Anda di halaman 1dari 11

ASPEK HUKUM

DALAM
PEMBANGUNAN
Kasus Terjadinya Cor Beton Tol Bogor
Outer Ring Road Tumpah

Faisal Hadi A
4122.3.15.11.0007
KRONOLOGI PENYEBAB COR BETON TOL BORR TUMPAH
MENURUT PT MSJ

Tirto.id, BOGOR – Direktur Utama PT. Marga Sarana Jabar (MSJ) Hendro Atmojo memberikan
penjelasan terkait insiden tumpahnya cor beton di proyek Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR).
Hendro menjelaskan pada pukul 05.15 WIB Rabu (10/7/2019) dilakukan pengecoran beton di lokasi
proyek Jalan Tol Bogor Outer Ring Road seksi 3A. Pengecoran itu berlokasi di Simpang Yasmin –
Simpang Semplak arah menuju Parung, tepatnya di Pier 10 depan Perumahan Taman Sari Persada
Kota Bogor.
Hendro menerangkan, saat proses pengecoran beton berjalan, balok penyangga formwork (cetakan)
tidak kuat. Akibatnya, balok melengkung dan jatuh sehingga cor beton tumpah ke jalan arteri di
bawahnya.
“Kejadian tersebut terjadi saat pengecoran pada Truck Mixer yang ke – 22 dari total rencana 25 Truck
Mixer,” kata Hendro pada hari ini.
KRONOLOGI PENYEBAB COR BETON TOL BORR TUMPAH
MENURUT PT MSJ

Dia menambahkan insiden itu menyebabkan dua orang pekerja mengalami luka ringan. “Saat ini
sudah dalam perawatan,” ujarnya.
Demi keaman dan kenyamanan pengguna jalan, kata dia, PT Marga Sarana Jabar (MSJ) telah
menghentikan pekerjaan di Tol BORR untuk sementara dan mengevaluasi metode pelaksanaan proyek
secara menyeluruh.
Menurut Hendro, evaluasi itu dilakukan Bersama Kontraktor PT PP (Persero) Tbk dan Konsultan
Perencana PT Indec KSO.
Untuk mengidentifikasi penyebab insiden ini, kata Hendro, Tim Komisi Keamanan Jembatan dan
Terowongan Jalan (KKJTJ) akan melakukan peninjauan ke lokasi Proyek Jalan TOL BORR Seksi 3A.
“Nantinya hasil evaluasi tersebut akan diaplikasikan dalam metode kerja agar kejadian yang sama tidak
akan terulang lagi,” ujar dia.
“Serta evaluasi untuk memastikan keamanan dan kenyaman pengguna jalan,” tambahnya.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KASUS

Kronologi tumpahnya cor beton Jalan Tol Bogor


Outer Ring Road (BORR) seksi 3A terjadi pada
hari Rabu, 10 Juli 2019 sekitar pukul 05.15 WIB
yang berlokasi di Simpang Yasmin – Simpang
Semplak arah menuju Parung.
Pada saat proses pengecoran beton berjalan,
balok penyangga formwork (cetakan) tidak kuat.
Akibatnya, balok melengkung dan jatuh
sehingga cor beton tumpah ke jalan arteri di
bawahnya. Kejadian tersebut terjadi saat
pengecoran pada Truck Mixer yang ke – 22 dari
total rencana 25 Truck Mixer.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KASUS

Dari Insiden tumpahnya cor beton Jalan Tol Bogor


Outer Ring Road (BORR) menyebabkan dua orang
pekerja mengalami luka ringan, dan saat ini sudah
dalam perawatan.
PT Marga Sarana Jabar (MSJ) selaku pemilik
Proyek Jalan Tol BORR telah melakukan evaluasi
dilakukan bersama Kontraktor PT Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk dan Konsultan
Perencana PT Indec KSO. Sedangkan Tim Komisi
Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan
(KKJTJ) akan melakukan peninjauan ke lokasi
Proyek Jalan TOL BORR Seksi 3A.
PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT
DALAM KASUS

1.PT. Marga Sarana Jabar (MSJ), selaku pemilik Proyek Tol


BORR
2.PT. Pembangunan Perumahan (PP) Persero, selaku
Kontraktor Proyek Tol BORR
3.PT. Indec KSO. Selaku Konsultan Proyek Tol BORR
BAB V
Pasal 23 Ayat 1 dan 2
1) Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan beserta pengawasannya yang
masing-masing tahap dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan,
pengerjaan, dan pengakhiran.

2) Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib mengetahui


ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan

PEMBAHASAN kesehatan,perlindungan kerja serta tata lingkungan setempat untuk


menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi.
ATURAN ATAU
HUKUM KASUS BAB VI
ACUAN MASALAH KASUS DILIHAT Pasal 26 Ayat 1
DARI ASPEK HUKUM 1) Jika Terjadi Kegagalan bangunan yang disebabkan karena
BERDASARKAN UNDANG – kesalahan perencana atau pengawas konstruksi dan hal
tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka
UNDANG REPUBLIK INDONESIA
perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab
NO 18 TAHUN 1999 TENTANG sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi.
JASA KONSTRUKSI :
PEMBAHASAN ATURAN ATAU
HUKUM KASUS
BAB X
Pasal 43 Ayat 1, 2 , dan 3
1) Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi
ketentuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan
bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak
10% dari nilai kontrak.

2) Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang bertentangan atau tidak
sesuai dengan ketentuan keteknikan yang telah ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan
pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun
penjara atau dikenakan denda paling banyak 5% dari nilai kontrak.

3) Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan sengaja
memberi kesempatan kepada orang lain yang melaksanakan pekerjaan konstruksi melakukan
penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan dan menyebabkan timbulnya kegagalan pekerjaan
konstruksi atau kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau
dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.
KEPUTUSAN HUKUM
DARI KASUS TERKAIT
Setelah melakukan evaluasi atas terjadinya kasus ‘Cor Beton Proyek Tol
BORR Tumpah’ yang dilakukan oleh Komite Keselamatan Konstruksi (K2),
Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), dan Dirjen
Bina Konstruksi Kementrian PUPR.
Dirjen Bina Konstruksi, Kementrian PUPR, selaku Ketua Komite K2, Syarif
Burhanuddin memberi sanksi kepada Kotraktor PT. Pembangunan
Perumahan (PP) Persero, dan Konsultan PT. Indec KSO seperti pada UU
No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Bab X Pasal 43 ayat 1 sampai 3
karena lalai dalam pekerjaan konstruksi sehingga menimbulkan kegagalan
suatu pekerjaan konstruksi dan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun
penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% dari nilai kontrak.
KESIMPULAN KOMENTAR ATAS
KASUS TERKAIT
• Dari Kasus yang telah • Selain itu ada beberapa aspek yang
terjadi perlu pengawasan harus diperhatikan meliputi
yang lebih ketat, kontrol perencanaan, penjadwalan,
terhadap proses pengendalian, dan memperhatikan
pembangunan, dan pelakasanan program kesehatan
ketegasan dari PT. Marga keselamatan kerja (K3), Selain itu
Sarana Jabar (MSJ) selaku dalam pelaksanaan proyek
pemilik Proyek “Tol Bogor memerlukan koordinasi dan
Outer Ring Road” yang kerjasama antar organisasi secara
membuat Kementrian solid dan terstruktur. Selain itu perlu
PUPR sampai turun tangan untuk memeriksa ulang, mengganti
atas kasus yang terjadi. metode kerja, dan memperbaiki
langkah kerja demi berjalannya
proyek dengan baik.
TERIMA
KASIH
Does anyone have any questions?

Anda mungkin juga menyukai