Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan

pasien lebih aman, meliputi asessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan

risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden

dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan

timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh

kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan

yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2017).

Kementerian Kesehatan RI memilih dan menetapkan sistem

akreditasi yang mengacu pada standar Joint Commission International (JCI)

yang setelah diindentifikasi, diperoleh standar yang paling relevan terkait

dengan mutu pelayanan rumah sakit yaitu Internasional Patient Safety Goals

(sasaran internasional keselamatan pasien) rumah sakit yang meliputi 6

(enam) indikator, salah satunya adalah identifikasi pasien (Permenkes RI,

2017). Menurut Joint Commission International (2013) Identifikasi pasien

adalah suatu sistem identifikasi terhadap pasien untuk membedakan antara

pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah

dalam pemberian pelayanan kepada pasien. Keamanan pelayanan di rumah

sakit salah satunya dimulai dari ketepatan identifikasi pasien. Kesalahan

identifikasi pasien diawal pelayanan akan berdampak pada kesalahanan

pelayanan pada tahap selanjutnya (WHO, 2010).


2

National Patient Safety Agency (2017) melaporkan dalam rentang

waktu Januari sampai Desember 2016 angka kejadian keselamatan pasien

yang dilaporkan dari Negara Inggris adalah sebanyak 1.879.822 kejadian.

Ministry of Health Malaysia melaporkan angka insiden keselamatan pasien

dalam rentang waktu Januari-Desember 2013 sebanyak 2.769 kejadian

(National Patient Safety Agency, 2017). Selain itu berdasarkan hasil

penelitian di Amerika memperlihatkan bahwa 1.5 juta orang mengalami

insiden setiap tahunnya dan diperkirakan rata-rata 10% dari semua kunjungan

rawat inap menimbulkan beberapa bentuk bahaya yang tidak diinginkan,

laporan dari negara-negara berkembang juga menunjukkan angka 77% pada

kasus kejadian tidak di harapkan (KTD) (Aspend, 2017).

Laporan Insiden Keselamatan Pasien di Indonesia berdasarkan

propinsi menemukan bahwa dari 145 insiden yang dilaporkan 55 kasus

(37,9%) terjadi di wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan jenisnya dari 145

insiden yang dilaporkan didapatkan Kejadian Nyaris Cidera (KNC) sebanyak

69 kasus (47,6%), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) sebanyak 67 kasus

(46,2%), dan lain-lain sebanyak 9 kasus (6,2%) (Thisna, 2017).

Di Jambi, dari laporan insiden keselamatan pasien yang masuk ke

KKP-RS RSUD Raden Mattaher Jambi pada tahun 2016 sebanyak 17 Insiden

; KTD 58,9%, KNC 11,8%, dan KTC 33,3%. Pada tahun 2017 sebanyak 21

insiden; KTD 61,9 %, KNC 14, 3 %, KPC 4, 7 %, dan KTC 19 %. Dari 21

insiden pada tahun 2017 laporan IKP dari kamar operasi sebanyak 19 %. Pada

tahun 2018 jumlah insiden yang dilaporkan menurun menjadi 12 insiden yang

semuanya KTD 100% (Depkes, 2018).


3

Jika identifikasi tidak dilakukan maka berpotensi untu menimbulkan

kejadian adverse events atau kejadian tidak diharapkan (KTD), near miss atau

kejadian nyaris cidera (KNC), kejdian potensi cidera (KPC), dan kejadian

tidak cidera (KTC) (Australian on Safety and Quality in Health Care, 2009).

Joint Commission International (JCI) (2012) menunjukkan bahwa sebanyak

13% surgical error dan 68% transfusi darah terjadi karena kesalahan pada

tahapan identifikasi pasien dari 68% kesalahan transfusi darah 11 orang

diantaranya meninggal.

Pelaksanaan keselamatan pasien sering mengalami kesalahan. Hal

ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

keselamatan pasien yaitu faktor organisasi dan manajemn. Faktor-faktor

tersebut adalahah : manajer/pemimpin, komunikasi, petugas kesehatan,

kerjasama/teamwork, kelelahan, lingkungan, stress dan budaya keselamatan

(Hadi, 2017). Sedangkan menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(2014) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku kerja

dan kinerja seseorang dalam penerapan keselamatan pasien, yaitu: faktor

predisposisi (prediposing faktors), faktor pemungkin (enabling factor), dan

faktor pendorong (reinforcing factor).

Salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan keselamatan pasien

yaitu penerapan budaya keselamatan. Penerapan budaya keselamatan pasien

yang adekuat akan menghasilkan pelayanan keperawatan yang bermutu tentang

ketetapan identifikasi pasien. Pelayanan kesehatan yang bermutu tidak cukup

dinilai dari kelengkapan teknologi, sarana prasarana yang canggih dan

petuugas kesehatan yang profesional, namun juga ditinjau dari proses dan hasil
4

pelayanan yang diberikan (Ilyas, 2010). Budaya keselamatan pasien tersebut

akan meningkatkan kesadaran untuk mencegah error dan melaporkan jika ada

kesalahan (Jeffs, Law, & Baker, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2018) didapatkan

hasil bahwa ada hubungan budaya terhadap keselamatan pasien untuk

meningkatkan pelayanan kerja perawat mendukung peningkatan keselamatan

dengan aman dengan nilai p-value 0,000.

Selain budaya keselamatan, lingkungan kerja juga merupakan faktor

yang mempengaruhi pelaksanaan keselamatan pasien. Lingkungan kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di

mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik

sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok (Sedarmayanti, 2016).

Lingkungan kerja dalam arti semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat

kerja akan mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak

langsung. Lingkungan yang baik dapat meningkatkan kerja perawat pelaksana,

dan begitupun sebaliknya (Nursalam, 2018).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh rahman (2015) di rumah

sakit umum daerah (RSUD) petala bumi pekanbaru dan didapatkan hasil

bahwa terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap ketepatan

identifikasi pasien pada perawat bagian rawat inap pada rumah sakit umum

daerah (RSUD) petala bumi pekanbaru dengan nilai p-value 0,000.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Ruang Bedah RSUD

Raden Mattaher Jambi pada Tanggal 2 Maret Tahun 2020, didapatkan data

bahwa seluruh pasien di Ruang bedah sudah memakai gelang identitas,


5

namun pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien belum dilaksanakan secara

maksimal oleh sebagian besar perawat. Berdasarkan hasil observasi peneliti

terhadap perawat yang dinas diruang Bedah RSUD Raden Matther Jambi

diketahui bahwa dari 5 orang perawat yang diamati didapatkan 3 orang

perawat sudah melakukan identifikasi pasien, namun tekhnik pelaksanaannya

belum tepat pada saat melakukan identifikasi pasien, seperti : terdapat 1

perawat belum identifikasi nama sebelum melakukan tindakan seperti

memberikan injeksi dan memasang infus terdapat 2 perawat belum

melaksanakan identifikasi pasien seperti tidak mengecek nomor rekam medik,

papan nama dan gelang nama. 2 orang perawat lainnya sudah melakukan

identifikasi pasien secara tepat. Dari hasil wawancara dengan perawat

diketahui bahwa sebelum melakukan tindakan penting dilakukan identifikasi

pasien terlebih dahulu, kemudian adanya dukungan dari lingkungan kerja

yang nyaman dalam melaksanakan identifikasi pasien.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan

penerapan ketepatan identifikasi pasien di ruang Bedah RSUD Raden

Mattaher Jambi Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan

penerapan ketepatan identifikasi pasien di ruang Bedah RSUD Raden

Mattaher Jambi Tahun 2020.


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan

ketepatan identifikasi pasien di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher

Jambi Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran budaya keselamatan, lingkungan dan

penerapan ketepatan identifikasi pasien di Ruang Bedah RSUD Raden

Mattaher Jambi Tahun 2020.

b. Untuk mengetahui hubungan budaya keselamatan dengan penerapan

ketepatan identifikasi pasien di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher

Jambi Tahun 2020.

c. Untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja dengan penerapan

ketepatan identifikasi pasien di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher

Jambi Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi RSUD Raden Mattaher Jambi

Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Raden Mattaher Jambi tentang

faktor yang berhubungan dengan penerapan ketepatan identifikasi pasien

di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2020.

2. Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai bahan dalam mengembangkan ilmu keperawatan terutama

mengenai penerapan ketepatan identifikasi pasien.


7

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan data dasar untuk melaksanakan penelitian

lebih lanjut yang berkaitan tentang penerapan ketepatan identifikasi

pasien.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian Cross Sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang berhubungan dengan penerapan ketepatan identifikasi pasien. Penelitian

ini akan dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi pada bulan April Tahun

2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Ruang Bedah

RSUD Raden Mattaher Jambi yang berjumlah 43 orang dan pengambilan

sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling sebanyak 43

orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan hasil penelitian ini

dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik chi-square.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal
    Proposal
    Dokumen44 halaman
    Proposal
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL
    PROPOSAL
    Dokumen34 halaman
    PROPOSAL
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi
    Lembar Observasi
    Dokumen1 halaman
    Lembar Observasi
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL
    PROPOSAL
    Dokumen34 halaman
    PROPOSAL
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Penelitian
    Kuesioner Penelitian
    Dokumen2 halaman
    Kuesioner Penelitian
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 Newwww
    BAB 2 Newwww
    Dokumen25 halaman
    BAB 2 Newwww
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen36 halaman
    Bab 2
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 New
    BAB 3 New
    Dokumen10 halaman
    BAB 3 New
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Penelitian
    Kuesioner Penelitian
    Dokumen6 halaman
    Kuesioner Penelitian
    umi sarah
    Belum ada peringkat
  • Konsulan
    Konsulan
    Dokumen52 halaman
    Konsulan
    umi sarah
    Belum ada peringkat