Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSAL PRECAUTIONS

Kewaspadaan umum (Universal precautions) adalah tindakan pengendalian infeksi yang


dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan mulai dari dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain
dan bisa ditiru atau dilaksanakan oleh masyarakat awam dengan tujuan mengurangi risiko
penyebaan infeksi atau memutus rantai infeksi.

Kewaspadaan yang dimaksud mulai dari pengelolaan alat kesehatan, cuci tangan,
pemakaian APD seperti sarung tangan, pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya. Dan, sebagai
tambahan, setiap orang tidak mudah terserang penyakit termasuk COVID-19 perlu menjaga
system kekebalan tubuhnya dengan menggalakkan kebiasaan hidup sehat atau menerapkan Pola
Hidup Sehat.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan system
kekebalan tubuh dengan Tips Hidup Sehat, sebagai berikut:

1. Lakukan aktivitas fisik setiap hari


2. Periksa kesehatan secara rutin
3. Diet seimbang dengan mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan/gizi seimbang, seperti
memperbanyak makan sayur dan buah, kurangi konsumsi gula garam, dan lemak. Cukup
istirahat dan berkualitas, mengelola stress dengan baik, rutin berolahraga,
menghindari/berhenti merokok atau minum alcohol.
4. Biasakan hidup bersih dan sehat

Sumber : Pedoman kesiapsiagaan menghadapi infeksi nCov

PENCEGAHAN PENULARAN COVID 19 MENURUT WHO

WHO telah menyusun panduan strategi-strategi PPI untuk perawatan di rumah (home care) dan
di tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan saat diduga COVID-19.

a. Di masyarakat
Orang yang menunjukkan gejala harus:
1. mengenakan masker medis, mengisolasi diri, dan segera mencari pertolongan medis saat
mulai merasa tidak sehat. Gejala dapat berupa demam, rasa letih, batuk, sakit
tenggorokan, dan sesak napas. Penting diingat bahwa gejala-gejala awal bagi orang-
orang yang terinfeksi COVID-19 dapat terasa sangat ringan;
2. mengikuti instruksi cara memakai, melepaskan, dan membuang masker medis;
3. melakukan semua langkah pencegahan, terutama menjaga kebersihan tangan dan
menjaga jarak fisik dengan orang lain.

Semua orang harus:

1. menghindari perkumpulan orang dan ruang tertutup yang ramai;


2. menjaga jarak fisik sekurang-kurangnya 1 m dari orang lain, terutama orang yang
menunjukkan gejala saluran pernapasan (misalnya., batuk, bersin);
3. sering membersihkan tangan, menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol jika
tangan tidak tampak kotor atau sabun dan air bersih mengalir saat tangan terlihat kotor;
4. menutup hidung dan mulut dengan lengan yang terlipat atau tisu saat batuk atau bersin,
segera membuang tisu tersebut setelah dipakai, dan membersihkan tangan;
5. menghindari menyentuh mulut, hidung, dan mata
b. Perawatan dirumah
Orang-orang yang diduga terjangkit COVID-19 atau yang mengalami gejala-gejala ringan
harus:
1. mengisolasi diri jika isolasi di fasilitas pelayanan kesehatan tidak dianjurkan atau tidak
memungkinkan
2. sering membersihkan tangan, menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol jika
tangan tidak tampak kotor atau sabun dan air bersih mengalir saat tangan terlihat kotor
3. menjaga jarak sekurang-kurangnya 1 m dengan orang lain
4. mengenakan masker medis sesering mungkin; masker harus diganti sekurang-kurangnya
satu kali setiap hari. Orang yang tidak dapat mengenakan masker medis harus
menerapkan etika batuk dan bersin seketat mungkin (menutup hidung dan mulut dengan
tisu sekali pakai saat batuk atau bersin dan segera membuang tisu tersebut setelah
digunakan atau menggunakan lengan yang terlipat kemudian membersihkan tangan)
5. menghindari mengontaminasi permukaan benda dengan air liur, dahak, atau sekresi
saluran pernapasan
6. meningkatkan aliran udara dan ventilasi di ruangannya dengan cara membuka jendela
dan pintu sebanyak mungkin.

Pengasuh atau orang-orang yang juga tinggal di tempat yang sama dengan orang yang
diduga mengalami COVID-19 atau yang mengalami gejala-gejala ringan harus:

1. sering membersihkan tangan, menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol jika
tangan tidak tampak kotor atau sabun dan air bersih mengalir saat tangan terlihat kotor
2. menjaga jarak sekurang-kurangnya 1 m dengan orang yang sakit tersebut jika
memungkinkan
3. mengenakan masker medis saat berada di ruangan yang sama dengan orang yang sakit
4. segera membuang semua material yang terkontaminasi sekresi saluran pernapasan (tisu
sekali pakai) setelah digunakan, kemudian membersihkan tangan
5. meningkatkan aliran udara dan ventilasi di tempat tinggal dengan cara membuka jendela
dan pintu sebanyak mungkin
c. Fasilitas pelayanan kesehatan
WHO memberikan panduan untuk penggunaan APD, termasuk masker, bagi tenaga
kesehatan dalam dokumen panduan: Penggunaan rasional APD dalam konteks COVID-
19.24 Berikut ini anjuran untuk para pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan:
Orang bergejala yang mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan harus:
1. mengenakan masker medis saat menunggu di ruang triase atau area-area lain dan selama
beraktivitas di dalam fasilitas;
2. tidak mengenakan masker medis saat diisolasi di kamar sendiri, tetapi menutup mulut
dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu sekali pakai. Tisu harus dibuang dengan
benar, kemudian tangan harus segera dibersihkan. Tenaga kesehatan harus:
3. Mengenakan masker medis saat memasuki ruangan perawatan pasien suspek atau
konfirmasi COVID-19
4. Menggunakan respirator partikulat dengan perlindungan setidaknya setara dengan N95
yang tersertifikasi US National Institute for Occupational Safety and Health, FFP2
standar Uni Eropa, atau yang setara, saat melaksanakan atau bekerja di tempat
pelaksanaan prosedur-prosedur yang menghasilkan aerosol, seperti intubasi trakea,
ventilasi noninvasif, trakeotomi, resusitasi jantung paru, ventilasi manual sebelum
intubasi, dan bronkoskopi.

TATALAKSANA MASKER

Penggunaan dan pembuangan masker terlepas dari jenisnya penting untuk dilakukan dengan
benar untuk memastikan masker tersebut efektif dan untuk menghindari peningkatan
penularan. Informasi berikut tentang penggunaan tepat masker diambil dari praktik-praktik
di fasilitas pelayanan kesehatan:

1. tempatkan masker dengan hati-hati, pastikan masker menutup mulut dan hidung, dan
kaitkan dengan kuat untuk meminimalisasi jarak antara wajah dan masker
2. hindari menyentuh masker saat digunakan
3. lepas masker dengan teknik yang benar: jangan menyentuh bagian depan masker,
melainkan lepaskan masker dari belakang
4. setelah melepas atau setiap kali tidak sengaja menyentuh masker yang terpakai,
bersihkan tangan dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol atau sabun dan air
mengalir jika tangan terlihat kotor
5. segera ganti masker saat masker menjadi lembap dengan masker baru yang bersih dan
kering
6. jangan gunakan kembali masker sekali pakai
7. buang masker sekali pakai setelah digunakan dan segera buang setelah dilepas

JENIS MASKER

WHO menekankan bahwa masker medis dan respirator harus diprioritaskan bagi tenaga
kesehatan. Penggunaan masker nonmedis, yaitu masker yang terbuat dari bahan lain (misal,
kain katun), di tengah masyarakat belum cukup dievaluasi. Saat ini belum ada bukti yang
dapat dijadikan dasar yang mendukung atau menghalangi diberikannya anjuran penggunaan
masker nonmedis di tengah masyarakat.

WHO berkolaborasi dengan mitra-mitra penelitian dan pengembangan untuk lebih


memahami efektivitas dan efisiensi masker nonmedis. WHO juga sangat mendorong negara-
negara yang menganjurkan penggunaan masker oleh orang-orang sehat di tengah masyarakat
untuk melakukan penelitian tentang topik yang penting ini. WHO akan memperbarui
panduannya saat tersedia bukti lebih lanjut. Saat ini, para pengambil keputusan dapat terus
menganjurkan penggunaan masker nonmedis. Di tempat-tempat seperti itu, beberapa hal
berikut terkait masker medis yang harus dipertimbangkan:

1. jumlah lapisan kain/tisu


2. kemudahan bernapas yang diberikan bagi pengguna dari bahan masker
3. sifat kedap air/hidrofobik
4. bentuk masker
5. kesesuaian ukuran masker

Sumber : Anjuran mengenai penggunaan masker dalam konteks COVID-19 Panduan


sementara 6 April 2020, WHO

SOCIAL DISTANCING

Social distancing adalah jarak social yang juga seing disebut dengan “jarak fisik”. Ini berarti
menjaga jarak antara anda dan orang lain diluar rumah. Untuk menerapkan social distancing
anda harus berjarak setidaknya 2 meter dari orang lain. Jangan berkumpul dengan kelompok dan
jauhi tempat-tempat ramai dan hindari pertemuan massal.

Covid 19 menyebar terutama diantara orang-orang yang berbeda dalam kontak dekat untuk
waktu yang lama. Penyebarannya terjadi saat orang terinfeksi mengalami batuk, bersin atau
berbicaa dan tetesan dari mulut atau hidung mereka meluncur ke udara termasuk mulut dan
hidung orang-orang disekitarnya.

PHYSICAL DISTANCING

WHO telah menggunakan istilah physical distancing atau jarak fisik sebagai cara untuk
menghindari penyebaran virus corona yang lebih luas.

PSBB

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan sebagai upaya percepatan penanganan
covid 19. Salah satu lingkupnya adalah peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan
keagamaan, pembatasan kegiatan ditempat atau fasilitas umum, pembatasan moda transportasi,
pembatasan kegiatan lain khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan. Semuanya syarat
PSBB dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020
tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease.

KARANTINA

Karantina digunakan untuk menjaga seseorang yang mungkin terpajan Covid-19 dari orang lain.
Seseorang dikarantina tetap terpisah dari yang lain, dan mereka membatasi pergerakan di luar
rumah atau tempat mereka sekarang. Seseorang mungkin tertapar virus tanpa menyadarinya
misalnya saat bepergian atau keluar komunitas atau mereka yang dapat memiliki virus tanpa
memiliki gejala. Karantina membantu membatasi penyebaran Covid-19 labih lanjut.

ISOLASI

Isolasi digunakan untuk memisahkan orang sakit dengan orang sehat. Orang yang berada dalam
isolasi harus tinggal dirumah. Dirumah, siapapun harus memisahkan diri dari orang lain dengan
tetap dikamar atau ruang “sakit: tertentu dan menggunakan kamar mandi yang berbeda (jika
memungkinkan)

Sumber : Perbedaan Social Distancing, Physical Distancing hingga PSBB, Lusiana Mustinda-
detikNews.com (Selasa, 07 April 2020)

Pencegahan Covid-19

Follow WOMEN

W : Wash hands frequently (sering mencuci tangan)

O : Operate from distance (berkegiatan dari jarak jauh)

M : Maintain cough etiquette (terapkan etika batuk)

E : Eat Fresh fuit & Vegetables (Makan buah-buahan dan sayuran segar)

N : No handshake (tidak berjabat tangan)

Don’t touch MEN


M : Mouth (Bibir)

E : Eyes (Mata)

N : Nose (Hidung)

JENIS-JENIS MASKER YANG DAPAT MENCEGAH COVID-19

1. Masker bedah
Masker bedah (surgical mask) digunakan tenaga medis saat bertugas, dapat mencegah
penyebaran virus corona karena memiliki lapisan yang mampu menghalau percikan air
ludah. Masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi berbeda, yaitu :
a. Lapisan luar antiair
b. Lapisan tengah sebagai filter kuman
c. Lapisan dalam dapat menyerap cairan yang keluar dari mulut
2. Masker N95
Masker ini diutamakan untuk digunakan petugas medis yang kontak langsung dengan
penderita covid-19.
3. Masker kain
Syarat :
a. Pas dengan muka tetapi nyaman pada setiap sisi wajah, masker cukup lebar hingga
dapat menutupi bagian pangkal hidung serta sebagian besar pipi
b. Ada tali yang bisa dikaitkan pad telinga atau diikat kebelakang kepala sehingga dapat
menjaga masker tetap berada ditempatnya selama beraktifitas. Tali yang longga
berpotensi membuat lebih banyak menyentuh wajah untuk mengoreksi posisi masker.
c. Terdiri dari beberapa lapis kain. Setiap kain memiliki ketebalan dan kerapatan
struktur serat kain yang berbeda-beda, sehingga menggunakan masker yang terdiri
dari beberapa lepis kain akan lebih aman menahan percikan ludah. Tim Pakar Gugus
Tugas Penanganan Covid-19 menyaankan masker kain minimal terdiri dari 3 lapis
kain. Tentang materialnya, John Hopkins Medicine menyarankan untuk menggunakan
kain katun 100 %, yaitu kain katun yang ditenun tanpa campuran benang lain. Ciri
kain katun tidak melar bila ditarik. Lapisan kain terdiri dari lapisan non-anyaman
tahan air (depan), microfiber mel-blown kain no-anyaman (tengah), dank ain biasa
non tenunan (belakang)
d. Memungkinkan untuk bernapas dengan baik sehingga tidak dianjurkan masker yang
terlalu tebal karena dapat menghalangi jalan napas.
e. Dapat dicuci dan dikeringkan dengan mesin cuci tetapi tidak berubah bentuk.
f. Saat melepas masker jangan menyentuh mata, hidung, dan mulut

Anda mungkin juga menyukai