Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJAAN PBL (PROBLEM-BASED

LEARNING) BERBASIS PENDEKATAN DISKURSIF UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PROPOSAL PENELITIAN

Ditinjau Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

RIDA SITI HALIMATU SADIYYAH

NPM. 8420217028

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SURYAKANCANA

2020
LEMBAR PENGESHAN

Proposal Penelitian dengan Judul

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJAAN PBL (PROBLEM-BASED


LEARNING) BERBASIS PENDEKATAN DISKURSIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

RIDA SITI HALIMATU SADIYYAH

NPM. 8420217028

Proposal Penelitian telah diseminarkan dan disetujui oleh :

Penguji 1 Penguji 2

( ) ( )

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Matematika

Ari Septian S.Si,.M.Pd.

NIDN.0412098504

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

A. JUDUL............................................................................................... 1
B. LATAR BELAKANG PEMASALAHAN......................................... 1
C. RUMUSAN MASALAH................................................................... 2
D. TUJUAN PENELITIAN................................................................... 3
E. MANFAAT PENELITIAN................................................................ 4
F. DEFINISI OPERASIONAL.............................................................. 4
G. KAJIAN TEORI................................................................................ 5
H. HIPOTESIS PENELITIAN............................................................... 7
I. METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11

ii
A. JUDUL
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJAAN PBL (PROBLEM-BASED
LEARNING ) BERBASIS PENDEKATAN DISKURSIF UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Keberhasilan proses pembelajaran tidak lepas dari peran guru
sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan
pengevaluasi peserta didik, tidak lepas dari itu guru juga berperan untuk
mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif didalam proses
pembelajaran.
PBL adalah suatu model pembelajaran yang menyuguhkan berbagai
situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang
berfungsi sebagai landasan bagi investigasi siswa dan penyelidikan siswa,
dalam prosesnya PBL membantu siswa untuk belajar mandiri,
meningkatkan keterapilan penyeledikan, dan keterampilan masalah, peran
guru dalam model pembelajaran PBL sebagai fasilitator, pembimbing dan
memonitoring siswa, jadi dalam model pembelajaran ini siswa lebih aktif
dan mandiri tetapi tidak luput dengan arahan yang diberikan guru, maka
dari itu PBL adalah model pembelajaran yang cocok untuk digunakan.
Pedekatan diskursif mungkin suatu pendekatan yang asing dan
jarang digunakan disekolah, tetapi setelah ditelaah oleh beberapa peneliti,
pendekatan diskursif memilki dampak besar yang postif terhadap proses
pembelajaran, menurut Komala, E (2012) pendekatan diskursif adalah
pembelajaran yang berfokus pada komunikasi berupa debat, alasan-alasan
logis secara tertulis, dan menggunakan tes sebagai bahan diskusi, sehingga
mendorong keberanian bertanya, keberanian menjawab pertanyaan atau
memberikan alasan dalam memecahkan suatu pemasalahan matematis
siswa sehingga pendekatan ini memandang siswa dalam kelas sebagai
masyarakat belajar yang berinteraksi satu sama lain.
Tidak hanya intensitas keterlibatan siswa yang harus diperhatikan
akan tetapi tuntutan keterampilan yang harus dimiliki siswa pada abad 21

1
juga harus diperhatikan, bukan hanya kemajuan teknologi yang
berkembang, tapi segala aspek kehidupan didunia mulai ditingkatkan,
maka dari itu siswa harus mampu bersaing dan memiliki keterampilan
yang baik untuk menghadapi kemajuan jaman, dengan proses pendidikan
diharapkan dapat membantu siswa untuk bersaing dimasa depan, salah
satu tuntutan yang harus dimiliki siswa yaitu memiliki keterampilan
berpikir kritis, atau lebih dikenal dengan
4C(Communication,Collaboration,Critical Thinking and Problem Solving,
Creative and Innovation), 4C terdapat dalam kurikulum 2013, dan sudah
jelas bahwa 4C adalah keterampilanyang harus dimiliki siswa pada abad
21.
Proses pembelajaran matematika siswa harus ditekankan sebagai
insan yang memiliki potensi untuk belajar agar kemampuan berkembang
dan siswa telibat secara aktif dalam pencarian dan pembentukan
pengetahuan oleh diri mereka sendiri, melalui belajar matematika siswa
mendapatkan kesempatan untuk mengambangkan kemampuan berpkiir
kritis siswa.
Salah satu tujuan penelitian ini untuk menjadi alternative
penyelesaian suatu masalah yang telah dibahas diatas.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka
yang mejadi rumusan masalah dalam penelitian adalah ;
1. Apakah Implementasi Model Pembelajaan PBL (Problem-Based
Learning) Berbasis Pendekatan Diskursif dapat Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa?
2. Apakah Model Pembelajaan PBL (Problem-Based Learning)
Berbasis Pendekatan Diskursif efektif saat digunakan dalam
proses pembelajaran ?
3. Apakah siswa berperan aktif dalam Mengimplementasi Model
Pembelajaan PBL (Problem-Based Learning) Berbasis Pendekatan
Diskursif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa?

2
4. Apakah Siswa dapat Mengimplementasi Model Pembelajaan PBL
(Problem-Based Learning) Berbasis Pendekatan Diskursif Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa?
5. Bagaimana aktivitas siswa dalam Mengimplementasi Model
Pembelajaan PBL (Problem-Based Learning) Berbasis Pendekatan
Diskursif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa?

D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latarbelakang penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah ;
1. Implementasi Model Pembelajaan PBL (Problem-Based Learning)
Berbasis Pendekatan Diskursif dapat Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa.
2. Model Pembelajaan PBL (Problem-Based Learning) Berbasis
Pendekatan Diskursif efektif saat digunakan dalam proses
pembelajaran.
3. Siswa berperan aktif dalam Mengimplementasi Model
Pembelajaan PBL (Problem-Based Learning) Berbasis Pendekatan
Diskursif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
4. Siswa dapat Mengimplementasi Model Pembelajaan PBL
(Problem-Based Learning) Berbasis Pendekatan Diskursif Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
5. Aktivitas siswa baik dalam Mengimplementasi Model Pembelajaan
PBL (Problem-Based Learning) Berbasis Pendekatan Diskursif
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.

E. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka
Manfaat penelitian ini Sebagai Berikut
1. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam rangka mengembangakan profesionalitas
guru.
2. Bagi Siswa
Memperbaiki cara belajar, memotivasi, dan meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi Sekolah

3
Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki Masalah belajar
matematika
4. Bagi Peneliti
Mengambil kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan, keterampilan sendiri dalam menganalisis sembuah
persoalan, dan untuk mendapatkan pengetahuan dari hasil kajian
implementasi Model Pembelajaan PBL (PROBLEM-BASED
LEARNING) Berbasis Pendekatan Diskursif Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
F. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional setiap variabel diperlukan untuk mendapatkan
kesamaan presepsi tentang beberapa istilah yang digunakan dalam
penelitian ini.
1. Model Pembelajaan PBL (Problem-Based Learning)
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran
yang dirancang agar siswa mendapat pengetahuan penting, yang
membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki
model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi
dalam tim (Henita,H,dkk. 2019)

2. Pendekatan Diskursif
Pendekatan diskursif berfokus pada komunikasi berupa
debat alasan-alasan lois secara tertulisan kimunikasi matematis
sehingga pendekatan ini memandang siswa dalam kelas sebagai
masyarakat belajar yang beriteraksi satu sama lain, dalam
pelaksanaan pembelajaran (Komala,E.(2019)).
3. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Menurut Henita,H.dkk (2019) Kemampuan berpikir kritis
matematis adalah proses menemukan, menganalisis, dan
mengevaluasi informasi yang di dapat dari hasil pengamatan untuk
mengambil sebuah keputusan terhadap suatu masalah matematis.
G. KAJIAN TEORI
1. MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM –BASED
LEARNING)

4
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang
dirancang agar siswa mendapat pengetahuan penting, yang membuat
mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model
belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim
(Henita,H,dkk.2019). Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) terdiri dari 5 fase sebagai
berikut:
a) Fase 1 : Orientasi siswa pada masalah (Pada fase ini, guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa untuk
terlibat aktif dalam pemecahan masalah)
b) Fase 2 : Mengorganisasikan siswa (Pada fase ini, guru membantu
siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut)
c) Fase 3 : Membimbing penyelidikan individu dan kelompok (Pada
fase ini, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.)
d) Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (Pada fase
ini, guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan
teman)
e) Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah (Pada fase ini, guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil
kerja)
2. PENEKATAN DISKURSIF
Pendekatan diskursif berfokus pada komunikasi berupa debat
alasan-alasan lois secara tertulisan kimunikasi matematis sehingga
pendekatan ini memandang siswa dalam kelas sebagai masyarakat
belajar yang beriteraksi satu sama lain, dalam pelaksanaan
pembelajaran (Komala,E.(2019)). pendekatan diskursif menuntut siswa
terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan cara

5
berdiskusi dan berinteraksi satu sama lain, sehingga mampu
menemukan langkah-langkah dalam pemecahan masalah.
3. KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Menurut Henita,H.dkk (2019) Kemampuan berpikir kritis
matematis adalah proses menemukan, menganalisis, dan mengevaluasi
informasi yang di dapat dari hasil pengamatan untuk mengambil
sebuah keputusan terhadap suatu masalah matematis.
Kemampuan berpikir kritis matematis adalah proses menemukan,
menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang di dapat dari hasil
pengamatan untuk mengambil sebuah keputusan terhadap suatu
masalah matematis
Kemampuan berpikir kritis matematis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
 Membangun keterampilan dasar, yaitu siswa mencari informasi di
dalam permasalahan yang disajikan dengan menuliskan apa yang
diketahui dan merumuskan apa yang ditanyakan.
 Menentukan dasar pengambilan keputusan, yaitu menentukan
strategi penyelesaian soal dengan tepat, menguraikan penyelesaian
secara jelas, dan perhitungan yang benar yang didasari dari
informasi yang diketahui.
 Menarik kesimpulan, yaitu siswa membuat kesimpulan jawaban
dan berdasarkan langkah-langkah yang telah dianalisis pada
penyelesaian yang sesuai dengan pertanyaan yang diinginkan oleh
permasalahan.

Dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis matematis


memungkinkan siswa untuk mempelajari dan menyelesaikan masalah
secara sistematis, menghadapi berbagai tantangan dengan cara yang
terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang solusi
yang orisinil, serta melakukan elaborasi.

H. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis penelitian dijabarkan
sebagai berikut
1. Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa?

6
2. Efektif digunakan saat proses pembelajaran
3. Siswa Berperan aktif dalam Mengimplementasi Model
Pembelajaan PBL (Problem-Based Learning) Berbasis Pendekatan
Diskursif
4. Terimplementasikan Model Pembelajaan PBL (Problem-Based
Learning) Berbasis Pendekatan Diskursif Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
5. Aktivitas baik dalam Mengimplementasi Model Pembelajaan PBL
(Problem-Based Learning) Berbasis Pendekatan Diskursif Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

I. METODOLOGI PENELITIAN dengan metode pengembangan


ADDIE
1. Metode ADDIE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan
(Research and development). Menurut Suetarno Penelitian
pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan dan
menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat atau strategi
pembelajaran, digunakan untuk mengatasi pembelajaran dikelas/
laboratorium,dan bukan untuk uji teori. Adapun tahap yang dilakuka
mengacu pada model pengembangan ADDIE yang dikembangakan
oleh Dick dan Carey (1987) didalam (Alkarimah,Annisa. Rusdi.
Fachruddin,M. 2017) , adapun produk yang akan dikembangkan yaitu
MODEL PEMBELAJAAN PBL (PROBLEM-BASED LEARNING)
BERBASIS PENDEKATAN DISKURSIF.
2. Prosedur Metode ADDIE
Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan seperti tabel berikut :
a) Analisis
Tahap analisis merupakan langkah awal dalam penelitian
pengembangan. Penelitian dalam hal ini meng analisis siswa,
analisis kurikulum dan analisis materi uji yang sesuai dengan

7
kurikulum 2013. analisis tingkat kemampuan dan karakterisitik
sasaran pengguna
b) Design
Tahapan ini merupakan prosese perancangan butir-butir materi
yang akan disajikan, penyusunan materi, penyusunan alur
penyampaian (RPP), mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam pengembangan MODEL PEMBELAJAAN PBL
(PROBLEM-BASED LEARNING) BERBASIS PENDEKATAN
DISKURSIF.
c) Development
Pembuatan Intrument yang digunakan dalam penelitian
d) Implementation
Penilaian oleh ahli materi, dan praktisi lapangan serta pelaksanaan
uji coba terbatas
e) Evaluation
Penilaian terhadap Model Pembelajaran yang dikembangkan,
dilakuka selama empat tahap sebelumnya

3. Metode pengumpulan data


Dalam mengumpulkan data penelitian menggunakan angket, observasi,
wawancara dan tes.
Adapun instrument penelitian ini yaitu :
a) Instrumen Pembelajaran yaitu Soal Test
b) Instrumen Penelitian yaitu Lembar, Lembar Telaah Pengamatan ,
Lembar Angket Respon , Lembar Kemampuan Berpikir
Kritis,Lembar angket sikap siswa.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisi deskriptif kualitatif. Uraian singkat tentang teknik analisis
beserta kriteria yang menjadi acuan hasil analisis masing-masing jenis
data sebagai berikut:
a) Uji Validasi
Validitas yaitu suatu konsep yang berhubungan dengan isi
tes (instrumen). Validitas ini lebih khusus berkaitan dengan
penilaian terhadap instrumen penelitian. Sehingga dengan
validitas ini dapat di ketahui tingkat kelayakan dari Soal Test
yang akan digunakan dalam uji coba terbatas. Untuk

8
mengetahui validitas maka datanya diolah dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :

∑�� = Jumlah frekuensi aktivitas yang muncul


∑�� = Jumlah frekuensi seluruh aktivitas
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengandung arti keajegan dari tes (instrumen)
yang digunakan untuk memperoleh data. Uji reliabitias ini
berfungsi untuk mengetahui tingkat kesejangan dari instrumen
yang digunakan. Metode pengujian reliabilitas yang digunakan
yaitu Percentage Agreement (PA) dapat ditentukan dengan
persamaan berikut.

Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Percentage Agreement


(PA) lebih dari atau sama dengan 75%.
c) Analisis Hasil
Telaah Lembar pengamatan atau angket siswa, Respon
Peserta didik Menghitung skor rata-rata dari setiap komponen
dengan menggunakan rumus yang dapat dilihat dalam
persamaan :

� = nilai rata-rata
= jumlah total nilai
� = jumlah data
d) Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterlaksanaan Lembar Pengamatan MODEL
PEMBELAJAAN PBL (PROBLEM-BASED LEARNING )
BERBASIS PENDEKATAN DISKURSIF diamati oleh
observer dan nilai ratanya dianalisis untuk menentukan hasil
penilaian. Analisis ini dilakukan dengan menghitung rata-rata
skor yang diberikan oleh observer.

e) Analisis Lembar Pengamatan

9
Lembar Pengamatan MODEL PEMBELAJAAN PBL
(PROBLEM-BASED LEARNING ) BERBASIS
PENDEKATAN DISKURSIF Ketercapain kemampuan
berpikir kritis dan keaktifan dilihat dari skor yang diperoleh
melalui angket
f) Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
peserta didik kelas X SMK N 1 CIKALONGKULON pada
materi Geometri.

DAFTAR PUSTAKA

Komala, E.(2012). Pembelajaran Dengan Pendekatan Diskursif Untuk


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-Concept
Siswa Sekolah Menengah Pertama (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan
Indonesia)

Henita,H.,Mashuri,M.&Margana,M.(2019).Penerapan Model Problem


Based Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan
rasa ingin tahu siswa kelas XII IPA 2 SMAN 5 Semarang. In PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika (Vol.2,pp.79-83)

10

Anda mungkin juga menyukai