Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN PEMBERIAN OBAT


SECARA INTRAVENA DAN INTRAMUSCULAR TERHADAP
MENCIT

Dosen pembimbing:

Drs.Nurrochmat Nadjib Affandi. MM, Apoteker

Disusun oleh:

Ade Siti Hajar H (1920028)

Yogi (1920017)

Eni Fitriani (1920008)

Zaidan Nur R (1920019)

Singgih Ramadhan (1920040)

Puspita Ainun K (1920041)

Amila Ihsana (1920024)

Irma Lestari (1920002)

Hanin (1920025)

YAYASAN RAUDATHUL MUTA’ALLIMIN

AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS

Tahun pelajaran 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada rasulullah SAW. Yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan
kepada kami (kelompok 3) sehingga dapat menyelesaikan LAPORAN
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN PEMBERIAN OBAT SECARA
INTRAVENA DAN INTRAMUSCULAR TERHADAP MENCIT.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum dan diskusi kelomppok.


Bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa, serta
mahasiswa juga dapat memahami cara pemberian obat dan reaksi obat pada
hewan. Mudah-mudahan dengan mempelajari laporan ini para mahasiswa akan
mampu mengetahui cara pemberian obat pada mencit dan bagimana mekanisme
nya.

Demikian harapan kami, semoga laporan tentang PRAKTIKUM


FARMAKOLOGI PERCOBAAN PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAVENA DAN
INTRAMUSCULAR TERHADAP MENCIT yang sederhana ini dapat memberikan

banyak manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca, serta menjadi pintu gerbang
ilmu pengetahuan khususnya mata kuliah FARMAKOLOGI atas perhatian dan
waktunya penulis ucapkat terima kasih.

Cisarua, 01 juli 2020

Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan percobaan atau hewan yang digunakan di laboratorium adalah hewan yang
dengan sengaja dipelihara dan diternakan untuk dipakai sebagai hewan model, hewan
uji, dan juga untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai bidang ilmu
pengetahuan dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorik. Hewan model
(animal model) adalah obyek hewan sebagai tiruan (imitasi) manusia (atau spesies
lain), yang digunakan untuk menyelidiki fenomena biologis atau patobiologis (Hau &
Hoosler Jr, 2003)
Mencit merupakan hewan yang sudah tidak asing lagi bagi manusia. Tetapi
sebagian besar manusia bahkan dikalangan mahasiswa pun tidak menegetahui
bagaimana cara memperlakukan mencit dengan benar. Oleh karena itu dilakukanlah
suatu percobaan, yang dimana percobaan ini mengenai “bagaimana pemberian obat
pada hewan” dalam hal ini hewan uji yang digunakan adalah mencit. Karena mencit
merupakan tikus rumah yang mudah ditangani dan memiliki sifat penakut atau
fotofobik, sedangkan tikus tidak bersifat fotofobik, lebih resisten terhadap infeksi, dan
jika merasa tidak aman akan menjadi liar dan galak, kemudian tikus jika menggigit
sangat dalam dan gigitannya sulit dilepaskan. Dalam memilih hewan uji, sebelumnya
kita harus mengetahui bagaimana cara memperlakukan mencit dengan benar, harus
mengetahui sifat-sifat hewan yang akan diujikan, serta bagaimana cara memberikan
obat kepada hewan tersebut.
Definisi penelitian adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkan kaidah dan metode
ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan dari
subyek terkait, dengan pemahaman teori dan pembuktian asumsi dan/atau hipotesis.
Hasil yang didapat merupakan kesimpulan yang dapat diaplikasikan atau menjadi
tambahan pengetahuanbagi kemajuan ilmu pengetahuan. Meskipun demikian, kegiatan
penelitian harus tetap menghormati hak dan martabat subyek penelitian.

A. Tujuan
1. Mampu menangani hewan, seperti halnya mencit untuk percobaan
2. Mengetahui cara mengenai hewan secara manusiawi
3. Serta memperhatikan fator-faktor yang mempengaruhi responnya
4. Mengetahui sifat-sifat hewan percobaan tersebut
II. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


- Waktu = 09:34 – 11:45
- Tempat = Laboratorium
B. Alat dan Bahan
- Jas lab
- Hairnet
- Handscoon
- Masker
- Ampul
- Spuit
- Jarum suntik
- Alkohol
- Timbangan
- Wadah
- Kawat kasa
- Tisu
- Mencit
C. Prosedur Kerja
- Mencuci tangan
- Menyiapkan alat dan bahan
- Memakai handscoon
- Menyiapkan obat
- Menyiapkan mencit untuk jadi percobaan
- Mengeluarkan mencit dari kandang
- Menyimpannya di wadah
- Menimbang berat badan mencit
- Menyimpannya di atas kawat kasa
- Lalu mengambilnya kembali untuk melaksanakan percobaan penyuntikan obat
secara intravena dan intramuskular
- Lalu masukan obat lidocaine kedalam spuit
- Setelah itu masukan suntikan secara perlahan pada daerah pangkal paha dan
pangkal ekor mencit
- Lalu mencit di timbang kembali untuk mengetahui perbedaan berat badan
sebelum di suntik dan setelah di suntik
- Letakan kembali di wadah yang sudah di siapkan
- Lalu kita amati setelama 10 menit
III. DATA DAN HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Pengamatan
Pada pukul 09:34 kelompok kami mulai mempersiapkan alat dan bahan untuk
melakukan percobaan penyuntikan terhadap mencit melalui intravena dan
intramuscular. Sebelum melakukan tindakan kami menimbang mencit terlebih
dahulu, mencit yang ke-1 (satu) berat badannya (0,2/200 mg) dan mencit yang ke-2
(dua) berat badan nya (0,1/100 mg) dan suhu ruangan nya 26˚ derajat.Setelah siap
kami melakukan tahap awal yaitu mencuci tangan terlebih dahulu setelah itu
menyiapkan obat lidocaine dan di masukan kedalam spuit.
Tahapan selanjutnya kita mengambil mencit dan meletakan nya di kawat kasa
lalu kita pegang mencit secara tahapan yang ada di dalam buku. Setelaah itu kita
mulai menyuntikan obat lidocaine tersebut secara perlahan kedalam pangkal paha dan
pangkal ekor mencit. Lalu setelah di suntik mencit di timbang kembali untuk
mengetahui berat badan mencit setelah di suntik.
Mencit yang ke-1 (0,1/100 mg) mengalami penurunan berat badan karena dia
merasa ketakutan dan stres sehingga obat yang di berikan tidak berjalan dengan baik,
pada menit pertama mencit tersebut ada pergerakan tetapi tidak agresif saat sebelum
diberikan obat lidocaine. lalu mencit tersebut diletakan di tempat yang sudah di
siapkan karena mencit tersebut sedang merasakan reaksi obat dan di amati selama 10
menit, setelah menit selanjutnya mencit yang pertama itu bernapas tetapi tidak
bergerak selama 10 menit, kami membiarkan nya terlebih dahulu agar mencit
mensuplai oksigen dengan baik, lalu pada pukul 11:45 mencit yang ke-1 mulai
bergerak kembali seperti awal sebelum di suntik. Mencit tersebut mengalami
koma,kehilangan kesadaran, dan merasakan reaksi obat selama 1jam.
Dan kami pun lanjut ke tahap penyuntikan ke-2 yaitu intramuscular di bagian
pangkal ekor berat badan mencit yang ke-2 (0,1/100 mg), berat badan mencit yang ke-
2 tidak berkurang karena obat yang di diberikan belum breaksi dengan baik karena
mencit yang ke-2 itu mengalami stres yang berlebihan sehingga mengalami
penurunan pernapasan dan koma. Lalu kami meletakannya di tempat yang sudah di
sediakan dan mengamatinya selama 10 menit.Pada pukul 14:00 mencit ke-2 pun
mulai bereaksi kembali dan aktif seperti sebelum di suntikan obat liducaine tersebut.
IV. PEMBAHASAN

A. Hasil diskusi kelompok


intinya kita harus berhati-hati dan fokus terhadap hewan yang akan dijadikan
percobaan atau pasien, jangan sampai hewan tersebut merasa ketakutan dan stres
jika hal tersebut terjadi maka obat yang kita suntikan tidak akan bereaksi dengan
baik atau bisa juga beresiko kematian.
B. Kelebihan dan kekurangan
- Kekurangan
Pada saat ingin melakukan percobaan kita mengambil mencit terlalu
buru-buru sehingga mencit tersebut mengalami stres dan obat yang
kelompok kami suntikan pun tidak bereaksi dengan baik dan
mengakibatkan koma dan penurunan pernapasan pada mencit.
- Kelebihan
Pada akhirnya mencit tidak mati karena kita membiarkan mencit
tersebut untuk merasakan suplai oksigen dengan baik, dan kemungkinan
dosisnya pun berlebihan karena masih dalam perhitungan dan penelitian.

C. Tinjauan pada saat praktikum


Jadi kita harus lebih spesifikasi dalam mengambil dan memegang mencit
tersebut karena mencit terlalu sensiif dan gampang stress.

D. Tinjauan dan perbandingan terhadap referensi atau acuan dari pustaka


Perbandingan tidak beda jauh dengan yang kami lakukan dan paparkan karena
kami mengambil referensi sesuai prosedur yang ada dalam buku.
V. KESIMPULAN

Mencit adalah hewan yang sering dipakai sebagai bahan percobaan penyuntikan obat
dalam laboratorium, karena struktur tubuh sama seperti manusia. Jika kita ingin menyuntikan
obat pada mencit harus mengetahui berat badan nya terlebih dahulu karena supaya kita bisa
menyesuaikan dosis yang harus di berikan terhadap mencit tersebut. Lalu jangan sampai
mencit merasa ketakutan dan stres karena bisa mengakibatkan kematian dan obat yang kita
suntikan pun tidak berjalan dengan baik.
VI. DAFTAR PUSTAKA
VII. LAMPIRAN

1. Pelaksana praktikum
Pelaksna praktikum :
Nama kelompok : kelompok 3
Nama ketua kelompok : Ade siti hajar hasibuan
Nama anggota kelompok :

Nama Lengkap Nim Tanda Tangan


Yogi (1920017)
Hanin (1920025)
Irma lestari (1920002)
Reni fitriani (1920008)
Amila ihsana (1920024)
Singgih ramadhan (1920040)
Ade siti hajar hasibuan (1920028)
Puspita ainun k (1920041)
Zaidan nur rizki (1920019)

2. Latihan
- Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
- Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.

VIII. LEMBAR PENGESAHAN

Berisi pengetahuan oleh kepala laboratorium


Telah di periksa oleh :

Tanggal :

Nilai :

Paraf pemeriksa :

Anda mungkin juga menyukai