pada umumnya melibatkan faktor parasit, faktor penjamu, dan lingkungan. Ketiga
faktor tersebut saling terkait satu sama lain, dan menentukan manifestasi klinis
malaria yang bervariasi mulai dari yang paling berat ,yaitu malaria dengan
komplikasi gagal organ (malaria berat), malaria ringan tanpa komplikasi, atau yang
Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi tergantung pada
berbagai hal antara lain usia penderita, cara transmisi, status kekebalan, jenis
plasmodium, infeksi tunggal atau campuran. Selain itu yang tidak kalah penting
adalah kebiasaan menggunakan obat anti malaria yang kurang rasional yang dapat
diagnosis malaria sehingga dapat disangka demam tifoid atau hepatitis, terlebih untuk
daerah yang dinyatakan bebas malaria atau yang Annual Parasite Incidence –nya
rendah.
Gejala Malaria
Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan
demam dengan interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita
bebas sama sekali dari demam. Gejala klinis malaria antara lain sebagai berikut.
a. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
d. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum.
kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.
a. Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan, stadium panas, dan stadium berkeringat
RDT
Terkini: sidik DNA (mendeteksi potongan DNA Plasmodium)
PCR (Polymerase Chain Reaction), DNA lengkap (entire genome probe)
Gold Standar mikroskopis (menemukan Plasmodium di DT)
Uji imunoserologis (pelengkap pemeriksaan mikroskopis)
PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGIS
Mendeteksi Ab spesifik terhadap Plasmodium atau Ag spesifik Plasmodium/ eritrosit yang terinfeksi plasmodium
Kelemahan tes imunoserologik utk mendeteksi Ag adalah bhw tes tidak dapat memberikan informasi derajat
parasitemia (tidak memberi makna klinis terutama pd malaria berat)
Selain itu tak dapat digunakan utk mengevaluasi hasil pengobatan krn intensitas warna band tidak
mempunyai korelasi dg jumlah parasit di sirkulasi
PEMERIKSAAN BIOMOLEKULER
o Digunakan utk mendeteksi DNA spesifik Plasmodium dalam darah penderita malaria.
o Metode: PCR, DNA lengkap
o Kelemahan: tak mempunyai korelasi dg derajat parasitemia (bukan pilihan terbaik untuk
diagnosis malaria di daerah endemis)
o PCR sangat mahal, butuh waktu s.d 48 jam
• Pemeriksaan Hematologi
Hb anemia (ringan s.d berat)
∑ leukosit N/ ↓ (pd fase akut infeksi leukositosis)
LED ↑
∑ trombosit N
∑ retikulosit ↑
• Pemeriksaan mikroskopis
Hitung parasit pada tetes tebal dihitung berdasar leukosit (per 200 leukosit).
Jika hasil 1.500 parasit/ 200 leuko, jk ∑ leuko 8.000/µL mk ∑ parasit 60.000/µL
Penilaian: <100.000/µL, mortalitas <1%>500.000/ µL, mortalitas >5
Pada parasitemia yang tinggi dapat melakukan hitung parasit berdasar jumlah eritrosit (per 1.000 atau
10.000 eritrosit)
Pemeriksaan imunoserologis
Pemeriksaan kimia klinis; Bilirubin, kreatinin, ureum, glukosa darah, urinalisis (Hb-uria), studi
koagulasi
Jurnal Definisi Malaria Penyakit ... - USU Repository
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20157/4/Chapter
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjM07Dgp4vqAhWP83MBHRDbAWoQFjAIegQIBxAB&usg=AO
vVaw3WuXltmHt9X6GIfwX7iIdQ