PENDAHULUAN
Peten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas
PENJELASAN UMUM
Perlindungan Paten meliputi antara lain, Paten dan Paten sederhana, dengan
13/Tahun 2016 tentang Paten. Namun untuk Paten sederhana tidak diperiksa
Paten, berbunyi:
Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun terhitung
sejak tanggal penerimaan, dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang,
kemudian tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu Paten dicatat dan
Perlindungan hukum terhadap suatu Paten yang diberikan adalah sama untuk
seluruh Negara-negara di dunia (selama 20 (dua puluh) tahun), dan hal ini berlaku
Paten, berbunyi:
terhitung sejak tanggal penerimaan, dan jangka waktu itu tidak dapat
elektronik.
Syarat dan tata cara permohonan Paten diatur di dalam Pasal 24 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 13/Tahun 2016 tentang Paten, dimana Paten
kepada Menteri secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan membayar biaya.
Permohonan Paten harus memuat: tanggal, bulan, dan tahun dari surat
2
pemohon dalam hal jika pemohon bukan badan hukum, atau nama kuasa jika
Invensi tidak mencakup antara lain: kreasi estetika, skema, aturan dan
permainan, dan bisnis. Kemudian invensi juga tidak mencakup aturan dan metode
yang berisi program komputer, presentasi mengenai suatu informasi, dan temuan
tidak dilakukan, kemudian yang dapat dikabulkan sama dengan Paten, yaitu produk
atau proses namun hanya 1 (satu) invensi saja akan tetapi dapat terdiri dari
beberapa klaim.
PCT adalah singkatan dari “Patent Cooperation Treaty”, yang di Indonesia PCT
diratifikasi dengan Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1997 dengan tujuan untuk
penerima permohonan PCT (RO) dan kantor tujuan permohonan PCT (DO/EO).
Dengan mengajukan permohonan paten melalui jalur PCT berarti, dapat menghemat
Waktu dan tenaga, dapat menghemat Biaya Pendaftaran Permohonan Paten, dan
dengan tanggal akhir pendaftaran (expiration date) 30/31 bulan (dihitung dari tgl.
Hak Prioritas atau tgl. Filling Date, jika tidak menggunakan Hak Prioritas), dan
perjanjian kerjasama atau “Joint Statement of Intent” antara DGIP dengan JPO
(Japan Patent Office), yang ditandatangani di Tangerang 12 April 2013 oleh Prof.Dr.
namun hal ini dapat terjadi apabila telah mendapat keputusan (hasil pemeriksaan) di
Negara Pertamakali di daftar (yang menjadi anggota PPH), yang terdiri dari: OEE
(Office of Earlier Examination) sebagai Negara pertama di daftar, dan OLE (Office of
pemeriksaan substantifnya.
dengan sistem PPH. Selain Indonesia, Singapura, Filipina, dan Thailand yang sudah
4
Agreement on Intellectual Property Cooperation, Usulan pendaftaran ASPEC melalui
media elektronik (e-ASPEC). ASPEC hampir sama dengan PPH, yaitu sistem
percepatan suatu pemberian Paten (Granted), namun hal ini hanya dapat terjadi
daftar.
permohonan Paten ASPEC juga demikian, tidak semua permohonan Paten tersebut
harus Indonesia kabulkan, sehingga tetap dapat kita tolak suatu permohonan Paten
adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
yang selama ini julukan bahwa Indonesia adalah negara berkembang dan hanya
Teknologi.