Anda di halaman 1dari 14

Air

Air, zat yang penting bagi kehidupan.

Air dalam tiga wujudnya, cairan§ di laut, es§ yang mengambang, dan awan di udara yang
merupakan uap air§.

Air adalah senyawa§ yang penting bagi semua bentuk kehidupan§ yang diketahui sampai
saat ini di Bumi,[1]§[2]§[3]§ tetapi tidak di planet lain.[4]§ Air menutupi hampir 71%
permukAir

Air, zat yang penting bagi kehidupan.

Air dalam tiga wujudnya, cairan di laut, es yang mengambang, dan awan di udara yang
merupakan uap air.

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai
saat ini di Bumi,[1][2][3] tetapi tidak di planet lain.[4] Air menutupi hampir 71%
permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi.
[5] Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka
air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak
mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas
permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia.

Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik,
suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu
membran saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan banyak
digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.

Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah
besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas
(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi
dalam ketiga wujudnya tersebut.[6] Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.
[7] Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun
2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

aan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer§ kubik (330 juta mil 鲁) tersedia di Bumi.[5]§
Air sebagian besar terdapat di laut§ (air asin§) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan§, hujan§, sungai§,
muka air tawar§, danau§, uap air§, dan lautan es§. Air dalam obyek-obyek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air§, yaitu: melalui penguapan§, hujan§, dan aliran air di
atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air§, sungai§, muara§) menuju laut§. Air
bersih penting bagi kehidupan manusia§.

Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik§,
suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu
membran saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan banyak
digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.

Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah
besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub§ utara dan selatan planet Mars§, serta
pada bulan-bulan Europa§ dan Enceladus§. Air dapat berwujud padatan§ (es), cairan§
(air) dan gas§ (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.[6]§ Pengelolaan sumber daya air yang
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan
menyulut konflik.[7]§ Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber
daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air

Artikel utama: Air (molekul)

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia§ H§2O§: satu molekul§ air tersusun atas
dua atom§ hidrogen§ yang terikat secara kovalen§ pada satu atom oksigen§. Air bersifat
tidak berwarna§, tidak berasa§ dan tidak berbau§ pada kondisi standar, yaitu pada
tekanan§ 100 kPa (1 bar) and temperatur§ 273,15 K (0 聽掳 C). Zat kimia ini merupakan
suatu pelarut§ yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat
kimia lainnya, seperti garam-garam§, gula§, asam§, beberapa jenis gas§ dan banyak
macam molekul organik§.

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam
kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain
yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik§, yang mengisyaratkan bahwa air
seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida§. Dengan memperhatikan tabel
periodik§, terlihat bahwa unsur-unsur§ yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen§,
flor§, dan fosfor§, sulfur§ dan klor§. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan
hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa
hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena
oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali
flor).

Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap
atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol§. Gaya tarik-
menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-
masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada
akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen§.

Air sering disebut sebagai pelarut§ universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air
berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair§ dan padat§ di bawah tekanan dan
temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion
hidrogen (H§+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH§-).

Tingginya konsentrasi kapur§ terlarut membuat warna air dari Air Terjun Havasu§
terlihat berwarna turquoise.

Berikut adalah tetapan fisik air pada temperatur tertentu [8]§:

Air dan manusia


Peradaban manusia berjaya mengikuti sumber air. Mesopotamia§ yang disebut sebagai
awal peradaban berada di antara sungai Tigris§ dan Euphrates§. Peradaban Mesir Kuno
bergantung pada sungai Nil§. Pusat-pusat manusia yang besar seperti Rotterdam§,
London§, Montreal§, Paris§, New York City§, Shanghai§, Tokyo§, Chicago§, dan Hong
Kong§ mendapatkan kejayaannya sebagian dikarenakan adanya kemudahan akses
melalui perairan.
Uji Mikrobiologis Air

Populasi mikroba di alam sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies dari
berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam tubuh kita, termasuk mulut,
saluran pencernaan, dan kulit. Salah satu mikroba tersebut adalah bakteri. Bakteri
memiliki tiga macam bentuk yaitu kokus (bulat atau bola), basil (batang), dan spiral
(Fardiaz, 1989).
Sifat bakteri ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Dikatakan
menguntungkan karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan sampah agar tidak
menumpuk, sebagai antibiotik, indikator pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan
dikatakan merugikan karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk beberapa spesies.
Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja ditumbuhkan pada sebuah medium.
Medium yang digunakan adalah medium yang ketersediaan nutrisinya tercukupi seperti
air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh untuk pertumbuhan mikroorganisme
seperti bakteri. Suatu bakteri dikatakan pathogen jika bakteri tersebut telah membentuk
suatu koloni. Koloni didapatkan jika berada pada lingkungan buatan, sedangkan jika
berada di alam konsentrasi bakteri pathogen menjadi rendah dan sulit untuk dideteksi.
Oleh karena itu dilakukan analisis mikrobiologi untuk mengidentifikasi bakteri pathogen.
Uji mikrobiologi air dapat dianalisis berdasarkan organisme penunjuk/ indicator
organisme. Syarat organisme indikator antara lain yaitu, terdapat pada air yang tercemar,
mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar dari pathogen, terdapat dalam
jumlah yang lebih banyak daripada pathogen, dan mudah dideteksi dengan teknik
laboratorium yang sederhana. Biasanya yang digunakan sebagai indikator yaitu dari jenis
Escherichia coli (E. coli atau coli tinja) dikarenakan terdapat hanya dan selalu terdapat
dalam tinja.

Mikrobiologi sebagai indikator kualitas air


Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin terhadap air untuk menentukan
aman / tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila hanya berdasarkan uji-uji yang
digunakan hanya terhadap mikrob patogenik, karena :
1. Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporadis, tetapi karena tidak
dapat bertahan hidup lama, maka mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air yang
dikirim ke laboratorium.
2. Bila terdapat dalam jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen-
patogen tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur lab. yang dipakai.
3. Hasil pemeriksaan lab. Baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Apabila
ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya telah banyak orang mengkonsumsi air
tersebut dan telah terekpos thdp infeksi sblm dpt dilakukan usaha untuk mengatasi situasi
tersebut.
Istilah “Mikrob indikator” digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis
mikrob yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar
oleh tinja manusia atau hewan yang berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi
berbagai macam mikrob patogen, yang secara berkala terdapat di dalam saluran
pencernaan untuk masuk ke dalam air tsb.
Beberapa ciri penting suatu mikrob indikator ialah :
1. Terdapat dlm air tercemar dan “nothing” dlm air yg tdk tercemar
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikrob indikator berkorelasi dengan kadar polusi
4. Memiliki kemampuan bertahan hidup yg lebih besar drpd patogen
5. Memiliki sifat seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak drpd patogen
8. Mudah dideteksi dengan teknik - teknik laboratorium yang sederhana
Mikrob indikator yang ideal adalah Escherichia coli dan kelompok bakteri koli
lainnya.
Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang tahan hidup dalam
media yang kekurangan zat gizi (Rahayu, 2000). Susunan dinding sel bakteri gram
negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih kompleks daripada sel bakteri gram
positif. Bakteri gram negatif mengandung sejumlah besar lipoprotein, lipopolisakarida,
dan lemak (Schlegel, 1993). Adanya lapisan-lapisan tersebut mempengaruhi aktivitas
kerja dari zat antibakteri. Menurut Escherich (1885) dalam Wikipedia (2008), bakteri E.
coli ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Bakteri E. coli merupakan organisme yang normal terdapat dalam usus manusia
sehingga keberadaannya bukan merupakan masalah. Namun, beberapa strain tertentu dari
bakteri ini dapat menimbulkan penyakit seperti diare, muntaber, dan gangguan
pencernaan lainnya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan strain ini dalam membentuk
enterotoksin yang berperan dalam mengeluarkan cairan dan elektrolit (Wikipedia, 2008).
Total E. coli terdiri dari :
1. E. coli yang berasal dari tinja (disebut coli tinja) atau disebut juga coli fecal (baru
tercemar tinja).
2. Bakteri-bakteri lain selain E. coli (disebut coliform), seperti : Klebsiella sp.,
Enterobacter freundii, Aerobacter aerogenes. Atau disebut juga coli nonfecal (pernah
tercemar tinja).

Air
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air
selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang
tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya
mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu
tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia
lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan sumber jauh yang
disalurkan dengan pipa dan didistribusikan (Prawiro, 1989).
Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari
seluruh total berat badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat
tulang, dalam darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat
dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air,
dalam tulang mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air,
dalam ginjal mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air.
Kekurangan air menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena
terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air
sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum
orang dewasa adalah minimum 1,5–2 liter air sehari (Slamet, 2004).
Selain pentingnya air bagi tubuh manusia, air dibutuhkan bagi kehidupan
lainnya, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu keperluan untuk kebutuhan
domestik rumah tangga maupun kebutuhan dalam pertanian, industri, perikanan,
pembangkit listrik tenaga air, dan navigasi, serta rekreasi (Soerjani, 1997).
Air tawar bersih yang layak minum, demikian langka di perkotaan. Sungai-
sungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari
buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air
tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi
rembesan dari tangki septik maupun air permukaan (Pudjarwoto, 1993).
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi
dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat
membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Gause,
1946).
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk
menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran
cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan
organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat
bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri
Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,dan Clostridium. Di Indonesia,
bakteri indikator air terkontaminasi adalah Escherichia coli (Gause, 1946).
2.2        Bakteri Coliform
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai
indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya
bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah
untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan
organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan
parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses.
Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri
patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih
banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk
menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme
patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais, 2007).
Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen,
mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan,
tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya
dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat
bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak
menguntungkan (Slamet, 2004).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain.
Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya
pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas
air semakin baik. (Friedheim, 2001).
Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari
bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu
44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan).
Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan
warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil
positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan
Coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan
kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air.
Umumnya, pada feses, E. coli ada sebanyak 11% dari Coliform (Slamet, 2004).

1. Bakteri coliform
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air

minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Escherichia coli, Enterobacter aerogenes,

Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan

penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan

tingkat sanitai rendah. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis coliform.

Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula resiko kehadirn

bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah

satu contoh bakteri pathogen yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi

kotoran manusia atau heewan berdarah panas adalahn shigella, yaitu mikroba penyebab

gejala diare, demam, kram perut, dan muntah-muntah (Official Chemical Method, 1979).

Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform.

Escherichia coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E.coli dalam air dapat

menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E.coli digunakan sebagai indicator

pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan : a).

E.coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora

normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia

atau hewan; b) E.coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika

pemeriksaan dilakukan dengan benar; c) bila dalam iar teseut ditemukan E.coli, maka air

tersebut dianggap berbahaya bagi pengguna domestic; d) Ada kemungkinan bakteri

enterik pathogen yang alin dapat ditemukan bersama-sama dengan E.coli dalam air

tersebut (Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa FK UNDIP, 2006).


Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih

tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran

bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indicator pencemaran dikarenakan

jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen. Selain

itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana, daripada mendeteksi

bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter

aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan

coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Friedheim, 2001).

MENGENAL LEBIH DEKAT: DESINFEKTAN KLORIN


Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai Oksidator
dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa
pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) yang banyak
terkandung dalam air tanah menjadi Fe(III) dan Mn(III).

Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk pula asam
hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), juga beberapa jenis kloramin seperti
monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin (NHCl2) termasuk di dalamnya. Klorin dapat
diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk
karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik anorganik maupun organik aminoak di
dalam air dengan klorin.

Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang didesinfeksi.


Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air, karena terjadi
pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk natrium hipoklorit
akan menaikkan alkalinitas air tersebut sehingga pH akan lebih besar. Sedangkan kalsium
hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air yang didesinfeksi.

Kaporit adalah senyawa kimia ( CaOCl2 ), yg pada kadar tinggi bersifat korosif. Pada
prosentase rendah bisa digunakan sebagai penjernih air, pemutih pakaian, membunuh
jentik, disinfektan.

Dampak Negatif Klorin Bagi Kesehatan Tubuh

Klorin, khlorin atau chlorine merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses
khlorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses
penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang digunakan oleh
masyarakat. Proses khlorinasi sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit
terutama dalam penggunaan air ledeng. Tetapi dibalik kefektifannya klorin juga dapat
berbahaya bagi kesehatan. Orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki
kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus
besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan
kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur
atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek
klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.

Fungsi Klorin Sebagai Disinfektan

Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang dapat berbahaya
bagi kesehatan. Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama adalah bakteri-
bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio cholera penyebab penyakit
kolera, shigella dysentereae penyebab disentri basiler, salmonella typhosa penyebab tifus
dan S. Paratyphy penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis. Untuk mencegah
penyebaran penyakit melalui air, maka bakteri patogen di dalam air harus dihilangkan
dengan proses disinfeksi.
Kegunaan disinfeksi pada air adalah untuk mereduksi konsentrasi bakteri secara umum
dan menghilangkan bakteri patogen. Penghilangan bakteri patogen tersebut terutama
harus benar-benar dilakukan untuk air yang akan diminum untuk mencegah timbulnya
penyakit. Program disinfeksi ini telah digunakan secara luas sejak awal tahun 1900 untuk
menangani air yang akan digunakan secara luas.

Mikroba dalam hal ini bakteri patogen pada umumnya dapat bertahan selama beberapa
hari tergantung juga dari kondisi lingkungannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi
ketahanan tersebut antara lain pH, suhu, gizi yang tersedia, kompetisinya dengan mikroba
lain, kemampuan membentuk spora dan ketahanannya terhadap senyawa penghambat.
Sedangkan kemampuannya untuk menyebabkan penyakit antara lain ditentukan oleh
konsentrasi, virulensi dan resistensi.

Lebih dari 50% bakteri patogen didalam air yang akan mati dalam waktu 2 hari dan 90%
akan mati pada akhir 1 minggu. Oleh karena itu, waduk-waduk penampang sebenarnya
cukup efektif untuk mengendalikan bakteri. Walaupun demikian, beberapa jenis patogen
mungkin tetap hidup selama 2 tahun lebih, karena itu dibutuhkan disinfeksi. Klorin
teerbukti merupakan disinfektan yang ideal. Bila dimasukkan kedalam air akan
mempunyai pengruh yang segera akn membinasakan kebanyakan makhluk mikroskopis.

Penggunaan disinfektan dapat mengatasi mikroba patogen yang spesifik. Metode


desinfeksi telah dikenal secara luas. Disinfeksi dapat dilakukan antara lain dengan
berbagai metode dan bahan kimia seperti dengan klorin, yodium, ozon, senyawa
amonium kuarterner dan lampu ultraviolet. Berdasarkan perhitungan ekonomi, efisiensi
dan kemudahan penggunaanya maka penggunaan klorin merupakan metode yang paling
umum digunakan.

Klorinasi

Klorinasi merupakan disinfeksi yang paling umum digunakan. Klorin yang digunakan
dapat berupa bubuk, cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya berisi kalsium hipoklorit,
sedangkan cairan klorin berisi natrium hipoklorit. Disinfeksi yang menggunakan gas
klorin disebut sebagai klorinasi. Sasaran klorinasi terhadap air minum adalah
penghancuran bakteri melalui germisidal dari klorin terhadap bekteri.

Bermacam-macam zat kimia seprti ozon (O3), klor (Cl2), klordioksida (ClO2), dan
proses fisik seperti penyinaran sinar ultraviolet, pemanasan dan lain-lain, digunakan
sebagai disinfeksi air. Dari bermacam-macam zat kimia diatas , klor adalah zat kimia
yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya disinfeksi
sampai beberapa jam setelah pembubuhannya yaitu yang disebut sebagai residu klorin
(Alaerts, 1984).

Klor berasal dari gas klor Cl2, NaOCl, Ca(OCl2) (kaporit), atau larutan HOCl (asam
hipoklorit).Breakpoint chlorination (klorinasi titik retak) adalah jumlah klor yang
dibutuhkan sehingga:
 semua zat yang dapat dioksidasi teroksidasi

 amoniak hilang sebagai gas N2

 masih ada residu klor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu untuk
pembasmi kuman-kuman.

Klorin sering digunakan sebagai disinfektan untuk menghilangkan mikroorganisme yang


tidak dibutuhkan, terutama bagi air yang diperuntukkan bagi kepentingan domestik.
Beberapa alasan yang menyebabkan klorin sering digunakan sebagai disinfektan adalah
sebagai berikut:

1. Dapat dikemas dalam bentuk gas, larutan, dan bubuk.

2. Relatif murah.

3. Memiliki daya larut yang tinggi serta dapat larut pada kadar yang tinggi (7000mg/l).

4. Residu klorin dalam bentuk larutan tidak berbahaya bagi manusia, jika terdapat dalam
kadar yang tidak berlebihan.

5. Bersifat sangat toksik bagi mikroorganisme, dengan cara menghambat aktivitas


metabolisme mikroorganisme tersebut.

Proses penambahan klor dikenal dengan istilah klorinasi. Klorin yang digunakan sebagai
disinfektan adalah gas klor yang berupa molekul klor (Cl2) atau kalsium hipoklorit
[Ca(OCl2)]. Namun, penambahan klor secara kurang tepat akan menimbulkan bau dan
rasa pahit.

Anda mungkin juga menyukai