Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Riset

Pendidikan Kimia

ARTICLE DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.02

Pengaruh Strategi “REACT” Terhadap Literasi Kimia Peserta Didik Kelas X MIA
Pada Pembelajaran Reaksi Redoks
Tritiyatma Hadinugrahaningsih, Rosita, dan Fera Kurniadewi
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Rawamangun 13220, Jakarta, Indonesia

Corresponding author: rositaapmp11@gmail.com


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi REACT terhadap literasi kimia peserta didik kelas X
MIA pada pembelajaran reaksi redoks. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 di
salah satu SMA di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Exsperiment dengan desain penelitian
Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui teknik purposive
sampling, kelas X MIA 2 ditetapkan sebagai kelas eksperimen dengan menerapkan strategi REACT dan kelas X
MIA 1 sebagai kelas kontrol yang menerapkan strategi pembelajaran active. Data yang diambil berupa nilai
pretest dan posttest menggunakan instrumen literasi kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai
posttest literasi kimia kelas eksperimen (67,324) lebih besar daripada kelas kontrol (54,030). Berdasarkan
perhitungan uji t diperoleh nilai thitung (3,8274) dan ttabel (1,668) pada taraf signifikansi 5%. Oleh karena nilai thitung
> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi REACT
berpengaruh positif terhadap literasi kimia peserta didik pada materi reaksi redoks.

Kata kunci
Literasi kimia, reaksi redoks, strategi REACT

Abstract
This study aims to determine the effect of REACT strategy on the chemical literacy of 10 th grade students on
learning redox reactions. The survey conducted in the even semester of the 2018/2019 academic year at one of
public senior high school in Jakarta. The method used in this research was Quasi Experiment with post-test Only
Control Group Design. The sample used in this study was obtained through a purposive sampling technique to get
two classes, X MIA 2 as an experimental class applied REACT strategy, and X MIA 1 as a control class applied
active learning. The data was taken based on pre-test and post-test score from using chemical literacy instruments.
The results showed that the average post-test score of experimental class (67,324) was higher than the control
class (54,030). Based on the calculation of the t-test obtained the value of count (3.827) and table (1,668) at the
significance level of 5%. Therefore, the value of count > table, Then H0 is rejected and H1 is accepted. So, it can be
concluded that the use of REACT strategy has a positive effect on student’s chemical literacy on redox reaction
material.

Keywords
Chemical literacy, redox reactions, REACT strategy

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 14


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.02

A. Pendahuluan
Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan Rendahnya literasi kimia dapat disebabkan oleh
alam yang erat kaitannya dengan kehidupan. beberapa faktor, diantaranya metode
Konsep kimia secara umum bersifat abstrak, pembelajaran yang digunakan monoton, serta
penyederhanaan dari keadaan sesungguhnya, dan penggunaan model dan strategi pembelajaran
bersifat berhubungan. Konsep yang abstrak yang tidak dapat menstimulus literasi kimia
mengakibatkan banyak peserta didik mengalami peserta didik. Hal ini terbukti melalui wawancara
kesulitan dalam memahami dan menerapkannya prapenelitian di salah satu sekolah Negeri di
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu peserta Jakarta. Hasil wawancara terhadap pendidik kimia
didik merasa bahwa konsep kimia hanya sedikit kelas X, menunjukkan bahwa proses
memberikan kebermanfaatan [1]. Hal ini terjadi pembelajaran kimia di SMA tersebut masih jarang
karena proses pembelajaran kimia kurang mengaitkan materi kimia dengan kehidupan
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang nyata, dan penjelasannya pun terbatas
mengakibatkan pembelajaran tersebut menjadi menyebutkan contoh dalam kehidupan nyata yang
kurang bermakna. berkaitan dengan materi. Melalui hasil wawancara
tersebut diketahui bahwa pembelajaran di SMA
Tingkat kebermaknaan yang optimal dalam tersebut masih belum menerapkan pendekatan
pembelajaran sains bagi peserta didik diperoleh kontekstual. Padahal Pendekatan yang paling
jika memiliki kemampuan literasi sains yang baik baik untuk meningkatkan literasi kimia peserta
[2]. Literasi kimia yang termasuk kedalam literasi didik adalah dengan pendekatan kontekstual [3].
sains sangatlah penting dimiliki oleh peserta didik
karena dapat menyiapkan sumber daya manusia Pendekatan kontekstual merupakan konsep
yang mampu menghadapi perkembangan ilmu pembelajaran yang mengaitkan materi dengan
pengetahuan dan teknologi. Namun faktanya, di kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menarik
Indonesia tingkat literasi kimia ini masih sangat minat peserta didik dalam mencari informasi
memprihatinkan. Hasil studi komparatif yang bedasarkan bukti-bukti ilmiah. Peserta didik akan
dilakukan oleh Programe for International merasa tertarik belajar dan akan mencari
Student Assesment (PISA) menunjukkan rata-rata informasi pembelajaran apabila materi sains
nilai literasi sains peserta didik Indonesia berada tersebut dirasa bermanfaat bagi kehidupannya dan
di bawah rata-rata nilai literasi sains internasional tidak terlepas dari apa yang telah mereka alami.
dan tergolong rendah. Pengukuran literasi sains Pembelajaran sains juga harus relevan dengan
terbaru yang dikeluarkan oleh Organisation for kehidupan peserta didik. Pembelajaran sains akan
Economic Cooperation and Development mudah dipelajari apabila materi tersebut masuk
(OECD) melaporkan bahwa pada tahun 2015 rata- akal dalam pandangan peserta didik dan tidak
rata nilai literasi sains peserta didik di Indonesia terlepas dari kehidupan manusia, kepentingan dan
sebesar 403, nilai tersebut menempatkan aspirasinya [4]. Oleh sebab itu penggunaan
Indonesia menduduki peringkat ke-62 dari 72 pendekatan kontekstual dalam proses
negara peserta (OECD, 2016). Oleh karena itu, pembelajaran kimia dipandang mampu dalam
perlu adanya upaya untuk meningkatkan literasi meningkatkan literasi peserta didik. Salah satu
sains, khususnya literasi kimia peserta didik di strategi pembelajaran yang merupakan
Indonesia. pengembangan dari pendekatan kontekstual ialah

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 15


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.02

strategi Relating, Experiencing, Applying, 10


8 8

Frekuensi Absolut
Cooperating, Transferring atau REACT. 8
6 6
6
B. Metodologi Penelitian
4 3 3
Penelitian dilaksanakan di kelas X MIA salah satu
SMA Negeri di Jakarta, semester II Tahun Ajaran 2
2018/2019. Tujuan penelitian untuk mengetahui 0
20,5 29,5 38,5 47,5 56,5 65,5 74,5
pengaruh positif strategi REACT terhadap literasi
kimia pada materi reaksi reduksi oksidasi. Interval Kelas
Gambar 1 Distribusi nilai pretest kelas eksperimen
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi
experiment dengan desain penelitian posttest only Pada kelas kontrol nilai rata-rata pretest yang
control group design. Sampel pada penelitian ini diperoleh sebesar 47,823; nilai teritinggi sebesar
diperoleh melalui teknik purposive sampling. 74, dan nilai terendah sebesar 21. Histogram
Didapatkan sebanyak dua kelas yaitu kelas X distribusi nilai pretest literasi kimia kelas kontrol
MIA 2 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan disajikan pada gambar 2.
dengan strategi REACT dan kelas X MIA 1
sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan 10 9
strategi active learning. Frekuensi Absolut
7
8
6
Data literasi kimia diperoleh dengan 6
menggunakan instrumen berupa soal dalam 4 4 4
4
bentuk uraian yang mencakup indikator-indikator
literasi kimia. Analisis data penelitian 2
menggunakan uji beda dua sampel yang 0
independen atau uji t. Sebelum pengujian 20,5 29,5 38,5 47,5 56,5 65.5 74,5
hipotesis terlebih dilakukan uji prasyarat yang Interval Kelas
meliputi uji normalitas dan homogenitas. Gambar 2 Distribusi nilai pretest kelas kontrol
Pengujian prasyarat analisis dan hipotesis
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05). 2. Data Posttest Literasi Kimia Peserta Didik
Rancangan penelitian disajikan dalam tabel 1 Berdasarkan hasil penelitian pada kelas
berikut. eksperimen diperoleh nilai rata-rata literasi kimia
peserta didik sebesar 67,324, dengan rincian nilai
Tabel 1 Desain penelitian posttest only control group
design tertinggi sebesar 88 dan nilai terendah sebesar 25.

Kelas Perlakuan Posttest 11


12
Kelas Eksperimen X O1
Frekuensi Absolut

10 9
Kelas Kontrol Y O2 8 7
6
C. Hasil dan Pembahasan 3
4
a. Deskripsi Data 2 2
2
1. Data Pretest Literasi Kimia Peserta Didik
0
Berdasarkan hasil pretest, pada kelas eksperimen 24,5 35,5 46,5 57,5 68,5 79,5 90,5
nilai rata-rata pretest literasi kimia yang diperoleh Interval Kelas
sebesar 48,5. Nilai tertinggi yang diperoleh
sebesar 74, sedangkan nilai terendah sebesar 21. Gambar 3 Distribusi nilai posttest kelas eksperimen

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 16


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.02

Hasil penelitian pada kelas kontrol memperoleh meningkatkan literasi kimia peserta didik pada
nilai rata-rata posttest literasi kimia sebesar pembelajaran reaksi redoks. Hal ini dikarenakan
54,030 dengan rincian nilai tertinggi sebesar 73 tahapan strategi REACT dapat menjadikan
dan nilai terendah sebesar 15. Histogram
peserta didik terlatih untuk selalu
distribusi nilai posttest literasi kimia kelas kontrol
disajikan dalam gambar 4. menghubungkan pembelajaran dengan hal-hal
yang berada disekitarnya atau hal yang pernah
16 14
dialami oleh peserta didik. Sehingga saat
14 diberikan permasalahan yang berkaitan dengan
Frekuensi Absolut

12 kehidupan, peserta didik akan mampu


10
7
menyelesaikannya. Selain itu peserta didik terlatih
8
6 untuk menkonstruk sendiri konsep yang akan
6 5
4 dipelajarinya melalui pertanyaan dari pendidik
2 1 1 serta melalui percobaan, dan pemberian soal yang
0 relevan dengan kehidupan. Hal tersebut yang
14,5 24,5 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5
dapat memacu peserta didik berliterasi kimia.
Interval kelas
Gambar 4 Distribusi nilai posttest kelas kontrol
Tahap pembelajaran yang pertama dilakukan ialah
b. Pengujian Hipotesis tahap relating atau menghubungkan. Tahapan ini
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis, bertujuan untuk merelasikan antara materi
menunjukkan bahwa data pretest dan posttest pembelajaran dengan hal-hal yang tidak asing
berdistrbusi normal dan bersifat homogen. Oleh bagi peserta didik. Pada tahapan relating peserta
sebab itu, uji hipotesis yang digunakan berupa didik akan menjadi lebih termotivasi dan lebih
statistik parametrik dengan menggunakan uji beda tertarik untuk belajar serta untuk mencari
dua sampel yang independen atau uji t. Uji t
informasi yang diperlukan. Hal ini karena peserta
bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi
REACT terhadap literasi kimia peserta didik didik merasa bahwa pembelajaran kimia yang
dalam pembelajaran reaksi reduksi dan oksidasi. dipelajarinya terdapat keterkaitan dengan
Hasil perhitungan uji t diperoleh thitung sebesar kehidupan sehari-hari dan bermanfaaat bagi
3,8274 sedangkan ttabel dengan taraf signifikansi kehidupannya. Pembelajaran sains yang
5% sebesar 1,6682. Oleh karena thitung > ttabel dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berpotensi untuk menjadikan proses pembelajaran
menunjukkan bahwa penggunaan strategi REACT
yang menarik dan dapat membuat peserta didik
berpengaruh positif terhadap literasi kimia peserta
didik pada materi reaksi redoks. termotivasi [6].

c. Pembahasan Pelaksanaan pembelajaran relating dilakukan


Strategi REACT merupakan strategi yang dengan cara pendidik memberikan pertanyaan
berlandaskan konstruktivistik dan termasuk yang kemungkinan semua peserta didik mampu
kedalam pembelajaran kontekstual atau yang menjawabnya, selain itu pendidik juga
disebut dengan Contextual Teaching and Learnig menayangkan beberapa video yang berkaitan
(CTL) [5]. Tahapan strategi REACT yang terdiri dengan fenomena reaksi redoks. Kemudian
dari relating, experiencing, applying, pendidik membimbing peserta didik untuk
cooperating, dan transferring mampu menghubungkan konsep reaksi redoks yang akan

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 17


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.02

dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki selanjutnya, yaitu tahap applying atau
oleh peserta didik. Seperti pernahkah kalian mengaplikasikan. Pada tahap applying ini peserta
memperhatikan pagar besi yang berkarat? didik diminta secara berkelompok untuk
Mengapa pagar tersebut bisa berkarat? Melalui menyelesaikan latihan yang realistik dan relevan
pertanyaan tersebut dapat memacu peserta didik dengan kehidupannya. Proses pembelajarannya
untuk mengingat fenomena yang disebabkan oleh dilakukan dengan cara pendidik memberikan
reaksi redoks. Sedangkan, untuk mengaitkan wacana berupa fenomena-fenomena kehidupan
konsep reaksi redoks dengan konsep yang telah yang disebabkan oleh reaksi redoks. Kemudian
dipelajari peserta didik diberikan pertanyaan dari wacana tersebut diajukan beberapa
bagaimana cara Anda menentukan bilangan pertanyaan. Hal tersebut menjadikan peserta didik
oksidasi pada ion poliatom? Jelaskan dengan terbiasa memecahkan permasalahan kehidupan
menggunakan pemahaman Anda mengenai dengan menggunakan konsep reaksi redoks yang
ionisasi!. Tahap ini akan menjadikan peserta didik telah dipelajarinya. Seperti pemberian wacana
dapat memenuhi aspek literasi kimia yaitu kimia hujan asam, kemudian peserta didik diminta untuk
dalam konteks. PISA menjelaskan bahwa literasi mencari energi alternatif yang cara kerjanya
sains peserta didik akan lebih tampak jika didasarkan reaksi redoks yang tidak menyebabkan
menerapkan pengetahuan ilmiah dalam kehidupan hujan asam. Tahap ini melatih siswa agar dapat
sehari-hari [7]. memenuhi aspek kemampuan belajar tingkat
tinggi dan aspek kimia dalam konteks. Peserta
Selain tahap relating yang menjadi pemicu didik yang menunjukkan minat yang tinggi dalam
ketertarikan peserta didik untuk memahami materi permasalahan kimia seperti pada media berita,
ialah pada tahap selanjutnya yaitu experiencing. maka dapat didefinisikan bahwa peserta didik
Pada tahap ini peserta didik akan melakukan telah berliterasi kimia [8]. Sedangkan pada kelas
percobaan dalam upaya memahami konsep reaksi kontrol walaupun dalam proses pembelajaran
redoks. Hal tersebut dapat menjadikan konsep secara berkelompok pula, namun wacana dan
mudah dipahami dan cenderung tidak mudah latihan yang diberikan tidak dikaitkan dengan
dilupakan serta dapat menstimulus literasi kimia kehidupan. Akan tetapi wacana antara kelas
pada aspek konten kimia. Percobaan yang eksperimen dan kelas kontrol yang diberikan
dilakukan ialah menentukan faktor-faktor yang keduanya setara.
mempengaruhi korosi pada besi. Berbeda dengan
kelas kontrol yang menggunakan strategi Selanjutnya, tahap transfering. Transferring atau
pembelajaran aktif dimana peserta didik belajar mentransfer ini merupakan tahap dimana peserta
reaksi redoks tanpa mengetahui relasinya dengan didik mampu menggunakan informasi yang
kehidupan serta tidak memperoleh pengalaman diperolehnya untuk digunakan dalam kasus yang
sendiri dalam mempelajari konsep redoks baru. Pada pelaksanaanya pendidik memberikan
tersebut, sehingga pada kelas kontrol aspek-aspek latihan soal, berupa latihan reaksi redoks dalam
literasi kimia tidak tercapai. konteks baru. Seperti, memberikan pertanyaan
mengenai hujan asam namun dalam konteks lain
Nilai rata-rata posttest literasi kimia pada kelas yaitu pada daerah yang terkena pencemaran
eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan kelas “SMOG”. Pada soal ini peserta didik diminta
kontrol dipicu pula oleh tahap strategi REACT untuk menjelaskan proses terjadinya hujan asam

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 18


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.02

pada daerah yang terkena SMOG. Selain itu pada model REACT dalam materi reaksi redoks
tahap transferring ini peserta didik diminta untuk menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil
menjelaskan atau mempresentasikan baik hasil belajar setelah diberikan pembelajaran dengan
percobaannya ataupun mempresentasikan menggunakan model REACT [11]. Berdasarkan
jawaban latihan. Tahap transferring dapat melatih uraian yang telah dipaparkan, maka dapat
peserta didk agar mampu memenuhi aspek literasi disimpulkan bahwa penggunaan strategi REACT
kimia yaitu aspek afektif. Sedangkan pada kelas berpengaruh positif terhadap literasi kimia peserta
kontrol tetap diberikan latihan yang setara dengan didik pada pembelajaran reaksi redoks.
kelas eksperimen namun yang membedakannya
tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pengujian hipotesis penelitian yang telah
dijelaskan, dapat diketahui bahwa pada kelas
telah dilakukan sebelumnya, yaitu [9] yang
eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan
menerapkan pendekatan kontesktual dalam hasil posttest. Pada kelas eksperimen memperoleh
pembelajaran kimia. Pada penelitian tersebut nilai rata-rata posttest literasi kimia lebih besar
dihasilkan bahwa literasi kimia peserta didik (67,324) dibandingkan kelas kontrol (54,029). Hal
dapat meningkat setelah diberikan perlakukan ini diperkuat dengan hasil uji-t dimana thitung yang
pembelajaran kontekstual. Selain itu, literasi diperoleh (3,827) lebih besar daripada ttabel
peserta didik dapat meningkat setelah diberikan (1,668), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran dengan menggunakan strategi
REACT berpengaruh positif terhadap literasi
REACT [10]. Strategi REACT berpengaruh pula kimia peserta didik pada pembelajaran reaksi
dalam meningkatkan hasil belajar pada materi reduksi dan oksidasi.
reaksi redoks. Hasil penelitian menggunakan

Daftar Pustaka
[1] Osborne J, Dillon J. Science education in Texas CORD.
Europe: Critical reflections. London: The [6] Kortland J. Context-based science
Nuffield Foundation, 2008. curricula: Exploring the didactical friction
[2] Fitriani W, Lestari I. Deskripsi Literasi between context and science content. In:
Sains Siswa Dalam Model Inkuiri Pada ESERA conference. 2007, p. 1.
Materi Laju Reaksi Di Sman 9 Pontianak. [7] OECD. Indonesia. In: OECD Science,
J Pendidik dan Pembelajaran; 3. Technology and Innovation Outlook 2016.
[3] Shwartz Y, Ben‐Zvi R, Hofstein A. The Paris: OECD Publishing. Epub ahead of
importance of involving high‐school print 8 December 2016. DOI:
chemistry teachers in the process of 10.1787/sti_in_outlook-2016-66-en.
defining the operational meaning of [8] Shwartz Y, Ben-Zvi R, Hofstein A. The
‘chemical literacy’. Int J Sci Educ 2005; use of scientific literacy taxonomy for
27: 323–344. assessing the development of chemical
[4] Holbrook J. Making chemistry teaching literacy among high-school students.
relevant. Chem Educ Int 2005; 6: 1–12. Chem Educ Res Pract 2006; 7: 203–225.
[5] Crowford MR. Teaching contextually: [9] Cigdemoglu C, Geban O. Improving
Research, rational and techniques for students’ chemical literacy levels on
improving student motivation and thermochemical and thermodynamics
achievement in mathematics and science. concepts through a context-based

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 19


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.091.02

approach. Chem Educ Res Pract 2015; 16: Sunan Kalijaga Yogyakarta Tidak
302–317. diterbitkan.
[10] Octaviana D. Skripsi:“Peningkatan [11] Maulidar. Penerapan Model
Kemampuan Literasi dan Disposisi Pembelajaran REACT untuk
Matematis Siswa SMP melalui Strategi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
REACT (RELATING, EXPERIENCING, Materi Reaksi Redoks Kelas X di MAS
APPLYING, COOPERATING, AND Lamno. UIN Ar-Raniry Banda
TRANSFERING)”. Univ Islam Negeri Acehhttp://library.ar-raniry.ac.id (2017).

Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2019, Vol. 9, No. 1 | 20

Anda mungkin juga menyukai