Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TIMBULNYA KARIES

GIGI PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS 1-3 DI SDN LUBANG BUAYA 11
JAKARTA TIMUR PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2020

Disusun oleh :
RENITA PRISTIANI PUTRI
NIM : 1072181024

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan.
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat menyerang
semua golongan umur yang bersifat progresif dan akumulatif. Prevalensi 10 (sepuluh)
kelompok penyakit yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki
urutan pertama dengan angka prevalensi 61% penduduk, dengan persentase tertinggi
pada golongan umur lebih dari 55 tahun (92%). Penyakit gigi dan mulut yang
terbanyak dialami masyarakat di Indonesia adalah karies gigi dan penyakit
periodontal (Kemenkes RI, 2012). Meskipun paling banyak terjadi pada kelompok
pre-lansia, namun menurut WHO, 90% anak-anak sekolah diseluruh dunia termasuk
di Indonesia dilaporkan pernah menderita karies gigi (Noreba dkk, 2015).
Proses perkembangan karies pada anak-anak dapat terjadi dan dimulai pada
saat gigi anak pertama erupsi. Karies sangat berhubungan erat dengan kebersihan
rongga mulut, terlebih pada anak-anak. Anak yang tidak dibiasakan melakukan
penyikatan gigi sejak dini dari orang tua dapat mengakibatkan kesadaran dan motivasi
anak kurang dalam menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulutnya. Keadaan
ini memudahkan anak terkena resiko penyakit gigi dan mulut (Adhani dkk, 2014).
Hal ini ditunjukkan oleh data bahwa 91,1% penduduk Indonesia sudah menyikat gigi,
namun hanya 7,3% yang berperilaku benar dalam menggosok gigi (Depkes, 2007).
Berperilaku benar dalam menggosok gigi adalah bila seseorang mempunyai kebiasaan
menggosok gigi setiap hari dengan cara dan pada waktu yang benar, yaitu dilakukan pada
saat sesudah makan dan sebelum tidur.
Menurut kamus kedokteran gigi karies merupakan gigi berlubang (Babbush, dkk.,
2014). Data Kementrian Kesehatan RI tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi karies
gigi di Indonesia mencapai 60%-80%. Karies merupakan infeksi kronis pada gigi yang
disebabkan oleh flora normal pada rongga mulut. Hasil akhir produksi asam oleh bakteri
dari bahan karbohidrat yang dapat menjadi awal mula terjadinya karies. Lapisan enamel
akan kehilangan strukturnya, jika berkembang maka akan terjadi karies pada enamel
hingga mengenai dentin hingga pulpa (Samarayanake, 2012).
Karies gigi menjadi masalah serius pada anak usia sekolah. Penduduk usia 10
tahun kebawah yang berperilaku benar menggosok gigi masih sangat rendah. Persentase
yang menggosok gigi setiap hari sesudah makan pagi hanya 12,6% dam sebelum tidur
malam hanya 28,7% (Listiono, 2012). Di Indonesia prevalensi karies gigi mencapai 85%
pada anak usia sekolah (Lukihardianti, 2011). Karies gigi dapat menyerang seluruh
lapisan masyarakat dalam semua kelompok umur tanpa memandang jenis kelamin dan
status sosial. Kelompok umur yang sering mengalami masalah penyakit tersebut adalah
kelompok usia sekolah dasar. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk
dibanding orang dewasa. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya
dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk
mengajarkan anak menggosok gigi dengan benar. Salah satu upaya dalam meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut adalah dengan metode pendidikan kesehatan.
Melihat hal ini sebagai seorang ahli kesehatan masyarakat melakukan promosi
kesehatan untuk mencegah terjadinya karies gigi yang didukung oleh perilaku individu
yang sehat terkait dengan kesehatan gigi dan mulut. Perilaku sehat untuk kesehatan gigi
dan mulut diantaranya adalah dengan cara menggosok gigi yang benar cara dan
waktunya. Karena penyakit karies gigi ini tidak dapat dipandang sebelah mata sehingga
sebagai seorang ahli kesehatan masyarakat perlu juga mengedukasi orang tua dengan
memberikan promosi kesehatan kepada orang tua agar dapat mengajarkan dan
menerapkan kebiasaan kesehatan yang baik kepada anak. Berdasarkan paparan di atas
peneliti ingin mengetahui hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian karies
gigi pada siswa kelas 1-3 di SDN Lubang Buaya 11 Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.
Hal yang ingin diteliti adalah perilaku menggosok gigi yang benar meliputi frekuensi
menggosok gigi, waktu menggosok gigi, dan teknik menggosok gigi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan dan umumnya terjadi pada siswa
sekolah dasar. Anak usia 6-10 merupakan kelompok usia yang mengalami
transisi/pergantian dari gigi susu ke gigi permanen dan sangat rentan terkena karies gigi.
Penelitian tentang kebiasaan menggosok gigi perlu ditingkatkan karena kebiasaan
menggosok gigi yang salah dapat menjadi faktor pendorong tingginya angka karies gigi
pada siswa sekolah dasar. Prevalensi karies gigi yang tinggi sangat mengkhawatirkan
karena karies gigi menimbulkan dampak negatif bagi penderitanya. Sehingga peneliti
dapat mengambil masalah tentang hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan
terjadinya karies gigi pada siswa SDN Lubang Buaya 11 Kota Jakarta Timur.

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan menggosok gigi
dengan timbulnya kejadian karies gigi pada siswa SDN Lubang Buaya 11 Jakarta
Timur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Diketahui kebiasaan menggosok gigi (frekuensi, waktu, teknik) pada siswa kelas
1-3 di SDN Lubang Buaya 11 Kota Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta
b. Diketahui adanya karies gigi pada siswa kelas 1-3 di SDN Lubang Buaya 11 Kota
Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020
c. Diketahui hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya karies gigi
pada anak siswa kelas 1-3 di SDN Lubang Buaya 11 Kota Jakarta Timur Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2020
1.4. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Apakah hubungan antara kebiasaan menggosok gigi dengan karies gigi?
2. Siapa sajakah yang menjadi sasaran dalam penelitian ini?
3. Dimanakah penelitian ini dilakukan?
4. Berapakah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini?
5. Mengapa prevalensi karies gigi sangat tinggi pada siswa sekolah dasar?
6. Bagaimana cara agar angka prevalensi karies gigi pada siswa sekolah dasar tidak
terus meningkat?
7. Kapan penelitian tersebut dilakukan?

1.5. RUANG LINGKUP


Penelitian ini membahas tentang kebiasaan menggosok gigi pada anak sekolah dasar
terhadap karies gigi. Desain penelitian yang digunakan observasional dengan pendekatan
kuantitatif, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu
dengan meneliti variabel terkait dan variabel bebas. Sebagai sampel penelitian dipilih
siswa kelas 1-3 karena pada usia ini gigi mulai digantikan dari gigi susu ke gigi
permanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan menggosok
gigi dengan terjadinya karies gigi pada siswa kelas 1-3 SDN Lubang Buaya 11 Jakarta
Timur. Penelitian ini dilakukan pada 18 Agustus-8 September 2020. Penelitian ini
dilakukan di SDN Lubang Buaya 11 Jakarta Timur.
1.6. MANFAAT PENELITIAN
1.6.1 Bagi siswa
Dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada siswa
mengenai frekuensi menggosok gigi, waktu menggosok gigi, dan teknik menggosok
gigi dalam kebersihan gigi dan mulut.
1.6.2 Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang hubungan kebiasaan menggosok gigi
siswa dengan karies gigi pada siswa SDN Lubang Buaya 11 Jakarta Timur. Serta
menjadi salah satu syarat untuk melengkapi tugas akhir program sarjana kesehatan
masyarakat.
1.6.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan data untuk pengembangan ilmu tentang promosi kesehatan tentang
karies gigi pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak
informasi tentang hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan karies gigi. Selain itu
juga bermanfaat sebagai tambahan koleksi penelitian di perpustakaan
1.6.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Bisa dijadikan bahan atau sebagai pembanding untuk penelitian dengan topic yang
berhubungan
1.7. KERANGKA TEORI
Berdasarkan uraian teori tentang kebiasaan menggosok gigi yang berhubungan dengan
karies gigi menyebutkan bahwa karies gigi disebabkan oleh ketidakpatuhan siswa dalam
menggosok gigi dimana frekuensi menggosok gigi, waktu menggosok gigi, dan teknik
menggosok gigi yang belum benar.

Tumbuh kembang
anak

Pertumbuhan dan
perkembangan
gigi

Kebiasaan
menggosok gigi
- Frekuensi
- Teknik
- Waktu

Gigi sehat Karies gigi

Sumber : Potter & Perry, 2005; Wong 2003; Latif dkk, 1985.
1.8. KERANGKA KONSEP
Berdasarkan kerangka teori maka dibuat kerangka konsep dimana pada penelitian ini
karies gigi merupakan variabel dependent sedangkan kebiasaan menggosok gigi
merupakan variabel independent.

Kebiasaan menggosok gigi


- Frekuensi menggosok
gigi Karies gigi
- Cara menggosok gigi
- Waktu menggosok gigi

Bagan : Hubungan menggosok gigi dengan karies gigi

1.9. HIPOTESIS PENELITIAN


Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kerangka konsep maka dapat
dirumuskan hipotesa penelitian yaitu “Ada hubungan antara kebiasaan menggosok gigi
dengan karies gigi pada anak kelas 1-3 di SDN Lubang Buaya 11 Kota Jakarta Timur
Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020”.

Anda mungkin juga menyukai