Anda di halaman 1dari 33

METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI DERMAGA

Dosen Pengampuh : Budi Setiawan, S.T., M.T

Disusun oleh :

Rohana Teguh Ning Tias 1840301051

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas tentang Metode
Pelaksanaan Kontruksi.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari segi isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini dimasa
yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan semua pihak
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis,
pembaca maupun pihak-pihak yang membutuhkan.

Tarakan, 15 Maret 2020

Rohana Teguh Ning Tias


1840301051

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


KATA PEGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3


A. Definisi Dermaga ................................................................................................ 3
B. Struktur Dermaga ................................................................................................ 3
C. Tipe – Tipe Dermaga .......................................................................................... 4
D. Faktor – Faktor Pemilihan Tipe Dermaga .......................................................... 5
E. Contoh – contoh Dermaga .................................................................................. 6
F. Data Yang Diperlukan Dalam Perencanaan Dermaga ........................................ 7
G. Gaya – Gaya Yang Bekerja Pada Dermaga ........................................................ 7
H. Perencanaan Dermaga ......................................................................................... 7
I. Dokumen Yang Harus Dipersiapkan Dalam Proyek Dermaga8......................... 8
J. Metode Pelaksanaan Kontruksi Dermaga ........................................................... 11

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 27


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 27
B. Saran ................................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 29

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Dermaga .................................................................................. 4


Gambar 2. Perbedaan wharf, Jetty, dan Pier .......................................................... 5
Gambar 3. Dermaga Jetty ........................................................................................ 6
Gambar 4. Dermaga Wharf ..................................................................................... 6
Gambar 5. Layout Jetty ........................................................................................... 9
Gambar 6. Rencana Anggaran Biaya Dermaga ...................................................... 10
Gambar 7. Rencana Kerja Dermaga ........................................................................ 11
Gambar 8. Pekerjaan Pengerukan Dasar Laut......................................................... 14
Gambar 9. Pemasangan Batu Belah ........................................................................ 15
Gambar 10. Pemasangan Tetrapod ......................................................................... 17
Gambar 11. Flow Chart Pelaksanaan Seawall ........................................................ 18
Gambar 12. Pekerjaan Penggalian .......................................................................... 19
Gambar 13. Pekerjaan Lapis Pengisi ...................................................................... 19
Gambar 14. Pekerjaan Lapis Pelindung .................................................................. 20
Gambar 15. Pekerjaan Pelindung Kaki ................................................................... 20
Gambar 16. Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Dermaga .......................... 21
Gambar 17. Pemasangan Tiang Pancang ................................................................ 22
Gambar 18. Penulangan Plat Lantai ........................................................................ 22
Gambar 19. Pembuatan Lantai Bekisting ................................................................ 23
Gambar 20. Pembuatan Bekisting Balok ............................................................... 23
Gambar 21. Pengecoran Lantai Dermaga ............................................................... 24
Gambar 22. Perawatan Beton .................................................................................. 25
Gambar 23. Bolder .................................................................................................. 26
Gambar 24. Fender .................................................................................................. 26

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah
perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute
perdagangan dunia. Sebagai negara kepulauan, peran pelabuhan sangat vital dalam
perekonomian Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam
menunjang mobilitas barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling
penting untuk menghubungkan antar pulau maupun antar negara.
Dengan adanya pelabuhan maka kegiatan ekonomi suatu negara akan dapat menjadi
lebih lancar, karena barang – barang ekspor impor sebagian besar dikirim melalui jalur
laut (menggunakan kapal) yang berarti membutuhkan pelabuhan atau tempat untuk
bertambat, meskipun rute perjalanan yang dituju dapat dilalui oleh alat transportasi lain.
Hal tersebut dapat terjadi mengingat jumlah barang yang dapat diangkut oleh kapal lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah barang yang dapat diangkut oleh armada lain
seperti pesawat.

Untuk terus meningkatkan perekonomian Indonesia dengan menggunakan kapal,


maka diperlukan adanya pengembangan dan peningkatan terhadap infrastruktur
Pelabuhan, yaitu pada dermaga. Dermaga digunakan untuk merapatnya dan
menambatkan kapal pada waktu bongkar muat barang dan dan naik turunnya orang atau
penumpang dari dan ke atas kapal.
Dalam mengembangkan dan meningkatkan kontruksi dermaga perlu mengetahui
metode pelaksanaan konstruksi dermaga. Metode pelaksanan yang tepat, praktis, cepat
dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu
sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai. Metode pelaksanaan bangunan sangat diperlukan
untuk mengatasi masalah–masalah dalam pembangunan konstruksi bangunan tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Dermaga ?
2. Bagaimana Perencanaan Kontruksi Dermaga ?
3. Material Dan Alat Apa Saja Yang Dibutuhkan Metode Pelaksanaan Kontruksi
Dermaga ?
4. Bagaimana Prosedur Metode Pelaksanaan Kontruksi Dermaga?

C. Tujuan
1. Mengetahui Penjelasan Secara Umum Mengenai Dermaga, Baik Itu Pengertian, Tipe
– Tipe, Struktur Dermaga
2. Mengetahui Perencanaan Kontruksi Dermaga
3. Mengetahui Material Dan Alat Apa Saja Yang Dibutuhkan Metode Pelaksanaan
Kontruksi Dermaga
4. Memahami Metode Pelaksanaan Kontruksi Dermaga Jetty

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Dermaga
Menurut KBBI, Dermaga dapat diartikan sebagai tembok rendah yang terletak
memanjang ditepi pantai dan menjorok ke laut serta berada dikawasan pelabuhan yang
biasa digunakan sebagai pangkalan dan bongkar barang. Menurut Triatmodjo (1996)
dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal dan
menambatkannya pada waktu bongkar muat barang.

Dapat disimpulkan Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan


sebagai pangkalan dan menambatkan kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar muat
barang dan naik turunnya orang atau penumpang dari dan ke atas kapal yang merupakan
suatu kontruksi yang dibuat menjorok ke laut laut dan terletak memanjang ditepi pantai.
Selain itu, dermaga juga dapat dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar kapal,
memasok kapal dengan air minum, air bersih, dan mengatur saluran untuk air
kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan.

B. Struktur Dermaga

Struktur dermaga dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1. Dermaga struktur terbuka dimana lantai dermaga didukung oleh tiang – tiang pancang

2. Dermaga konstruksi tertutup, dimana batas antara darat dan perairan dipisahkan oleh
dinding yang berfungsi menahan tanah belakangnya

Elevasi puncak dermaga ditentukan pleh beberapa faktor berikut :

1. Elevasi muka air pasang tertinggi

2. Kenaikan muka air karena pengaruh gelombang dan air

3. Tipe kapal yang mengginakan Pelabuhan

4. Fasilitas yang digunakan untuk kegiatan bongkar barang

Untuk terminal barang menggunakan elavasi permukaan paling tidak 1,5 m diatas
muka air rencana. Untuk mencari elevasi dasar Pelabuhan didepan dermaga
ditentukan berdasar muka air surut terendah.

3
C. Tipe-Tipe Dermaga

Dermaga dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu :wharf, pier dan jetty. struktur
wharf dan pier bisa berupa struktur tertutup atau terbuka, sementara jetty pada umumnya
berupa struktur terbuka.

Gambar 1. Struktur Dermaga

1. Wharf

Wharf adalah Dermaga yang dibuat sejajar dengan pantai atau mengikuti garis
pantai . wharf juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah dibelakangnya. Dermaga
Tipe dermaga ini banyak digunakan oleh kantainer, karena memiliki area yang luas
dan terjamin dalam kelancaran angkutan barang.

2. Jetty

Jetty atau dermaga apung adalah bangunan dermaga yang menjorok ketengah
laut (sungai dan danau) untuk mencapai kedalaman yang diperlukan untuk merapat
lebih banyak kapal. Sisi muka jetty biasanya sejajar dengan pantai. Pada tipe
dermaga ini sering dipakai untuk bersandarnya kapal-kapal penumpang yang tidak
memerlukan konstruksi kuat untuk menahan muatan barang dengan bobot berat.

3. Pier

Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya tegak lurus
dengan garis pantai .. Berbeda halnya dengan warf yang hanya bisa digunakan
untuk menambatkan pada satu sisinya, pier dapat digunakan pada satu sisi atau dua
sisinya sehingga dapat digunakan untuk menambatkan lebih banyak kapal.

4
Gambar 2. Perbedaan Wharf, Jetty, dan Pier

D. Faktor-faktor Pemilihan tipe dermaga

Pemilihan tipe dermaga disesuaikan dengan faktor-faktor yangmempengaruhi tipe


struktur dermaga adalah sebagai berikut (Triatmojo, 1996:157-159 dalam HSB, 2009) :

1. Tinjauan topografi daerah pantai

Dalam merencanakan suatu bangunan dermaga diperlukan tinjauan topografi


disekitar lokasi pembangunan dermaga, hal ini dilakukan karena berkaitan dengan
kekuatan, keamanan, efektifitas, kemudahan proses pengerjaan dan faktor ekonomis
terhadap pembangunan tersebut.

Misalnya pada perairan yang dangkal, pemilihan dermaga type jetty akan lebih
ekonomis karena tidak diperlukan pengerukan yang besar. Sedangkan pada lokasi
dimana kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier dengan melakukan
pemancangan tiang di perairan yang dalam menjadi tidak praktis dan memerlukan
sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf bisa dipandang lebih tepat.

2. Jenis kapal yang dilayani

Menurut KBBI (2009), kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan


barang dilaut, sungai dan sebagainya. Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang
akan menggunakan pelabuhan berhubungan pada fasilitas-fasilitas pelabuhan. Selain

5
dimensi kapal, karakteristik kapal, tipe dan fungsinya juga berpengaruh terhadap
bentuk dermaga.

3. Daya dukung tanah

Pemilihan tipe dermaga juga didasari oleh kondisi tanah disekitar lokasi
pembangunan dermaga. pada umumnya tanah yang ada di dasar laut yang umumnya
terdiri dari endapan lumpur yang padat. Dari Kondisi tanah seperti ini, menjadi
pertimbangkan jika adanya pengerukan. Di tinjau dari daya dukung tanah,
pembuatan tipe dermaga wharf memerlukan pengerukkan yang besar pada
kedalaman yang cukup sehingga akan menggunakan biaya yang besar. Hal ini
berbeda dengan tipe jetty, biayanya akan lebih ekonomis, karena tidak diperlukan
pengerukan dasar karang.

E. Contoh – Contoh Dermaga

Gambar 3. Dermaga Jetty

Gambar 4. Dermaga Wharf

6
F. Data Yang Diperlukan Dalam Perencanaan Dermaga
1. Data Batimetri
2. Data Oceenografi
a. Data Pasang Surut
b. Data Arus
c. Data Angin
d. Data Gelombang
e. Data Tanah
f. Data Kapal
G. Gaya – Gaya Yang Bekerja Pada Dermaga
Gaya – gaya bekerja pada derma terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Gaya Vertikal
Gaya vertical terdiri dari beban mati (berat kontruksi itu sendiri) dan beban
hidup (muatan maupun aktivitas yang terjadi di atas dermaga), beban peralatan
bongkar muat (crane).
2. Gaya Horizontal
Gaya ini dapat dibedakan menjadi gaya benturan kapal Ketika Kapal merapat
didermaga (gaya sandar) dan gaya tambat , yaitu gaya yang ditimbulkan Ketika
kapal bertambat didermaga yang disebabkan oleh angin, arus, dan gelombang.
H. Perencanaan Dermaga
Struktur dermaga terbagi menjadi dua, yaitu struktur atas dan struktur bawah yang
memiliki pembebanan masing-masing. Pada tahap perencanaan struktur demaga terbagi
menjadi perencanaan dan perhitungan struktur dermaga. Perencanaan dermaga
dibedakan menjadi 2, yaitu : Perencanaan dermaga dengan menggunakan software dan
cara konvensional. Dengan menggunakan software akan memperoleh hitungan dengan
cepat dan tingkat ketelitian lebih tinggi dibandingkan dengan cara konvensional sebagai
contoh, dalam perhitungan konvensional, karena keterbatasan kemampuan hitungan,
dianggap gaya yang berkerja pada dermaga saat terjadi benturan atau tarikan pada alat
penambat hanya didukung oleh tiang – tiang yang ada didekat titik pusat gaya.
Sementara dengan menggunakan software , semua tiang dapat ikut mendukung gaya
tersebut. Adapun software yang digunakan dalam perhitungan dermaga, yaitu :
1. Perencanaan dermaga dengan SAP 2000
2. Perencanaan turap dengan software Plaxis

7
Dalam perencanaan dermaga hal pertama kali yang dihitung yaitu, gaya – gaya
yang bekerja pada dermaga. Setelah menentukan dan memperhitungkan gaya-gaya yang
bekerja pada dermaga, selanjutnya dilakukan perhitungan. Adapun urutan perhitungan
struktur dermaga, yaitu :
a. Perencanaan turap sebagai penahan tanah pada sisi belakang dermaga
Turap adalah dinding vertical yang relatif tipis berfungsi untuk menahan tanah
ataupun menahan masuknya air kedalam lubang galian. Adapun perhitungan dalam
perencanaan ini , yaitu :
 Tekanan Air
 Tekanan Tanah
 Kedalaman turap yang dipancang
 Mencari reaksi gaya pada titik tumpu
 Mencari momen maksimum
b. Perencanaan Tiang Pancang
Untuk merencanakan tiang pancang menghitung gaya – gaya vertical,
orizontal serta momen gaya pada titik tengah, sisi dasar dermaga. Adapun
perhitungan dalam perencanaan ini , yaitu :
 Menentukan Panjang tiang
 Tinjauan terhdap muatan darurat
 Check tiang bekerja satu kelompok
c. Perencanaan Fasilitas Dermaga
 Perencanaan fender dermaga
 Perencanaan boulder dermaga

I. Dokumen Yang Harus Disiapkan Dalam Proyek Dermaga

1. Gambar Rencana
Gambar kerja ini bertujuan untuk memudahkan pelaksana dalam proses
pembangunan dermaga dilokasi proyek. Gambar ini dibuat dengan brnar sesuai
dengan ukuran, dimensi, dan bentuk kontruksi ,sehingga dengan mudah dipahami
oleh orang yang membaca gambar.
 Layout dan lokasi proyek dermaga
 Gambar Tampak depan dan samping dermaga, yang menunjukkan jelas elevasi
dermaga, permukaan air, dan dasar perairan.

8
 Potongan Melintang dan memanjang tipikal struktur dermaga.
 Kelengkapan dermaga : fender, bollard, boks control utilitas (BBM, air bersih,
limbah cair).

Gambar 5. Loyout Jetty

2. Syarat syarat Teknis dan Administrasi


Setelah didapatkan dimensi, ukuran dan bentuk serta jenis bahan konstruksi,
Langkah selanjutnya adalah tahap pembuatan syarat-syarat teknis dan administrasi
sebagai aturan dalam pembangunan agar bangunan tersebut sesuai dengan
perencanaan sebelumnya.

9
3. Rencana Anggaran Biaya & Analisa Harga Satuan
Setelah tahap pembuatan syarat-syarat teknis dan administrasi selesai, maka
dilanjutkan dengan tahap pembuatan Rencana Anggaran Biaya yang bertujuan untuk
merencanakan besarnya biaya yang dibutuhkan selama proses pembangunan. Dalam
pembuatan Rencana Anggaran Biaya didahului dengan perhitungan volume
pekerjaan, yang selanjutnya berdasarkan hasil volume, daftar harga upah, dan bahan
yang ada dihitung harga per-satuan pekerjaan dengan menggunakan analisa harga
satuan pekerjaan. Setelah itu dilakukan scheduling pekerjaan berdasarkan hari kerja.
Berikut ini Rencana Anggaran Biaya Dermaga.

Gambar 6. Rencana Anggaran Biaya Dermaga

4. Rencana Kerja
Setelah tahap pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) selesai, maka
dilanjutkan dengan tahap pembuatan Network Planning (NP) dan Time Schedule
untuk merencanakan jumlah hari/ waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pembangunan dermaga tersebut. Berikut ini contoh rencana kerja .

10
Gambar 7. Rencana Kerja

J. METODE PELAKSANAAN DERMAGA


1. Material atau bahan
a. Batu Pecah
Batu pecah digunakan sebagai lapis pelindung.
b. Adukan Beton Siap Pakai (Ready Mixed Concrete)
Pada proyek dermaga , beton ready mixed yang digunakan untuk membuat
tetrapod dan pada lantai dermaga dengan mutu beton K-300.

11
c. Tulangan Baja
Tulangan baja digunakan untuk pembuatan tulangan pada tetrapod, bolder,lantai
dermaga, balok memanjang, balok melintang dan penulangan pondasi tiang
pancang. Tulangan baja yang digunakan berukuran ∅ 8, ∅ 12, ∅ 19, ∅ 25.
d. Kawat Pengikat Tulangan
Kawat ini digunakan untuk mengikat tulangan baja agar tulangan-tulangan
tersebut memiliki jarak yang tetap sesuai dengan rencana.
e. Papan Kayu / Multiplek
Multiplek digunakan untuk acuan cetakan beton atau bekisting pada pembuatan
lantai dermaga.
f. Kayu
Kayu digunakan sebagai perancah dan penguat bekisting.
g. Karet ” Bridgestone super Arch (tipe V)” Tipe FV001-3-4
Karet digunakan sebagai fender pada dermaga, fender berfungsi unt menyerap
energi benturan antara kapal dan dermaga, selain itu fender juga melindungi
rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang
disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus dan angin.
2. Peralatan kerja
a. Truk Mixer
Truck mixer adalah kendaraan pengangkut adukan beton ready mix dari tempat
pembuatannya ke lokasi proyek.
b. Concrete Pump
Concrete Pump digunakan untuk mengalirkan adukan beton ready mix dari
truck mixer ke lokasi pengecoran yang lebih tinggi maupun jauh rendah dari
kedudukan truck mixer.
c. Concrete Vibrator
Concrete vibrator digunakan untuk memadatkan adukan beton yang dimasukan
kedalam bekisting.
d. Bar Bender
Bar bender digunakan untuk membengkokkan tulangan sesuai dengan ukuran
yang diinginkan.
e. Bar Cutter
Bar cutter digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai panjang yang
ditentukan.
12
f. Theodolite
Theodolite digunakan untuk menentukan as bangunan jetty, seawall
g. Waterpass
Waterpass digunakan untuk menentukan titik–titik elevasi bangunan jetty,
seawall.
h. Dump Truck
Digunakan untuk pengangkut material
i. Single acting drop hammer
Single acting drop hammer berfungsi sebagai palu untuk memukul tiang
pancang agar masuk ke dalam tanah
j. Excavator
Digunakan untuk menggali tanah, peraataan timbunan dan pemasangan
material bangunan
j. Kapal Tongkang / Ponton
Digunakan sebagai tempat pengangkutan material ke lokasi pembangunan dan
tempat berdirinya crane dan excavator serta clam shell.
k. Boat Penarik
Digunakan sebagai alat penarik kapal tongkang dari dan menuju lokasi
pembangunan.
l. Crane
Digunakan untuk mengangkat tiang pancang.
m. Flat Bed Truck
Digunakan sebagai pengangkut tetrapod dari area stock menuju cause way.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan Persiapan
Sebelum dilaksanakannya pembangunan konstruksi jetty, maka diperlukan
pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan meliputi:
1. Menentukan lokasi stock pile terlebih dahulu. Stock pile berfungsi untuk
menyimpan material seperti tiang pancang baja (SPP), CSP, Beton Precast
Pilehead, Precast Balok, Precast Halfslab, dan lain-lain
2. Fabrikasi besi Rebar cage, fabrikasi beton precast, dan pengadaan dari
supplier.

13
3. Mencari supplier dan Quarry material terdekat. Selain menggunakan precast,
struktur beton juga menggunakan ready mix sehingga perlu mencari Batching
Plant di sekitar lokasi proyek.
4. Menghitung kebutuhan alat berat dan alat bantu untuk pekerjaan utama. Alat
yang perlu diperhitungkan antara lain jumlah ponton servis, ponton pancang,
alat hammer, crane servis dan lain-lain.
5. Merencanakan mobilisasi material dan alat berat dari stock pile menuju lokasi
proyek.
6. Membuat temporary jetty untuk berlabuh ponton-ponton servis. Biasanya
temporary jetty dibangun didekat stock pile. Temporary jetty ini hanya bersifat
sementara. Apabila pekerjaan sudah selesai harus dibongkar.
7. Pembuatan Kantor Proyek/direksi Kit dan Pos jaga.
b. Pekerjaan pengerukan dasar laut
Tujuan Pekerjaan pengerukan dasar laut ini untuk membuat alur pelayaran
dan lokasi pembuatan jetty dengan menggunakan dragline . Alur pelayaran ini
untuk mengarahkan kapal yang akan masuk kekolam pelabuhan Selain itu,
Pekerjaan pengerukan lainnya adalah pengerukan untuk kolam pelabuha yang
dilakukan di darat karena letak layout pelabuhan yang menjorok ke daratan
dengan menggunakan excavator. material hasil pengerukan berupa, batu karang
dan pasir dibuang ketempat yang telah ditentukan, dengan menggunakan dump
truk.

Gambar 8. Pekerjaan Pengerukan Dasar Laut

14
c. Pekerjaan kontruksi jetty
 Pemasangan Batu belah untuk lapisan inti dan perkuatan kaki
Batu belah yang digunakan untuk lapisan inti dan perkuatan kaki
memiliki ukuran yang berbeda- beda , Batu belah digunakan untuk lapisan
kedua jetty pada bagian kepala/ujung dan lapisan inti, dan kedua jetty pada
badan/lengan dan lapisan inti dengan menggunakan ukuran yang telah
direncanakan. Lapisan batu ini berguna untuk menahan datangnya arus
gelombang.

Pada pekerjaan perkuatan kaki perencanaan dermaga jetty terbuat dari


tumpukan batu belah. Perkuatan ini sangat berfungsi untuk melindungi tanah
pondasi tehadap gerusan akibat gelombang. Arus dan gelombang yang besar
dapat menyebabkan terjadinya erosi pada tanah pondasi. Maka, diperlukan
perkuatan kaki guna untuk menghindari terjadinya erosi.
Pemasangan batu belah dilakukan dengan menggunakan excavator
yang diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik dengan boat penarik.
Dalam pemasangan batu belah ini digunakan pula alat pelampung dan sensor
serta penyelam yang mengarahkan posisi penimbunan di bawah air. Untuk
memudahan dalam pemasangan yang sesuai dengan gambar rencana, maka
perlu dilakukan pemasangan patok–patok bambu yang terlebih dahulu diukur
dan diatur penempatannya dengan menggunakan waterpass dan theodolite.

Gambar 9. Pemasangan Batu Belah

15
d. Pembuatan Tetrapod
Tetrapod adalah sebuah struktur beton yang berfungsi sebagai pelindung
pada pemecah gelombang. Tetrapod terbuat dari beton dan tulangan besi yang
memiliki ukuran dan tingkat kekuatan tertentu sesuai dengan desain yang dibuat.
Pembuatan tetrapod dilakukan dengan menggunakan beton readymix dengan
mutu K-300. Hal ini dilakukan agar konstruksi jetty kuat terhadap terjangan
ombak. Adapun urutan pekerjaan pembuatan tetrapod adalah :
1. Pekerjaan tulangan
Pekerjaan tulangan meliputi :
 Pemotongan tulangan.
 Pembengkokan tulangan.
 Perakitan.
 Penanaman angker.
2. Bekisting
Perawatan Bekisting meliputi :
 Pembersihan dari kotoran.
 Pemberian oli.
3. Pengecoran meliputi :
 Penuangan beton readymix ke bekisting
 Pemadatan dengan menggunakan vibrator
4. Perawatan beton Perawatan beton meliputi :
 Pembongkaran bekisting.
 Penyemprotan dengan air.
e. Pemasangan Tetrapod
Pemasangan tetrapod dilakukan secara bertahap mengikuti tahapan batu
sebelumnya. Untuk memudahkan dalam pemasangan dan sesuai dengan gambar
rencana, maka perlu dilakukan pemasangan patok – patok bambu yang telah
terlebih dahulu diukur dan diatur penempatannya, dengan menggunakan
waterpass dan theodolite. Adapun Urutan – urutan dan cara penempatan tetrapod
diilustrasikan dalam gambar berikut.

16
Gambar 10. Pemasangan Tetrapod

f. Pekerjaan Bangunan Seawall


Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang
Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai
dijelaskan bahwa Sea Wall adalah struktur pengaman pantai yang dibangun
dalam arah sejajar pantai dengan tujuan untuk melindungi pantai terhadap
hempasan gelombang dan mengurangi limpasan genangan areal pantai yang
berada di belakangnya.
Seawall biasanya dibuat dari beton, baja, maupun kayu yang dilindungi oleh
lapisan pelindung dari batu besar atau beton dengan bentuk tertentu dan memiliki
kemiringan dengan sudut tertentu. Batu lapis pelindung ini memliki sifat
fleksibel. Biasanya butir batu lapis pelindung disusun dalam beberapa lapis,
dengan lapis terluar terdiri dari batu dengan ukuran yang besar dan semakin
kedalam ukurannya semakin kecil. Berikut ini merupakan Flow chart pelaksanaan
bangunan seawall :

17
Mulai

Pekerjaan Galian

Pekerjaan Lapis Pengisi

Pekerjaan Lapis Pelindung Utama

Pekerjaan Perlindungan Kaki

Selesai

Gambar 11. Flow Chart Pelaksanaan Seawall

1. Mulai
2. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian dilakukan untuk memperoleh kedalaman tertentu dimana
pelindung kaki dan lapis batu pelindung konstruksi seawall akan ditempatkan
dengan mengggunakan excavator.

Sebelum melakukan pekerjaan galian perlu dilakukannya pengukuran guna


untuk memperoleh kedalaman terentu dimana pelindung kaki dan lapis batu
pelindung konstruksi seawall akan ditempatkan. setelah itu pemasangan patok –
patok dimana pelindung kaki dan lapis batu pelindung konstruksi seawall akan
ditempatkan. Pengukuran dapat menggunakan theodolite.

18
Gambar 12. Pekerjaan Penggalian

3. Pekerjaan Lapis Pengisi (Filter)


Setelah pekerjaan galian selesai, pekerjaan berikutnya adalah pelaksanaan
pekerjaan lapis pengisi dengan menggunakan alat excavator. penempatan batu
pengisi meliputi penumpukan batu, penggusuran, dan perataan. Penempatan batu
pengisi dilakukan lapis perlapis hingga mencapai elevasi dan ukuran yang
direncanakan.

Gambar 13. Pekerjaan Lapis Pengisi

4. Pekerjaan Lapis Pelindung Utama


Setelah pekerjaan pelindung kaki selesai, langkah berikutnya adalah
pelaksanaan pekerjaan lapis pelindung utama dengan menggunakan alat
excavator. Lapis pelindung utama menggunakan batu belah yang beratnya sudah
direncanakan .

19
Gambar 14. Pekerjaan Lapis
Pelindung Utama
5. Pekerjaan Pelindung Kaki
Setelah pekerjaan lapis pelindung kedua selesai, langkah berikutnya adalah
pelaksanaan pekerjaan pelindung kaki dengan menggunakan alat excavator..
Pelindung kaki menggunakan ukuran batu belah yang sudah direncanakan .

Gambar 15. Pekerjaan Pelindung Kaki


Utama

g. Pekerjaan lantai dermaga


Flow chart pelaksanaan bangunan :

20
Mulai

Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang

Penulangan Plat Lantai

Pembuatan Bekisting Lantai Dermaga

Pengecoran Lantai Dermaga

Pembongkaran Bekisting dan


Perawatan Lantai Dermaga

Selesai

Gambar 16. Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Dermaga

1. Mulai
2. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang ini berfungsi untuk menerima dan menstransfer
beban-beban konstruksi di atasnya ke lapisan tanah pada kedalamn tertentu.
Pertama-tama ponton crane mengambil tiang pancang yang berada pada areal
penumpukan, dan kemudian memindahkan tiang pancang dari ponton crane ke
ponton pancang, lalu kemudian dilaksanakan pemancangan.
Pada saat pemancangan, langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan adalah
ponton pancang diarahkan ke titik yang dituju, dengan bantuan alat teodolit untuk
menentukan ketepatan titik serta kelurusan/kemiringan tiang.
Pemancangan ini dilakukan dengan menggunakan single acting hammer
dengan ukuran pondasi tiang pancang degan ukuran yang sudah ditentukan. Alat
yang digunakan untuk memukul tiang pancang agar masuk ke dalam tanah, yaitu
single acting drop hammer.

21
Setelah beberapa tiang pancang selesai dipancang, dapat dilakukan
pemotongan tiang pancang yang berlebih dengan menggunakan hammer ban
sampai pada elevasi tiang yang direncanakan.

Gambar 17. Pemasangan Tiang Pancang

3. Penulangan Plat Lantai


Sebelum pekerjaan penulangan plat lantai dilaksanakan, perlu dibuat
bangunan perancah terlebih dahulu. Karena Suatu struktur sangat bergantung
pada bangunan perancahnya, hal ini disebabkan seluruh beban pada awalnya
ditahan oleh bangunan perancah.
Setelah pekerjaan perancah selesai dilakukan selanjutnya pekerjaan
Penulangan balok dan penulangan plat lantai. Adapun penulangan balok
menggunakan baja tulangan yang sudah ditentukan, sedangkan pekerjaan
penulangan plat lantai terlebih dahulu tulangan dirangkai setelah pembuatan
penulangan balok.. Setelah itu menyiapkan dan memasang Beton decking setiap
jarak 1,5 – 3 m., Beton decking ini merupakan acuan tebal selimut beton dan
pemisah tulangan dengan decking serta lantai kerja.

Gambar 18. Penulangan Plat Lantai

22
4. Pembuatan Lantai Bekisting Dermaga
Bekisting adalah Cetakkan yang terbuat dari rangkaian papan/kayu hingga
menjadi satu bentuk yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang.
Bekisting yang dibuat harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang
diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban – beban lainnya.
Pemasangan bekisting pada pembuatan plat lantai dilaksanakan bersamaan
dengan pembuatan bekisting pada balok. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
dalam perencanaan bekisting keseluruhan dan pemasangannya, selain itu dapat
mempercepat pekerjaan dalam pengecoran. Pemasangan bekisting harus benar-
bennar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun horizontal.

Gambar 19. Pembuatan Lantai Bekisting

Gambar 20. Pembuatan Bekisting Balok Arah Memanjang

5. Pengecoran Lantai Dermaga


Setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai dilakukan selanjutnya,
yaitu pengecoran balok dan plat lantai dengan menggunakan Mutu beton K300.

23
Sebelum pengecoran dilakukan, angker bolder dan fender dipasang pada
posisinya dengan dilas dengan tulangan balok untuk perkuatan .
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pengecoran agar
memperoleh kekuatan beton sesuai dengan spesifikasi/ syarat yang ditentukan
antara lain :
 Kebersihan lokasi pengecoran.
 Pemadatan beton menggunakan alat penggetar (vibrator concrete), sehingga
memperoleh beton yang padat, tidak berongga dan mencapai kekuatan beton
yang disyaratkan atau direncanakan.
 Untuk mengontrol Kekuatan beton segar dapat dilakukan dengan uji slump
test dan pengambilan sampel untuk pengujian kuat tekan beton di
laboratorium.

Gambar 21. Pengecoran Lantai Dermaga


6. Perawatan Lantai Dermaga dan Pembogkaran Bekisting
Perawatan beton (curing) dilakukan setelah beton mulai mengeras dengan
cara menyiram air pada permukaan beton dalam selang waktu tertentu. sehingga
memperoleh mutu beton yang diinginkan. Tujuan pemberian air pada beton
yaitu :
 Menghindari kehilangan zat cair pada awal proses pengerasan beton yang akan
mempengaruhi proses waktu pengikatan awal.
 Mengurangi penguapan air beton yang terlalu besar akibat panas sehingga
dapat menyebabkan terjadinya susut pada beton.
 Menjaga keretakkan

24
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah pengecoran seluruh gelagar/
balok dan lantai dermaga selesai dan beton sudah mengeras dengan usia 2
hari.yang dimaksudkan untuk memastikan terjaganya kondisi yang diperlukan
untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam campuran beton.
Proses curing pada beton memainkan peran penting pada pengembangan
kekuatan dan daya tahan beton.

Gambar 22. Perawatan Beton

h. Pemasangan Fasilitas Dermaga


1. Bolder

Bolder Berfungsi sebagai tali penahan kapal ketika kapal/perahu


berlabuh. Bolder terbuat dari bahan besi cor, lalu diangker atau ditanamkan
dalam pondasi dermaga. Sedangkan bolder yang ditempatkan pada kapal
umumnya sepasang dan berguna untuk melilitkan atau mengikatkan tali pada
kapal dan bolder yang berada didermaga. Adapun tali yang yang digunakan
yaitu tali yang bisa menahan kapal terhadap gelombang, angin, maupun arus
di perairan.
Pemasangan Bolder dilakukan sebelum pengecoran lantai dan pada saat
pengecoran dilakukan, selanjutnya apabila beton mengeras dengan sempurna,
bolder dapat dipasang, angker yang sudah tertanam pada saat pengecoran
pelat bersama tulangannya dibersihkan dan dipasangkan bollard ke posisinya
kemudian dicor setempat.

25
Gambar 23. Bolder

2. Fender
Fungsi utama fender adalah untuk mencegah kerusakan pada kapal pada
waktu kapal merapat ke dermaga. Pada waktu kapal merapat dan bertambat di
dermaga terjadi benturan gesekan dan tekanan antara kapal dan dermaga.
Jumlah energi yang diserap dan gaya maksimum yang diteruskan pada struktur
dermaga digunakan untuk menentukan jenis dan ukuran fender.
Beberapa factor yang mempengaruhi pemilihan tipe fender adalah
kondisi gelombang, arus dan angin, ukuran kapal, kecepatan dan arah kapal
pada waktu merapat ke dermaga, keberadaan kapal tunda untuk membantu
penambatan, tipe dermaga, dan juga ketrampilan nahkoda kapal.

Pada pemasangan fender, Sama halnya dengan bolder, angker fender


yang telah tertanam dibersihkan dan fender ditempatkan di posisinya lalu
dipasang pasangan angkernya.

Gambar 24. Fender

26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan sebagai pangkalan dan
menambatkan kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar muat barang dan naik
turunnya orang atau penumpang. Dermaga dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu
:wharf, pier dan jetty. Gaya – gaya bekerja pada derma terbagi menjadi 2, yaitu : Gaya
Vertikal terdiri dari beban mati dan beban hidup, beban peralatan bongkar muat (crane)
dan Gaya Horizontal yang dibedakan menjadi gaya benturan kapal Ketika Kapal merapat
didermaga (gaya sandar) dan gaya tambat.
Tahap perencanaan struktur demaga terbagi menjadi perencanaan dan perhitungan
struktur dermaga. Perencanaan dermaga dibedakan menjadi 2, yaitu : Perencanaan
dermaga dengan menggunakan software dan cara konvensiona. Adapun urutan
perhitungan struktur dermaga, yaitu :
1. Perencanaan turap sebagai penahan tanah pada sisi belakang dermaga
2. Perencanaan Tiang Pancang
3. Perencanaan Fasilitas Dermaga
Hasil dari Perencanaan ini selanjutnya di cantumkan di gambar kerja, dan hal ini
merupakan salah satu dokumen yang harus di bawa dalam masa proyek berlangsung ,
selain gambar kerja yaitu : syarat – syarat tenis dan administrasi, Rencana Anggaran
Biaya, dan Rencana Kerja.
Setelah memperoleh hasil perhitungan perencanaan dan mengetahui apa – apa saja
dokumen yang harus dibawa dalam masa pembangunan berlangsung, selanjutnya
perlunya metode pelaksanaaan kontruksi pada dermaga, dimana dalam metode
pelaksanaan kontruksi perlu adanya material dan alat peralatan untuk menunjang proses
pembangunan . Adapun untuk susunan metode ini , yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan pengerukan dasar laut
3. Pekerjaan Kontruksi Jetty
4. Pembuatan dan Pemasangan Tetrapod
5. Pekerjaan Bangunan Seawall
6. Pekerjaan Lantai Dermaga
7. Pekerjaan Fasilitas Dermaga

27
B. Saran
1. Adapun saran untuk penulis lebih menambah lagi materi yang ada untuk melengkapi
secara keseluruhan disetiap sub materi dan lebih luas untuk mencari sumber-sumber
informasi terkait beberapa penjelasan diatas.
2. Adapun saran untuk pembaca semoga ini sebagai penunjang atau mempermudah
untuk menggali mengenai penjelasan materi tersebut dan mohon maaf atas
keterbatasan dalam pembuatan makalah yang mungkin membuat pembaca kurang
memahami.

28
DAFTAR PUSTAKA

Triatmodjo, B. 2010. Perencanaan Pelabuhan. Penerbit BETA OFFSET, Edisi Pertama,


Yogyakarta.
Mandi, Nyoman Budiartha Kaka. 2015. Perencanaan dan Perancanganan Kontruksi
Bangunan Laut dan Pantai. Penerbit Arti Foundation, Denpasar

http://yongkialdino.blogspot.com/2015/01/tentang-pelabuhan_6.html diakses pada tanggal 1


April 2020

https://irawanfirmansyah.wordpress.com/2013/05/29/desain-fondasi-jetty/ diakses pada


tanggal 1 April 2020

https://media.neliti.com/media/publications/104868-ID-perencanaan-dermaga-pelabuhan-
perintis-w.pdf diakses pada tanggal 1 April 2020

https://www.karyasemesta.com/our-services/pemasangan-bollard-dermaga diakses pada


tanggal 8 April 2020

29

Anda mungkin juga menyukai