan menemukan kondisi dari kesehatan,
determinan, faktor penyebab, dan bagaimana terjadinya masalah kesehatan. Misalnya
gambaran tentang kejadian penyakit DBD di desa X, dengan jumlah penduduk 1.567
jiwa, yang terkena DBD 200 orang, jumlah kemtian akibat DBD 33 orang. Setelah
dilakukan penelusuran didapatkan bahwa dampak yang terjadi adalah status kesehatan
menurun, pengeluaran kesehatan meningkat dan waktu kerja/produktivitas pekerja
menurun.
5. Mendapatkan kelompok yang terpapar
Dengan adanya penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan populasi, melalui
telaah data dan informasi maka perencana akan menemukan kondisi dari kesehatan,
determinan, faktor penyebab, dan bagaimana terjadinya masalah kesehatan. Misalnya
gambaran tentang kejadian penyakit DBD di desa X, dengan jumlah penduduk 1.567
jiwa, yang terkena DBD 200 orang (kelompok anak-anak 75 orang, orang dewasa 125
orang), jumlah kematian akibat DBD 33 orang (22 orang anak-anak, 11 orang
dewasa).

2.3. Manfaat Identifikasi Masalah


Menurut penulis, beberapa manfaat yang diperoleh tenaga perencana dalam hal
identifikasi masalah :

1. Membantu memahami masalah yang terjadi


Dengan adanya penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan populasi, melalui
telaah data dan informasi maka perencana memahami masalah yang terjadi baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan adanya identifikasi masalah, perencana
akan menelusuri kondisi derajat kesehatan, faktor yang memengaruhi dan akan terurai
permasalahan-permasalahan yang terjadi. Misalnya gambaran tentang kejadian
penyakit DBD di desa X, dengan jumlah penduduk 1.567 jiwa, yang terkena DBD
200 orang (kelompok anak-anak 75 orang, orang dewasa 125 orang), jumlah kematian
akibat DBD 33 orang (22 orang anak-anak, 11 orang dewasa).
2. Memetakan masalah secara jelas dan spesifik
Pada tahap identifikasi masalah setelah permasalahan ditemukan maka akan
memudahkan perencana mengelompokkan masalah tersebut secara jelas dan spesifik
menurut keinginan peencana, apakah menurut penyebab, waktu, besarnya pengaruh,
dan lain sebagainya.
3. Membantu mengenali penyebab masalah
Pada tahap identifikasi masalah perencana akan mengarui seluruh determinan
kejadian masalah kesehatan. Determinan kesehatan dapat ditemukan hanya satu faktor
atau multifaktor, ini tergantung pada kemampuan analisis perencana dalam
menentukan determinan tersebut. Dengan adanya penelusuran dan identifikasi
masalah kesehatan populasi, melalui telaah data dan informasi maka perencana
mengenali faktor apa saja yang menjadi penyebab masalah. Misalnya tingginya
kejadian penyakit diare yang disebabkan oleh faktor ekonomi, kemiskinan, pelayanan
kesehatan, perilaku, dan lain sebagainya.
4. Menemukan proses kejadian masalah/penyakit
Pada tahap identifikasi masalah perencana akan menilai seluruh proses kejadian
penyakit. Pengumpulan data dan informasi dapat dilakukan dengan data primer dan
data sekunder di pelayanan kesehatan atau instansi pemerintah.
5. Membantu memahami dampak kesehatan yang terjadi
Pada tahap identifikasi masalah perencana akan menilai seluruh dampak kesehatan
yang terjadi, baik dampak kesakitan, kematian, ekonomi, dan lainnya. Dampak
kesehatan dapat ditemukan hanya satu dampak atau multidampak, ini tergantung pada
kemampuan analisis perencana dalam menentukan dampak tersebut. Dengan adanya
penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan populasi, melalui telaah data dan
informasi maka perencana memahami dampak yang terjadi baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Misalnya dampak kejadian diare terhadap kesakitan, kematian,
produktivitas, dan kerugian ekonomi.
6. Menemukan upaya kesehatan yang telah dilakukan
Pada tahap identifikasi masalah perencana akan menilai seluruh upaya kesehatan yang
telah dilakukan, baik perorangan, swasta, ataupun pelayanan ksehatan pemerintah.
7. Menemukan hasil upaya kesehatan yang telah dilakukan
Pada tahap identifikasi masalah perencana akan menilai seluruh hasil upaya kesehatan
apa yang telah dicapai selama ini, pengumpulan data dan informasi dapat dilakukan
dengan data primer dan data sekunder di pelayanan kesehatan atau instansi
pemerintah.
8. Menemukan hambatan dalam penanganan masalah
Pada tahap identifikasi masalah perencana akan menemukan seluruh penanganan
masalah kesehatan. Hambatan penanganan masalah dapat ditemukan hanya satu
faktor atau multifaktor, ini tergantung pada kemampuan analisis perencana dalam
menentukan hambatan tersebut.
9. Membantu estimasi masalah ke depan
Dengan adanya penelusuran dan identifikasi masalah kesehatan populasi, melalui
telaah data dan informasi maka perencana akan menemukan kondisi dari kesehatan,
determinan, faktor penyebab, dan bagaimana terjadinya masalah kesehatan. Misalnya
gambaran tentang kejadian penyakit DBD di desa X, dengan jumlah penduduk 1.567
jiwa, yang terkena DBD 200 orang, jumlah kemtian akibat DBD 33 orang. Kejadian
tersebut sering berulang dari tahun ke tahun karena adanya faktor musim hujan,
perilaku masyarakat, dan sebgainya. Dengan dasar kejadian DBD tahun 2013 maka
prediksi tahun 2014 penyakit DBD akan tetap terjadi bila upaya kesehatan tidak ada
dan kondisi lingkungan masih mendukung.

2.4. Langkah Identifikasi Masalah


Menurut penulis, dalam identifikasi masalah kesehatan, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan :

1. Tujuan dari identifikasi


Penetapan tujuan menjadi utama dilakukan untuk memberi arah dan batasan alur
identifikasi yang akan dikerjakan. Langkah ini akan menjadi tuntunan seseorang
untuk fokus pada kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan tersebut sebaiknya dibuat
secara tertulis disertai indikator tiap itemnya.
2. Ketersediaan data dan informasi
Ketersedian data dan informasi menjadi bagian penting yang harus dimiliki. Data dan
informasi sehubungan dengan permasalahan akan digunakan untuk membantu
mengenali sasaran, permasalahan yang dihadapi sasaran, hambatan yang terjadi,
mengetahui karakter sasaran, dan lain sebagainya. Data dan informasi tersebut dapat
diperoleh pada instansi terkait, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,
media, dan masyarakat umum.
3. Kemampuan tenaga (pengetahuan, keterampilan, jumlah tenaga)
Tenaga kerja diperlukan dalam hal keahlian, keterampilan, pengalaman, dan
kemampuan merumuskan, mengomunikasikan, menyusun, dan menganalisis data dan
informasi yang telah dikumpulkan. Tenaga yang kurang dan tidak memadai akan
menghambat pencapaian pekerjaan sesuai target.
4. Metode identifikasi
Metode identifikasi memegang peranan penting, karena akan memberi arah tentang
cara apa yang akan digunakan dalam identifikasi. Tenaga perencana tentu harus
menyusun dan memilih metode yang tepat yang akan digunakan, bila terjadi
kesalahan dalam pemilihan metode tentu akan memengaruhi hasil. Misalnya metode
survei, sensus, register, atau pengambilan data sekunder.
5. Instrumen identifikasi
Instrumen sebagai alat untuk memudahkan pengumpulan data. Jadi sebelum data
dikumpulkan maka perencana harus menyusunsebaik mungkin instrumen tersebut,
jika tidak maka sangat sulit mendapatkan data yang akurat.
6. Pengalaman
Dalam kegiatan identifikasi juga diperlukan adanya pengalaman perencana. Dengan
pengalaman tersebut menjadi pengetahuan penting dalam menyusun pekerjaan,
tentang apa yang harus dikerjakan, prosedur pekerjaan termasuk cara mencapai hasil.
7. Luas daerah cakupan
Tenaga perencana harus memberikan batasan tentang daerah cakupan populasi yang
akan diidentifikasi permasalahannya. Dengan tidak adanya btasan wilayah akan
terjadi overlap masalah yang ditemukan. Maka akan muncul lagi permasalahan
sehubungan dengan ketepatan dan keakuratan data yang telah diperoleh.
8. Aksesibilitas wilayah
Kemudahan dan jarak lokasi sasaran menjadi pertimbangan dalam identifikasi
masalah. Terkadang suatu tempat memiliki kondisi wilayah dengan akses yang sulit
ditempuh, misalnya tidak adanya transportasi, jarak yang jauh, pegunungan,
menyebrangi lautan, melewati gelombang, dan lain sebagainya. Perencana hendaknya
telah membuat perhitungan alternatif yang akan dicapai untuk akses lokasi yang sulit
tersebut.
9. Waktu
Keterbatasan waktu menjadi salah satu permasalahan dalam identifikasi masalah.
Perencana terkadang sulit menyesuaikan waktu dengan pekerjaan. Semakin banyak
pekerjaan membutuhkan waktu yang lama. Olehnya itu perlunya menyesuaikan
volume pekerjaan dengan waktu yang tersedia.
Menurut penulis, beberapa langkah dalam identifikasi masalah kesehatan :
1. Menentukan tujuan
Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan identifikasi masalah yang akan dilakukan,
karena dengan penetapan tujuan maka akan membatasi lingkup kajian kita. Batasan
tujuan akan memandu perencana melakukan telaah data, arah kajian, dan indikator
yang akan dicapai.
2. Menentukan sasaran populasi yang akan diidentifikasi
Sasaran di sini adalah populasi yang akan dijadikan sasaran. Dengan spesifikasi
sasaran yang jelas dan terukur maka menjadi mudah identifikasi masalah.
3. Penyusunan instrumen identifikasi
Instrumen sebagai alat untuk pengambilan data lapangan harus disusun dengan tepat
agar seluruh data dan informasi yang diperlukan dapat ditangkap dengan benar sesuai
keinginan perencana. Sebelum pematenan instrumen sebaiknya dilakukan uji coba
faliditas dan reliabilitas untuk mengukur tingkat keakuratan dan kesahihan instrumen
tersebut.
4. Pengumpulan data (primer, sekunder)
Setelah intrumen difinalisasi maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengambilan data lapangan. Untuk data primer menggunakan instrumen dan data
sekunder menggunakan panduan pengambilan data sekunder.
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan untuk mengubah data menjadi informasi yang
dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Pengolahan data sesuai keinginan
perencana apakah secara kualitatif dengan pilihan SPSS.
6. Penyusunan hasil olahan data
Penyusunan hasil olahan data baik dalam bentuk tabel, grafik, atau pernyataan konten
analisis.
7. Tentukan permasalahan yang terjadi
Hasil olahan data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau pernyataan konten
analisis tersebut maka akan tergambar permasalah yang terjadi baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Maka selanjutnya kita tentukan permasalahan apa yang terjadi.
Misalnya masalah tingginya diare pada anak balita.
8. Tentukan faktor penyebab masalah
Setelah permasalahan ditetapkan maka langkah selanjutnya adalah menentukan faktor
apa yang menjadi determinan masalah, apakah faktorial atau multifaktorial, apakah
faktor internal atau eksternal, apakah faktor ekonomi, sosial, budaya, politik,
kebijakan, dan lain sebagainya.
9. Tentukan bagaimana kejadian permasalahan
Langkah selanjutnya yang dilakukan perencana adalah menguraikan kejadian masalah
yang ditemukan. Misalnya gambaran tentang kejadian penyakit DBD di desa X,
dengan jumlah penduduk 1.567 jiwa, yang terkenan DBD 200 orang, jumlah kematian
akibat DBD 33 orang. Setelah dilakukan penelusuran didapatkan kejadian penyakit,
karena tidur tidak pakai kelambu, kontak penderita dengan nyamuk sering terjadi,
populasi nyamuk meningkat, dan sebagainya.
10. Tentukan daftar seluruh masalah yang menjadi temuan
Langkah selanjutnya adalah menentukan daftar seluruh masalah yang menjadi
temuan, baik masalah besar maupun masalah kecil dalam draft masalah.

Untuk melakukan identifikasi masalah kesehatan, terlebih dahulu mengetahui pada


sumber-sumber mana saja permasalahan kesehatan tersebut dapat diperoleh. Adapun
sumber-sumber permasalahan kesehatan tersebut dapat diperoleh dengan berbagai
cara antara lain :
 Sumber laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada pada instansi kesehatan
(data sekunder)
 Melalui survailance epid atau pemantauan penyebaran penyakit (data primer)
 Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan
kesehatan (data primer)
 Hasil kunjungan lapangan super visi dan sebagainya (data primer)

Anda mungkin juga menyukai