Disusun Oleh:
KELOMPOK :4
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah tentang ”Dokumentasi dan Pelaporan RS Tipe A
Bagian Pengolahan Bahan Makanan“. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Palembang, Juli2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengolahan Bahan Makanan di RS tipe A ...................................................3
B. Tujuan Pengolahan Bahan Makanan............................................................4
........................................................................................................................
C. Syarat-syarat dalam pengolahan makanan....................................................4
A. Kesimpulan ..................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dalam bentuk tulisan. Pencatatan dilakukan di atas kertas, disket, pita nama, pita film.
Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara. Selanjutnya untuk
melengkapi pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan diakhiri dengan pembuatan
laporan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam penangan dibagian ini harus pula diperhatikan kualitas bahan makanan,
spesifikasi bahan makanan yang dibeli serta perkiraan porsi bagian makanan yang
dapat dimakan.
Agar diperoleh hasil makanan yang baik kualitasnya, maka salah satu hal yang
perlu diperhatikan adalah pengolahan bahan makanan. Macam-macam proses
pengolahan bahan makanan yang dapat diterapkan anatara lain yaitu : merebus,
3
mengukus, mengetim, menggoreng, mencah, menyetup, membardir, membuat kaldu,
mengentalkan, menjernihkan, mengocok atau memukul, mendinginkan dan
menghidangkan, dimana hal ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
4
a) Tersedianya siklus menub.
b) Tersedianya peraturan penggunaan bahan tambahan panganc.
c) Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanand.
d) Tersedianya standar resepe.
e) Tersedianya protap pengolahanf.
f) Tersedianya aturan penilaian makanan
Fungsinya :
a. Boiling
5
Memasak dalam cairan banyak sampai bahan terendam dengansuhu 100°C
(mendidih). Contoh: sup, sayur asem, sayur lodeh,soto, gulai, dsb
b. Simmering
c. Poaching
Merebus dalam air mrndidih, api dikecilkan. Air perebus dapat ditambah
cuka untuk mempertahankan bentuk. Contoh: poachegg, poach fish, dsb
d. Steaming
e. Pressure cooking
6
b. Penggorengan alumunium
- 30 cm
- 20 cm
5) Sendok sayur 1 lt : 0,5 lt : 0,25 lt
6) Sodet besar, kecil stainlessteel
7) Liter maat 2 lt : 1 lt
8) Saringan kelapa
9) Serok
10)Mixer
11)Blender
12)Lemari es 1100 lt
13)Meja pemanas
14)Meja persiapan stainless steel/aluminium berlapis Cr. 150 x 80 x 75 cm
15)Bak cuci dua bergandeng stainlessteel
16)Rak alat stainless steel bertingkat 150 x 60 x 140
17)Bangku bulat tinggi / bangku kerja
18)Cetakan kue lengkap
19)Pisau stainless teel/baja
20)Pisau roti
8
VI. Ruang pemasakandan pembagian makanan biasa = 225 m 2
VII. Ruang formula bayi = 122 m 2
VIII. Ruang minuman = 20 m 2
IX. Ruang pencucian alat = 124 m 2
X. Ruang pengawas pengelolaan = 25 m 2
XI. Ruang penyimpanan bahan makanan harian = 23,5 m 2
XII. Ruang penyimpanan bahan makanan harian = 55 m 2
XIII. Ruang administrasi instalasi gizi = 56 m 2
XIV. Ruang pendidikan = 46 m 2
XV. Ruang loker dan WC pegawai = 84,5 m 2
XVI. Ruang penerangan = 23 m 2
XVII. Ruang listrik =
9
dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa
maupun khusus) Setelah bahan makanan mengalami proses pemasakan, selanjutnya
bahan makanan tersebut disalurkan untuk disampaikan kepada konsumen. System
penyaluran yang digunakan sangat mempengaruhi makanan yang disajikan, tergantung
pada jenis dan jumlah tenaga, perlengkapan dan peralatan yang ada.Utari (2009) yang
mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam sistem penyelenggaraan
makanan institusi(Depkes RI, 2003), prasyarat pendistribusian dan penyajian makanan
adalah:
2. Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
Di rumah sakit ada 3 sistem penyaluran makanan yang biasa dilakukan, yaitu
Cara ini lazim disebut “sentralisasi”.dengan ketentuan ini, makanan pasien dibagi
Cara ini disebut distribusi “desentralisasi”. Makana pasien dibawa dari tempat
pengolahan ke dapur ruang perwatan pasien, dalam jumlah banyak/besar, selanjutnya
disajikan dala alat makan masing-masing pasien dengan permintaan diet.
Kedua cara di atas dapat pula dilakukan secara bersamaan. Dengan kombinasi
tersebut maka sebagian ditempatkan langsung ke dalam alat makan pasien sejak dari
tempat produksi (dapur), dan sebagian lagi dimasukkan kedalam wadah besar,
pendistribusiannya dilaksanakan setelah sampai di ruang perawatan. System
10
pendistribusian makanannya menggunakan system sentralisasi dan desentralisasi atau
kombinasi. System sentralisasi digunakan pada hari-hari biasa atau hari kerja,
sedangkan pada hari Minggu ataupun hari libur lainnya yang digunakan cara
desentralisasi.
3. Penyajian Makanan
11
LAMPIRAN
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu rangkaian/kegiatan mengubah
(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan.
Proses pengolahan bahan makanan dilakukan oleh juru masak mulai dari
membersihkan bahan makanan seperti mencuci, memotong, sampai pada
proses memasak yang diawasi oleh petugas gizi, pengawasan dilakukan agar
komposisi bumbu pada setiap jenis makanan dapat diketahui, hal tersebut
sangat penting karena terkadang juru masak tidak mengetahui kadar yang
seharusnya dipenuhi terhadap makanan pasien.
13
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/20322679/SYIFA_PUJI_SUCI
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30755/Chapter%20II.pdf
14