Anda di halaman 1dari 20

Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.

2, Juni 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Oleh:
Rusman
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Email: rusman@upi.edu

Abstract, changes in the perspective of students as objects to students as subjects in


the learning process become a point of departure in the discovery of various innovative
learning approaches. However, it is often overlooked that the essence of learning is
students’ learning and not teachers’ teaching. Teachers are required to choose a learning
approach that can drive the spirit of every student to be actively involved in their learning
experience. One learning alternative that enables the development of students’ thinking
skills (reasoning, communication, and connection) in problem solving is Problem Based
Learning (PBL). Problem Based Learning is an innovation in learning because it allows the
optimization of students’ thinking skills through systematic process of group work, so that
students can empower, hone, test, and develop their learning capacity on an ongoing basis.
Therefore, it is essential that there is an in-depth study on what and how Problem Based
Learning is applied in the learning process, so that the learning is oriented towards students’
activities, value- laden, and more meaningful.

Keywords: Problem Based Learning, Learning Innovation

Abstrak, Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam
proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan
pembelajaran yang inovatif. Salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah
melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya
guru. Guru dituntut dapat memilih pendekatan pembelajaran yang dapat memacu semangat
setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu
alternatif pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berfikir siswa
(penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran
Berbasis Masalah. Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran
karena dalam proses pembelajaran kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan
melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat
memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya
secara berkesinambungan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan
kajian yang mendalam tentang apa dan bagaimana pembelajaran berbasis masalah
diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran berorientasi pada aktivitas
siswa, sarat nilai dan lebih bermakna.

Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Inovasi Pembelajaran

A. PENDAHULUAN berkaitan dengan penggunaan


1. Konsep dan Karakteristik inteligensi dari dalam diri individu
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berada dalam sebuah kelompok
Pendidikan pada abad 21 orang, atau lingkungan untuk
berhubungan dengan permasalahan memecahkan masalah yang
baru yang ada di dunia nyata. bermakna, relevan, dan kontekstual.
Pembelajaran berbasis masalah
211 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

Hasil pendidikan yang interpersonal dengan lebih baik


diharapkan meliputi pola kompetensi dibanding pendekatan yang lain.
dan inteligensi yang dibutuhkan untuk
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
berkiprah pada abad 21 atau abad
a. Masalah, Paedagogi, dan
kualitas. Pendidikan bukan hanya
Pembelajaran Berbasis
menyiapkan masa depan, tetapi juga
Masalah
bagaimana menciptakan masa depan.
Masalah dapat mendorong
Pendidikan harus membantu
keseriusan, inkuiri, dan berfikir
perkembangan terciptanya individu
dengan cara yang bermakna dan
yang kritis dengan tingkat kreativitas
sangat kuat (powerfull).
yang sangat tinggi dan tingkat
Pendidikan memerlukan perspektif
keterampilan berfikir yang lebih
baru dalam menemukan berbagai
tinggi pula. Guru juga harus dapat
permasalahan dan cara
memberi keterampilan yang dapat
memandang suatu permasalahan.
digunakan di tempat kerja. Guru akan
Berbagai terobosan dalam
gagal apabila mereka menggunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi
proses pembelajaran yang tidak
merupakan hasil dari adanya
mempengaruhi pembelajaran
ketertarikan terhadap masalah.
sepanjang hayat (life long education).
Pada umumnya pendidikan
Boud dan Feletti (1997)
dimulai dengan adanya
mengemukakan bahwa Pembelajaran
ketertarikan dengan masalah,
Berbasis Masalah adalah inovasi yang
dilanjutkan dengan menentukan
paling signifikan dalam pendidikan.
masalah, dan penggunaan
Margetson (1994) mengemukakan
berbagai dimensi berfikir.
bahwa kurikulum pembelajaran
Menurut Shulman (dalam
berbasis masalah membantu untuk
Rusman, 2014) Pendidikan
meningkatkan perkembangan
merupakan proses membantu
keterampilan belajar sepanjang hayat
orang mengembangkan kapasitas
dalam pola pikir yang terbuka,
untuk belajar bagaimana
reflektif, kritis, dan belajar aktif.
menghubungkan kesulitan mereka
Kurikulum pembelajaran berbasis
dengan teka-teki yang berguna
masalah memfasilitasi keberhasilan
untuk membentuk masalah.
memecahkan masalah, komunikasi,
Dalam memecahkan
kerja kelompok dan keterampilan
permasalahan yang ada di dunia

212 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

nyata, kita perlu menyadari belajar; dan (3) pengetahuan


bahwa seluruh proses kognitif dan terjadi melalui proses kolaborasi
aktivitas mental yang terlibat di negosiasi sosial dan evaluasi
dalamnya. Otak bekerja dengan terhadap keberadaan sebuah sudut
siklus tertentu dan literasi dari pandang.
berfikir sistematis, sistemik, Pedagogi pembelajaran
analisis general, dan divergen. berbasis masalah membantu untuk
Abad 21 ditandai dengan menunjukan dan memperjelas cara
tingginya konektivitas karena berfikir serta kekayaan dari
realita yang tidak dapat struktur dan proses kognitif yang
dipisahkan. Isu-isu yang ada di terlibat di dalamnya. Pembelajaran
dunia nyata merupakan disiplin berbasis masalah mengoptimalkan
silang dan melibatkan perspektif tujuan, kebutuhan, motivasi yang
yang saling berhubungan. Kita mengarahkan suatu proses belajar
membutuhkan pandangan yang yang merancang berbagai macam
luas tentang berbagai hal dan kognisi pemecahan masalah.
perpaduan dari setiap perbedaan Inovasi pembelajaran berbasis
pengetahuan dasar yang saling masalah menggabungkan
berhubungan. penggunaan dari akses e-learning,
interdisipliner kreatif, pengusaan
b. Teori Belajar,
dan pengembangan keterampilan
Konstruktivisme, dan
individu.
Pembelajaran Berbasis
Masalah c. Pengertian dan

Dari segi pedagogis, Karakteristik Pembelajaran

pembelajaran berbasis masalah Berbasis Masalah

didasarkan pada teori belajar Pembelajaran berbasis

konstruktivisme (Schmidt, dalam masalah merupakan penggunaan

Rusman, 2014) dengan ciri: (1) berbagai macam kecerdasan yang

pemahaman diperoleh dari diperlukan untuk melakukan

interaksi dengan skenario konfrontasi terhadap tantangan

permasalahan dan lingkungan dunia nyata, kemampuan untuk

belajar; (2) pergulatan dengan menghadapi segala sesuatu yang

masalah dan proses inkuiri baru dan kompleksitas yang ada.

masalah menciptakan disonansi (Tan, dalam Rusman, 2014).

kognitif yang menstimulasi


213 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

Karakteristik pembelajaran 7) Belajar adalah kolaboratif,


berbasis masalah adalah sebagai komunikasi, dan
berikut: kooperatif;
1) Permasalahan menjadi 8) Pengembangan
starting point dalam keterampilan inkuiri dan
belajar; pemecahan masalah sama
2) Permasalahan yang pentingnya dengan
diangkat adalah penguasaan isi
permasalahan yang ada di pengetahuan untuk
dunia nyata yang tidak mencari solusi dari sebuah
tertstruktur; permasalahan;
3) Permasalahan 9) Keterbukaan proses dalam
membutuhkan perspektif pembelajaran berbasis
ganda (multiple masalah meliputi sintesis
perspective); dan integrasi dari sebuah
4) Permasalahan, menantang proses belajar; dan
pengetahuan yang dimiliki 10) PBM melibatkan evaluasi
oleh siswa, sikap, dan dan review pengalaman
kompetensi yang siswa dan proses belajar.
kemudian membutuhkan Studi kasus Pembelajaran
identifikasi kebutuhan Berbasis Masalah, meliputi: 1)
belajar dan bidang baru penyajian masalah; 2) menggerakkan
dalam belajar; inkuiri; 3) langkah-langkah
5) Belajar pengarahan diri pembelajaran berbasis masalah, yaitu
menjadi hal yang utama; analisis inisial, mengangkat isu-isu
6) Pemanfaatan sumber belajar; iterasi kemandirian dan
pengetahuan yang kolaborasi pemecahan masalah,
beragam, penggunaannya, integrasi pengetahuan baru, penyajian
dan evaluasi sumber solusi dan evaluasi.
informasi merupakan
Alur proses Pembelajaran Berbasis
proses yang esensial dalam
Masalah dapat dilihat pada flowchart
pembelajaran berbasis
berikut ini.
masalah;

Menemukan
Masalah
214 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
masaa
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

Belajar
Pengarahan Diri

Analisis Masalah
dan Isu Belajar

Belajar
Pengarahan Diri

Penemuan dan
Laporan
Belajar
Pengarahan Diri

Penyajian Solusi
dan Refleksi
Belajar
Pengarahan Diri

Kesimpulan, Integrasi
dan Evaluasi

Gambar 1. Alur proses Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berbasis Jenis pembelajaran berbasis


Masalah digunakan tergantung dari masalah yang akan dimasukkan
tujuan yang ingin dicapai apakah dalam kurikulum tergantung pada
berkaitan dengan: (1) penguasaan isi profil dan kematangan siswa,
pengetahuan yang bersifat pengalaman masa lalu siswa,
multidisipliner; (2) penguasaan fleksibilitas kurikulum yang ada,
keterampilan proses dan disiplin tuntutan evaluasi, waktu, dan
heuristic; (3) belajar keterampilan sumber yang ada.
pemecahan masalah; (4) belajar 2. Peran Guru dalam
keterampilan kolaboratif; dan (4) Pembelajaran Berbasis
belajar keterampilan kehidupan yang Masalah
lebih luas. Guru harus menggunakan
Ketika tujuan pembelajaran proses pembelajaran yang akan
berbasis masalah lebih luas, maka menggerakkan siswa menuju
permasalahan pun menjadi lebih kemandirian, kehidupan yang lebih
kompleks dan proses pembelajaran luas, dan belajar sepanjang hayat.
berbasis masalah membutuhkan Lingkungan belajar yang dibangun
siklus yang lebih panjang. guru harus mendorong cara berfikir

216 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

reflektif, evaluasi kritis, dan cara Beberapa hal yang dapat


berfikir yang berdayaguna. Peran dilakukan guru untuk menyiapkan
guru dalam pembelajaran berbasis siswa dalam pembelajaran berbasis
masalah berbeda dengan peran guru masalah adalah: 1) membantu siswa
di dalam kelas. Guru dalam merubah cara berfikir; 2)
pembelajaran berbasis masalah terus menjelaskan apakah pembelajaran
berfikir tentang beberapa hal, yaitu: berbasis masalah itu? pola apa yang
1) bagaimana dapat merancang dan akan dialami oleh siswa?; 3) memberi
menggunakan permasalahan yang ada siswa ikhtisar siklus pembelajaran
di dunia nyata, sehingga siswa dapat berbasis masalah, struktur, dan
menguasai hasil belajar?; 2) batasan waktu; 4) mengomunikasikan
bagaimana bisa menjadi pelatih siswa tujuan, hasil, dan harapan; 5)
dalam proses pemecahan masalah, menyiapkan siswa untuk
pengarahan diri, dan belajar dengan pembaharuan dan kesulitan yang akan
teman sebaya?; 3) dan bagaimana menghadang; dan 6) membantu siswa
siswa memandang diri mereka sendiri merasa memiliki masalah.
sebagai pemecah masalah yang aktif?. Pembelajaran berbasis masalah
Guru dalam pembelajaran berbasis menyediakan cara untuk inkuiri yang
masalah juga memusatkan bersifat kolaboratif dan belajar. Bray,
perhatiannya pada: 1) memfasilitasi dkk (dalam Rusman, 2014)
proses pembelajaran berbasis menggambarkan inkuiri kolaboratif
masalah; merubah cara berfikir, sebagai proses di mana orang
mengembangkan keterampilan melakukan refleksi dan kegiatan
inkuiri, menggunakan pembelajaran secara berulang-ulang, mereka
kooperatif; 2) melatih siswa tentang bekerja dalam tim untuk menjawab
strategi pemecahan masalah; pertanyaan penting. Dalam proses
pemberian alasan yang mendalam, pembelajaran berbasis masalah, siswa
metakognisi, berfikir kritis, dan belajar bahwa bekerja dalam tim dan
berfikir secara sistem; dan 3) menjadi kolaborasi itu penting untuk
perantara proses penguasaan mengembangkan proses kognitif yang
informasi; meneliti lingkungan berguna untuk meneliti lingkungan,
informasi, mengakses sumber memahami permasalahan, mengambil
informasi yang beragam, dan dan menganalisa data penting , dan
mengadakan koneksi. mengelaborasi solusi.

216 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

Belajar dalam kelompok kecil lateral), berfikir sistem (holistik dan


lebih mudah dilakukan apabila berfikir menyeluruh)
anggota berkisar antara 1 sampai 10 Berfikir digunakan dalam
siswa atau bahkan lebih sedikit pembelajaran berbasis masalah ketika
dengan satu orang guru. Guru dapat siswa merencanakan, membuat
menggunakan berbagai teknik belajar hipotesis, menggunakan perspektif
kooperatif untuk menggabungkan yang beragam, dan bekerja melalui
kelompok-kelompok tersebut dalam fakta dan gagasan secara sistematis.
langkah-langkah yang beragam dalam Resolusi Masalah juga melibatkan
siklus pembelajaran berbasis masalah analisis logis dan kritis, penggunaan
untuk menyatukan ide, berbagai hasil analogi dan berfikir divergen,
belajar, dan penyajian ide. integrasi kreatif dan sintesis.
Guru mengatur lingkungan Proses pembelajaran berbasis
belajar untuk mendorong penyatuan masalah dan latihan melibatkan
dan pelibatan siswa dalam masalah. penggunaan otak atau pikiran untuk
Guru juga memainkan peran aktif melakukan hubungan melalui refleksi,
dalam memfasilitasi inkuiri artikulasi, dan belajar melihat
kolaboratif dan proses belajar siswa. perbedaan pandangan. Dalam proses
pembelajaran berbasis masalah,
3. Proses Belajar Kognitif
skenario masalah dan urutannya
Pemecahan masalah yang
membantu siswa mengembangkan
efektif dalam setting dunia nyata
koneksi kognitif. Kemampuan untuk
melibatkan penggunaan proses
melakukan koneksi inteligen
kognitif, meliputi perencanaan penuh
merupakan kunci dari pemecahan
untuk berfikir (menggunakan waktu
masalah dalam dunia nyata. Pelatihan
untuk berfikir dan merencanakan),
dalam pembelajaran berbasis masalah
berfikir secara menyeluruh (terbuka
membantu dalam meningkatkan
dengan berbagai gagasan dan
konektivitas, pengumpulan data,
menggunakan perspektif yang
elaborasi dan komunikasi informasi.
beragam), befikir secara sistematik
Memfasilitasi inquiry untuk
(diatur, menyeluruh, dan sistematik),
belajar yang lebih dalam merupakan
berfikir analitik (pengklasifikasian,
tantangan yang paling utama.
analisis logis, dan kesimpulan),
Pembimbingan pembelajaran berbasis
berfikir analogis (mengaplikasikan
masalah yang efektif menggunakan
persamaan, pola, berfikir paralel dan
urutan yang luas dan teknik

217 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

menjawab yang baik. Ilmuwan, masalah yang ada di dunia nyata


pengusaha, dan pengambil keputusan memberikan tujuan yang
yang efektif tahu bagaimana meminta mengarahkan perilaku. Peran Tutor
jawaban yang baik untuk membantu adalah untuk membimbing dan
penemuan solusi. Tujuan inquiry menemukan tujuan dan penguasaan
dalam pembelajaran berbasis masalah perilaku. Pembelajaran berbasis
adalah untuk membantu siswa masalah berhubungan dengan
melakukan internalisasi beberapa peningkatan inteligensi untuk
dialog. mengkonfrontir struktur yang tidak
Mediator yang efektif sehat dan masalah yang baru muncul.
membantu para siswa menemukan
4. Desain Masalah dalam
signifikansi dari bekerja memecahkan
Pembelajaran Berbasis
masalah dan menjadikan proses
Masalah
pembelajaran berbasis masalah itu
a. Akar Desain Masalah
mempunyai nilai manfaat.
Akar desain masalah adalah
Mediasi meliputi mediasi
masalah yang riil berupa
reflektif praktis yang berhubungan
kenyataan hidup, seperti halnya
dengan pengaturan diri dan perilaku
penguasaan terhadap permesinan
metakognitif. Kedua, Mediasi
dalam rangka meghadapi tuntutan
kemandirian dan berbagi (IS),
perkembangan industri. Dalam
menunjuk pada rasa memiliki dan
dunia medis siswa diajari untuk
perilaku berbagi. T berhubungan
menemukan sejumlah obat dan
dengan peningkatan inteligensi untuk
penanganan terhadap penyakit.
melakukan konfrontasi terhadap
Pendidikan dan pelatihan para
struktur yang salah.
guru harus mampu menunjukkan
Interaksi dalam pembelajaran
bagaimana menangani situasi riil
berbasis masalah meliputi tiga
dalam dunia pendidikan. Bahkan
karakteristik, yaitu adanya tujuan
terdapat kesenjangan antara teori
yang disengaja dan timbal balik (IR),
dengan praktik dalam pendidikan
mediasi belajar (ME), dan sangat
Menurut Michael Hicks
penting (T).
(dalam Rusman, 2014), ada empat
Formulasi isu-isu belajar dalam
hal yang harus diperhatikan ketika
pembelajaran berbasis masalah,
membicarakan masalah, yaitu: (1)
kebutuhan untuk mengajar satu sama
memahami masalah, (2) kita tidak
lain, dan tantangan memecahkan
tahu bagaimana memecahkan
218 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

masalah tersebut, (3) adanya Tujuan pembelajaran


keinginan memecahkan masalah, berbasis masalah adalah
dan (4) adanya keyakinan mampu penguasaan isi belajar dari disiplin
memecahkan masalah tersebut. heuristic dan pengembangan
Dalam pembelajaran keterampilan pemecahan masalah.
berbasis masalah sebuah masalah Pembelajaran berbasis masalah
yang dikemukakan kepada siswa juga berhubungan dengan belajar
harus dapat membangkitkan tentang kehidupan yang lebih luas
pemahaman siswa terhadap (lifewide learning), keterampilan
masalah, sebuah kesadaran akan memaknai informasi, kolaboratif
adanya kesenjangan, pengetahuan, dan belajar tim, dan keterampilan
keinginan memecahkan masalah, berfikir reflektif dan evaluatif.
dan adanya persepsi bahwa mereka c. Desain Masalah
mampu memecahkan masalah Pada dasarnya kompleksitas
tersebut. masalah yang dihadapi sangat
b. Menentukan Tujuan tergantung pada latar belakang dan
Pembelajaran Berbasis profile para siswa. Desain masalah
Masalah memiliki ciri-ciri:
Pembelajaran berbasis  Karakteristik; masalah
masalah adalah sebuah cara nyata dalam kehidupan,
memanfaatkan masalah untuk adanya relevansi dengan
menimbulkan motivasi belajar. kurikulum, tingkat kesulitan
Suksesnya pelaksanaan dan tingkat kompleksitas
pembelajaran berbasis masalah masalah, masalah memiliki
sangat bergantung pada seleksi, kaitan dengan berbagai
desain, dan pengembangan disiplin ilmu, keterbukaan
masalah. Bagaimanapun juga, masalah, sebagai produk
pertama-tama perlu akhir;
memperkenalkan pembelajaran  Konteks; masalah tidak
berbasis masalah pada kurikulum terstruktur, menantang,
atau berpikir tentang jenis masalah memotifasi, memiliki
yang digunakan. Hal penting elemen baru;
adalah menentukan tujuan yang  Sumber dan Lingkungan
ingin dicapai dalam penggunaan Belajar; masalah dapat
pembelajaran berbasis masalah. memberikan dorongan

219 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

untuk dipecahkan secara b. Makro Level (the what); latihan


kolaboratif, independent dan modul tujuan lembaga, belajar
untuk bekerja sama, adanya dari materi dan silabus, penilaian
bimbingan dalam proses tujuan, struktur, kriteria, dan
memecahkan masalah dan kegiatan evaluasi.
menggunakan sumber, c. Mikro Level (the how); struktur
adanya sumber informasi, kegiatan, jadwal sesi pembelajaran
dan hal-hal yang diperlukan berbasis masalah, tutorial, struktur
dalam proses pemecahan belajar mandiri, dan kemasan
masalah. belajar, sumber masalah dan
 Presentasi; penggunaan belajar.
skenario masalah, Langkah pertama dalam
penggunaan video klip, perencanaan kurikulum kaitannya
audio, jurnal, dan majalah, dengan pembelajaran berbasis
web site. masalah adalah menentukan tujuan
5. Pengembangan Kurikulum dalam memanfaatkan pembelajaran
dalam Pembelajaran Berbasis berbasis masalah dan tujuan program
Masalah kurikulum, seperti yang sebutkan di
Model pengembangan atas mega level, makro level dan
kurikulum ada yang bersifat deduktif; mikro level. Seperti halnya proses
prosesnya dari hal yang sangat umum pengembangan kurikulum, adanya
menyangkut keperluan masyarakat standar dalam pengembangan,
kepada hal lebih khusus atau spesifik; dimulai dengan menentukan tujuan
model induktif: dari hal yang bersifat sesuai kebutuhan, kemudian perlu
spesifik materi dan proses kurikulum mempersiapkan sebuah dokumen
kepada hal yang bersifat umum. yang meliputi: 1) rasional
Kurikulum dalam pembelajaran penggunaan pembelajaran berbasis
berbasis masalah meliputi: masalah ; 2) apa pembelajaran
a. Mega Level (the why); profil berbasis masalah dan apa yang
lulusan yang diharapkan, tujuan diperlukan; 3) tujuan pembelajaran
umum program; pengetahuan, berbasis masalah dan hasil yang ingin
keterampilan, sikap, dan dicapai.
kompetensi lainnya yang Dengan sebuah ide yang jelas di
menekankan pada pengembangan mana pembelajaran berbasis masalah
akan dimasukkan dan kaitannya
disiplin ilmu.
dengan ruang lingkup pembelajaran
220 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

berbasis masalah, kemudian tujuan materi belajar yang spesifik pula.


pembelajaran dikembangkan yang Struktur pembelajaran biasanya
meliputi pemecahan masalah, kerja digambarkan dalam sebuah bentuk
tim, pengembangan kemampuan, dan formulasi seperti berikut:
a. Menemukan Masalah Analisa Masalah Penemuan dan Pelaporan
Integrasi dan Evaluasi
b. Menemukan Masalah Inquiry Masalah Mengangkat Issue Belajar
Penemuan dan Peer Taching Menyajikan Solusi Review
c. Menemukan Masalah Analisis Penelitian dan Kerja Lapangan
Pelaporan dan Peer Teaching Menyajikan Temuan
Refleksi dan Evaluasi
Gambar 1. Struktur pembelajaran

Sebenarnya variasi pola keterbatasan waktu dalam belajar,


pengembangan ini cukup beragam, belajar dapat dilakukan hanya melalui
karena sifatnya relatif dan tergantung web. Pembelajaran berbasis masalah
pada bagian mana yang ditekankan. dapat memanfaatkan fasilitas e-
learning secara kolaboratif dalam
6. Pembelajaran Berbasis Masalah
proses pemecahan masalah. Dengan
dan e-learning
memanfaatkan masalah sebagai
Sistem menejemen belajar,
pemicu untuk belajar dan interaktif,
seperti halnya papan tulis hitam,
potensi teknologi mungkin dapat
Sumber belajar dan perlengkapan
dipergunakan secara penuh, Namun
belajar yang cukup menyenangkan,
pada sisi tertentu e-learning tetap
rangkaian informasi, dukomen,
memiliki keterbatasan. Beberapa
pengukuran, buku-buku, sistem
landasan prinsip penggunaan
komunikasi dan lain-lain semua ini
Pembelajaran Berbasis Masalah
memerlukan pengaturan, penataan
dalam e-learning adalah: (1)
dalam sinergi yang baik untuk
menggunakan kekuatan masalah yang
mencapai tujuan. Dalam
riil untuk membangkitkan motivasi;
perkembangannya, telah diciptakan
(2) mengondisikan lingkungan
perlengkapan yang lebih canggih lagi,
kaitannya dengan informasi global;
seperti fotograpi, grafik dan video
(3) mendorong proses pemanfaatan
digital dan web site serta link
dan pengembangan belajar e-learning;
internet.
(4) menekankan pada pemecahan
E-learning memiliki manfaat
masalah dan pembuatan keputusan
yang cukup besar terutama ketika
dari pada bahan belajar; (5)
dikaitkan dengan jarak dan
menyediakan system dalam

221 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

kolaborasi; (6) optimis dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian


menggunakan struktur yang fleksibel; terhadap perubahan itu.
dan (7) mengembangkan evaluasi dan 8. Intisari Pembelajaran Berbasis
kritik terhadap sumber informasi Masalah
7. Pengalaman Siswa dalam Ibrahim dan Nur (2000:2)
Pembelajaran Berbasis mengemukakan bahwa Pembelajaran
Masalah Berbasis Masalah merupakan salah
Beberapa hal penting yang satu pendekatan pembelajaran yang
harus mendapat perhatian adalah; (1) digunakan untuk merangsang berfikir
memperkirakan kesiapan siswa, tingkat tinggi siswa dalam situasi
meliputi dasar pengetahuan, yang berorientasi pada masalah dunia
kedewasaan berfikir, dan kekuatan nyata, termasuk di dalamnya belajar
motivasinya; (2) mempersiapkan bagaimana belajar.
siswa dalam hal cara berfikir dan Moffit (dalam Rusman, 2014)
kemampuan dalam rangka melakukan mengemukakan bahwa Pembelajaran
pekerjaan secara kelompok, Berbasis Masalah merupakan suatu
membaca, mengatur waktu dan pendekatan pembelajaran yang
menggali informasi; (3) menggunakan masalah dunia nyata
merencanakan proses dalam bentuk sebagai suatu konteks bagi siswa
langkah-langkah dalam cycle problem untuk belajar tentang berfikir kritis
based learning; (4) menyediakan dan keterampilan pemecahan masalah
sumber bimbingan yang tepat, serta untuk memperoleh pengetahuan
menjamin bahwa ada akhir yang dan konsep yang esensi dari materi
merupakan hasil akhir. pelajaran.
Dalam setiap perubahan bukan Persamaannya terletak pada
saja diperlukan adanya kemauan pendayagunaan kemampuan berfikir
untuk berubah akan tetapi kesiapan dalam sebuah proses kognitif yang
menyongsong perubahan yang melibatkan proses mental yang
membawa implikasi terhadap sisi lain dihadapkan pada kompleksitas suatu
dari pendidikan itu sendiri. Pada permasalahan yang ada di dunia
sekolah misalnya, segala perangkat nyata, sehingga siswa memiliki
keras dan perangkat lunak, dari staff pemahaman yang utuh dari sebuah
sampai pada tingkat pimpinan materi yang diformulasikan dalam
sekalipun harus memiliki kemauan, masalah, penguasaan sikap positif dan
kesiapan dan kemampuan dalam keterampilan secara bertahap dan

222 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

berkesinambungan. Pembelajaran (memahami masalah), (2) berfokus


Berbasis Masalah menuntut aktivitas pada keterkaitan antar disiplin, (3)
mental siswa dalam memahami suatu penyelidikan autentik, (4)
konsep, prinsip, dan keterampilan menghasilkan produk atau karya yang
melalui situasi atau masalah yang kemudian dipamerkan, dan (5)
disajikan di awal pembelajaran. kerjasama.
Situasi atau masalah menjadi titik Salah satu perbedaannya
tolak pembelajaran untuk memahami terletak pada konsep pengarahan diri.
prinsip, dan mengembangkan Tan secara eksplisit menitikberatkan
keterampilan yang berbeda pada belajar pengarahan diri dalam
pembelajaran pada umumnya. setiap tahapan pembelajaran berbasis
Siswa memahami konsep dan masalah, sementara Ibrahim dan Nur
prinsip dari suatu materi dimulai dari tidak secara eksplisit mengemukakan
bekerja dan belajar terhadap situasi pentingnya belajar pengarahan diri,
atau masalah yang diberikan melalui tetapi lebih menitikberatkan pada
investigasi, inkuiri, dan pemecahan kerjasama antar anggota kelompok
masalah. Siswa membangun konsep untuk menemukan solusi masalah.
atau prinsip dengan kemampuannya (Rusman, 2014).
sendiri yang mengintegrasikan Pierce dan Jones (Howey,
keterampilan dan pengetahuan yang 2001:69) mengemukakan bahwa
sudah dipahami sebelumnya. kejadian-kejadian yang harus muncul
Problem-Based Learning dalam implementasi pembelajaran
pertama kali diperkenalkan pada awal berbasis masalah, adalah: (1)
tahun 1970-an di Universitas Mc keterlibatan (engagement):
Master Fakultas Kedokteran Kanada, mempersiapkan siswa untuk berperan
sebagai satu upaya menemukan solusi sebagai pemecah masalah dengan
dalam diagnosa dengan membuat bekerja sama, (2) inkuiri dan
pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi investigasi: mengeksplorasi dan
yang ada. mendistribusikan informasi, (3)
Karakteristik pembelajaran performansi: menyajikan temuan, (4)
berbasis masalah dari Tan memiliki tanya jawab (debriefing): menguji
perbedaan dengan karakteristik keakuratan dari solusi, dan (5)
Pembelajaran Berbasis Masalah dari refleksi terhadap pemecahan masalah.
Ibrahim dan Nur (2000: 5), yaitu: (1) Berbeda dengan Tan, Ibrahim
pengajuan pertanyaan atau masalah dan Nur (2002) mengemukakan

223 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

tujuan pembelajaran berbasis masalah pilihan sendiri yang memungkinkan


secara lebih rinci, yaitu: (1) mereka menginterpretasikan dan
membantu siswa mengembangkan menjelaskan fenomena dunia nyata
kemampuan berfikir dan memecahkan dan membangun pemahamannya
masalah; (2) belajar berbagai peran tentang fenomena itu.
orang dewasa melalui pelibatan Ibrahim dan Nur (2000: 13) dan
mereka dalam pengalaman nyata; (3) Ismail (2002:1) mengemukakan
menjadi para siswa yang otonom. bahwa langkah-langkah Pembelajaran
Pembelajaran berbasis masalah Berbasis Masalah adalah sebagai
melibatkan siswa dalam penyelidikan berikut:

Tabel 1
Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Indikator Tingkah Laku Guru


1 Orientasi siswa pada Menjelaskan tujuan pembelajaran,
masalah menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah
2 Mengorganisasi siswa Membantu siswa mendefinisikan dan
untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
3 Membimbing Mendorong siswa untuk mengumpulkan
pengalaman individual informasi yang sesuai, melaksanakan
atau kelompok eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
4 Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyajikan hasil karya menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, dan membantu mereka untuk
berbagai tugas dengan temannya
5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan refleksi
mengevaluasi proses atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
pemecahan masalah dan proses yang mereka gunakan.

Menurut Fogarty (1997:3) diskusi dan penelitian untuk


pembelajaran berbasis masalah menentukan isu nyata yang ada.
dimulai dengan masalah yang tidak Langkah-langkah yang akan dilalui
terstruktur sesuatu yang kacau. Dari oleh siswa dalam sebuah proses
kekacauan ini siswa menggunakan pembelajaran berbasis masalah
berbagai kecerdasannya melalui adalah: (1) menemukan masalah; (2)

224 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

mendefinisikan masalah; (3) struktur pengertian yang sudah


mengumpulkan fakta dengan dimiliki seseorang yang sedang
menggunakan KND; (4) pembuatan belajar. Belajar menghafal,
hipotesis, (5) penelitian; (6) diperlukan bila seseorang
rephrasing masalah; (7) memperoleh informasi baru dalam
menyuguhkan alternatif; dan (8) pengetahuan yang sama sekali tidak
mengusulkan solusi. berhubungan dengan yang telah
Lingkungan belajar yang harus diketahuinya. Kaitan dengan PBM
disiapkan dalam PBM adalah dalam hal mengaitkan informasi
lingkungan belajar yang terbuka, baru dengan struktur kognitif yang
menggunakan proses demokrasi, dan telah dimiliki oleh siswa.
menekankan pada peran aktif siswa. b. Teori Belajar Vigotsky
Seluruh proses membantu siswa Perkembangan intelektual
untuk menjadi mandiri dan otonom terjadi pada saat individu
yang percaya pada keterampilan berhadapan dengan pengalaman
intelektual mereka sendiri. baru dan menantang, dan ketika
Lingkungan belajar menekankan pada mereka berusaha untuk memecahkan
peran sentral siswa bukan pada guru. masalah yang dimunculkan. Dalam
upaya mendapatkan pemahaman,
9. Teori Belajar yang Melandasi
individu berusaha mengaitkan
Pembelajaran Berbasis
pengetahuan baru dengan
Masalah
pengetahuan awal yang telah
Selain teori belajar
dimilikinya kemudian membangun
konstruktivism, ada beberapa teori
pengertian baru. Ibrahim dan Nur
belajar lainnya yang melandasi
(2000: 19) Vigotsky meyakini
pembelajaran berbasis masalah,
bahwa interaksi sosial dengan teman
yakni:
lain memacu terbentuknya ide baru
a. Teori Belajar Bermakna dari
dan memperkaya perkembangan
David Ausubel
intelektual siswa. Kaitan dengan
Asubel (dalam Rusman, 2014)
pembelajaran berbasis masalah
membedakan antara belajar
dalam hal mengaitkan informasi
bermakna (meaningfull learning)
baru dengan struktur kognitif yang
dengan belajar menghafal (rote
telah dimiliki oleh siswa melalui
learning). Belajar bermakna
kegiatan belajar dalam interaksi
merupakan proses belajar di mana
social dengan teman lain.
informasi baru dihubungkan dengan

225 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

c. Teori Belajar Jerome S. Bruner 10. Petunjuk Guru dalam


Metode penemuan merupakan Pembelajaran Berbasis Masalah
metode dimana siswa menemukan Salah satu isi utama dalam
kembali, bukan menemukan yang pembelajaran berbasis masalah
sama sekali benar-benar baru. adalah pembentukan masalah yang
Belajar penemuan sesuai dengan menuntut penyelesaian. Sesuai
pencarian pengetahuan secara aktif dengan pendapat Hudoyo (dalam
oleh manusia, dengan sendirinya Rusman, 2014), masalah yang
memberikan hasil yang lebih baik, disajikan dalam pembelajaran
berusaha sendiri mencari pemecahan berbasis masalah tidak perlu berupa
masalah serta didukung oleh penyelesaian masalah (problem
pengetahuan yang menyertainya, solving) sebagaimana biasa, tetapi
dan menghasilkan pengetahuan yang pembentukan masalah (problem
benar-benar bermakna (Dahar, posing) yang kemudian diselesaikan.
1996). Aspek yang disajikan tentu saja hal-
Bruner juga menggunakan hal yang sesuai dengan pengalaman
konsep Scaffolding dan interaksi dalam kehidupan siswa, sehingga
sosial di kelas maupun di luar kelas. masalah yang ditimbulkan menjadi
Scaffolding adalah suatu proses masalah yang kontekstual.
untuk membantu siswa menuntaskan Melalui pembelajaran berbasis
masalah tertentu melampaui maasalah siswa mempresentasikan
kapasitas perkembangannya melalui gagasannya, siswa terlatih
bantuan guru, teman atau orang lain mereflesikan persepsinya,
yang memiliki kemampuan lebih. mengargumentasikan dan
Kaitan dengan adalah mengkomunikasikan ke pihak lain
pembentukan masalah yang sehingga guru pun memahami proses
menuntut penyelesaian. Sesuai berfikir siswa, adan guru dapat
dengan dalam hal siswa membimbing serta mengintervensikan
menemukan kembali, bukan ide baru berupa konsep dan prinsip.
menemukan yang sama sekali benar- Dengan demikian pembelajaran
benar baru. Informasi baru dikaitkan berlangsung sesuai dengan
dengan pengetahuan yang telah kemampuan siswa, sehingga interaksi
dimiliki oleh siswa dan adanya antara guru dan siswa, serta siswa
Scaffolding; tahapan menemukan dengan siswa menjadi terkondisi dan
solusi. terkendali.

226 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

Pembelajaran melalui dalam situasi kehidupan yang


pembelajaran berbasis maasalah semakin kompleks.
merupakan suatu rangkaian Sebagaimana halnya dengan
pendekatan kegiatan belajar yang pendekatan lain, pendekatan
diharapkan dapat memberdayakan pembelajaran berbasis masalah
siswa untuk menjadi seorang individu mempunyai pedoman dalam
yang mandiri dan mampu pelaksanaannya. Menurut Hamzah
menghadapi setiap permasalahan (dalam Rusman, 2014) guru berperan
dalam hidupnya dikemudian hari. mengantarkan siswa memahami
Dalam pelaksanaan pembelajaran, konsep dan menyiapkan situasi
siswa dituntut terlibat aktif dalam dengan pokok bahasan yang
mengikuti proses pembelajaran diajarkan. Selanjutnya siswa
melalui diskusi kelompok. Langkah mengonstruksi sebanyak mungkin
awal kegiatan pembelajaran masalah untuk meningkatkan
dilaksanakan dngan mengajak siswa pengembangan pemahaman konsep,
untuk memahami situasi yang aturan, teori dalam memechkan
diajukan baik oleh guru maupun masalah.
siswa, yang dimulai dari apa yang Kemudian secara lebih khusus
telah diketahui oleh siswa. Hamzah mengemukakan tugas guru
Dalam aplikasinya dalam pembelajaran berbasis
pembelajaran berbasis masalah masalah, yaitu: (a) guru hendaknya
membutuhkan kesiapan guru dan menyediakan lingkungan belajar yang
siswa untuk bisa berkolaborasi dalam memungkinkan self regulated dalam
memecahkan masalah yang diangkat. belajar pada diri siwa berkembang;
Guru harus siap menjadi pembimbing (b) guru hendaknya selalu
sekaligus tutor bagi para siswa yang mengarahkan siswa mengajukan
dapat memberikan motivasi, masalah, atau pertanyaan atau
semangat, dan membantu dalam memperluas masalah; (c) guru
menguasai keterampilan pemecahan hendaknya menyediakan beberapa
masalah. Siswa harus siap menjalani situasi masalah yang berbeda-beda,
setiap tahapan pembelajaran berbasis berupa informasi tertulis, benda
masalah untuk memperoleh manifulatif, gambar atau yang
pengetahuan dan keterampilan yang lainnya; (d) guru dapat memberikan
diperlukan untuk bisa bertahan hidup masalah yang berbentuk open-ended;
(e) guru dapat memberikan contoh

227 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

cara merumuskan dan mengajukan masalah, mengumpulkan fakta-fakta


masalah dengan beberapa tingkat (apa yang diketahui, apa yang ingin
kesukaran, baik tingkat kesulitan diketahui, apa yang akan dilakukan),
pemecaahan masalah; dan (f) guru membuat pertanyaan-pertanyaan
menyelenggarakan reciprocal sebagai alternatif dalam solusi
teaching, yaitu pelajaran yang menyelesaikan masalah.
berbentuk dialog antara dan siswa Peran siswa secara khusus
mengenai materi pelajaran dengan menurut Paris dan Winograd (dalam
cara menggilir siswa berperan sebagai Rusman, 2014) adalah: (a)
guru (peer teaching). menumbuhkan motivasi dari
Guru dapat melakukan kebermaknaan tujuan, proses dan
pembelajaran dengan keterlibatan dalam belajar; b)
mengorientasikan siswa pada masalah menemukan masalah yang bermakna
kontekstual yang mendorong mereka secara personal; (c) merumuskan
untuk mampu menemukan masalah dengan pertimbangan
masalahnya, menelaah kuantitas, memodifikasi dan memvariasikan
kualitas dan kompleksitas masalah situasi dengan informasi baru yang
yang diajukan. Siswa perlu diminta dianggap paling mungkin mencapai
untuk mempresentasikan hasil tujuan; (c) mengumpulkan fakta-fakta
temuannya berupa perumusan untuk memperoleh makna serta
masalah, dan pengumpulan fakta- pengetahuan dalam pengaplikasian
fakta (apa yang mreka ketahui, apa pada pemecahan masalah yang
yang perlu mereka ketahui dan apa dihadapi secara kreatif; (d) berfikir
yang harus mereka laksanakan), secara reflektif untuk mengajukan
membuat pertanyaan-pertanyaan, pertanyaan-pertanyaan dan
mengantisipasi informasi-informasi menyelesaikan masalah; dan e)
yang dibutuhkan, merephrase masalah berpartisipasi dalam pengembangan
dan akhirnya membuat suatu serta penggunaan assesment untuk
formulasi sebagai alternative proses mengevaluasi kemajuan sendiri.
pemecahan masalah. C. SIMPULAN
Student Centered merupakan Pembelajaran berbasis masalah
salah satu ciri dari pendekatan berkaitan dengan penggunaan inteligensi
problem-based learning. Siswa dari dalam diri individu yang berada dalam
berperan sebagai stakeholder dalam sebuah kelompok orang, atau lingkungan
menemukan masalah, merumuskan

228 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

untuk memecahkan masalah yang pengetahuan dan keterampilan yang


bermakna, relevan, dan kontekstual. relevan. Penguasaan pengetahuan dan
Penerapan pembelajaran berbasis keterampilan lebih efektif apabila individu,
masalah dalam pembelajaran menuntut khususnya siswa dapat mengalaminya
kesiapan baik dari pihak guru yang harus sendiri, bukan hanya menunggu materi dan
berperan sebagai seorang fasilitator informasi dari guru, tetapi berdasarkan
sekaligus sebagai pembimbing. Guru pada usaha sendiri untuk menemukan
dituntut dapat memahami secara utuh dari pengetahuan dan keterampilan yang baru
setiap bagian dan konsep pembelajaran dan kemudian mengintegrasikannya
berbasis masalah dan menjadi penengah dengan pengetahuan dan keterampilan
yang mampu merangsang kemampuan yang sudah dimiliki sebelumnya.
berpikir siswa.
D. DAFTAR PUSTAKA
Siswa juga harus siap untuk terlibat
Boud, D. and G. Feletti., (1997). The
secara aktif dalam pembelajaran. Siswa
Challenge of Problem Based
menyiapkan diri untuk mengoptimalkan
Learning. London: Kogan Page
kemampuan berpikir melalui inquiry
kolaboratif dan kooperatif dalam setiap Dahar, Ratna Willis. (1996). Teori-teori

tahapan proses pembelajaran berbasis Belajar. Jakarta; Erlangga

masalah. Fogarty, Robin., (1997). Problem-Based


Masalah yang dibahas harus yang Learning and Other Curriculum
relevan dengan tuntutan kehidupan pada Models for The Multiple
masa sekarang dan masa yang akan datang. Intelegences Classroom. Melbourne:
pembelajaran berbasis masalah dapat Hawker Brownlow Education
memanfaatkan fasilitas e-learning secara
Howey., (2001). Contextual Teaching and
kolaboratif dalam proses pemecahan
Learning Teaching for
masalah.
Understanding Through Integration
Bagi para guru, pemahaman
of Academic and Technical
terhadap berbagai pendekatan yang
Education:. Dalam Forum Vol. 16,
berpusat pada siswa, salah satunya
No.2.(Online
Pembelajaran Berbasis Masalah, perlu
Available::http://www.ciera.org/libr
ditingkatkan karena tantangan kehidupan
ary/archive/2001-04/0104parwin.
masa sekarang dan masa yang akan datang
Htm
akan semakin kompleks dan menuntut
setiap orang secara individual mampu
menghadapinya dengan berbagai

229 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014

Ibrahim, M. dan Nur, M., (2000).


Pengajaran Berdasarkan Masalah.
Surabaya: Unesa University Press.

Ismail., (2002). Pembelajaran


Berdasarkan Masalah (Problem
Based Instruction): Apa,
Bagaimana, dan Contoh pada
Subpokok Bahasan Statistika.
Proseding Seminar Nasional
Paradigma Baru Pembelajaran
MIPA. Kerjasama Dirjen Dikti
Depdiknas dengan (JICA-IMSTEP).

Margetson., D. (1994). Current


Educational Reform and the
Significance of Problem-Based
Learning. Stud. Higher Educ.;19:5-
19.

Rusman., (2014) Model-Model


Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta.
Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo
Persada. Cetakan ke-7

230 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah

Anda mungkin juga menyukai