PENDAHULUAN
di semua aspek kehidupan manusia, sehingga berbagai permasalahan yang ada akan
Terjadinya berbagai perubahan dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia, akan tetapi di sisi lain perubahan tersebut telah
membawa manusia ke dalam persaingan global yang semakin ketat. Oleh karena
itu agar dapat berperan dalam persaingan, sebagai bangsa kita harus mampu
kehidupan. Agar hal tersebut dapat terwujud, peningkatan sumber daya manusia
secara sistematis, terarah, intensif, efektif dan efisien merupakan hal yang paling
utama yang harus dilakukan, karena hal itu persyaratan mutlak untuk bisa mencapai
tujuan pembangunan.
peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, secara otomatis kualitas pendidikan
1
2
pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan dilandasi dengan
sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana
nuansa kehidupan yang cerdas pula dan secara progresif akan terbentuk sifat
mutu pendidikan diperoleh melalui dua strategi yaitu peningkatan mutu pendidikan
yang esensial yang dicakupi oleh pendidikan yang berlandaskan luas, nyata dan
bermakna. Dalam kaitan dengan strategi yang akan ditempuh, peningkatan mutu
kondisi actual mutu pendidikan tersebut. Telaah terhadap situasi aktual merupakan
titik berangkat dalam menempuh perjalanan kesituasi yang ideal yang didahului
oleh suatu batas ambang sebagai landasan minimal, dan mencakup mutu pendidikan
yang dipertanggung jawabkan serta yang ditandai oleh suatu tolak ukur sebagain
orang ideal.
3
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
pemimpin di bumi ini. Yaitu seorang pemimpin yang adil dan bertanggung jawab.
berwawasan luas, berdaya saing baik serta cerdas sehingga kelak bias menjadi
generasi bangsa yang bermutu, berguna bagi bangsa dan negara. Mengingat
pentingnya Pendidikan maka telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk
dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para
4
dalam peranan dan tugas-tugas para bawahannya, sebagai individu dan sebagai
mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam kelompok dalam
hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya
berinteraksi.
manajer merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, jika menginginkan
dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendoronggairah kerja pegawai untuk
bawahandengan cara persuasif. Hal ini semua akan diperoleh karena kecakapan,
kemampuan danperilakunya.
paling berperan dalam menentukan arah kebijakan suatu lembaga oleh karena itu
dikatakan bahwa apabila pimpinan baik maka baik pula perusahaantersebut, begitu
sangat penting,
dilakukan setiap hari Jum’at pagi dari jam 08.00 s/d 10.00. Sedangkan sebelum
oleh perwakilan dari murid-murid tersebut. Selain itu sekolah tersebut juga
kelebihan dari sekolah tersebut yaitu bahasa Indonesia, Inggris, dan Bahasa Arab.
Atas (SMA) Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik tersebut mempunyai output yang
berkualitas.
suatu lembaga pendidikan yang mempunyai kualitas yang bagus di wilayah Sidayu.
Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikasi, yaitu kurikulum pendidikan,
output, kualitas guru, minat orang tua, bangunan gedung serta fasilitas yang ada di
rata-rata lulusan sarjana S1, bahkan S2. Dilihat dari minat orang dalam
menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut dapat dilihat bahwa tiap tahun ajaran
baru pendaftar yang ada selalu dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan
sekolahan swasta lainnya. Namun dari pendaftar yang ada tidak semuanya diterima.
Penerimaan siswa baru dilakukan melalui tes yaitu tes potensi akademik meliputi
pelajaran umum dan tes lisan yang meliputi pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal
60
50
40
30
20
10
0
SMA S1 S2
Jenjang pendidikan
Gambar 1.1
JumlahGuru SesuaiMasing-Masing
Jenjang Di SmaKanjengSepuhSidayu
dikatakan maju dapat dilihat dari bangunan fisiknya dan terutama fasilitas yang ada,
Bangunan sekolah tersebut sudah dapat dikatakan baik. Fasilitas yang ada juga
visual yaitu berupa speker dan LCD di setiap kelas, juga yang tidak kalah lagi
dengan adanya area Hostpot yang bisa di akses oleh para siswa dan para pengajar
di SMA tersebut.
selalu berusaha meningkatkan kualitas prestasi belajar siswa agar output lulusan
tersebut dapat mengimbangi dan bersaing di era globalisasi terutama dalam dunia
pendidikan, karena pendidikan tidak lepas dari kualitas prestasi yang didapat siswa
itu sendiri, jadi prestasi pembelajaran siswa perlu ditingkatkan dan diperhatikan
(SMA) Kanjeng Sepuh Sidayu pada kelas XI dikarenakan jumlah ketidak lulusan
Sekolah Menengah Atas (SMA) Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik. Adapun gaya
kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah terhadap bawahannya dan para siswa
Tabel 1.1
Perbandingan Nilai Siswa XI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Smester
Genap Siswa SMA Kanjeng Sepuh Sidayu Kabupaten Gresik Tahun Ajaran 2016-
2017
Nama Jumlah Belum Tuntas Tuntas
Mata Pelajaran KKM
Sekolah siswa Jumlah % Jumlah %
B. Indonesia 136 >75 26 19% 110 81%
Sma Kanjeng
Sepuh Sidayu
Matematika 136 >75 20 15% 116 85%
B. Inggris 136 >75 17 13% 119 88%
Jumlah 408 63 15% 345 85%
Sumber :Guru SmaKanjengSepuh (Data Diolah)
Tabel 1.2
Perbandingan Nilai Siswa XI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Smester
Ganjil Siswa SMA Kanjeng Sepuh Sidayu Kabupaten Gresik Tahun Ajaran 2016-
2017
Dari data table diatas menunjukan bahwa beberapa siswa masih belum bias
(KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bertambah sebesar 3% dari 19% naik
sebesar 22%, dan pada mata pelajaran Matematika menurun sebesar 2% dari 15%
turun menjadi 13%, dan selanjutnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris terdapat
kenaikan prosentasi sebesar 4% dari 13% naik sebesar 17%. Dari data tersebut
prosentase Ketuntasan Belajar (KB) dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris masih tergolong rendah akan tetapi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
9
masih ada beberapa siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) dan bertambah 3% dari semester sebelumnya yang hanya 19% naik menjadi
belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa
ketuntasan belajar minimal sebesar 75. Akan tetapi berdasarkan hasil ujian tengah
semester siswa Sma Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik pada semester ganjil tahun
pelajaran 2016-2017 terlihat masih ada beberapa siswa yang masih belum mencapai
ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan, sebagaimana terlihat dalam tabel
berikut.
10
Tabel 1.3
Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas XI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Smester Genap Siswa SMA Kanjeng Sepuh Sidayu Kabupaten Gresik Tahun
Ajaran 2016-2017
Dari data diatas terlihat bahwa nilai ulangan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada siswa Kelas XI Sma Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik masih terdapat
Minimum (KKM) yang diharapkan, yaitu nilai sebesar 75. Sehingga siswa-siswa
Tabel 1.5
11
Data perbandingan mata pelajaran dalam Prosentase pada kelas X, XI, XII siswa
Sekolah Menengah Atas Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik di Smester 1 dan 2 tahun
ajaran 2016-2017
Sidayu Kabupaten Gresik menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang
siswa masih dianggap sulit karena materi yang harus dikuasai siswa berkaitan
berprilaku dan sebagai alat Integrasi untuk beradaptasi terhadap lingkungan sosial,
dan selama ini materi-materi tersebut masih dijelaskan dalam tahapan pengertian
dan teori sehingga siswa masih sulit menghubungkan teori-teori tersebut dengan
realitas yang ada dalam masyarakat. Masih belum tercapainya nilai siswa sesuai
pendapat sardiman (2011;38) bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor
“prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: 1)
12
faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi, faktor fisik dan psikis; 2) faktor yang datang dari luar diri siswa atau
dibagi menjadi dua yaitu Faktor Internal dan Faktor Ekstenal. Faktor Internal yang
Sikap, Bakat, Minat, dan Motivasi) dan Faktor Eksternal yang meliputi Faktor
Keluarga (Relasi Antar Aggota Keluarga, Pengertian Orang Tua, dan Latar
Guru Dengan Siswa, Relasi Siswa Dengan Siswa, Disiplin Sekolah, Alat Pelajaran,
Belajar, Dan Tugas Rumah), dan Faktor Masyarakat (Kegiatan Siswa Dalam
memberikan dukungan dan spirit yang penuh terhadap prestasi belajar siswa.baik
dibidang akademis, olah raga, ahklak dan budi pekerti yang baik. Dan salah satu
termotivasi dan mendorong para siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar, sehingga
kemampuan para siswa dalam berprestasi tidak terlepas dari peran serta kepala
sekolah yang memotivasi guru mata pelajara umtuk mendorong siswa untuk tekun
mencapai criteria ketuntasan yang ditetapkan menjadi menarik untuk diteliti karena
dari data pada table diatas terlihat pada semester ganjil dan genap. Di smester ganjil
dan genap dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia masih banyak yang belum
para siswa di SMA Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik sehingga sekolah tersebut
menjadi salah satu sekolah swasta yang maju dan unggul di Wilayah Sidayu,
Gresik?
1.3. Tujuan
Sidayu Gresik.
Sidayu Gresik.
Sidayu Gresik.
1.4. ManfaatPenelitian
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
15
1. Secara Teoritis
2. Secara praktis
a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan
sekolah lainnya, maka hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah acuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ratna Sari Agustina 2014 yang berjudul
berhubungan signifikan dengan prestasi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
sig yaitu 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
pembelajaran ada hubungan positif terhadap prestasi belajar siswa kelas V Sekolah
Sedangkan untuk perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Ratna Sari
dan satu variable (Y) Prestasi Siswa Sedangkan yang diteliti penulis sekarang
adalah Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Belajar (X) dan Prestasi Belajar
(Y)
Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Ghullam Hamdu Dan Lisa
Agustin (2013) dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi
menunjukkan bahwa secara umum motivasi belajar dan prestasi belajar tergolong
Penelitian sejenis juga pernah dilakukan oleh Fanny Violita (2013) dengan
dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X administrasi perkantoran
fasilitas belajar yang dimiliki dan dimanfaatkan oleh siswa dalam belajar akan
2.2.1 Kepemimpinan
2.2.1.1.Pengertian Kepemimpinan
seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin atau praktisi. Dalam
hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan
bahwa pemimpin itu adalah yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik
laku orang lain, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2.2.1.2.Gaya kepemimpinan
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki prilaku yang berbeda dalam mempin para
yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Seorang
norma prilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
suatu kelompok menuju pencapaian sebuah visi atau tujuan yang ditetapkan.
Gaya kepemimpinan ini membuat bawahan agar tau apa yang diharakan
kebutuhan bawahannya.
pendekatan yaitu :
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader) dilahirkan, bukan
dibuat (leader are born, not made).Teori ini dilandasi oleh keyakinan bahwa
pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan
dengan kualitas istimewa yang dibawa sejak lahir, dan ditakdirkan menjadi
bidang politik yang masuk daam kategori ini antara lain Gandhi, Churcill, dan
Mandela.
Teori ini mengasumsikan bahwa manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentu dan
kepribadian atau perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Teori ini menempatkan
sejumlah sifat atau kualitas yang dikaitkan dengan keberadaan pemimpin, yang
efektif. Pemimpin akan efektif dan berhasil jika memiliki sifat-sifat seperti
diri, bersedia berperan sebagai pelayan orang lain, loyalitas tinggi, hubungan
interpersonal baik, track record bagus, intelegensi tinggi dan lain sebagainya.
begitu saja(leaders are made, not born). Setiap orang bisa menjadi pemimpin,
sendiri.Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus
berperilaku dalam mempengaruhi orang lain, dan hal ini dipengaruhi oleh gaya
Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan
perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis.Teori ini
sesuai dengan situasinya. Jadi, pemimpin yang efektif adalah “on the right
place, the right time, and fulfill the needs and expectation of the follower.”
transformasional biasanya memiliki etika yang tinggi dan standar moral. Untuk
menjadi pemimpin transformasional, ada dua tugas yang harus dilakukan, yaitu
2.2.1.4.Indikator Kepemimpinan
sekolahan, (2) apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan
produktifitas sekolah, dan (3) bagai mana mengelola sekolah secara efektif untuk
1. Menekankan kepada guru dan seluruh warga sekolah untuk memenuhi norma-
professional.
23
didik.
4. Menunjukan sikap dan prilaku teladan yang dapat dicontoh dan dapat menjadi
panutan atau model bagi guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah.
2.2.2. Motivasi
Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda, maka dari itu motivasi yang
dibutuhkan oleh para siswa juga berbeda.Tetapi jika sudah berada pada satu
instansi, pasti ada satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh para siswa
kondisi yang mendorong orang lain untuk dapat melaksanakan tugas – tugas sesuai
Menurut Mulyasa (2003;112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan
pendorong dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan bekerja dengan giat
dan baik sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepadanya.
caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara
termasuk seorang pemimpin. Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut
komponen, yaitu:
2. Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan melaksanakantugas-
belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/ teman-
yaitu:
1. Adanya sifat ingin tahu untuk belajar dan menyelidiki dunia yang lebihluas.
2. Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan untuk terus maju.
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-
teman.
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
2.2.2.3.Jenis Motivasi
sebagai berikut:
1. Motivasi Positif
2. Motivasi Negatif
bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka
takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
berikut:
1. Asas mengikutsertakan
2. Asas Komunikasi
yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala yang dihadapi. Dengan
3. Asas Pengakuan
tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. Bawahan
akan bekerja keras dan semakin rajin jika mereka terus-menerus mendapat
27
atau manajer.
dapat diterapkan dengan baik maka akan berpengaruh baik juga terhadap
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap
kualitas prilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakan mahluk hidup
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni
Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk
rasa lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki
cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya
mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa
29
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi,
maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-
d. Kebutuhan Penghargaan
yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah
untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri,
terpenuhi.
2.2.2.6.Indikator Motivasi
sebagai berikut:
Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-
hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam
manusia, sesuatu yang berasal dari ‘’dalam’’ diri manusia yang bersangkutan.
Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu
semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.
Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun karena kalau
tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu
dari dosennya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan dihukum oleh orang
32
tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa ‘’keberhasilan’’ anak didik tersebut
mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan
pangkat.
yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling mudah
dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik kepada hasil belajar
yang lebih baik. Pernyataan seperti ‘’bagus’’, ‘’hebat’’ dan lain-lain disamping
makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru,
pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan didepan orang
banyak.
Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat
menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan
33
Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan
individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk
diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain
faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu
memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam
belajar.
yang menjadi indikator pendorong motivasi belajar siswa, yaitu (1) dorongan
internal: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, faktor fisiologis dan
(2) dorongan eksternal: adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya
semakin disiplin maka semakin tinggi prestasi yang dapat dicapainya.Tanpa disiplin
terhadap aturan,baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Ada
34
Kata disiplin berasal dari bahasa latin disibel yang berarti pengikut. Seiring dengan
artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Sejalan dengan hal tersebut
beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku. Dalam proses belajar sangatlah
perubahan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai peraturan dari organisasi dalam bentuk
Permasalahan disiplin belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja
oleh beberapa faktor, pada umumnya berasal dari faktor intern yaitu dari siswa itu
35
sendiri maupun faktor ekstern yang berasal dari luar. Beberapa faktor yang
penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain kesadaran diri menjadi
2. Pengikut dan ketaatan, sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-
peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari
adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang
kuat.
sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan (Tu’u,
2004;48-49).
1. Faktor Eksterinsik
a. Faktor non-sosial
dijabarkan menjadi kondisi udara yang baik, pencahayaan yang cukup, dan
menjadi keadaan ruang kelas, fasilitas di dalam ruang kelas, kurikulum dan
b. Faktor sosial
baik antar lingkungan sosial sekolah yang terdiri dari guru, dengan teman -
yang buruk. Lingkungan sosial yang terakhir berasal dari keluarga, peran
dengan baik guna menjalin hubungan yang baik antar anggota keluarga.
2. Faktor Instrinsik
belajar yang baik biasanya akan disertai dengan aktivitas belajar yang baik
pula.
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa
a. Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang sekolah tepat
waktu, mulai dari selesai belajar di rumah dan di sekolah tepat waktu
disiplin belajar berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan disiplin perbuatan sebagai
berikut, yaitu:
3. Disiplin di rumah
keberhasilan proses belajarmengajar dapat di lihat juga dari prestasi belajar yang
“prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar
Winkel dalam Ghullam (2011;83) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu
Berhasil atau tidaknya proses belajar seorang individu juga dipengaruhi oleh
banyak faktor baik itu faktor yang berasal dari dalam (internal), maupun faktor
yang berasal dari luar (eksternal). Prestasi belajar siswa pada hakekatnya
memberikan kontribusi terhadap proses dan prestasi belajar adalah kondisi internal
39
dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti
kompleksnya pada kondisi internal adalah kondisi eksternal yang ada di lingkungan
peserta didik. Beberapa faktor eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi
1. Faktor Internal
yang berasal dari dalam diri setiap individu tersebut, seperti aspek pisiologis dan
aspek psikologis.
a. Aspek Pisiologis
Aspek pisiologis ini meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan
materi pelajaran, untuk itu perlu asupan gizi yang dari makanan dan
minuman agar kondisi tetap terjaga. Selain itu juga perlu memperhatikan
waktu istirahat yang teratur dan cukup, tetapi harus disertai olahraga ringan
mental.
b. Aspek Psikologis
Aspek Psikologis banyak faktor yang masuk dalam faktor psikologis yang
faktor dari aspek psikologis seperti intelegensi, sikap, bakat, minat, dan
2. Faktor Eksternal
meliputi:
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Namun
afektif sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat
intangible (tidak dapat diraba). Berikut adalah table indikator prestasi belajar dari
Table 2.1
Jenis, indikator dan cara evaluasi prestasi belajar
Ranah / Jenis
Indikator Cara Evaluais
Prestasi
Ranah Kognitif
1. Dapat menunjukan
Tes lisan, tertulis,
Pengamatan 2. Dapat membandingkan
dan observasi
3. Dapat menghubungkan
1. Dapat menyebutkan Tes lisan, tertulis,
Ingatan
2. Dapat menunjukkan kembali dan observasi
1. Dapat menjelaskan
Pemahaman 2. Dapat mendefinisikan dengan Tes lisan, tertulis
lisan sendiri
1. Dapat memberikan contoh Tes tertulis,
Penerapan 2. Dapat menggunakan secara Pemberian tugas,
tepat dan observasi
Analisis dan 1. Dapat menguraikan
Tes tertulis dan
pemeliharaan 2. Dapat mengklasifikasikan /
pemberian tugas
secara teliti memilah-milah
1. Dapat menghubungkan
Sintesis Tes tertulis dan
2. Dapat menyimpulkan
pemberian tugas
3. Dapat mengeneralisasikan
Ranah Afektif
Tes tertulis, skala
1. Menunjukan sikap menerima
Penerimaan sikap, dan
2. Menunjukan sikap menolak
observasi
1. Kesediaan berpatisipasi / Tes skala sikap,
Sambutan terlibat pemberian tugas,
2. Kesediaan memanfaatkan dan observasi
42
dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal maupun faktor internal siswa. Kedua
faktor tersebut salah satunya adalah faktor Kepala Sekolah dan kinerja mengajar
guru, dari kedua faktor tersebut sangat menentukan terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa di sekolah tersebut. Jadi Kepemimpinan Kepala sekolah dan kinerja
mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu
Pada dasarnya prestasi belajar setiap orang itu berbeda, antara orang yang satu
dengan yang lainnya itu tidak sama. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya faktor
yang ada dalam diri individu (faktor intern) dan faktor di luar individu (faktor
berupa latihan atau praktekmembaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek dan
sebagainya.Dalam belajar atau mempelajari sesuatu itu tidak hanya dalam waktu
yang singkat dan cepat, tetapi perlu untuk meluangkan waktu sedikit setiap hari
untuk belajar dan itu juga harus konsisten. Dengan demikian, maka dapat membuat
Sedangkan siswa yang tidak memiliki disiplin diri dalam belajar, biasanya
hal ini akan membuat mereka menjadi orang yang lamban dalam menangkap
pelajaran yang diajarkan. Tanpa adanya disiplin dalam belajar, hal ini akan
membuat siswa menjadi kurang semangat dalam belajar. Dan tanpa disiplin dalam
belajar tentu akan membuat siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Sehingga keadaan ini akan berakibat pada prestasi belajarnya
belajar, mereka cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Sedangkan
siswa yang tidak memiliki kedisiplinan dalam belajar, mereka cenderung memiliki
prestasi belajar yang kurang atau rendah dibandingkan dengan siswa yang memiliki
kedisiplinan dalam belajar. Oleh karena hubungan disiplin belajar terhadap prestasi
Kepemimpinan
H1
H3
Disiplin Belajar
H4
Keterangan:
Berpengaruh Parsial (Sendiri-sendiri)
Berpengaruh Simultan (Bersama-sama)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.5. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis yang dibuat maka dalam penelitian ini dapat
terhadap motivasi positif, motivasi negatif dalam prestasi belajar siswa adalah
sebagai berikut :
H3 : Diduga ada pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia kelas
Sepuh Sidayu.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Kuantitatif yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sempel tertentu,
statistik atau kuantitaif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Menenah Atas (SMA) Kanjeng Sepuh
Sidayu Jl. Pemuda No.75, Bunderan, Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Kanjeng sepuh Sidayu tahun pelajaran 2016/ 2017 yang berjumlah 136 siswa.
48
Sampel Menurut Sugiyono (2013;81) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasitersebut. Dalam penelitian ini,
cluster tertentu. teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-
sampling ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau
1%, 5% dan 10%, jika populasi 136 orang dan tingkat kesalahan menggunakan
Tabel 3.1
Tabel Krecji
S S S
N N N
1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247
15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248
20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251
25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254
30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255
35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257
40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259
49
Sedangkan rincian populasi dan sampel sebagaimana dalam tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Distribusi Sampel Kelas XI SMA Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik
Perhitungan
Nama Jumlah Sampel
NO Kelas Populasi Sampel Dari
Sekolah Sampel Sekolahan
Tiap Kelas
XI (19/136) x
19 14
SMA Bahasa 100
Kanjeng (26/136) x
XI Ipa 1 26 19 100
1 Sepuh 100
Sidayu (27/136) x
Gresik XI Ipa 2 27 20
100
50
(30/136) x
XI Ips 1 30 22
100
(34/136) x
XI Ips 2 34 25
100
Jumlah
Jumlah Populasi 136 100
Sampel
Sumber: Pengolahan Data
maka jumlah sampel yang dibutuhkan hanya sebanyak 100 siswa/siswi dari SMA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data adalah
sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan
adanya suatu pengolahan. Data kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung dan
berupa angka-angka seperti data hasil dari angket (kuesioner) pada obyek yangakan
diteliti.
3.4.2.1.Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dikumpulkan oleh peneliti
dari lapangan atau obyek penelitian sesuai dengan variabel yang diteliti kemudian
diolah. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah jawaban responden atas
data diperoleh langsung dari sumber data yaitu dari SMA Kanjeng Sepuh Sidayu
cara mengajukan daftar pertanyaan tertulis secara lengkap tentang masalah yang
Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Kelas XI SMA yang akan disebarkan
Dalam penelitian ini digunakan 4 variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan 1
variabel terikat, yaitu : variabel bebas (X) yang terdiri dari Kepemimpinan (X 1),
dan Motivasi (X2),disiplin belajar (X3) variabel terikat (Y) yaitu Prestasi Belajar
sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukran tersebut. berikut ini
professional.
peserta didik.
10. Menunjukan sikap dan prilaku teladan yang dapat dicontoh dan dapat
menjadi panutan atau model bagi guru, peserta didik, dan seluruh warga
sekolah.
2. Motivasi (X2)
hasil belajar meliputi segala ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
Hasil belajar kognitif yang mana diantaranya meliputi antara lain sebagai
berikut:
a. Pengamatan
b. Ingatan
54
Hasil belajar efektif yang mana diantaranya meliputi antara lain sebagai
berikut :
b. Internalisasi (pendalaman)
c. Karakterisasi (pengahayatan)
Hasil belajar psikomotor yang mana diantaranya meliputi antara lain sebagai
berikut :
skala likert munurut sugiyono (2013;134) “skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 1-5
5. Apabila responden menjawab STS (Sangat tidak setuju) maka diberi nilai 1
55
sebelum digunakan untuk analisis selanjunya, kuisener ini harus terlebih dahulu di
lakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS
(SocialProductofSocialScience).
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Satu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkap suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menguji
validitas dalam penelitian ini adalah dengan menghitung korelasi diantara masing-
masing pernyataan dengan skor total yang menggunakan korelasi Product Moment.
korelasi Product Moment (r) dengan nilai hitung kritisnya, dimana r dapat diperoleh
N = Banyaknya variable
X = Skor item x
Y = Skor item y
Jika r hitung > r tabel(Uji 2 sisi dengan tingkat signifikansi 5%) maka butir
seberapa jauh alat ukur tersebut dapat dipercaya. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Suatu data dikatakan reliabel adalah jika variabelnya memiliki
nilai Cronbach alpha (α) lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2011;16).
∝ = koefisien reliabilitas
k = jumlah item per variabel
r = mean korelasi antar item
dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan
a. Apabila hasil koefisien Alpha > taraf signifikansi 60% atau 0.6 maka
b. Apabila hasil koefisien Alpha < taraf signifikansi 60% atau 0.6 maka
Autokorelasi artinya terdapat pengaruh dari variabel dalam model melalui tenggang
waktu. Hal ini berarti bahwa nilai variabel saat ini akan berpengaruh terhadap nilai
variabel lain pada masa yang akan datang. Jika dalam suatu model regresi terdapat
varians populasinya dan model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk
menaksir nilai variabel independen tertentu. Untuk mendiagnosis ada atau tidaknya
autokorelasi dalam suatu model regresi dapat dilakukan dengan cara melakukan
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dl), maka koefisien
autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif
3. Bila nilai DW lebih besar pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil
4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW
terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesame variabel independen
dalam persamaan regresi mempunyai varian yang sama atau tidak. Uji
58
jika signifikansi < 0,05 maka terdapat heteroskedastisitas dan jika signifikansi
>0,05 maka tidak terdapat heteroskedastisitas dalam regresi (Hasan dalam Meka,
2011;73).
Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model distribusi
normal atau tidak, hanya dengan melihat pada histogram residulal apakah memiliki
bentuk gambar pola pada histogram atau dengan melihat apakah penyebaran data
membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Cara ini akan menjadi fatal Karena
mengetahui apakah residual model regresi ang diteliti berdistribusi normal atau
2012;9).
59
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi yang mengenai ketergantungan variabel
terika dengan satu atau lebih variabel bebas dengan tujuan untuk memprediksi nilai
2015;41).
𝑌 = ∝ +𝛽1 X1 + 𝛽2 X2 + 𝛽3 X3 + e
Keterangan :
Y = Variabel bebas
∝ = Konstansa
𝛽1 X1 + 𝛽2 X2 + 𝛽3 = Koefisien Regresi
X1, = Variabal Bebas
X2, = Variabal Bebas
X3 = Variabal Bebas
E = Eror
determinasi suatu persamaan regresi. Maka semakin kecil pula pengaruh semua
determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin besar pula pengaruh semua
60
tambahan satu variabel dependen maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel. Oleh Karena itu
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R, nilai Adjusted R2
dapat naik dan turun apabila satu variabel independenditambbahkan kedalam model
(Setiadi, 2015;59).
disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada berada dalam daerah
dimana HO diterima (Ghozali, 2001). Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara
61
(a=0,05) dilakukan uji dua sisi sebesar (a/2) 0,05.2 = 0,025 jika nilai signifikan
maka thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha di terima, artinya secara parsial ada
pengaruh nyata secara (positif), jika t hitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha
𝑡 𝛽𝑖
ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝑠𝑒(𝛽𝑖)
Keterangan :
Βi = koefisien regresi
Se = standar rror
3. Kriteria Pengujian
Gambar 3.1
Distribusi penerimaan atau penolakan Uji t
62
Kriteria Pengujian :
a. Jika t hitung > t tabel dengan tingkat signifikan 5% maka H0 ditolak dan
kriteria:
63
Apabila Fhitung > Ftabel dengan tingkat signifikan 5% maka H0 diterima dan H1
ditolak, yang artinya variabel bebas (X) secara simultan berpengaruh terhadap
Apabila Fhitung < Ftabel dengan tingkat signifikan 5% maka H0 ditolak dan H1
diterima, yang artinya variabel bebas (X) secara simultan tidak berpengaruh
f Table
Gambar 3.2
Distribusi Penerimaan Atau Penolakan Uji f
64
BAB IV
SMA KANJENG SEPUH berdiri pada tahun 1987, yang melatar belakangi
besar wali murid untuk mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk
kanjeng sepuh merespon usulan wali muris yang ingin mendirikan sekolah
menengah atas. Serta mengingat pada tahun 1986 di sidayu telah berdiri SMA
Budi Utomo, SMA Muhammadiyah, dan SMAN Sidayu melalui rapat pengurus
dan guru taman pendidikan Kanjeng Sepuh yang dipimpin ketua pegurus TPKS
Kabupaten Gresik pada 1 Juli 1987.Pada tahun 1987 SMA KANJENG SEPUH
65
telah mulai menerima pendaftaran siswa baru dengan perolehan siswa sebanyak
jalan kanjeng sepuh no. 2 sidayu. Proses pembelajaran dilakukan pada siang
hari dengan kepala sekolahnya Drs. Moh. Fudloil pada tahun 1996 dan Ah.
Yahmum pada tahun 2001. Setelah meluluskan siswa angkatan pertama dengan
program IPS tahun pelajaran 1989-1990. Setahun kemudian pada 1991 SMA
pada tahun 1991 SMA KANJENG SEPUH menempati gedung baru Taman
dan IPS, pada pagi harinya gedung SMA KANJENG SEPUH yang baru
status DIAKUI, dan pada akreditasi ke-3 yang dilaksanakan pada tahun 2005
1. Visi
Berbudaya Mulia
66
2. Misi
7. Membina bakat dan kreatifitas siswa melalui kegiatan ekstra dan ekstensi
1. Jenis Kelamin
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut ini :
67
Tabel 4.1
Berdasarkan tabel 4.1 bahwa jumlah persentase jenis kelamin yang paling
tinggi adalah Laki-laki yaitu 63 responden atau 63%, dan jumlah persentase jenis
Tabel 4.2
Jumlah
Jurusan Presentase %
Orang
XI Bahasa 14 14
XI IPA 1 19 19
XI IPA 2 20 20
XI IPS 1 22 22
X1 IPS 2 25 25
Jurusan XI IPS 2.
4.3.Tanggapan Responden
P = 400
5
= 80
Tabel 4.3
Tanggapan Responden
No Skala Kriteria
1 100 – 180 Sangat Tidak Setuju
2 181 – 261 Tidak Setuju
3 262 – 342 Ragu-ragu
4 343– 423 Setuju
5 424– 504 Sangat Setuju
Sumber : Data primer diolah 2019
responden dari kuesioner yang didistribusikan kepada 100 responden dan telah
Tabel 4.4
Sangat tidak
Tidak Setuju Setuju Sangat
Setuju Ragu-Ragu
Item Setuju
(1) (3)
(2) (4) (5)
X1.1 0 0 9 18 23 69 49 196 19 95
X1.4 0 0 4 8 24 72 55 220 17 85
Rata-rata
disiplin belajarberikut :
dengan total skor 377, yang berarti disimpulkan bahwa secara umum responden
responden dari kuesioner yang didistribusikan kepada 100 responden dan telah
Tabel 4.5
Sangat tidak
Tidak Setuju Setuju Sangat
Setuju Ragu-Ragu
Item Setuju
(1) (3)
(2) (4) (5)
X1.4 0 0 8 16 30 90 50 200 12 60
Rata-rata
total skor 379 yang berarti disimpulkan bahwa secara umum responden
memiliki tanggapan yang baik atau dengan kata lain responden setuju dengan
variabel Motivasi.
72
Tabel 4.6
Sangat tidak
Tidak Setuju Setuju Sangat
Setuju Ragu-Ragu
Item Setuju
(1) (3)
(2) (4) (5)
X1.1 0 0 7 14 28 84 46 184 19 95
X1.5 0 0 6 12 29 87 47 188 18 90
Rata-rata
2. Berdasarkan kuesioner pada item kedua, pendapat responden total skor 430,
dengan total skor 422 yang berarti disimpulkan bahwa secara umum responden
memiliki tanggapan yang baik atau dengan kata lain responden setuju dengan
Tabel 4.7
Sangat tidak
Tidak Setuju Setuju Sangat
Setuju Ragu-Ragu
Item Setuju
(1) (3)
(2) (4) (5)
Y1 0 0 3 6 29 87 51 204 17 85
Y2 0 0 3 6 31 93 54 216 12 60
Y3 0 0 2 4 33 99 50 200 15 75
Y4 0 0 1 2 34 102 48 192 17 85
Y5 0 0 6 12 29 87 53 212 12 60
Y6 0 0 6 12 35 96 43 172 19 95
74
Rata-rata
2. Berdasarkan kuesioner pada item kedua, pendapat responden total skor 375,
5. Berdasarkan kuesioner pada item kedua, pendapat responden total skor 371,
dengan total skor 376 yang berarti disimpulkan bahwa secara umum responden
memiliki tanggapan yang baik atau dengan kata lain responden setuju dengan
Berikut ini hasil dari pengamatan kuesioner tentang uji validitasdiambil dari
data yang diolah melalui aplikasi SPSS, hasil dari data yang sudah diolah sudah
Tabel 4.8
o Keteran
. X1
. X2
. X3
4 0,1966
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang
diperoleh dari analisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang
digunakan adalah teknik Cronbach Alpha (a). Suatu variable dikatakan reliable
Tabel 4.9
Gaya
0,666 0,60 Reliabel
Kepemimpinan
Motivasi 0,687 0,60 Reliabel
Disiplin Belajar 0,606 0,60 Reliabel
Prestasi Belajar
0,721 0,60 Reliabel
Siswa
Sumber:Lampiran 4 (2019)
78
nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reliabel.
dengan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson.Jika nilai Durbin Watson
berada dintara Du dan 4-Du maka tidak terjadi autokoelasi.Dari tabel Durbin
Tabel 4.10
Nilai Keterangan
Tidak ada
Durbin Watson 1.809
autokorelasi
terletak antara batas atas du (1.6131) dan 4-du (2,3869), maka dapat di
Tidak Terjadi
Autokorelasi
dl du 1,809 4- 4-dl
Gambar 4.1
pengambilan keputusan, Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih
dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat
Tabel 4.11
Toleran
Variabel Bebas ce VIF Keterangan
Value
Gaya Kepemimpinan Nonmultikolinierit
0,761 1.315
as
Motivasi Nonmultikolinierit
0,620 1.612
as
Disiplin Belajar Nonmultikolinierit
0,646 1.549
as
Sumber: Lampiran 4 (2019)
Dari hasil pengelolaan data diperoleh nilai tolerance value lebih kecil
dari 10 dan VIF lebih besar dari 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa model
statistik. Uji statistik yang dipilih adalah uji Glejser, dasar pengambilan
keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser adalah apabila hasil sig >
Tabel 4.12
Sumber:Lampiran 4 (2019)
sig.
> 0,05.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak
mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sample kecil” (Ghozali, 2013;160). Salah satu cara untuk menguji normalitas
Ha :Jika nilai signifikansi < 0,05 data residual tidak berdistribusi normal
Tabel 4.13
83
Unstandardi
zed
Residual
N 100
Positive .051
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .511
sebesar 0,956 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda
Belajar (X3).
Keterangan :
Y= kepuasan Konsumen
a = Nilai konstanta
X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Motivasi
X3 = Disiplin Belajar
e = Error
berikut:
85
Tabel 4.14
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.1
2.144 2.398 .019
33
Motivasi .27
.107 .227 2.524 .013
0
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 4 (2019)
IPSMadarasahAliyah Negeri 2 Gresik (Y) adalah sebesar 5,133 Hal ini berarti
tanpa adanya atau sebelum variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2)
2. Jika Gaya Kepemimpinan (X1) berubah dengan satu satuan nilai, maka Y akan
berubah sebesar 0,258, dengan anggapan nilai Motivasi (X2) dan nilai Disiplin
3. Jika Motivasi (X2) berubah dengan satu satuan nilai, maka Y akan berubah
sebesar 0,270, dengan anggapan nilai Gaya Kepemimpinan (X1) dan nilai
4. Jika Disiplin Belajar (X3) berubah dengan satu satuan nilai, maka Y akan
berubah sebesar 0,545, dengan anggapan nilai Gaya Kepemimpinan (X1) dan
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara bersama. Koefisien determinasi
Tabel 4.13
Model Summary
Mod Adjusted R Std. Error of
1
.536a .287 .274 1.964
Sumber : Lampiran 4 (2019)
variabel terikat prestasi belajar (Y) sebesar 27,4% disebabkan oleh variabel
87
Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Belajar (X3) sedangkan
2. Diperoleh nilai R Square 0,287 artinya bahwa perubahan dalam variabel terikat
variabel Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Belajar (X3)
yaitu 53,6%.
Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh secara parsial variabel lingkungan
Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Belajar (X3) terhadap
uji t (parsial).
antara lain :
Ha :b2 ≠ 0 artinya variabel Motivasi (X2 ) ada pengaruh terhadap Prestasi Belajar
(Y).
Pegawai(Y).
pengujian dua arah (2-tailed) dengan derajat bebas atau degree off reedom (df)
df = n
-2
Keterangan :
n = jumlah sampel
Motivasi (X2) dan Disiplin Belajar (X3) terhadap prestasi belajar siswa (Y).
Tabel 4.14
Hasil Analisis Uji Koefisien Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
5.133 2.144 2.398 .019
Gaya
.258 .090 .233 2.869 .005
Kepemimpinan
penghitungan t hitung sebesar 2.896 > t tabel sebesar 1.985 dengan tingkat
(Y). Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini.
Daerah Penolakan
Daerah
Daerah Ho
Penerimaan Ho
Penolakan
Ho
90
Gambar 4.3
(Gaya Kepemimpinan)
hitung sebesar 2.524 > t tabel sebesar 1.985 dengan tingkat signifikansi 5%,
berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi belajar (Y). Hal ini untuk
Daerah
Daerah
Daerah
Penolakan Ho
Penolakan
Penerimaan Ho
Ho
(Motivasi)
penghitungan t hitung sebesar 4.738 < t tabel sebesar 1.985 dengan tingkat
signifikansi 5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya variabel disiplin
belajar (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi belajar (Y).
Hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini.
Daerah
Daerah Daerah
Penolakan Ho
Penolakan Penerimaan Ho
Ho
(Disiplin Belajar)
92
antara lain :
dan Disiplin Belajar (X3) Secara simultan tidak ada pengaruh terhadap
dan Disiplin Belajar (X3) secara simultan ada pengaruh terhadap Kinerja
Pegawai (Y).
dengan pengujian dua arah (2-tailed) dengan derajat bebas atau degree
df 1 = k df 2 = n – k
Keterangan : -1
k = jumlah variabel
n = jumlah sampel
a. Apabila F hitung > F tabel atau nilai signifikansi <α (0,05) maka Ho
b. Apabila F hitung < F tabel atau nilai signifikansi >α (0,05) maka Ho
Tabel 4.14
ANOVAb
b. Dependent Variable: Y
Dari Tabel 4.14 diatas terlihat bahwa nilai regresi memiliki tingkat
signifikansi 0,000 nilai ini lebih kecil dari 0,05 atau nilaisignifikansi <α dan
Fhitung memiliki nilai 34.296 sedangkan f tabel memiliki nilai 2.699 ini berarti
Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Disiplin Belajar (X3), terhadap
94
Prestasi Belajar Siswa (Y) hal ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Ho diterima Ho Ditolak
0 2.699 34.296
Gambar 4.6
Berdasarkan penelitian dan analisis yang peneliti olah dengan menggunkan alat
1. Variabel Gaya Kepemimpinan (X1 ) memiliki t hitung sebesar 2,869 > t tabel
belajar siswa siswi di Sekolah didukung dan dipengaruhi oleh berbagai faktor
2. VAriabel Motivasi (X2 ) memiliki t hitung sebesar 2,524 > t tabel 1,985 dengan
mengajar akan berhasil baik kalau siswa tekun belajar, mengerjakan tugas, ulet
3. Variable Disiplin Belajar (X3 ) memiliki t hitung sebesar 4.738 < t tabel sebesar
1.985 dengan tingkat signifikansi 5%, maka bahwa variabel Disiplin Belajar
(X3 ) berpengaruh parsial terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hal tersebut sejalan
hubungan yang kuat antara Disiplin Belajar dan lingkungan terhadap minat
nilai regresi memiliki tingkat signifikansi 0,000 nilai ini lebih kecil dari 0,05
atau nilai signifikansi < α dan f hitung memiliki nilai 34.296 sedangkan f tabel
memiliki nilai 2.699 ini berartif hitung >f tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha
BAB V
5.1. Kesimpulan
siswa.
belajar siswa.
4. Hasil uji hipotesis melalui uji F (simultan) menyatakan bahwa variabel gaya
5.2. Rekomendasi
terendah pada indikator maka bagi pihak sekolah harus lebih meningkatkan
14. Berdasarkan pada variabel motivasi mengingat hasil t hitung terendah pada
belajar siswa dengan membuat program metode belajar yang lebih inovatif
15. Berdasarkan pada variabel disiplin belajar mengingat hasil t hitung terendah
pembinaan disiplin siswa menjadi perhatian khusus bagi guru dan pihak
lebih dekat dengan siswa, missal membuat aturan kelas yang disepakati oleh
siswa dan guru yang bersangkutan. Kesepakatan ini ada baiknya dilakukan
guru pada awal pertemuan dikelas. Aturan tersebut harus diimbangi dengan
(bukan sekedar formalitas) kepada siswa yang kurang / tidak disiplin demi
Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi