DISUSUN
OLEH :
2019
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas “laporan pengenmbangan produk pangan” ini. Shalawat
serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan
yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.”
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya zaman khususnya dalam hal pangan, beberapa inovasi terbaru
terus saja bermunculan meramaikan dunia pangan. Dimana inovasi ini merupakan salah
satu usaha untuk penganekaragaman (diversifikasi) pangan. Selain upaya diversifikasi
pangan, pengembangan produk baru juga menjadi inovasi yang terus akan berkembang.
Produk baru dapat dikelompokkan dalam berbagai definisi, yaitu produk yang benar-
benar baru (belum pernah ada sebelumnya); hasil modifikasi produk yang sudah ada; dan
atau hasil meniru produk yang sudah ada.
Dalam dunia pangan, Pengembangan produk pangan (Food product development ) adalah
suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan
suatu produk pangan ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun
daya pemuas yang lebih besar. Pengembangan produk pangan baru sebaiknya melalui
tahapan-tahapan yang sistematis dan terencana.Perlu diingat bahwa produk yang di-
launching oleh industri tidak selalu sukses di pasaran, padahal biaya yang dikeluarkan
pun tidak sedikit. Dengan proses yang sistematis dan terencana dalam pengembangan
produk, resiko kegagalan diharapkan dapat diminimalkan (Feri Kusnandar, Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB).
1. Pengumpulan Ide
Pengembangan konsep produk pangan dapat berasal dari ide-ide kreatif yang
dapat berasal dari berbagai pihak. Ide dapat dikumpulkan berdasarkan identifikasi
peluang pasar dari hasil “market research”, input dari profesional, pimpinan, bagian
R&D, pemasaran, produksi, konsumen, dsb. Ide dapat berupa produk baru atau
pengembangan dari produk yang sudah ada.
Bila produk yang dihasilkan masih tahap laboratorium, maka produk yang
dihasilkan masih berupa protocept yang merupakan realisasi dari konsep produk yang
diinginkan yang belum tentu feasible untuk diproses pada skala proses produksi yang
lebih besar. Untuk menjadi produk yang secara teknis feasible untuk diproduksi, maka
protocept yang dihasilkan harus diuji coba pada skala proses yang lebih besar
(minimal pilot plant) untuk menghasilkan prototipe. Apabila produk yang
dikembangkan baru dan memerlukan peralatan produksi tambahan, maka perlu
dilakukan juga tahapan uji coba produksi pada skala produksi komersial dengan
volume produksi yang diperkecil. Dari uji coba produksi ini, maka dapat diidentifikasi
kondisi proses yang kritis. Agar mencapai kelayakan proses, sering kali pada tahap uji
coba ini dilakukan penyesuaian formulasi atau kondisi proses sesuai dengan peralatan
yang tersedia. Dari hasil uji coba proses ini, harus dihasilkan standar prosedur baku
(SOP) untuk formulasi dan proses produksi (termasuk rencana HACCP) yang akan
diterapkan untuk skala produksi komersial.
Setelah prototipe produk sudah dinyatakan final (dari sisi formulasi dan
proses), maka perusahaan harus membuat perencanaan selanjutnya, yang mencakup:
(a) penyediaan peralatan proses (bila produknya sama sekali baru atau memerlukan
penambahan peralatan); (b) seleksi suplier ingredien dan kemasan; (c) pengurusan
perizinan dari instansi berwenang (misal BPOM untuk memperoleh kode MD dan
LPPOM untuk pencantuman keterangan halal); (d) penyiapan kemasan dan label; (e)
uji komposisi nilai gizi, fisikokimia dan penetapan masa simpan produk; (f) analisis
biaya dan penetapan harga; (g) penyusunan SOP-SOP evaluasi mutu; dan (h) strategi
pemasaran dan promosi.
8. Product Launching, Market Testing dan Promosi
BAB II
PEMBAHASAN
konsep produk menjadi produk fisik untuk meyakinkan bahwa gagasan produk
pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam
tambahan lini produk yang berhasil secara komersial”. Pencarian produk baru
dalam pengembangan produk itu sendiri terdapat banyak hambatan baik itu dari
dalam perusahaan ataupun dari luar perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang
hal produk yang selanjutnya perusahaan akan tampil dengan produk yang lama
perusahaan tampil dengan produk lama, maka perusahaan tidak dapat bersaing
akhirnya menjadi suatu keharusan agar perusahaan tersebut dapat bertahan hidup
mudarat dan memaksimalkan manfaat. Karena inovasi produk itu sangat penting
tak bisa dibantah, bahwa terdapat hubungan yang kuat antara inovasi produk
produk, semakin cepat pula pasar berkembang. Maka, lemahnya inovasi produk
pengembanganpasar.
Lemahnya inovasi produk dan pengembangan pasar harus segera diatasi, agar
perusahaan bisa lebih optimal dalam memanfaatkan fenomena global. Karena itu
Inovasi produk menjadi kunci perusahaan untuk lebih kompetitif dan lebih
Inovasi produk harus menjadi strategi prioritas bagi perusahaan, sebab inovasi
memiliki peran penting di tengah pasar yang kompetitif, karena itu suatu
2. Pengertian produkbaru
Produk baru meliputi produk asli, produk yang ditingkatkan, produk yang
harus mengembangkan arus produk dan jasa baru secara tepat. Sebuah
perusahaan dapat memperoleh produk baru lewat dua cara. Pertama adalah
akuisisi yaitu dengan membeli seluruh perusahaan, paten, atau lisensi untuk
Peursahaan lain menghemat biaya dengan meniru merek pesaing atau dengan
produk yang dihasilkan berdasarkan atas dua fungsi dasar yaitu pemasaran dan
rancang untuk menjaga posisi perusahaan dalam pangsa pasar, atau untuk
dalam pasar baru, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pengembangan produk
b. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu
yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada
dasarnya adalah untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
produk:6
a. Gagasanproduk
produk baru. Para manajer puncak harus mendefinisikan produk dan pasar
yang ingin ditekankanya menyatakan tujuan produk baru itu. Merek juga
b. Penyaringan
c. Pengujiankonsep
mendaptkan input dari konsumen tentang manfaat dan harga. Gagasan yang
melainkan konsep dari produk tesebut. Dari berbagai konsep produk yang
d. Analisisbisnis
usulan dengan cara membuat suatu perkiraan tentang tingkat penjualan, biaya
e. Pengembangan prototipe
Prototipe ini dapat menjadi sangat mahal, yang sering kali memerlukan
kinerja. Jika ya, maka produknya akan dijual pada daerah yang terbatas.
Karena kampanye promosi dan saluran distribusi harus ditetapkan untuk uji
g. Komersialisasi
Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai produksi dan
h. Komersialisasi(Commercialization)
Dari dua pendapat di atas, tahap yang di gunakan cenderung sama, akan
penyaringan.
Siklus hidup produk biasanya dikenal dengan istilah Product Life Cycle (PLC),
diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Daur hidup produk
a. Tahap perkenalan(introduction)
b. Tahap Pertumbuhan(Growth),
kelompok yaitu:
1. Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth), tahap ini melakukan
konsumen danpenyalur.
c. Tahap kedewasaaan(Maturity)
d. Tahap Penurunan(Decline)
menurun dan laba yang menipis. Pada tahap ini ada beberapa
alternative yang harus dilakukan yaitu:
padaproduk.
3. Mencari pasarbaru
D. Strategi PengembanganProduk
produk:
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik astetis suatu produk,
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik astetis suatu produk,
A. Faktor Penghambat
5. Kekurangan modal
Beberapa perusahaan yang memiliki ide-ide yang baik tidak dapat
memperoleh modal yang cukup untuk melakukan penelitian.
B. Faktor Pendukung
1. Financial goals.
Tekanan untuk mencapai tujuan keuangan seperti laba, pangsa pasar,
penerimaan, kebuutuhan investasi dan lain-lain menjadi pendorong dilakukannya
pengembangan pendorong dilakukannya pengembangan produk baru.
2. Sales & Market Share Growth.
Pertumbuhan penjualan merupakan tujuan penting bagi sebagian perusahaan.
Begitu juga dengan kekuatan yang dimiliki dipasar melalui penguasa pasar yang ada
juga merupakan melalui penguasa pasar yang ada juga merupakan sesuatu pendorong
diperlakukannya pertumbuhan penjualan.
Produk baru merupakan salah satu cara untuk mencapai dan
mempertahankannya.
3. Competitive action.
Motivasi untuk bersaing merupakan salah satu pendorong perusahaan
memikirkan produk baru sehingga memiliki kekuatan dan perbedaan dipasar.
4. Life cycle.
Setiap produk yang ditawarkan sekarang oleh perusahaan memiliki
keterbatasan didalam waktu pemasarannya.
Mereka memiliki batasan waktu sebelum produk tersebut mengalami
penurunan dalam penjualan tersebut mengalami penurunan dalam penjualan karena
beralihnya konsumen pada produk yang lain. Untuk menjaga hal tersebut diperlukan
pengembangan produk baru.
5. Technology.
Berkembangnya teknologi memungkinkan orang untuk menawarkan sesuatu
yang lebih baik dari penawarannya sekarang, sehingga akan melahirkan produk baru
bagi perusahaan maupun pesaing.
6. Regulation.
Peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah akan memberikan batasan-
batasan tertentu pada produk yang sudah ada sehingga diperlukan suatu produk baru
agar tidak dikenai aturan-aturan tersebut.
Kebutuhan mesin yang tidak menyemari udara merupakan salah satu regulasi
yang mendorong munculnya produk baru.
8. Invention.
Penemuan yang diperoleh dari hasil penelitian dan pengembangan juga
mendorong lahirnya produk baru, seperti ditemukannya kamera langsung jadi.
Produk pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi
konsumsi manusia termasuk bahan tambahan produk pangan, bahan baku produk pangan ,
dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dari atau pembuatan
makanan dan minuman.
Pengembangan Konsumsi Produk pangan, adalah beranekaragam-nya jenis produk
pangan yang dikonsumsi penduduk mencakup produk pangan sumber energi, protein dan zat
gizi lainnya, dalam bentuk bahan mentah maupun produk pangan olahan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan produk pangan penduduk baik kuantitas maupun kualitas.
Secara konseptual pengembangan produk pangan dapat dilihat dari komponen-
komponen sistem produk pangan, yaitu penganekaragaqman produksi, distribusi dan
penyediaan produk pangan serta konsumsi produk pangan .
Kegagalan produk baru untuk bertahan dan berkembang di pasar seringkali
disebabkan oleh hal-hal seperti : kesalahan riset pasar dalam memahami kebutuhan
konsumen, terkesan produk penjiplakan karena gagal menemukan ide produk yang benar-
benar hanya perbedaan yang nyata, ketidaktepatan timing peluncuran produk baru ke pasaran,
produk baru tidak dikomunikasikan secara baik, dan kesalahan memperkirakan respon
pesaing.
Pengembangan atau penciptaan produk baru adalah merupakan basis strategis yang
menentukan arah bisnis organisasi yang kompetitif. Produk baru adalah konsep
multidimensional yang harus mampu memberikan kepuasan kepada stakeholder belum
dimiliki oleh produk terdahulu
Konsep tersebut harus mampu menawarkan nilai inovasi (innovativeness) dari derajat
perbaikan yang inkrimental (extension product) pada produk terobosan baru (breakthrough
product). pengembangan tersebut, sasaran bisnis, akan mempengaruhi keunggulan komparatif
organisasi, nilai finansial, efektivitas R&D, markering, citra korporat, produksi dan lini
operasinya serta sumber daya lain termasuk SDM, untuk itu beberapa faktor lain yang harus
dicermati dalam menngembangkan produk baru adalah :
Faktor-Faktor Pertimbangan Penciptaan Produk Baru
1. Tren Pasar
a. Mengurangi Spesifiaksi Untuk Memperoleh Manfaat yang Lebih (less for more’)
Hal ini berarti konsumen menginginkan produk dengan harga yang sama atau
lebih murah tetapi dengan manfaat yang lebih banyak atau sama. Oleh sebab itu,
produsen dituntut untuk semkin inovatif dalam mencari alternatif/substitusi bahan
baku/kemasan agar produknya menjadi “cost leader” atau produk yang
membutuhkan biaya produksi yang paling sedikit dibandingkan dengan produk
lainnya yang sejenis sehingga mampu bersaing dalam penentuan harga jual yang
paling murah.
Contoh :
Penggunaan bubuk manis, butter milk powder atau laktosa sebagai
pengganti susu bubuk.
Penggunaan pati sebagai pengganti susu bubuk.
Penggunaan sebagian lemak nabati sebagai lemak susu.
Penggunaan piring timah yang lebih tipis untuk kaleng dengan
mengubah bentuk untuk kekuatan yang sama.
Penggunaan label yang lebih pendek.
Penggunaan bahan kemasan yang lebih murah.
Keju analog, cream analog, dan lain-lain
2. Pilihan Konsumen
Selain lebih memperhatikan kesehatan, konsumen masa kini juga sangat
peduli terhadap isu-isu yang berhubungan dengan keamanan pangan. Oleh karena itu,
produk-produk organik, alami, tanpa bahan pengawet, tanpa pemanis buatan, dan
tanpa pewarna menjadi lebih menarik perhatian konsumen.
Contoh:
Keju dari potasium sorbat menjadi nisin (alami, bahan pengawet dari
susu, sehingga tidak perlu di klaim sebagai pengawet).
Proses hot filling (mengganti kemasan dengan bahan yang lebih tahan
panas) sehingga tidak perlu pengawet.
Penggunaan gula alkohol (laktitol, maltitol, sorbitol) yang GRAS
sebagai pengganti pemanis buatan lainnya.
3. Peluang Bisnis
Dampak dari lahirnya kekuatan pelaku usaha yang berorientasi pada pasar
global telah dirasakan pelaku usaha secara keseluruhan, bahkan pelaku usaha yang
hanya menjual dalam wilayah geografis kecilpun merasakan dampak kekuatan
tersebut.
Dari sisi pelaku usaha, perubahan yang terjadi dalam persaingan oleh sebagian
pelaku usaha dianggap sebagai ancaman, namun perusahaan sejenis lainnya ada yang
menerjemahkan sebagai suatu tantangan, sekaligus peluang besar bagi pengembangan
usahanya.
Ancaman ataupun peluang bisnis sangat ditentukan oleh kemampuan
perusahaan memahami perubahan yang terjadi dan meresponnya dalam bentuk sikap
dan tindakan ke depan melalui suatu perencanaan yang sistematis. Pertimbangan
Faktor Lingkungan Terhadap Pengembangan Produk Pangan.
Di Indonesia, peraturan tentang pangan fungsional yang telah mengijinkan
produsen untuk mencantumkan “health claim” pada kemasannya. Hal ini memberi
kesempatan produsen untuk membut pangan fungsional, contohnya yaitu:
Kalsium dengan osteoporosis.
Sodium dengan hipertensi.
Potasium dengan hipertensi dan risiko stroke.
Dietary fiber, buah-buahn, sayuran, biji-bijian dengan kanker.
Lemak tidak jenuh dan kolesterol dengan penyakit jantung koroner.
Folat dengan neural tube defect.
Gula alkohol dengan caries gigi.
Protein kedelai dengan kolesterol dan penyakit jantung koroner.
Ekstrak teh hijau dengan risiko penyakit jantung.
4. Kompetensi Bisnis
Dalam mengambangkan produk harus mempertimbangkan pula kemampuan
kompetensi yang dimiliki pada suatu produk dan turunannya. Tetapi dengan
berkembangnya konsep bea produksi maka produsen bisa mengembangkan “product
portfolio” tanpa harus selalu mengeluarkan investasi peralatan produksi terlebih
dahulu. Investasi cukup dilakukan untuk merek saja.
Contoh:
Produksi keju
Produksi bukan susu krim
Produksi invant formula
Produksi minuman susu fermentasi
5. Efisiensi Bisnis
Dalam memenangkan persaingan untuk memenuhi permintaan pasar, dunia
usaha dituntut meningkatkan efisiensi proses produksinya sekaligus meningkatkan
efektivitas dalam mencapai tujuan-tujuannya. Industri yang tidak menerapkan
pemikiran yang demikian akan tergilas oleh derasnya arus persaingan yang diterapkan
para kompetitornya.
Setiap inovasi produk hanya bisa dikomersialisasikan dengan pertimbangan
efisiensi bisnis seperti kuantitas minimum, kapasitas pabrik, biaya produk, serta jalur
distribusi yang tersedia.
7. Proses Inovasi
Dari segi inovasi produk baru perlu memiliki keunggulan kompetitif dan
memimpin dibidangnya, nilai innovative-ness product baru harus mampu
menempatkan keunggulan bisnis daripada hanya sekedar adaptasi teknologi. Pikiran-
piktran inovatif akan menghasilkan karya-karya inovatif dan krearif (jump ductive)
guna mendukung kemampuan kompetitif bisnis (Gruber, W.H., 1931).
8. Karakater Produk yang Diciptakan:
a. Desain produk
Salah satu faktor penting yang cukup menentukan adalah soal pengemasan
atau pengelolaan bisnis itu sendiri. Mereka umumnya berhasil menekankan unsur
keunikan produk, namun tetap menjaga produk tersebut tidak terkesan murahan.
Terutama jika target pemasarannya adalah kalangan menengah ke atas.
b. Fitur-fitur baru (MenawarkanKeunikan)
Perkembangan produk makanan, memang berlangsung cepat. Berbagai jenis
produk baru terutama yang diproduksi oleh pabrikan, datang silih berganti. Selera
konsumen pun berubah dan berkembang sangat cepat.
Tujuan evaluasi usaha Evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek tersebut
berjalan sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Terdapat beberapa kegunaan dari evaluasi kelayakan usaha, yaitu:
1. Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang
dimilikinya.
2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar peluang
keberhasilan investasi yang bersangkutan. (umar : 2003 )
Tahap-tahap Evaluasi Kelayakan Usaha :
1. Analisa Aspek Pasar
Evaluasi aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis
yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek
tersebut. Pada dasarnya, analisis pasar bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas
pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar dari produk yang bersangkutan.
a. Penentuan Pasar
Pasar merupakan kumpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari
suatu produk. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang
harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu:
Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan yang
mempunyai minat terhadap suatu penawaran pasar.
Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai
minat, penghasilan dan akses penawaran pasar tertentu
Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat
dan juga bersedia untuk dimasuki perusahaan kita.
(Chumaidiyah : 2004a)
b. Peramalan Permintaan
Metode peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama,
yaitu :
Metode Kuantitatif
Metode yang menggunakan data kuantitatif untuk
peramalan, yaitu metoda rata dan metoda eksponensial
smoothing:menggunakan data stasioner yaitu data yang relatif
stabil.
Metoda Kualitatif
Metode ini tidak menggunakan data berupa angka,
metode-metode yang digunakan yaitumetode eksploratori dan
metode normatif. Metode eksploratori menggunakan asumsi
titik asal pada saat ini dan masa lalu untuk proyeksi masa
datang. Metode normatif bermula dari kondisi ideal dan melihat
kemungkinan-kemungkinan dengan kondisi saat ini.
2. Analisa Aspek Teknis
Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang paling
sesuai dengan kebutuhan usaha yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangan
dalam pemilihan jenis teknologi, antara lain:
a. Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai
dengan keinginan pasar atau konsumen.
b. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai
skala produks yang ekonomis.
c. Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan
pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang
diperlukan untuk penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu
bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi
perencanaan kegiatan, serta berpengaruh pada biaya.
d. Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana
yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.
e. Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh
pihak lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut
telah dapat disetarakan dengan baik.
Dengan pertimbangan faktor diatas, sehingga bisa disimpulkan untuk
kebutuhan teknis suatu produk dipengaruhi oleh variasi produk yang ditawarkan,
pelayanan pelanggan,kenyamanan rumah makan, dan kemudahan akses.
(Chumaidiyah : 2004a)
2. Secara Insidental
Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi
masalah yang dirasakan cukup signifikan pada usaha Anda. Evaluasi seperti ini
biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha.
F. Analisa Persaingan
Setiap bisnis usaha umumnya cendrung menghadapi dua jenis tekanan persaingan:
a. Persaingan langsung dari produk atau jasa yang identik denganproduk
perusahaan itu pada dasarnya sama.
b. Tekanan tidak langsung dari barang substitusi. Pendekatan pragmatis untuk
menganalisa tekanan persaingan dipusatkan pada tiga tugas :
Identifikasi persaingan pasar potensial.
Identifikasi berbagai strategi dan taktik yang digunakan pesaing dan
dampak potensialnya terhadap operasi usaha yang direncanakan.
Identifikasi keuntungan persaingan tertentu dari usaha
yangdirencanakan dan pengembangan strategi yang disarankan pada
penekananpada keuntungan tersebut.
EVALUASI SENSORIS
A. Uji Organoleptik
Uji Organoleptik atau uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian
dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam
penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan,
kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam uji organoleptik adalah adanya contoh
(sampel), adanya panelis, dan pernyataan respon yang jujur. Dalam penilaian bahan
pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat
indrawinya.Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan,
mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan
yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut.
Dalam Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki kelebihan
dan kelemahan. Uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu produk
karena berhubungan langsung dengan selera konsumen.Selain itu, metode ini cukup
mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan pengamatannya juga cepat
diperoleh.Dengan demikian, uji organoleptik dapat membantu analisis usaha untuk
meningkatkan produksi atau pemasarannya.
Uji organoleptik juga memiliki kelemahan dan keterbatasan akibat beberapa sifat
indrawi tidak dapat dideskripsikan.Manusia merupakan panelis yang terkadang dapat
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental, sehingga panelis dapat menjadi jenuh dan
menurun kepekaannya.Selain itu dapat terjadi pula salah komunikasi antara manajer dan
panelis.
Dalam penilaian organoleptik seorang panelis membutuhkan indra yang berguna
dalam menilai sifat indrawi suatu produk yaitu :
Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskoditas, ukuran dan bentuk,
volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur
merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang
dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan
tebal, tipis dan halus.
Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinya
kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut
telah mengalami kerusakan.
Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis dapat dengan mudah
dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada
pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.
B. Panelis
Untuk melaksanakan penilaian organoleptik diperlukan panel. Dalam
penilaian suatu mutu atau analisis sifat-sifat sensorik suatu komoditi, panel bertindak
sebagai instrumen atau alat. Panel ini terdiri dari orang atau kelompok yang bertugas
menilai sifat atau mutu komoditi berdasarkan kesan subjektif. Orang yang menjadi
anggota panel disebut panelis.
Dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh macam panel, yaitu panel
perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih, panel konsumen dan
panel anak-anak. Perbedaan ketujuh panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam
melakukan penilaianorganoleptik.
Panel Perseorangan
Penel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik
yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang sangat
intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara pengolahan
bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-metode analisis organoleptik
dengan sangat baik.
Keuntungan menggunakan panelis ini adalah kepekaan tinggi, bias dapat
dihindari, penilaian efisien dan tidak cepat fatik. Panel perseorangan biasanya
digunakan untuk mendeteksi jangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali
penyebabnya. Keputusan sepenuhnya ada pada seorang.
Panel Terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi
sehingga bias lebih di hindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-faktor
dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan dan pengaruh
bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil berdiskusi diantara anggota-
anggotanya.
Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik.
Untuk menjadi terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis
ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau spesifik.
Keputusan diambil setelah data dianalisis secara bersama.
Panel Agak Terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu.. panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan
terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat
menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya.
Panel Tidak Terlatih
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan
jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak terlatih hanya
diperbolehkan menilai alat organoleptik yang sederhana seperti sifat kesukaan,
tetapi tidak boleh digunakan dalam . untuk itu panel tidak terlatih biasanya dari
orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan panelis wanita.
Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat
ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.
Panel Anak-anak
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10
tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian produk-
produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan sebagainya.
Cara penggunaan panelis anak-anak harus bertahap, yaitu dengan pemberitahuan
atau dengan bermain bersama, kemudian dipanggil untuk diminta responnya
terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka snoopy
yang sedang sedih, biasa atau tertawa.
Keahlian seorang panelis biasanya diperoleh melalui pengalaman dan latihan
yang lama. Dengan keahlian yang diperoleh itu merupakan bawaan sejak lahir,
tetapi untuk mendapatkannya perlu latihan yang tekun dan terus-menerus.
C. Seleksi Panelis
Untuk mendapatkan panelis yang diinginkan, khususnya jenis panel terlatih
perlu dilakukan tahap-tahap seleksi. Syarat umum untuk menjadi panelis adalah
mempunyai perhatian dan minat terhadap pekerjaan ini, selain itu panelis harus dapat
menyadiakan waktu khusus untuk penilaian serta mempunyai kepekaan yang
dibutuhkan.
Pemilihan anggota panel perlu dilakukan untuk suatu grup panelis yang baru
atau unutk mempertahankan anggota dalam grup tersebut. Tahap-tahap seleksi adalah
sebagai berikut :
Wawancara
Wawancara dapat dilaksanakan dengan tanya jawab atau kuesioner yang
bertujuan untuk mengetahui latar belakang calon termasuk kondisi kesehatannya.
Tahap Penyaringan
Tahap ini perlu dilakukan untuk mengetahui keseriusan, keterbukaan,
kejujuran, dan rasa percaya diri. Selain itu dapat dinilai pula tingkat kesantaian,
kepekaan umum dan khusus serta pengetahuan umum calon panelis.
Tahap Pemilihan
Pada tahap ini dilakukan beberapa uji sensorik untuk mengetahui kemampuan
seseorang. Dengan uji-uji ini diharapkan dapat terjaring informasi mengenai
kepekaan dan pengetahuan mengenai komoditi bahan yang diujikan. Metoda yang
digunakan dalam pemilihan panelis ini dapat berdasarkan intuisi dan rasional,
namun umumnya dilakukan uji keterandalan panelis melalui analisis sekuensial
dengan uji pesangan, duo-trio dan uji segitiga atau dengan uji rangsanganyang
akan diterangkan lebih lanjut
Tahap Latihan
Latihan bertujuan untuk pengenalan lebih lanjut sifat-sifat sensorik suatu
komoditi dan meningkatkan kepekaan serta konsistensi penilaian. Sebelum tahap
latihan dimulai, panelis perlu diberikan instruksi yang jelas mengenai uji yang
akan dilakukan dan larangan yang disyaratkan seperti larangan untuk merokok,
minum minuman keras, menggunakan parfum dan lainnya. Lama dari intensitas
latihan sangat tergantung pada jenis analisis dan jenis komoditi yang diuji.
Uji Kemampuan
Setelah mendapat latihan yang cukup baik, panelis diuji kemampuannya
terhadap baku atau standar tertentu dan dilakukan berulang-berulang sehingga
kepekaan dan konsistensinya bertambah baik. Setelah melewati kelima tahap
tersebut di atas maka panelis siap menjadi anggota panelis terlatih
D. Metode Pengujian Organoleptik
1. Pengujian Pembedaan (Defferent Test)
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan
sifat sensorik atau organoleptik antara dua sampel. Meskipun dapat saja disajikan
sejumlah sampel, tetapi selalu ada dua sampel yang dipertentangkan.
Uji ini juga dipergunakan untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan
modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri, atau untuk
mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi
yang sama. Jadi agar efektif sifat atau kriteria yang diujikan harus jelas dan
dipahami panelis. Keandalan (reliabilitas) dari uji pembedaan ini tergantung dari
pengenalan sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan panelis dan kepekaan
masing-masing panelis. Pengujian pembedaan ini meliputi :
Uji pasangan (Paired comparison atau Dual comparation)
Uji segitiga (Triangle test)
Uji Duo-Trio
Uji pembanding ganda (Dual Standard)
Uji pembanding jamak (Multiple Standard)
Uji Rangsangan Tunggal (Single Stimulus)
Uji Pasangan Jamak (Multiple Pairs)
Uji Tunggal
3. Pengujian Skalar
Pada uji skalar penelis diminta menyatakan besaran kesan yang diperolehnya.
Besaran ini dapat dinyatakan dalam bentuk besaran skalar atau dalam bentuk skala
numerik. Besaran skalar digambarkan dalam: pertama, bentuk garis lurus berarah
dengan pembagian skala dengan jarak yang sama. Kedua, pita skalar yaitu dengan
degradasi yang mengarah (seperti contoh degradasi warna dari sangat putih
sampai hitam). Pengujian skalar ini meliputi :
Uji skalar garis
Uji Skor (Pemberian skor atau Scoring)
Uji perbandingan pasangan (Paired Comparation) : prinsip uji ini hampir
menyerupai uji pasangan. Perbedaannya adalah pada uji pasangan
pertanyaannya ada atau tidak adanya perbedaan. Sedang pada uji perbandingan
pasangan, pertanyaanya selain ada atau tidak adanya perbedaan, ditambah
mana yang lebih, dan dilanjutkan dengan tingkat lebihnya.
Uji perbandingan jamak (Multiple Comparision) : prinsipnya hampir sama
dengan uji perbandingan pasangan. Perbedaannya pada uji perbandingan
pasangan hanya dua sampel yang disajikan, tetapi pada uji perbandingan
jamak tiga atau lebih sampel disajikan secara bersamaan. Pada uji ini panelis
diminta memberikan skor berdasarkan skala kelebihannya, yaitu lebih baik
atau lebih buruk.
Uji penjenjangan (uji pengurutan atau Ranking) : uji penjenjangan jauh
berbeda dengan uji skor. Dalam uji ini komoditi diurutkan atau diberi nomor
urutan, urutan pertama selalu menyatakan yang paling tinggi. Data
penjenjangan tidak dapat diperlakukan sebagai nilai besaran, sehingga tidak
dapat dianalisa statistik lebih lanjut, tetapi masih mungkin dibuat reratanya.
4. Pengujian Diskripsi
Pengujian-pengujian sebelumnya penilaian sensorik didasarkan pada satu sifat
sensorik, sehingga disebut “penilaian satu demensi”. Pengujian ini merupakan
penilaian sensorik yang didasarkan pada sifat-sifat sensorik yang lebih kompleks
atau yang meliputi banyak sifat-sifat sensorik, karena mutu suatu komoditi
umumnya ditentukan oleh beberapa sifat sensorik. Pada uji ini banyak sifat
sensorik dinilai dan dianalisa sebagai keseluruhan sehingga dapat menyusun mutu
sensorik secara keseluruhan. Sifat sensorik yang dipilih sebagai pengukur mutu
adalah yang paling peka terhadap perubahan mutu dan yang paling relevan
terhadap mutu. Sifat-sifat sensorik mutu tersebut termasuk dalam atribut mutu.
BAB 9
I. Pengertian
Meskipun setiap spesies memiliki keistimewaan, pembudidayaan semua
serealia adalah sama. Semua adalah tanaman semusim; yang berarti satu kali tanam,
satu kali panen dan tumbuh baik di daerah beriklim sedang. Istilah serealia diambil
dari nama dewi pertanian bangsa Romawi: Ceres. Umbi adalah organ tumbuhan yang
mengalami perubahan ukuran dan bentuk (pembengkakan) sebagai akibat perubahan
fungsinya. Perubahan ini berakibat pula pada perubahan anatominya. Organ yang
membentuk umbi terutama batang, akar, atau modifikasinya. Hanya sedikit kelompok
tumbuhan yang membentuk umbi dengan melibatkan daunnya. Umbi biasanya
terbentuk tepat di bawah permukaan tanah, meskipun dapat pula terbentuk jauh di
dalam maupun di atas permukaan.
Umbi-umbian digunakan sebagai sumber bahan makanan pokok karena
mempunyai kandungan karbohidrat dalam bentuk patinya yang tinggi dan kandungan
serat yang tinggi. Namun pemanfaatan umbi-umbian masih belum maksimal karena
dianggap sebagai makanan tradisional yang kurang berkelas.
Ubi Jalar Terdapat tiga jenis ubi jalar yang populer dibudidayakan di Indonesia
yaitu ubi jalar berwarna putih kecoklatan, merah dan ungu. Ketiga jenis ubi jalar
tersebut memiliki varietas unggul dengan produktivitas tinggi. Beberapa varietas ubi
jalar yang populer antara lain cilembu, ibaraki, lampeneng, georgia, borobudur,
prambanan, mendut, dan kalasan. Budidaya ubi cocok dilakukan di daerah tropis yang
panas dan lembab. Bagian yang dimanfaatkan dari ubi jalar adalah akarnya yang
membentuk umbi. Umbi Ubi jalar merupakan salah satu bahan makanan yang sangat
sehat dan sangat baik untuk semua orang, mulai dari anak balita sampai orang tua. Hal
ini karena ubi jalar memiliki kandungan gizi karbohidrat kompleks yang tinggi,
sehingga membuat energi tidak sekaligus terlepas, melainkan secara bertahap. Ubi
jalar juga mengandung vitamin C tinggi berguna untuk merawat elastisitas kulit, serta
vitamin A dan beta carotene dari warna ungu, oranye dan merah ubi untuk melindungi
paru dan mencegah kanker paru dan kanker mulut.
Ubi jalar merupakan makanan yang memiliki rasa manis yang bebas lemak (indeks
glikemiknya rendah), sehingga cocok bagi penderita diabetes karena dapat
mengontrol kadar gula darah. Selain itu, juga mengandung vitamin B6 yang dapat
mencegah sertangan jantung dan kalium yang berfungsi menstabilkan tekanan darah
dan dapat mengurangi stres. Serat tinggi dan kandungan zat besi, folat, tembaga, dan
mangan pun ada pada ubi jalar 2) Singkong/Ubi Kayu (ketela pohon) Singkong/ubi
kayu merupakan tanaman perdu dengan akar tunggang dan sejumlah akar cabang
yang membesar menjadi umbi akar yang dapat dimakan. Singkong yang dimakan
bagian dalam umbinya yang berwarna putih atau kekuningkuningan. Umbi singkong
sering dimanfaatkan sebagai pengganti makanan pokok karena mengandung banyak
karbohidrat, namun miskin protein. Sementara daunnya sumber zat besi yang sangat
berguna dalam pembentukan sel-sel darah merah, maka daun singkong yang masih
muda dimakan sebagai lalap atau dibuat sayur daun singkong.
I. Pengertian Daging
Menurut Soeparno (2005), daging adalah semua jaringan hewan dan
semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang dapat dimakan
serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
Organ-organ misalnya hati, paru-paru, limpa, pankreas, otak, jantung, ginjal
dan jaringan otot termasuk dalam definisi ini. Lawrie (1998) mendefinisikan
daging dalam arti khusus sebagai bagian dari hewan yang digunakan sebagai
makanan.
BAB 11
MERANCANGAN PENGOLAHAN PRODUK PANGAN BARU DARI IKAN
DAN TELUR
Produk olahan ikan yang kita miliki sudah cukup beragam, dari yang menggunakan
nama lokal dengan bentuk yang spesifik sampai yang modern dengan formulasi khusus.
Peluang usaha yang semkin terbuka untuk pasar produk olahan ikan memungkikan setiap
keluarga pembudidaya ikan atau nelayan terjun langsung menjadi pengolah dan pemasar
produk perikanan. Walaupun terkadang dijumpai kendala dalam pengurusan izin produksi
seperti PIRT, Halal, HACCP dan permasalahan paling klasik yakni pemasaran.
Produk olahan ikan dengan varian banyak dan sentra tersebar di pelosok sampai ke
kota besar memiliki potensi yang besar untuk menjadi raja di negeri sendiri. Memang ironis
kalau berbicara hal yang sedernaha saja misalanya snack (makanan ringan) yang
mendominasi tetap saja dihasilkan oleh perusahaan besar multinasional yang memiliki
kapasitas modal besar untuk promosi/iklan bahkan banyak yang diproduksi diluar negeri
(sampai Indonesia) baru dipacking. Produk olahan kelompok masyarakat rasanya ko sulit
sekali bisa eksist dan mengembangkan skala usaha sampai menjadi usaha yang mapan dan
berdaya saing tinggi. Begitulah nasib komoditas kita yang sebagian besar yang belum bisa
bersaing dengan mantap dikancah nasional, tentunya tidak juga mengecilkan produk-produk
hasil perikanan yang telah mentereng bahkan masuk pasar global dengan omzet yang
milyaran.
Kita sebagai individu warna negara sebenarnya berbuat banyak, apalagi sebagai
individu atau kelompok yang bersentuhan langsung disektor Kelautan dan Perikanan. Strategi
yang bisa dikembangkan menurut saya antara lain:
Produk perikanan dengan “cita” nilai yang sangat positif, karena ikan (white
meat) sangat baik untuk kesehatan dan termasuk golongan makanan terbaik. Ikan
banyak mengandung omega 3, 6 dan 9, tinggi kalsium dan protein serta rendah
koresterol. Kasus beberapa penularan penyakit pada daging merah seperti daging sapi
(sapi gila, antraks) telah mendorong permintaan produk olahan ikan kian dibutuhkan
masyarakat. Posisi baik untuk olahan ikan dibading produk olehan sejenis berbahan
daging merah dan telur serta berbasisi protein lainnya memang belum dimanfaatkan
secara maksimal.
Mutu olahan yang belum optimla dan lemahnya “Brand” terhadap produk ini.
Bantuan Branding Produk dari Dirjen P2HP sangat membantu dalam pengembangan
mutu produk sekaligus memberikan citra yang elegan dan profesional bagi produk
perikanan. Kita sebagai SDM yang bergerak di sektor Kelautan dan Perikanan
sebaiknya dapat memberikan masukan mengenai kualitas dan Brand Produk, karena
sebagai konsumen kita juga harus memiliki kepedulian terhadap produk Perikanan di
negara kita yang belum mampu jadi rujukan utama.
BAB 12
1. Pengertian kacang
Ditinjau dari aspek gizi, kacang-kacangan merupakan sumber protein, lemak, dan
karbohidrat. Kacang-kacangan lokal tidak kalah dalam kandungan protein, begitu pula
kualitas protein yang ditentukan oleh susunan asam amino. Secara umum, kacang-
kacangan lokal memiliki kelebihan asam amino esensial lisin, tetapi kekurangan asam
amino sulfur seperti metionindan sistin. Namun, kekurangan ini dapat dikompensasi
dengan cara mengombinasi-kannya dengan protein serealia yang mengandung
metionin dan sistin.Berdasarkan analisis kandungan zat gizi, tidak ada satu jenis
pangan pun yang mengandung zat gizi lengkap yang mampu memenuhi semua zat
gizi yang dibutuhkan manusia. Satu bahan pangan mungkin kaya akan zat gizi
tertentu, namun kurang me-ngandung zat gizi lainnya. Padahal untuk dapat hidup
sehat, seseorang paling tidak memerlukan 40 jenis zat gizi yang diperoleh dari
makanan. Untuk hidup sehat, orangperlu mengonsumsi pangan yang beragam,
termasuk pangan pokoknya (Winda Haliza, 2010)
Kacang Tanah
Sumber genetic ( germ plasma ) kacang tanah berasal dari Brasilia. Penanaman
kacang tanah pertama kali dilakukan oleh orang indian. Setelah Benua Amerika
ditemukan ,Tanaman ini ditanam oleh pendatang dari 10 Eropa. Daerah pusat
penyebarannya mula-mula terkonsentrasi di India,Cina,Nigeria,Amerika Serikat, dan
Gambia, kemudian meluas ke berbagai Negara di dunia. Di Indonesia kacang tanah
mulai ditanam pada awal abad ke-17.Masuknya kacang tanah ke wilayah Nusantara
dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Sentrum produksi kacang tanah pada
mulanya terpusat di Pulau Jawa,selanjutnya menyebar ke berbagai daerah
(provinsi),terutama Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Kini kacang tanah telah
ditanam di seluruh Indonesia. (rukmana, 1998) Kacang tanah adalah benih dari
kacang polong yang dijemur. Memiliki tekstur kulit cokelat tipis dan bila kulitnya
dilepas maka terlihat kacang yang berwarna putih. Kacang tanah itu sendiri memiliki
rasa yang manis. Biasanya kacang tanah tersedia utuh dengan lapisan tipis kulitnya
ataupun yang sudah dikupas, dan ada juga yang masih benar-benar utuh berkulit.
Untuk kegunaannya, kacang tanah bisa untuk dimakan sebagai cemilan yang sudah
dimasak atau dipanggang dan diberi rasa manis ataupun gurih. Bisa digunakan
sebagai bahan masak atau sebagai perasa untuk makanan seperti permen dan juga
untuk memproduksi selai kacang dan minyak. (Mizer, 1999) Di Indonesia,areal
penanaman kacang tanah yang terluas adalah Jawa Timur,yakni 133 ribu ha/th,diikuti
Jawa Tengah 99 ribu ha,Jawa Barat 68 ribu ha,Sulawesi selatan 47 ribu ha, DIY 41
ribu ha, Sumatera Utara 19 ribu ha, Bali 14 ribu ha,Sumatera Selatan 12 ribu ha,
Kalimantan Selatan 11 ribu ha dan Sumatera Barat 10 ribu ha/th. (suprapto, 2001). Di
Indonesia impor kacang tanah masih cukup besar,karena kebutuhan kacang tanah
nasional masih belum mampu dipenuhi oleh produksi lokal.Rendahnya produksi
kacang tanah nasional dikarenakan minimnya ketersediaan lahan. Tanaman kacang
tanah masih juga dibudidayakan secara tumpang sari dengan komoditas lainseperti
pohon jati serta komoditas sayuran lainnya.kekurangan pasokan di dalam negeri akan
dipenuhi dari pasokan impor seperti dari China dan India. Selama Januari sampai
April 2012 realisasi impor kacang tanah telah mencapai 50.378 ton. (Heriawan, 2012)
Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe: tipe tegak (bunch
type)dan tipe menjalar (runner type)
Tipe tegak Kacang tanah tipe tegak percabangannya kebanyakan lurus atau sedikit
miring ke atas.Umumnya petani lebih suka yang bertipe tegak sebab umurnya
pendek,100-200 hari,sehingga lebih cepat panen. Lagi pula,buahnya hanya pada
ruas ruas yang dekat rumpun sehingga masaknya bias bersamaan.
Kacang azuki banyak digunakan di Indonesia dalam makanan Indonesia biasa sebagai
sup, contohnya sup kacang azuki.Kacang azuki dikenal dalam bahasa Inggris dengan
nama Azuki bean
Sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati
tinggi.
Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman
pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber
mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor.
Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat
tulang.
Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang
ingin menghindari konsumsi lemak tinggi.
Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan atau
minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak
jenuh.
Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi.
Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas
pria.
Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang
baru menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati dan
membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang baru
saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.
Kacang kedelai kuning merupakan hasil transgenik (rekayasa gen). Berbeda dengan
cara panen kacang tanah yang dicabut kemudian diambil kacangnya, untuk kacang
kedelai ini cara panennya dengan dipotong bersama batang dan daunnya, kemudian
dijemur bersama batangnya, lalu dirontokkan, dan terakhir dikupas kulitnya
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia
harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai.
Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih
bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang
dan Cina.
Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat fotosensitif
kedelai putih. Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif kurang mendapat
perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia.
Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna. Karena akarnya memiliki bintil pengikat
nitrogen bebas, kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga
tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak.
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta
beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji
dapat dibuat menjadi
Agar tidak mengalami kegagalan dalam meluncurkan suatu produk, perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
Fokus Perhatian
Pengembangan atau penciptaan produk baru adalah merupakan basis strategis yang
menentukan arah bisnis organisasi yang kompetitif. Produk baru adalah konsep
multidimensional yang harus mampu memberikan kepuasan kepada stakeholder belum
dimiliki oleh produk terdahulu.
Komponen Pembentuk Produk
Konsep tersebut harus mampu menawarkan nilai inovasi (innovativeness) dari derajat
perbaikan yang inkrimental (extension product) pada produk terobosan baru (breakthrough
product). pengembangan tersebut, sasaran bisnis, akan mempengaruhi keunggulan
komparatif organisasi, nilai finansial, efektivitas R&D, markering, citra korporat, produksi
dan lini operasinya serta sumber daya lain termasuk SDM, untuk itu beberapa faktor lain
yang harus dicermati dalam menngembangkan produk baru adalah :
1. Tren Pasar
c. Kenyamanan dan Kepraktisan
Budaya serba praktis dan instan juga diinginkan konsumen dalam mengonsumsi produk
pangan. Konsumen yang semakin aktif, dinamis dan sibuk menuntut produk-produk yang
instan, praktis dan nyaman untuk dibawa kemana-mana.
Contoh:
1. l Susu cair dalam kemasan praktis (sebelumnya bentuk bubuk).
2. l Susu asam dalam kemasan kecil.
3. l Susu sereal instan, cereal bar.
4. l Krim langsung makan (Instant whipping cream).
5. l Pudding instan
6. l Bubuk yoghurt, tablet.
e. Indulgence dan Loyalitas
Sebagian konsumen yang tidak sensitif atau tidak mudah terpengaruh oleh kenaikan harga
menginginkan produk-produk dengan kualitas premium yang rasanya enak dan kemasannya
menarik, walaupun harganya mahal.
Contoh:
1. l Susu pasteurisasi dengan premium quality.
2. l Ice cream dengan premium quality.
3. l Chocolate milk drink.
4. l Yoghurt dengan rasa buah.
BAB 13
Merancang Pengembangan Produk Pangan baru dari Sayur
Penertian sayur : sayur adalah semua jenis tanaman yang dapat dikonsumsi baik yang
diambil dari akar, batang, daun, biji, bunga atau bagian lain yang digunakan untuk diolah
menjadi masakan.
Fungsi Sayuran : sayuran mengandung zat gizi yang berfungsi mengatur Metabolisme
( proses kerja tubuh). Zat pengatur ini terdiri dari air, vitamin, dan mineral . jenis zat gizi ini
banyak terdapat pada makanan yang berasal dari sayuran dan buah-buahan.
Pada umumnya sayur-sayuran lebih banyak mengandung zat tepung, karbohidrat, terutama
sayuran yang berasal dari akar. Sayuran yang berwarna hijau kandungan gulanya kebih
sedikit daripada sayuran yang berbentuk buah, dan sayuran yang berupa daun lebih banyak
mengandung vitamin dan mineral. Sedangkan sebagian besar sayuran mengandung vitamin
sesuai dengan warnanya :
Istilah "sayuran" tidak diberi batasan secara ilmiah. Kebanyakan sayuran adalah
bagian vegetatif dari tumbuhan, umumnya daun (juga beserta tangkainya, contohnya sayuran
bayam, kangkung, katuk), tetapi dapat pula batang yang masih muda (misalnya rebung)
atau bonggol umbi. Beberapa sayuran adalah bagian tumbuhan yang tertutup tanah,
seperti wortel dan lobak. Terdapat pula sayuran yang berasal dari organ generatif,
seperti bunga (misalnya kecombrang dan turi), buah (misalnya terong, tomat, dan kapri),
dan biji (misalnya buncis dan kacang merah). Bagian tumbuhan lainnya yang juga dianggap
sayuran adalah tongkol jagung (baby corn). Meskipun secara ilmiah bukan tumbuhan,
bagian cendawan yang dapat dimakan (biasa disebut jamur) juga digolongkan sebagai
sayuran. Walaupun berkadar air tinggi, buah-buahan tidak dianggap sebagai sayur-sayuran
karena langsung dikonsumsi, biasanya rasanya manis dan tidak cocok untuk disayur.
Beberapa sayuran dapat pula menjadi bagian dari sumber pengobatan, bumbu masak,
atau rempah-rempah.
BAB 14
Buah identik dengan bahan pangan yang dapat di makan mentah atau tanpa di olah dulu.
Dalam keseharian kita, buah seringkali dianggap sebagai pencuci mulut, karena biasanya
orang akan menyantap buah setelah selesai makan. Meskipun sebenarnya, tidak ada peraturan
yang mengatakan bahwa buah hanya bisa di makan setelah makan. Kapan pun anda sempat,
memakan buah tertentu dengan porsi tertentu dalam waktu tertentu adalah di anjurkan.
Bahkan ada juga buah yang banyak mengandung karbohidrat sehingga sesekali dapat menjadi
sumber energi, seperti pisang. Di Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis, kita
banyak menemui berbagai jenis buah-buahan yang di beberapa tempat di belahan dunia tidak
di temukan. Contohnya buah durian. Tetapi ada juga sayur yang bentuknya seperti buah,
maka di anggap sebagai buah. Ini merupakan anggapan yang salah.
Jika anda memiliki usaha pembuatan makanan dan minuman dari buah dan ingin melakukan
product development lebih dari sekedar membuat produk dengan beberapa pilihan rasa
berbeda, berikut adalah beberapa tips cara melakukannya:
1. Melakukan pencampuran rasa dari rasa primer yang sudah dimiliki produk anda untuk
menciptakan sensasi rasa baru. Contohnya seperti produk Fruit Tea dari Sosro yang mulanya
hanya memiliki rasa primer seperti teh apel, teh lemon dan teh stroberi namun kemudian
membuat variasi produk dengan rasa campuran seperti teh apel-lemon dan teh stroberi-
blackcurrant.
2. Melakukan penggabungan bahan yaitu menambahkan bahan baru ke dalam bahan utama
dimana kedua bahan ini merupakan struktur makanan yang solid dan bisa berdiri sendiri-
sendiri (bukan menambahkan bumbu ke dalam bahan makanan). Contohnya adalah produk
bubur gandum Quaker Oatmeal yang memiliki produk oatmeal yang dicampur dengan
potongan pisang serta buah arbei, di luar oatmeal biasa.
3. Melakukan inovasi pada cara pengolahan atau konsumsi makanan dan minuman tersebut.
Misalnya produk keripik sayuran yang sekarang sedang populer yang dibuat dari sayuran
hijau, atau produk jus yang bisa dibekukan menjadi es lilin.
4. Membuat kemasan yang unik dan menjadi ciri khas tersendiri bagi produk tersebut.
Misalnya, produk Gulaku yang kini mengeluarkan kemasan bergambar buah dengan resep
yang menggunakan buah tersebut di belakang bungkusnya, kemasan stik dengan desain trendi
serta kemasan khusus bertema kebudayaan Indonesia.
5. Membuat produk dengan pengemasan spesial untuk hari-hari istimewa, misalnya produk
cokelat dalam kemasan cantik mirip parsel untuk penjualan menjelang lebaran atau produk
minuman soda yang dijual dalam paket cantik lengkap dengan harga khusus untuk penjualan
menjelang Natal.
Usaha makanan dan minuman merupakan bisnis yang memiliki tingkat persaingan tinggi,
terutama karena konsumen bisa cepat merasa bosan terhadap suatu produk jika produsennya
tidak mengeluarkan variasi produk setelah beberapa lama.
Product development merupakan bagian dari strategi bisnis yang harus dipikirkan oleh
perusahaan produsen makanan dan minuman apapun bahkan sejak sebelum produknya mulai
dibuat.