Anda di halaman 1dari 23

ILMU TAJWID DAN IMPLIKASINYA TERHADAP ILMU QIRA’AH

Ahmad Hanifuddin Ishaq dan Ruston Nawawi

STAIN Kediri
ishaqhanifuddinahmad@gmail.com
ruston.nawawi5@gmail.com

Abstract
The fundamental thing that is rarely touched by the academics today is the science of tajwid, whereas
functionally science of tajwid is a component of science which is the basis for how to read the Qur’an
properly and correctly. It is a measure for every letter which is pronounced by qari ‘(reader), because in
every letter of the verses of the Qur’an has its right. Another important thing to note is that the science of
tajwid is not born of a vacuum, it is formed from various historical entities that surround it, and therefore
tracing the historical roots of this study is a necessity. From historical aspect will be found the roots of the
science of tajwid formation is inseparable from the development of science qira’ah. This is because qiraah
scholars in their masterpiece also attach a lot of rules about science of tajwid. Departing from it, it can be
said science of tajwid discipline has given birth to the implications of the development of science qiraah.
Nevertheless, the two brothers of this disciplinary scholarship have substantial substantial differences.
The science of qiraah discusses the variety of reading articulately, while the science of tajwid discusses
the technicalities of the Qur’anic verses.
Keywords: The Science of Tajwid, The Science of Qiraah, The Quran

PENDAHULUAN Berdasarkan paparan tersebut, nampaklah


Telah kita ketahui bersama bahwa al-Qur’an urgensi ilmu tajwid sebagai sarana pendukung
merupakan sumber utama ajaran Islam. Begitu untuk membaca al-Qur’an dan ilmu dasar dalam
juga, semua aspek mengenai al-Qur’an sangat memahami al-Qur’an. Bila dalam kaidah fiqih
menarik untuk dipelajari. Menjadi suatu kita mengenal istilah;1
ْ ُ ُ َ‫حْ َ ْ ُ ه‬
ُ َ‫ك ُم َما ُه َو َحريْ ٌم ه‬
keniscayaan bahwa untuk membahas semua ‫ل‬ ِ ‫ال ِريم ل ح‬
hal tentang al-Qur’an maka berbagai keilmuan
“Yang mengelilingi hukumnya sama dengan yang
pun harus dikuasai. Hal ini menjadi problem
dikelilingi”
manakala dewasa ini kebanyakan orang-orang
yang kurang bisa memahami al-Qur’an berbicara maka kaidah ini bisa menjadi landasan
seenaknya sendiri dengan mengatasnamakan hukum mempelajari ilmu tajwid, jadi bisa
al-Qur’an, tapi tak didasari dengan ilmu untuk dikatakan bahwa mempelajari ilmu tajwid
memahaminya. adalah keharusan karena membaca al-Qur’an
Salah satu bentuk pemahaman mengenai al- dengan baik dan benar adalah juga keharusan,
Qur’an yang paling mendasar adalah harus tahu dan cara membaca al-Qur’an dengan baik dan
bagaimana cara membaca al-Qur’an yang baik benar bisa tercapai bila mempelajari ilmu
dan benar sebelum memahami isi dari al-Qur’an. tajwid.
Ilmu cara baca al-Qur’an kemudian dinamakan Jika kita telisik secara historis kemunculan
dengan sebutan ilmu tajwid. Ilmu ini memang ilmu tajwid tidak terlepas dari berkembangnya
belum menjadi disiplin ilmu pada zaman Nabi, ilmu qira’ah. Para ulama ahli Qurrā’ dalam
akan tetapi prakteknya sudah berlangsung sebagian karangan-karangannya tentang ilmu
semenjak al-Qur’an turun hingga berkembang 1
Abi al-Faīḍ Muhammad Yāsīn ibn ‘Isā al-Fadanī al-
pesat pada masa tabi’īn. Malikī, Al-Fawāid al-Janiyyah, (Bairut: Dar al-Bshair
al-Islamiyah, 1997), 150.

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


15
Ilmu Tajwid dan Implikasinya terhadap Ilmu Qira'ah

qira’ah juga melampirkan kaidah-kaidah tentang tidak thabīt padanya yang sekali-kali ada dan
ilmu tajwid. Kemudian muncul pertanyaan, sekali-kali tidak ada. Di antaranya sifat tarqīq
bagaimana keterkaitan antara ilmu tajwid dan yang muncul dari sifat istifāl5 atau sifat tafḥīm
ilmu qira’ah? Karena jika ditilik secara historis, yang muncul dari sifat isti’la, iḥfa, mād, qaṣr, dll.6
ilmu qira’ah muncul terlebih dahulu daripada Menurut al-Suyuṭi, tajwid adalah hiasan
ilmu tajwid. Lantas sejauh apa implikasi ilmu bacaan, yaitu memberikan kepada setiap
tajwid terhadap ilmu qira’ah sendiri ?. huruf hak-haknya dan urutan-urutannya serta
Terkait dengan pertanyaan-pertanyaan mengembalikan setiap huruf kepada makhraj
tersebut,penulis kemudian mencoba dan asalnya, melunakkan pengucapan dengan
untuk mengkajinya secara khusus dengan keadaan yang sempurna, tanpa berlebih-lebihan
menggunakan pendekatan historis. Pendekatan dan memaksakan diri.7 Oleh karena itu, ilmu
ini sangat urgen dalam mengungkap sejarah tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang
perkembangan ilmu tajwid dan menganalisa pemenuhan ḥaq dan mustaḥaq huruf meliputi
bagaimana implikasi ilmu tajwid terhadap ilmu tempat keluar huruf (makhrāj) dan sifat-
qira’ah. Sebab bila dikaji lebih dalam secara sifatnya.8 Sebenarnya, tata cara pembacaan al-
historis, kita akan menjumpai mutiara-mutiara Qur’an sesuai dengan ḥaq dan mustaḥaq huruf
substansi dibalik ilmu tajwid dan qira’at. Hal ini telah termaktub dalam al-Qur’an Q.S al-Isrā’:
berguna untuk mengetahui awal kemunculan 106,
ilmu tajwid dan ilmu qira’ah sebagai disiplin ُ‫كث َونَ َّزلنْ َاه‬ْ ُ َ‫لَى‬ َّ َ‫َ ُ ْ ً َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ُ لَى‬
ٍ ‫اس ع م‬ ِ ‫وقرآنا فرقناه تِلقرأه ع انل‬
ilmu dan juga mengetahui bahwa keduanya ً َ
saling terkait satu sama lain atau bisa dikatakan -٦٠١- ‫زنيال‬ ِ ‫ت‬
keduanya merupakan kesatuan yang tidak “Dan al-Qur’an (Kami Turunkan) berangsur-angsur
dapat dipisahkan. agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada
manusia perlahan-lahan dan Kami Menurunkannya
SEKILAS MENGENAI ILMU TAJWID secara bertahap.” (QS. al-Isra : 106)

Secara etimologi, kata tajwid merupakan Ayat tersebut menunjukkan adanya tata
bentuk mashdar dari kata jawwada yang berarti cara atau sifat tertentu dalam membaca al-
memperbaiki/memperindah (at-Taḥsīn).2 Qur’an yang telah diajarkan langsung oleh
Sedangkan menurut terminologi, tajwid adalah: Nabi Muhammad Saw. Ilmu ini kemudian
ّ dirangkum oleh para ulama hingga mereka
‫إخ��راج لك حرف من خمروجه وإعطاءه حقه‬
ّ mengistilahkannya dengan ilmu tajwid. Selain
‫ومستحقه من الصفات‬ ilmu tajwid, ilmu tentang tata cara membaca al-
“Mengucapkan setiap huruf dari tempat
keluarnya serta memberikan ḥaq dan mustaḥaq
5
Contohnya huruf alīf, jika sebelum huruf alīf
dari sifat-sifatnya”.3 huruf  isti’la, maka alīf-nya  tafḥīm, seperti lafadz
‫ضاق‬. Sedangkan jika sebelum alīf huruf istifāl,
Ḥaq huruf adalah sifat-sifat yang lazim pada maka alīf-nya  tarqīq, seperti lafadz ‫جاء‬. Oleh
huruf seperti hams, jahr, syiddah, dll.4 Sedangkan karena itu, perlu diperhatikan bagi para pembaca
mustaḥaq huruf adalah sifat-sifat huruf yang al-Qur`ān ketika melafalkan ‫باطل‬ agar tidak
mentafkhimkan huruf ba dan alīf dengan melihat

2
Ad-Dani,  At-Taḥdīd fī al-Itqān wa at-Tajwīd, (Oman: huruf  isti’la’ setelahnya. Tetapi, yang benar adalah
Dar ‘Ammar, 2000), 68. melihat pada huruf istifāl sebelumnya agar huruf alīf
3
Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwīd Lengkap ash- dibaca  tarqīq. (Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwīd Lengkap
Shafi’ī, (Jakarta: Pustaka Imam ash-Shafi’ī, 2013), 39. ash-Shafi’ī…, 198.)
4
Contohnya sifat hams  yaitu samarnya suara pada
6
Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwīd Lengkap ash-Shafi’ī…, 40.
pendengaran akibat terbukanya dua pita suara, tidak
7
Jalaluddin as-Suyuthi, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’ān,
adanya getaran pada keduanya, serta banyaknya (Bairut: ar-Risalah Nashirūn, 2008), 212-213.
nafas yang mengalir. Hurufnya terkumpul dalam
8
Ghanim Qadduri al-Ḥamād, al-Muyassar fī ‘Ilm Tajwīd,
ّ
lafadz ‫فحثه شخص سكت‬. (Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwīd (Jeddah: Ma’had Imam ash-Shaṭibi, 2009), 11.
Lengkap ash-Shafi’ī…, 146.)

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


16
Ahmad Hanifuddin dan Ruston Nawawi

Qur’an dikenal juga dengan nama fan at-tartīl Lebih terperinci lagi, ada tiga cara
dan ḥaq at-tilawah.9 membaca al-Qur’an yaitu; pertama, tahqīq
Urgensi pembacaan al-Qur’an dengan tajwid yaitu memberikan kepada setiap huruf hak-
dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu, pertama, haknya, seperti menyempurnakan mad,
adanya riwayat yang memerintahkan untuk menyempurnakan harakat dengan tidak
membaca al-Qur’an dengan tajwid, sebagaimana memberikan sukun kepada huruf yang
yang dikutip oleh al-Suyuti10 dalam kitab al-Dāni berharakat, mengeluarkan huruf sesuai dengan
bahwa ibn Mas’ud berkata: “Bacalah al-Qur’an tempatnya, dll. Ulama qira’at yang membaca
dengan tajwid”. Kedua, menjaga lidah dari laḥn dengan cara ini adalah Hamzah dan Warash.14
(kesalahan) ketika membaca al-Qur’an sebab Kedua, ḥadr yaitu bacaan cepat dengan tetap
ulama menganggap bacaan tanpa tajwid sebagai menjaga dan memperhatikan kaidah-kaidah
laḥn (kesalahan). Laḥn sendiri ada dua macam tajwid dengan cermat, dan hendaknya seorang
yaitu jalli dan khafi.11 qāri’ berhati-hati dari memotong huruf mād,
menghilangkan suara ghunnah, atau ikhtilās
1. Objek Kajian Ilmu Tajwid
(membaca sebagian) harakat.15 Ulama qira’ah
Secara umum, pokok bahasan ilmu tajwid adalah
yang menggunakan cara ini adalah Ibn Katsir
lafaẓ-lafaẓ al-Qur’an.12 Oleh karena itu, ilmu tajwid
dan Abu Ja’far.16 Ketiga, tadwīr yaitu bacaan
merupakan ilmu yang berhubungan dengan al-
yang sedang/tengah antara tahqīq (perlahan)
Qur’an yang memiliki karakteristik tersendiri.
dan cepat (hadr).17 Inilah yang diriwayatkan
Dengan mempelajari ilmu tajwid, maka akan
dari kebanyakan imam qira’ah.18 Perlu
mengurangi celah kesalahan dalam membaca al-
diketahui, dari tiga tingkatan tersebut, istilah
Qur’an. selain itu, tajwid juga akan mengantarkan
tartīl mencakup seluruhnya.
seseorang kepada pembacaan al-Qur’an secara
Membaca al-Qur’an dengan tartīl menurut
tartīl sebagaimana yang telah diperintahkan Allah
beberapa ulama dianjurkan (mustahāb) guna
Swt dalam Q.S al-Muzammil: 4,
ً َ َ ُ ْ ِّ men-tadabbur-i ayat-ayat al-Qur’an, khususnya
-٤- ‫َو َرت ِل الق ْرآن ت ْر ِتيال‬ bagi ‘ajamī (non Arab) yang tidak mengetahui
“Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan- makna al-Qur’an.19 Bahkan, sebenarnya bukan
lahan.” hanya untuk ‘ajamī saja, tetapi untuk semua
Menurut Quraish Shihab dalam tafsir al- umat Islam, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Mishbah, kata rattala dan tartīl terambil dari Ibnu Qudamah bahwa para ulama telah sepakat
kata ratala yang berarti “serasi dan indah”. untuk men-tartīl-kan dan membaguskan bacaan
Sehingga tartil al-Qur’an adalah membaca al-Qur’an sebab sunnah hukumnya.20
al-Qur’an dengan pelahan-lahan sambil Membahas ilmu tajwid, menurut Abu
memperjelas huruf-huruf berhenti dan memulai Ya’la Kunaedi setidaknya mencakup empat hal
(ibtida’) sehingga pembaca dan pendengarnya mendasar.21 Sedangkan menurut as-Suyuthi,
dapat memahami dan menghayati kandungan
14
Jalaluddin as-Suyuthi, al-Itqān fi ‘Ulum al-Qur’ān…,
pesan-pesannya.13 213.

15
Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwīd Lengkap ash-Shafi’ī…, 29.
9
Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwīd Lengkap ash-Shafi’ī…, 41.
16
Jalaluddin as-Suyuthi, al-Itqān fi ‘Ulum al-
10
Jalaluddin as-Suyuṭi, al-Itqān fī ‘Ulum al-Qur’ān…, 213. Qur’ān…, 213.
11
Laḥn jalli adalah kesalahan yang tampak jelas dan
17
Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwīd Lengkap ash-Shafi’ī…, 29.
diketahui oleh ahli qiraah dan orang lain. Sedangkan
18
Jalaluddin as-Suyuthi, al-Itqān fi ‘Ulum al-Qur’ān…,
laḥn khafi adalah kesalahan yang samar yang hanya 213.
diketahui oleh ahli qiraah dan orang yang mahir
19
Imam Nawawi, at-Tibyan fī Adāb Ḥamalah al-Qur’ān,
bacaan al-Qur’ānnya. (Jalaluddin as-Suyuṭi, al-Itqān fī (Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2012), 53.
‘Ulum al-Qur`an…, 213.)
20
Ahmad Salim, Hukum Fikih seputar al-Qur’ān, (Jakarta:
12
Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwīd Lengkap ash-Shafi’ī…, 40. Ummul Qurā, 2011), 177.
13
M. Quraish Shihab, Tafsīr al-Miṣbah Volume 14,
21
Menurut Abu Ya’la Kurnaedi dalam bukunya tentang
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 40. tajwīd empat hal pokok dalam ilmu tajwīd itu adalah

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


17
Ilmu Tajwid dan Implikasinya terhadap Ilmu Qira'ah

cakupan ilmu tajwid meliputi tata cara waqāf, kepada Nabi Saw yang bahasa arabnya paling
imalah, idghām, hukum-hukum hamzah, tarqīq, fasih, yang kita tidak boleh menyelisihinya.”24
tafḥim, dan makhrāj-makhrāj huruf.22 Hal 2. Ilmu Tajwid Menjadi Disiplin Ilmu
tersebut secara tersirat telah ditekankan oleh Ketika agama Islam melebarkan sayap ke
Ibn al-Jazari,23 beliau berkata: seluruh dunia, lalu orang-orang non-Arab masuk
ّ ‫شك أن هذه‬
ّ ‫األمة كماهم‬ ّ
‫متعبدون بفهم معاين‬ ‫وال‬ Islam berbondong-bondong, mulailah timbul
ّ
‫القرأن وإقامة حدوده متعبدون بتصحيح ألفاظه‬ problem dalam membaca al-Qur’an. Lidah
ّ
ّ ‫املتلقاة من‬ mereka sulit sekali mengucapkan huruf-huruf
‫أئمة القراءة‬ ‫وإقامة حروفه ىلع الصفة‬ yang ada di dalam al-Qur’an. Misalnya huruf ḍād
ّ ّ ّ ّ ّ
‫انلبوية األفصحية العربية اليت ال‬ ‫املتصلة باحلرضة‬ yang ternyata tidak pernah ada di dalam semua
bahasa manusia. Sehingga bahasa arab dikenal
‫جتوز خمالفتها‬
juga dengan sebutan bahasa ḍād.
“Tidak ada keraguan bahwa umat ini Maka dibutuhkan sebuah disiplin ilmu
sebagaimana mereka itu beribadah dengan cara
tersendiri tentang bagaimana cara membaca
memahami makna al-Qur’an dan menegakkan
al-Qur’an yang baik dan benar, sesuai dengan
hukum-hukumnya, juga beribadah dengan cara
makhraj masing-masing huruf dan sifat-
memperbaiki lafaẓ-lafaẓnya, dan menegakkan
sifatnya. Juga bagaimana cara me-lafaẓ-kannya,
huruf-hurufnya sesuai dengan sifat yang diambil
para imam qira’ah yang bersambung sampai membacanya dari muṣḥaf dan seterusnya. Sebab
di masa Rasulullah Saw, muṣḥaf yang ada masih
Ma’rifah makhārij al-hurūf, mengenal tempat-tempat terlalu sederhana tulisannya. Kalau bukan orang
keluarnya huruf; Ma’rifah ṣifatiha, mengenal sifat- arab, mustahil ada yang bisa membacanya.
sifat huruf; Ma’rifah mā yatajaddadu laha bisabābin
Ilmu itu dinamakan ilmu tajwid yang berfungsi
at-tarkīb min al-ahkām, mengenal hukum-hukum
yang muncul bagi huruf dengan sebab tarkib
menjelaskan bagaimana cara membaca dan
(susunan huruf dengan huruf lainnya); Riyāḍah al- membaguskan bacaan al-Qur’ān. Berdasarkan
lisan wa kathrah at-tikrār, latihan lidah dan banyak fakta inilah, para sejarawan merumuskan sebuah
mengulang. asumsi bahwa tujuan pokok mempelajari ilmu
22
Jalaluddin as-Suyuthi, al-Itqān fi ‘Ulum al-Qur’ān…, tajwid ini adalah menjaga lidah dari kekeliruan
213.
dalam mempelajari al-Qur’ān.
23
Abu al-Khair Shams al-Din Muhammad ibn
Cara membaca al-Qur’ān dengan benar telah
Muhammad ibn Muhammad ibn Ali ibn Yusuf al-Jazāri
(26 November 1350 - 2 Desember 1429). Al-Jazāri ada sejak awal diajarkan oleh Rasulullah Saw,
lahir di Damaskus pada hari Jumat 26 November sehingga jika dilihat dari sisi ‘amaliyah (praktik),
1350 (25 Ramadan 751 H), Dia menyelesaikan peletak dasar ilmu ini adalah Rasulullah Saw.
hafalan al-Qur’ān pada usia 13 tahun dan belajar seni Selain itu, ada beberapa hal yang menegaskan
pembacaan al-Qur’ān pada usia dini. Di Damaskus, hal tersebut, seperti pembacaan al-Qur’ān
al-Jazari mencari ilmu dan belajar di Dar al-Qur’ān,
secara perlahan-lahan (QS. Al-Isra: 106) dan
sekolah yang mengkhususkan diri dalam ilmu al-
Qur’ān. Beliau juga mencari ilmu sampai ke Mekah,
perintah untuk membaca al-Qur’ān secara tartīl
Madinah, Kairo dan Alexandria pada tahun 774 H. (QS. Al-Muzammil: 4). Kemudian, tuntunan
Beliau diberi wewenang oleh gurunya Ibn Kathir bacaan al-Qur’ān tersebut dilanjutkan kepada
untuk mengeluarkan putusan dalam hukum Islam ṣaḥabat, tabi’īn, hingga sekarang.
atau biasa disebut Qādi (hakim) di Damaskus pada Sedangkan dari sisi naẓariyah (teori),
tahun 793 H. Beliau menulis lebih dari 90 kitab
peletak dasar ilmu tajwid adalah para imam
Qira’āt, ḥadis, sejarah dan lain sebagainya. Beberapa
qira’ah. Para ulama berbeda pendapat tentang
karyanya dalm bidang ilmu tajwīd dan qiraāt adalah
Taḥbīr al-Taysir fi Qira’āt al-’ashr, Taqrib al-Nashr fi orang yang pertama kali meletakkan dasar-
al-Qira’āt al-’ashr, Al-Tamhīd fī’ilm al-Tajwīd, Ṭayyibat dasar ilmu tajwid. Ada yang mengatakan Abul
al-Nashr fi al-Qira’āt al-’ashr, Munjīd al-Muqri’īn wa Aswad ad-Du’ali, sebab dalam sejarah Islam
murshid al-Ṭālibin. Al-Jazāri meninggal pada usia 79
tahun, Jumat 2 Desember 1429 (5 Rābi’ al-awwāl 833
24
Abdul Fattah, Hidayah al Qāri’ ilā Tajwīd Kalam al-
H) di Shiraz, Iran. Barī, (Madinah: Maktabah Ṭayyibah, t.th), 55.

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


18
Ahmad Hanifuddin dan Ruston Nawawi

nama Abul Aswad Ad-Du’ali yang berjasa dalam pada masa-masa selanjutnya. Hal ini dibuktikan
membuat harākat (tanda baris) pada muṣḥaf al- dengan munculnya ulama-ulama yang menulis
Qur’ān. Juga membuat tanda-tanda berhenti karya tentang ilmu tajwid, seperti:29
dalam membacanya (waqāf). Beliau masih a. Kitab  at-Tanbīh ‘alā al-Laḥni al-Jalli wa al-
termasuk dalam jajaran tabi’īn, yaitu satu lapis Laḥni al-Khāfī, karya Abul Hasan Ali bin
generasi setelah ṣaḥabat Rasulullah. Ja’far bin Muhammad as-Sa’idi ar-Razi (w.
Ada yang berpendapat Abu Ubaid al-Qasim 410 H).
bin Salam pada abad ke-3 hijriyah didalam b. Kitab  ar-Ri’ayah li Tajwid al-Qiraāh wa
kitabnya yang berjudul “al-Qira’ah”. Tetapi ada Taḥqīqi Lafẓi at-Tilawah, karya Abu
yang mengatakan apa yang telah disusun oleh Muhammad Makki bin Abu Thalib al-Qaisi
Abu ‘Umar Hafs Ad-Dūrī dalam ilmu Qira’ah (w. 437 H).
adalah lebih awal. Sedangkan pendapat yang c. Kitab  at-Taḥdīd fī al-Itqān wa at-Tajwid,
kuat untuk peletak dasar ilmu tajwid adalah karya Abu Amr Utsman bin Sa’id ad-Dani
Abu Muzaḥim Musa bin ‘Ubaydillah al-Khaqāni (w. 444 H).
25
dengan karyanya yang dikenal dengan
3. Perkembangan Ilmu Tajwid
nama  al-Qaṣidah al-Ḥaqāniyah.26 Pendapat ini
Seiring dengan perkembangan zaman,
salah satunya dipegang oleh ad-Dāni (376 - 444
pencetakan al-Qur’an semakin banyak memiliki
H) dalam kitabnya yang berjudul Sharḥ Qaṣidah
inovasi-inovasi baru. Salah satu inovasi dalam
Abī Muzāḥim al-Ḥaqāniyah27 dan sejalan
pencetakan al-Qur’an juga menyentuh ranah
dengan pendapat ini adalah Ibn al-Jazari yang
ilmu tajwid. Menurut Ingrid Mattson30, pada
mengatakan:
ّ ّ ‫هو‬
29
Ibid., 48.
28
‫أول من صنف يف اتلجويد‬
30
Ingrid Mattson (lahir tahun 1963) adalah aktivis,
“Dia (Abu Muzāhim al-Khaqāni) adalah orang profesor, dan mualaf Muslim Kanada dan juga mantan
yang pertama kali menulis tentang tajwid.” presiden Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA). Dia
lahir dan dibesarkan di Kitchener, Ontario, dan belajar
Tulisan Abū Muzāhim tersebut sangat filsafat dan seni rupa di Universitas Waterloo, Ontario.
berpengaruh bagi perkembangan ilmu tajwid Dibesarkan sebagai seorang Katolik, ia akhirnya
meninggalkan agama selamanya selama tahun-tahun

25
Abū Muzaḥim Mūsā ibn Ubaydillah Yaḥyā ibn Khāqāni remajanya,; pada tahun terakhirnya kuliah, ia pergi
seorang imam qirāah yang thiqah merupakan orang ke Paris dan berteman dengan beberapa Muslim
yang pertama kali mengarang ilmu tajwīd. Beliau Senegal, dan dalam satu tahun masuk Islam dan
mendapatkan sanad qirāah dari Ali al-Ḥasan ibn mulai memakai jilbab. Dia awalnya belajar seni, tetapi
‘Abdulwahāb dan Muhammad ibn al-Farj yang kemudian mulai menerima representasi non-visual
keduanya ini mendapat sanad dari ad-Durī dari al- dari individu. Pada tahun 1987, ia pergi ke Pakistan
Kisā’ī. (Abū Muzaḥim, Al-Manẓūmah al-Khāqaniyah, di mana dia bekerja dengan UNHCR untuk pengungsi
(Maktabah Aulād ash-Shaykh lī Turath), 1.) Abū Afghanistan selama setahun. Di sana, dia bertemu
Muzaḥim al-Khāqani (Lahir 248 H (862/863 M) - dan menikah dengan sesama relawan Aamer Atek,
wafat 325 H (936/937 M). Beliau menulis syair yang seorang insinyur Mesir. Ia mendapatkan gelar Ph.D.
terdiri atas 51 bait dengan judul Ra’iyatun fī al-Qouli di studi Islam dari Universitas Chicago pada tahun
fī al-Qurā wa Ḥusnu al-‘Adā lebih dikenal dengan 1999. Dia terus menjadi sangat aktif dalam mendidik
“Ra’iyah al-Khāqani” atau “Qaṣidah Khāqaniyah fī Muslim Kanada untuk menjadi partisipan aktif dalam
Tajwīd. masyarakat Kanada pada umumnya. Ingrid Mattson

26
Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwid Lengkap asy-Syafi’I…, 41. sekarang menjadi direktur Duncan Black Macdonald

27
Dalam kitab ini pada bab at-Tamhīd yang terdiri dari Center Pusat Studi Islam dan Hubungan Kristen-
3 faṣal pada faṣal pertama yang berjudul Nashatu Islam dan Profesor Studi Islam dan Hubungan
‘ilmi at-Tajwīid wa at-Ta’līfi fīhi menyatkan bahwa Kristen-Muslim di Seminari Hartford di Hartford,
Abū Muzaḥim adalh orang yang pertama menyusun Connecticut. Dia mendirikan program kerohanian
kitab tajwīd. (Abū ‘Amr ad-Dānī, Sharḥ Qaṣidah Abī Islam di Hartford Seminary, program kerohanian
Muzāḥim al-Ḥaqāniyah, (Madinah: 1433H), 25.) Islam pertama di Amerika Serikat. Pada tahun 2001

28
Ghanim Qadduri al-Hamad, Abḥath fi ‘Ilm at-Tajwīd, ia terpilih Wakil Presiden ISNA dan pada tahun 2006
(Oman: Dar ‘Ammar, 2001), 23. ia terpilih sebagai presiden wanita pertama dalam

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


19
Ilmu Tajwid dan Implikasinya terhadap Ilmu Qira'ah

awal 1990-an, inovasi penting dalam bidang adalah modifikasi bunyi: idghām, ikhfa, imalah,
pencetakan mushaf menyebar cepat di seluruh ishmam, panjang-pendek, dan waqāf.34
dunia Islam. Inovasi itu adalah penemuan sistem
penulisan huruf dalam warna yang berbeda IMPLIKASI ILMU TAJWID TERHADAP ILMU
untuk menandakan bunyi yang dikehendaki QIRĀAT
ilmu tajwid. Sistem ini dikembangkan oleh Ilmu Tajwid tidak bisa dilepaskan
seorang insinyur Syiria yang belajar tajwid keberadaannya dari ilmu Qira’ah sebab
kepada seorang ulama di Damaskus. Buku keberagaman cara membaca lafaẓ-lafaẓ al-
tajwid Qur’ān telah disahkan secara resmi oleh Qur’an merupakan dasar bagi kaidah-kaidah
para ulama al-Azhar di Kairo dan diterbitkan dalam ilmu tajwid. Dari kedua hal tersebut,
oleh Dar al-Ma’rifah. Tajwid Qur’ān ini lebih sama-sama membahas tentang al-Qur’an, oleh
mudah diakses dan digunakan dibandingkan karena itu pada dasarnya antara al-Qur’an,
dengan teks-teks abad pertengahan seperti qira’ah35 dan tajwid merupakan satu kesatuan
karya al-Dani, al-Syatibi, ibn al-Jazari, dll. yang utuh namun beda subtansi.
Di Indonesia, perkembangan produksi
muṣḥaf muncul sejak awal dasawarsa 2000-an, Ibid., 3.
34

ketika teknologi komputer semakin maju dan Secara etimologi Qur’ān dan Qirāah berasal dari
35

dimanfaatkan oleh para penerbit. Perubahan akar kata yang sama dan merupakan bentuk maṣdar
dari kata ‫ قرآنا – قرآة – يقرأ – قرأ‬yang berarti bacaan,
itu sangat mencolok dalam hal kaligrafi teks
menghimpun dan mengumpulkan. Menghimpun dan
mushaf.31 Salah satunya adalah pewarnaan pada
memadukan sebagian huruf-huruf dan kata-kata
teks al-Qur’an berkaitan dengan tajwid. Hal ini dengan sebagian lainnya. Namun, keduanya memiliki
bertujuan untuk menuntun para pembaca al- titik pembahasan yang berbeda. Dalam bentuk yang
Qur’an yang masih awam dalam ilmu tajwid, lain maṣdar ‫ قرآة‬mempunyai bentuk jama’ yaitu ‫قراأت‬
dengan memberi warna tertentu terkait hukum merupakan suatu ilmu yang mempelajari sistem
bacaan dalam ilmu tajwid.32 dokumentasi tertulis dan artikulasi lafadz al-Qur’ān.
(Muhammad bin Bahadir bin ‘Abdillah az-Zarkasyi,
Selain itu, dalam dunia modern, kajian
Al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān, (Beirut: Dar al-Ma’rifah,
ilmu tajwid juga sering dihubungkan dengan 1391), V:1, 318.) Secara terminologi antara Qur’ān
fonetik dan fonologi al-Qur’an. Fonetik adalah dan Qirāah memiliki definisi yang berbeda seperti
ilmu yang membicarakan masalah bunyi pendapat az-Zarkasyī yang menyatakan bahwa;
ُ َ ُْ َ ََ َ ُ ََ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َّ َ ْ َ ْ َ
tanpa memperhatikan fungsi dan makna yang ‫ فالق ْرأن‬. ‫ان‬ ِ ‫ان متغايِرت‬ ِ ‫واعلم أن القرأن وال ِقراأ ِت ح ِقيقت‬
dikandung oleh bunyi itu. Bunyi dipelajari ُ َ ْ َ
َ ِ‫اأت ي‬ َ ْ ‫ع حُمَ َّمد للْبَيَان َو‬ َ َ‫ح ال ْ ُمنزَ َّ ُل يل‬ ُ ْ‫ُه َو ال ْ َو ي‬
‫ه‬ ‫ وال ِقر‬, ‫از‬ِ ‫اإلعحْج‬ ِ ِ ِ ٍ
َ َ
َ ْ ُ َ‫ْ لا‬
sebagai suatu gejala alami, contoh kajiannya َ
‫ف ِكتَابَ ِة ال ُ ُر ْو ِف أ ْو كيْ ِفيَ ِت َها ِم ْن‬ْ ِ‫ح ال ْ َم ْذ ُك ْور ي‬ُ ْ‫اظ ال ْ َو ي‬
ِ ‫إِخ ِت ف ألف‬
adalah membahas organ bicara, makhraj dan ِ
ْ‫خَ ْ ْ َ َ ْ ْ َ َ ر‬
‫ي ِه َما‬ِ ‫ت ِفي ٍف و تث ِقي ٍل وغ‬
ṣifat bunyi.33 Sedangkan fonologi adalah ilmu
bunyi yang membahas tentang bunyi bahasa “Al-Qur’ān dan qirāah adalah dua hakikat yang
tertentu dengan mempertimbangkan fungsi dan berbeda. Al-Qur’ān adalah wahyu yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai bukti kerasulan
makna yang dikandungnya. Contoh kajiannya
dan mukjizat. Sementara qirāah adalah perbedaan
lafaẓ-lafaẓ wahyu tersebut, baik menyangkut huruf-
organisasi itu. Dia juga dosen tamu di lembaga seperti
hurufnya maupun tata cara pengucapannya.” (Abduh
US Naval Academy. Dr. Mattson adalah muallaf
Zulfidar Akaha, Al-Qur’an dan Qiroat, (Jakarta: Pustaka
pertama yang memimpin Masyarakat Islam Amerika
Al-Kautsar, 1996), 119.) Namun pendapat imam az-
Utara (ISNA). (https://id.wikipedia.org/wiki/Ingrid_
Zarkasyi tersebut ditolak oleh Dr. Muhammad Salim
Mattson diakses pada tanggal 13 november 2017
Muhaisin yang berpendapat bahwa al-Qur’ān dan dan
pukul 21.00 WIB)
qirāah adalah dua hal yang pada hakikatnya satu.
31
Hamam Fain, Sejarah Pencetakan al-Qur’ān,
“Semuanya menunjukkan dengan jelas dan
(Yoyakarta: Era Baru Pressindo, 2012), 156.
pasti bahwa tidak ada perbedaan antara al-
32
Ibid., 157.
Qur’ān dengan qirāah karena keduanya sama-
33
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Fonetik dan Fonologi
sama wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
al-Qur’ān, (Jakarta: Amzah, 2012), 2.
Muhammad s.a.w..” (Sya’ban Muhammad Ismail,

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


20
Ahmad Hanifuddin dan Ruston Nawawi

Bila kita telisik melalui sejarah dan 2. Secara Epistemologi, ilmu qira’ah riwayat
perkembangannya, ilmu tajwid telah kita dari Rasulullah Saw., sedangkan ilmu
ketahui dari paparan yang telah disampaikan tajwid adalah penelusuran organ suara
bahwa Abū Muzaḥim al-Khāqani adalah untuk artikulasi makhārij al-hurūf (tempat
penyusun pertama ilmu tajwid. Sedangkan keluarnya huruf yang terdapat di organ
dalam ilmu qira’ah penyusun pertama kaidah verbal manusia) pada redaksi ayat al-Qur’an
qira’ah adalah para imam qira’ah namun yang secara benar.
menyusun dan menyeleksi para imam qira’ah 3. Secara Aksiologi, ilmu qira’ah
sehingga muncul istilah qira’ah sab’ah adalah mempertahankan orisinilitas al-Qur’an dan
Abū Bakar Ahmād ibn Mūsā ibn al-‘Abbas ibn instrumen untuk memasuki ilmu tafsir,
Mujāhid at-Tamīmī al-Baghdādi (245 - 324 H).36 sedangkan ilmu tajwid untuk menghindari
Beliau lahir di Baghdad, merupakan ulama ahli kesalahan membaca lafad-lafad al-Qur’an.
qira’ah dan karangan beliau yang fenomenal
Secara umum, kaidah ke-tajwid-an antar
ialah Kitab as-Sab’ah fī al-Qirāat.
imam qira’ah adalah sama, tidak ada perbedaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kaum
Namun, tetap terdapat perbedaan yang
muslimin lebih akrab dengan istilah ilmu tajwid
mencolok. Sebab hakikatnya tajwid adalah
daripada ilmu qira’ah. Hal ini dimaklumi, karena
aturan teknis yang berlaku dalam sebuah
memang materi ilmu tajwid sering dijelaskan
madzhab qira’ah, seperti cara membaca idghām,
kepada pelajar, lebih-lebih para pemula yang
saktah, ishmam, imālah, naql dimana madzhab
ingin membaca al-Qur’an. Bahkan sebaliknya,
qira’ah memiliki cara yang berbeda dalam
masyarakat awam relatif asing dengan istilah
mengimplikasikannya.37
ilmu qira’ah. Ilmu qira’ah dan tajwid memang
Terkait hal ini, dalam ilmu tajwid
dua buah realitas yang berbeda. Bila kita
terdapat kaidah yang dapat menjadi tolak
sistematikan secara keilmuan atau filosofis
ukur perbandingan tajwid dengan qira’ah
dari keduanya maka akan nampak perbedaan
dan menelisik dari sisi mana saja perbedaan
realitas atau subtansi tersebut, berikut ini
diantara keduanya. Adapun kaidah-kaidah
analisinya;
tajwid tersebut terbagi menjadi dua, yaitu;
1. Secara Ontologi, ilmu qira’ah adalah al-
1. Kaidah yang bersifat mendasar, pokok dan
Qur’an dari segi ragam artikulasi lafaẓ,
pasti
sedangkan ilmu tajwid adalah al-Qur’an
Kaidah ini bersifat tetap dan mendasar
dari segi teknis artikulasi lafaẓ.
seperti hakikat suatu huruf, baik berada
didepan, tengah maupun belakang memiliki
ketetapan yang pasti tanpa melihat ada sikon
Mengenal Qirāah Al-Qur’ān , (Semarang: Dina
Utama), 24-25.) Terlepas dari polemik tersebut yang melingkupinya. Kemudian hakikat
sejatinya berdasarkan pendapat-pendapat yang makhrārij al-hurūf dipahami sebagai hukum
telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa tajwid yang bersifat mendasar, pokok, dan
pada dasarnya qirāah dan al-Qur’ān merupakan dua pasti38
substansi yang berbeda. Namun demikian, qirāah bisa 2. Kaidah yang bersifat tidak baku
digolongkan kepada al-Qur’ān bilamana memenuhi
Walaupun makhrārij al-hurūf dipahami dan
persyaratan berikut: (1) Qirāah tersebut sesuai
dengan kaidah bahasa Arab; (2) Qirāah tersebut
diyakini kebenarannya sebagai hukum atau
tidak menyalahi rasm al-muṣḥaf: (c) Qirāah tersebut kaidah dalam ilmu tajwid yang bersifat pokok.
bersumber dari Nabi saw. melalui sanad yang ṣaḥīh Namun, hukum atau kaidah tetap menjadi
, serta diriwayatkan secara mutawatir. (Hasanuddin kaidah yang tidak dapat dipahami bila tidak
AF, Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya terhadap
Istinbath Hukum dalam Al-Qur’ān. (Jakarta: PT. Raja
37
Wawan Djunaedi, Sejarah Qirāah Al-Qur’ān di
Grafindo Persada, 1995), 115-117.) Nusantara, (Jakarta: Pustaka STAINU, 2008), 157.

36
Ibnu Mujāhid, Kitab as-Sab’ah fī al-Qirāat, (Mesir: Dar
38
Su’ad Abdul Hamid, Taysir al-Rahmān fī Tajwīd al-
al-Ma’ārif, 1972), 13. Qur’ān, (Riyadh: Dar al-Taqwā), 25.

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


21
Ilmu Tajwid dan Implikasinya terhadap Ilmu Qira'ah

dilafaẓkan (tentunya) melalui pengucapan Sabab dalam mad adalah adanya huruf-
dan bacaan yang disebut qira’ah. Kaidah huruf mad. Sedangkan yang dimaksud
semacam ini merupakan perkembangan dengan sharaṭ dalam mad adalah syarat
cara baca dari kaidah yang sudah berlaku yang mengiringi dan mewajibkan huruf-
sebagai kaidah dasar dan bergantung kepada huruf mad tersebut dibaca panjang seperti
siapa yang membaca (nisbatnya kepada para hamzah berada setelah huruf berharakat
ulama dan imam ahli qira’ah) seperti hukum fatḥah, ya’ setelah kasrah, dan wawu setelah
tafḥim, tarqiq, dan lain-lain.39 Meskipun nama dlammah. Sebagai implikasinya yakni
bacaannya sama para ulama ahli qira’ah sebagai berikut:
berbeda dalam mengimplikasikannya. a. Mad Wājib Muttaṣil, yakni bacaan mad
Guna memperjelas dan semakin yang mana antara sabab dan sharaṭ
menampakkan implikasi ilmu tajwid bertemu jadi satu atau dalam satu
terhadap ilmu qira’ah maka berikut ini kalimat atau bertemunya bacaan Qaṣr
beberapa kaidah tajwid yang diimplikasikan (bacaan sepanjang dua harakat) dengan
oleh para imam qira’ah; huruf hamzah dalam satu kalimat.43 Mad
3. Idzhar yaitu bacaan jelas ini disebut sebagai mad wājib muttaṣil
Telah disepakati oleh imam qira’ah bahwa karena imam qira’ah telah sepakat
huruf-hurufnya berjumlah enam yaitu memanjangkan bacaan sebanyak 2,5
hamzah, ḥa, kha’,‘ain, ghain dan ha’. Namun, alif atau 5 harakat. Namun, antara imam
imam Abu Ja’far lebih mengkhususkan qira’ah berbeda dalam ukuran panjang
huruf ghain dan kha’ sebagai bacaan yang bacaan sebagaimana imam Warash dan
ikhfa’.40 Hamzah membaca mad ini sebanyak 3
4. Idzgām Bighunnah alif; ‘Aṣim membaca 2 - 2,5 alif; Qalūn,
Imam Hamzah membaca tanpa dengung Ibn Katsīr, dan Abū ‘Amr membaca 1,5
pada nun sukun atau tanwin yang bertemu – 2 alif.44 Sebagaimana contoh
ya dan wawu. Sedangkan Al-Kisā’i hanya ُ َ ْ َّ َ ُ َ َ َ َّ َ
‫ اوئلك عليهم لعنة‬،‫ئ‬ ‫ الن ِسي‬،‫عم يتساءلون‬
membaca tanpa dengung pada ya.41
5. Mad dan Qaṣr ‫اهلل‬
Mad menurut bahasa berarti ‫زيادة‬ b. Mad Jā’iz Munfaṣil yaitu mad yang
sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. terpisah sharaṭ-nya, atau bertemunya
ْ ُ َُ ْ ُ ْ ْ ُ
Ali Imran: 125 ‫ يم ِددكم ربكم‬difahami hamzah dengan bacaan qasr tidak
ُ ْ
‫يُ ْزدك ْم‬. Sedangkan menurut istilah ahli dalam satu kata (satu kalimat dalam
Qurā’ berarti memanjangkan suara (ayat istilah arab).45 Yakni huruf mad yang
al-Qur’an) karena adanya huruf mad. Qāṣr tidak berada dalam satu kalimat
menurut bahasa berarti menghalangi, seperti huruf mad berada di akhir
mencegah, atau menahan
َ ْ‫ ْ لخ‬seperti dalam
ٌ َْ ُ َْ ٌْ ُ kalimat satu sedangkan hamzah berada
ayat berikut ini ِ‫حور مقصورات يِف ا ِيام‬, di awal kalimat berikutnya. Disebut
sedangkan secara istilah adalah meneguhkan sebagai jā’iz karena imam qira’ah
(menahan) huruf mād agar tidak terbaca boleh membacanya panjang dan boleh
panjang.42 pula pendek seperti ibn Katsīr, dan
al-Sūsī membaca dengan dua macam,
39
Muhammad Shadiq Qamhawi, Al-Burhān fī Tajwīd al- yakni membaca pendek, dan membaca
Qur’ān (Beirut: Maktabah al-Thaqāfiyyah), 5.
panjang. Sedangkan ukuran panjang
40
Ibnu Yusuf al-Jazari, Taqrīb al-Nashr fī al-Qirāat al-
‘Asyr, (Kairo: Dar al-Shahabah, 2002), 86.

43
Wawan Djunaedi, Sejarah Qirāah..., 126.
41
Ibid., 87.

44
Muhammad Makki Nashr al-Juraisy, Nihayah al-
42
Muhammad Makki Nashr al-Juraisy, Nihayah al-Qāul
Qaul..., 133.
al-Mufid fī ‘Ilm Tajwīd al-Qur’ān al-Mujid, (Beirut: Dar

45
Ibid., 126.
al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003),129.

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


22
Ahmad Hanifuddin dan Ruston Nawawi

yang disepakati adalah 2, 4, dan 6 Secara terminologis, al-SuyuṭI medefinisikan


harakat, dari ukuran yang bervarian ini tajwid sebagai hiasan bacaan, yaitu memberikan
membolehkan pembaca untuk memilih. kepada setiap huruf hak-haknya dan urutan-
urutannya serta mengembalikan setiap huruf
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa antara
kepada makhraj dan asalnya, melunakkan
mad wājib muttaṣil dan mad jaiz munfaṣil
pengucapan dengan keadaan yang sempurna,
memiliki ukuran panjang membaca yang
tanpa berlebih-lebihan dan memaksakan diri.
sama. Keduanya disepakati panjang
Ilmu Tajwid tidak bisa dilepaskan
bacaannya, maksimal 6 harakat dan minimal
keberadaannya dari ilmu Qira’ah sebab
3 harakat untuk muttaṣil serta 2 harakat
keberagaman cara membaca lafad-lafad al-
untuk munfaṣil. Para ulama qira’ah yaitu
Qur’an merupakan dasar bagi kaidah-kaidah
Qalun, Ibn Katsīr dan Abū ‘Amr membaca
dalam ilmu tajwid. Kedua ilmu ini sebenarnya
qaṣr mad jaiz munfaṣil, dan membaca mad
juga sama-sama membahas tentang al-Qur’an.
pada mad wājib muttaṣil. Sedangkan Qalun
Oleh karenanya, pada dasarnya antara al-Qur’an,
dan al-Dūri memiliki ukuran sendiri yakni
qira’ah, dan tajwid merupakan satu kesatuan
memanjangkan keduanya 3-4 harakat.
yang utuh namun beda subtansi.
ibn Amir dan al-Kisā’i membaca panjang
Bila kita sistematisasikan secara keilmuan
keduanya 4 harakat, sedang ‘Aṣim membaca
atau filosofis dari keduanya, maka akan nampak
dengan 5 harakat. Contoh dalam Q.S al-
perbedaan realitas atau subtansi tersebut: secara
Tahrim: 6,
ً َ ْ ُ َْ ُ ُ َ ُ َّ‫َ َ ُّ َ ذ‬
‫آمنُوا قوا أنف َسك ْم َوأه ِليكم نارا‬
َ ‫ين‬
َ ‫ال‬ ontologi, ilmu qira’ah adalah al-Qur’an dari segi
ِ ‫يا أيها‬ ragam artikulasi lafaẓ, sedangkan ilmu tajwid
-٦-... adalah al-Qur’an dari segi teknis artikulasi lafad;
secara epistemologi, ilmu qira’ah bersumber
6. Idzgam Kabīr
dari riwayat yang ma’tsur hingga ke Rasulullah
Memiliki pengertian bertemuanya dua
Saw, sedangkan ilmu tajwid adalah penelusuran
huruf yang mana makhraj atau ṣifat-nya
organ suara untuk artikulasi makhārij al-hurūf
berdekatan atau sejenis dan huruf pertama
(tempat keluarnya huruf yang terdapat di
dibaca sukun. Dalam hukum ini, berlaku
organ verbal manusia) pada redaksi ayat al-
idzgām seperti Abu ‘Amr, Hamzah, Kisā’i,
Qur’an secara benar. Secara Aksiologis, ilmu
Khālaf dan Hisham. Namun ada pendapat
qira’ah mempertahankan orisinilitas al-Qur’an
dari para imam qira’ah yang membacaanya
dan instrumen untuk memasuki ilmu tafsir,
secara idzhar atau jelas seperti Nafī’, ibn
sedangkan ilmu tajwid untuk menghindari
َ َّ َ‫ ْ َ ر‬Abū Ja’far dan Ya’qub.
Katsīr, ‘Āṣim,
kesalahan membaca lafaẓ-lafaẓ al-Qur’an.
Contoh: ‫ِاذ تبأ‬
Implikasi ilmu tajwid terhadap ilmu qira’ah
7. Ra’ Tafkhīm dan Tarqīq
ditunjukkan dengan munculnya kaidah-kaidah
Semua telah sepakat bahwa salah satu
dalam ilmu tajwid sebagai tolak ukur dalam ilmu
syarat Ra’ dibaca tafkhīm adalah berharakat
qiro’at. Kaidah-kaidah yang dimaksud adalah
fatḥah atau ḍammah. Sebaliknya, Rā tarqīq
sebagai berikut: Idhar; Idzgām Bighunnah; Mad
hanya teruntukkan Rā yang dibaca kasrah.
dan Qaṣr; Idghām Kabīr; Rā Tafkhīm dan Tarqīq
Namun, ad-Dāni membaca rā fatḥah dengan
tarqiq.46

PENUTUP
Secara etimologi, kata tajwid merupakan
bentuk mashdar dari kata jawwada yang berarti
memperbaiki/memperindah (at-Taḥsīn).


46
Ibnu Yusuf al-Jazari, Taqrīb al-Nashr..., 108.

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


23
Ilmu Tajwid dan Implikasinya terhadap Ilmu Qira'ah

DAFTAR PUSTAKA Kurnaedi, Abu Ya’la. Tajwid Lengkap asy-Syafi’I.


Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2013.
Agama RI, Departemen. Al-Qur’an dan
Mattson, Ingrid. Ulumul Qur`an Zaman Kita, terj.
Terjemahnya. Bandung: Diponegoro 2008.
R. Cecep Lukman Yasin. Jakarta: Zaman,
Akaha, Abduh Zulfidar. Al-Qur’an dan Qira’ah. 2013.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1996.
Mujāhid, Ibnu. Kitab as-Sab’ah fī al-Qirāat.
Ad-Dānī, Abū ‘Amr. Sharḥ Qaṣidah Abī Muzāḥim Mesir: Dar al-Ma’ārif, 1972.
al-Ḥaqāniyah. Madinah: 1433H.
Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir.
_______,__________. At-Tahdid fil Itqan wa at-Tajwid. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Oman: Dar ‘Ammar, 2000.
Muzaḥim, Abū. Al-Manẓūmah al-Khāqaniyah.
CD ROM Maktabah Syamilah. Maktabah Aulād ash-Shaykh lī Turath.
Djunaedi, Wawan. Sejarah Qirāat Al-Qur’an di Nasution, Ahmad Sayuti Anshari. Fonetik dan
Nusantara. Jakarta: Pustaka STAINU, 2008. Fonologi al-Qur`an. Jakarta: Amzah, 2012.
Fattah, Abdul. Hidayah al Qari ila Tajwid Kalam Nawawi, Imam. at-Tibyan fi Adab Hamalah al-
al-Barī. Madinah: Maktabah Thayyibah, t.th. Qur`an. Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyah,
Faizin, Hamam. Sejarah Pencetakan al-Qur`an. 2012.
Yoyakarta: Era Baru Pressindo, 2012. Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an.
Al-Fadanī, Abi al-Faīḍ Muhammad Yāsīn ibn ‘Isā. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013.
Al-Fawāid al-Janiyyah. Bairut: Dar al-Bshair Salim, Ahmad. Hukum Fikih seputar al-Qur`an,
al-Islamiyah, 1997. Jakarta: Ummul Qura, 2011.
Hamid, Su’ād Abdul. Taysīr al-Rahmān fī Tajwid Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah Volume 14.
al-Qur’an. Riyadh: Dar al-Taqwā. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Al-Hamad, Ghanim Qadduri. Al-Muyassar fi ‘Ilm Aṣ-Ṣabūni, Muhammad Ali. At-Tibyan fi Ulumil
Tajwid. Jeddah: Ma’had Imam asy-Syathibi, Qur’an. Damaskus: Maktabah al-Ghazali,
2009. 1390.
________,______________.  Abhath fī ‘Ilm at-Tajwid. As-Suyūṭi, Imam Jalaluddin Abdurrahman. Al-
Oman: Dar ‘Ammar, 2001. Itqan fi Ulum Al-Qur’an. Lebanon: Maktabah
Hasanuddin AF. Perbedaan Qirāat dan al-Tsaqafah, 1937.
Pengaruhnya terhadap Istinbath Hukum Wikipedia.org/wiki/Ingrid_Mattson
dalam Al-Qur’an. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Zaid, Nasr Hamid Abu. Tekstualitas Al-Qur’an:
Persada, 1995.
Kritik terhadap Ulumul Qur`an Yogyakarta:
Ismail, Sya’ban Muhammad. Mengenal Qiraat Al- LKiS, 2013.
Qur’an. Dina Utama.
Az-Zarkasyi, Muhammad bin Bahadir bin
Al-Jazari, Ibnu Yusuf. Taqrīb al-Nashr fī al-Qirāat ‘Abdillah. Al-Burhān fī ‘Ulūm Al-Qur’an.
al-‘Asyr. Kairo: Dar al-Shahabah, 2002. Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1391.
Al-Juraisy, Muhammad Makki Nashr. Nihayah
al-Qāul al-Mufīd fī ‘Ilm Tajwid al-Qur’an al-
Mujid. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
2003.

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


24
KISAH-KISAH (QAṢAṢ) DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF I’JĀZ

Aqidatur Rofiqoh

STAI Al-Khozini Buduran Sidoarjo


email: aqidatur@gmail.com

Abstract
The Qur’an is a holy book that is always interesting to be examined from all sides: from the beauty of the
language used to the contained meaning; from the form of writing to the variety of readings; including
some matters related to the subject matter of the Qur’an. All these aspects if examined in depth, will lead
us to the conclusion that the Qur’an is a miracle, as well as prove that the risks of Muhammad Saw is true.
One of the main content of the Qur’an is the stories. Judging from the time of occurrence, the stories can
be divided into three categories. First, the stories of previous prophets that were so difficult for historians
to uncover, as the ‘Ā d and Thamū d and the city of Iram they were proud of; the story of Pharaoh and
his destruction and the power of Allā h to immortalize his body; story of Aṣḥāb al-Kahf and so forth.
Second, the notice of the Messenger of Allah concerning the state of his people, including the conspiracy
of the unbelievers and the munafiq who were about to kill him. Third, the news about something that
will happen like preaching about the victory of the Muslims in the war badar, victory of the army of Rum
on Persi also the news about the coming of Judgment Day and human condition at that time. The truth
of the stories is certain. It became one amongst the evidence of miracles. In addition, the presenting of
these stories is packed with beautiful language with high literary value, thus further strengthening the
miracles of the Qur’an and proving that it really comes from Allah Swt, not Muhammad’s engineering.
Keywords: Stories in the Quran, I’jāz Perspective, Miracle aspects

PENDAHULUAN Beberapa diatanra kisah tersebut


Al-Qur’an merupakan obyek yang selalu merupakan sejarah purba yang sangat sulit
menarik untuk dikaji dari semua sisinya. Al- diungkap kembali secara akurat dalam buku-
Qur’an memiliki pelbagai aspek yang dapat buku sejarah di dunia ini. Dalam hal ini Al-
dikaji baik secara universal maupun parsial Qur’an tampil dengan kisah-kisah yang
termasuk yang berkaitan dengan kisah-kisah menjadi indikator pendukung bagi para
yang dimuat dalam Al-Qur’an. Kisah-kisah arkeolog untuk melakukan kajian sekaligus
tersebut merupakan satu dari sekian banyak pembuktian terhadap kisah-kisah tersebut.
aspek yang membuktikan kemukjizatan Al- Selain mengungkap peristiwa di masa
Qur’an dan membuktikan kebenaran nubuwwah purba, kisah-kisah dalam Al-Qur’an ada yang
Rasulullah shallā Allāh ‘alaihi wa sallam. merupakan pemberitahuan terhadap Rasulullah
Kisah-kisah tersebut memuat beragam tentang keadaan kaumnya, juga merupakan
permasalahan yang bisa dikaji secara substansial pemberitaan tentang sesuatu yang akan terjadi.
dan diuji kebenarannya berdasarkan fakta-fakta Hal itu semakin memperkuat kemukjizatan
sejarah yang ditemukan. Misalnya kisah kaum Al-Qur’an yang membuktikan bahwa ia benar-
Thamūd dan ‘Ād yang diluluh-lantakkan oleh benar datang dari Allah subhanah wa ta’ālā dan
Allāh berikut kota Iram yang mereka banggakan; bukan rekayasa Muhammad.
kisah kebinasaan Fir’aun dan penyelamatan Kisah-kisah dalam Al-Qur’an adalah
Allah terhadap jasadnya sebagai ‘ibrah bagi sebenar-benarnya kisah, karena kisah-kisah
umat berikutnya. Fakta-fakta –dan atau bukti tersebut pasti selalu sesuai dengan kenyataan
fisik- yang ditemukan membuktikan kebenaran yang terjadi. Kisah-kisah tersebut juga
kisah-yang dimuat dalam Al-Qur’an tersebut. merupakan kisah-kisah terbaik, karena kisah-

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


25
Kisah-Kisah (Qaṣaṣ) dalam al-Qur'an Perspektif I'jāz

kisah tersebut mengandung nilai sastra dan Dalam studi Al-Qur’an, kisah-kisah4
makna yang tinggi. Selain itu, kisah-kisah dalam tersebut dikenal dengan istilah qaṣaṣ5 bentuk
Al-Qur’an juga merupakan kisah-kisah yang jamak dari qiṣṣah. Melaui artikel ini, penulis
paling besar manfaatnya. akan menyuguhkan sebuah pembahasan yang
Kisah-kisah yang terdapat dalam al-Qur’an akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar
sangat istimewa dan berkualitas tinggi serta bagaimana tinjauan umum tentang Qaṣaṣ? apa
sarat dengan pesan moral. Pada beberapa bagian saja macam-macam dan tujuan Qaṣaṣ dalam Al-
al- Qur’an menceritakan tentang sekelompok Qur’an? dan bagaiman qaṣaṣ ditinjau dengan
orang beriman, yang menjalani hidup dengan perspektif i’jāz6?
tenang dan bahagia serta anugerah yang
diberikan Allah kepada mereka di dunia. Di QAṢAṢ DALAM DEFINISI
lain sisi, ada pula kisah tentang seorang atau Secara bahasa, qaṣaṣ artinya mencari atau
sekelompok orang durhaka dan kufur akan mengikuti jejak (tatabbu’ al-āthār).7 Qaṣaṣ juga
nikmat yang Allah berikan kepadanya serta berarti berita berita yang saling berurutan (Al-
bagaimana Allah menurunkan hukuman atas Akhbār Al-Mutatabba’ah.8 Sedangkan menurut
mereka.1 istilah, Qaṣaṣ berarti berita-berita mengenai
Dengan diungkapkannya berbagai kisah suatu permasalahan dalam masa-masa yang
tentang kehidupan orang- orang terdahulu saling berurut-urutan. Qaṣaṣ Al-Qur’an adalah
dalam al-Qur’an serta konsekuensi dari pemberitaan mengenai ihwal ummat yang telah
perbuatan dan perilaku mereka, maka kita dapat lalu, nubuwwat (kenabian) yang terdahulu dan
mengambil pelajaran dari peristiwa- peristiwa peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.9
tersebut; sehingga dapat menghindarkan diri
dari perbuatan- perbuatan yang tercela dalam
4
Kisah adalah sebuah cerita tentang kejadian dalam
menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan kehidupan seseorang. Lihat Departemen Pendidikan
al- Qur’an dan tidak mengulangi kesalahan- Nasional, KBBI (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)
kesalahan yang pernah dilakukan oleh umat 5
Kata qaṣaṣ merupakan bentuk jamak dari kata qiṣṣah
yang lalu agar tidak terjadi lagi di masa kini.2 yang berarti mencari atau mengikuti jejak (tatabbu’
al-āthār). Pengertian tersebut berdasarkan QS. Al-
Terkait dengan kisah yang diungkapkan tentang
Kahfi : 64, QS. Al-Qasash : 11
peristiwa yang akan terjadi maka akan menjadi Qaṣaṣ dalam Al-Qur’an juga berarti berita berita
peringatan untuk kita agar senantiasa waspada. yang saling berurutan (Al-Akhbār Al-Mutatabba’ah)
Sebagai produk wahyu, kisah dalam al- sebagaimana firman Allah QS. Ali Imron : 62, QS.
Qur’an tentu saja berbeda dengan cerita atau Yusuf: 11
dongen pada umumnya, karena perbedaan
6
Kata i’jāz berasal dari akar kata a’jaza,  bentuk
masdarnya adalah i’jaz.A’jaza memiliki beberapa arti,
karakteristik yang terdapat dalam masing-
diantaranya melemahkan, yang meniadakan kekuatan
masing kisah. Ada beberapa kisah yang
atau yang mstahil tertirukan. Lihat Abu Hasan
aksentuasinya terletak pada aspek tertentu dari Ahmad ibn Faris, Mu’jam Muqayyis al-Lugat, jilid IV
kehidupan mereka, hubungan antar sesama (Mesir:Mustafa al-Babi al-Halabi, 1971), hlm.232-233
manusia, antar kelompok dalam kaitannya 7
Pengertian tersebut berdasarkan QS. Al-Kahfi : 64dan
dengan pemimpin mereka, dan antar bangsa QS. Al-Qaṣaṣ: 11. Lihat Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭān,
(seperti kaum Yahudi dan penduduk Mesir).3 Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an (Bogor: Pustaka Litera
AntarNusa, 2010), hlm. 435
8
Pengertian tersebut berdasarkan QS. Ali Imron: 62
Muḥammad Aḥmad Jād al-Maulā et. al., Buku Induk
ُ ‫ق َو َما ِمنۡ إ َ هٰ ٍل إلاَّ ٱللهَّ ُ ۚ َوإ َّن ٱللهَّ َ ل َ ُه َو ٱل َۡعز‬

1
َ َ َ ٰ َ َّ
Kisah-Kisah al-Qur’an, terj. Abdurahman Assegaf ‫يز‬ ِ ِ ِ ِ ۚ ُّ ‫إِن هذا ل ُه َو ٱلۡق َص ُص ٱل َۡح‬
(Jakarta: Zaman, 2009), hlm. 9-10. ُ ‫ك‬
‫يم‬ َ
ِ ‫ٱلۡح‬

2
Nashiruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir
Juga berdasarkan QS. Yusuf: 11
َ ُ ٰ َ َ‫َ ُ ْ َٰٓ َ َ َ َ َ َ لاَ َ َ َّ لَىَ ٰ ُ ُ َ َ َّ هَ ُ لن‬
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 239.

3
Ahmad as-Shouwy, et. al, Mukjizat al-Qur’an dan as- ‫حون‬‫ل ِص‬ ‫قالوا يأبانا مالك تأۡم۬نا ع يوسف وإِنا ۥ‬
Sunnah tentang Iptek (Jakarta: Gema Insani Press,
9
Manā’ Al-Qatthān. Mabāhith fī Ulūm Al-Qurān. (Riyādh:
2001), hlm. 87. Mansyurāt Al-‘Ashr Al-Hadith, 1995), hlm. 305—306

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


26
Aqidatur Rofiqoh

Pengertian tersebut sejalan dengan menjelaskan hal tersebut. Pertama,


pernyatan al-Qaṭṭān bahwa yang dimaksud peristiwa yang telah terjadi setelah al-Qur’an
qaṣaṣ adalah pemberitaan al-Qur’an tentang hal menginformasikan akan kejadiannya, seperti
ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) kisah tentang kemenangan bangsa Romawi
yang terdahulu dan peristiwa- peristiwa yang atas Persia pada masa sekitar 9 tahun sebelum
telah terjadi. Al-Qur’an banyak mengandung kejadiannya. Kedua, peristiwa masa mendatang
keterangan tentang kejadian masa lalu, yang belum terjadi dalam kehidupan manusia,
sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri seperti penjelasan al-Qur’an tentang hadirnya
dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia seekor “binatang” yang dapat berbicara
menceritakan semua keadaan mereka dengan menjelang kiamat14
cara yang menarik dan memesona.10
Dari dua pendapat tersebut dapat kita QAṢAṢ AL-QUR’ĀN: KARAKTERISTIK, TUJUAN
pahami, bahwa Qaṣaṣ (kisah) merupakan DAN HIKMAH
pemberitaan tentang keadaan umat terdahulu. Beberapa karakteristik yang dapat ditemui
Akan tetapi, tidak secara keseluruhan kisah yang secara mendasar adalah bahwa kisah-kisah
disuguhkan dalam Al-Qur’an memuat peristiwa- yang ada dalam al-Qur’an tidak diceritakan
peristiwa yang dialami oleh umat terdahulu. secara runtut (kronologis) dan gamblang,
Ada beberapa kisah yang mengungkapkan namun terkadang ada juga yang diceritakan
kejadian-kejadian di masa Rasulullah ṣalla secara panjang lebar. Disamping itu, terkadang
Allāh ‘alaihi wa sallam, seperti kisah tentang beberapa kisah disajikan secara berulang-ulang
konspirasi jahat kaum musyrikin untuk dan dikemukakan dalam berbagai bentuk yang
membunuh Rasulullah ṣalla Allāh ‘alaihi wa berbeda.15
sallam sewaktu dalam perjalanan pulang dari Syukron Affani mengemukakan bahwa gaya
peperangan Tabuk.11 Bahkan kisah dalam Al- berkisah al-Quran (taqshish al-Quran) concern
Qur’an ada yang merupakan informasi tentang pada tujuan tersirat untuk memberikan petunjuk
peristiwa yang akan datang sebagaimana moral, peringatan, hikmah dan terutama
pemberitaan kemenangan tentara Rūm atas ajaran tauhid. Kisah yang ditampilkan oleh
Parsi,12 kemenangan umat Islam pada perang al-Quran bukan untuk mengungkapkan data-
Badar13 dan peristiwa seputar hari kiamat. data faktual dalam kisah-kisah itu melainkan
Akan tetapi, agar pemahaman kita tentang menyampaikan hikmah-hikmah yang dapat
Qaṣaṣ dapat lebih komprehensif –tanpa memperkokoh dakwah Islamiyah. Selebihnya,
menafikan dua pengertian tersebut-, maka yang berhubungan dengan konteks utuh kisah,
dapat ditarik pengertian bahwa Qaṣaṣ Al-Qur’ām diperlukan telaah kesejarahan melalui buku-
merupakan pemberitaan dalam Al-Qur’an buku sejarah atau kitab-kitab tafsir, termasuk
tentang ihwal umat terdahulu, peristiwa yang dalam hal pembuktian sejarah, diperlukan
sedang terjadi -pada masa Rasulullah maupun penelitian lebih lanjut melalui pendekatan
peristiwa di masa yang akan datang. sejarah atau ilmu yang terkait.16
Terkait kisah tentang peristiwa yang akan Al-Qur’an bukan kitab sejarah. Oleh karena
datang, M. Quraish Shihab mengungkapkan itu, pengungkapan sejarah di dalamnya tidak
setidaknya ada dua bagian pokok yang

14
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an (Bandung:
10
Sedikit berbeda dengan definisi tersebut, al-Qaṭṭān Mizam, 1992), hlm. 31.
membagi qaṣaṣ dalam tiga kagegori: kisah para nabi, 15
Muhammad Chirzin, Al Qur’an & Ulumul Qur’an
kisah umat terdahulu dan kisah yang terjadi pada (Yogyakarta: Dhana Bhakti Prima Yasa, 1998), hlm.
masa Rasulullah. Lihat Al-Qatthān. Mabāhith fī Ulūm 119.
Al-Qurān, hlm. 436 16
Syukron Affani, Rekonstruksi Kisah Nabi Musa dalam
11
QS. Al-Taubah: 74 al-Quran: Studi Perbandingan dengan Perjanjian
12
QS. Al-Rūm: 1—5 Lama. Al-Ihkam: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 2017,
13
QS. Al-Qamar: 43—45 12.1, hlm. 170-196.

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


27
Kisah-Kisah (Qaṣaṣ) dalam al-Qur'an Perspektif I'jāz

sedetail buku-buku sejarah. Kisah-kisah di Kisah dalam al-Qur’an, telah dikemas dengan
dalam al-Qur’an adalah kisah nyata dan bukan bahasa yang indah dengan nilai sastra yang tinggi
fiktif, tidak didasarkan pada khayalan semata dan muatan yang dalam dan luas. Hal itu, pasti
yang jauh dari realitas. Melalui penelitian, dengan tujuan yang mulia, yaitu menyeru umat nabi
beberapa kisah dapat ditelusuri jejak sejarahnya Muhammad ṣallā Allāh ‘alayh wa sallama ke jalan
berdasarkan kacamata keilmuan modern. yang benar demi keselamatan dan kebahagiaan
Misalnya situs-situs sejarah bangsa Iran yang mereka di dunia dan akhirat. Secara umum tujuan
diidentifikasikan sebagai bangsa ‘Ād dalam al- pengungkapan kisah dalam al-Qur’an dalam dibagi
Qur’an, al-Mu‟tafikat yang diidentifikasikan dalam dua kategori, yaitu tujuan pokok dan tujuan
sebagai kota-kota Palin, Sodom dan Gomorah sekunder. Menurut al-Būthī, sebagaimana dikutip
yang merupakan wilayah dakwah nabi Luṭ. oleh Nashirudin Baidan, tujuan pokok qaṣaṣ ialah
Atau temuan-temuan seputar mummi merealisikan tujuan umum yang termuat di dalam
Ramses II yang disinyalir sebagai Fir’aun yang al-Qur’an kepada manusia.19
tenggelam ketika mengejar nabi Musa. Namun Sedangkan tujuan khusus qaṣaṣ dapat
demikian, ada beberapa kisah yang sangat sulit diuraikan sebagai berikut.
dilacak nilai historinya seperti peristiwa Isra’ 1. Menjelaskan dasar-dasar dakwah agama
Mi’raj dan kisah Ratu Saba’. Oleh karena itu, Allah dan menerangkan pokok-pokok
kisah-kisah dalam al- Qur‟an sering disinyalir akidah, syariat dan akhlak yang disampaikan
ada yang historis, ada juga yang ahistoris.17 oleh para Nabi.20
Akan tetapi, perlu dipahami bahwa ada 2. Untuk menetapkan bahwa nabi Muhammad
karakter khusus kisah dalam al-Qur’an, yaitu ṣallā Allāh ‘alayh wa sallama benar-benar
al-Qur’an selalu menggunakan term qaṣaṣ menerima wahyu dari Allah subhānahū wa
untuk menunjukkan bahwa kisah yang dimuat ta’ālā bukan berasal dari orang-orang ahli
merupakan kebenaran dan tidak mengandung kitab seperti Yahudi dan Nasrani. Sejarah
kemungkinan salah atau dusta. Kisah dalam al- tidak pernah mencatat bahwa nabi pernah
Qur’an bukan seperti tuduhan sebagian kaum belajar kepada mereka.
orientalis yang mengatakan bahwa dalam al- 3. Mengokohkan hati Rasul dan hati umat
Qur’an terdapat kisah yang tidak cocok dengan Muhammad dalam beragama dengan agama
fakta sejarah, atau bagi yang mengatakan bahwa Allah dan menguatkan kepercayaan para
kisah- kisah tersebut adalah karangan nabi Mu’min tentang datangnya pertolongan
Muhammad ṣallā Allāh ‘alayh wa sallama bukan Allah dan hancurnya kebatilan.21
turun dari Allah subḥānahū wa ta’ālā. Kisah 4. Mengabadikan usaha-usaha para Nabi-Nabi
dalam al-Qur’an semuanya merupakan cerita dan pernyataan bahwa para Nabi-Nabi
yang benar-benar terjadi, bukan cerita fiktif. dahulu adalah benar.
Bukan juga sebatas dongeng.18 Hal itu dipastikan 5. Memperlihatkan kebenaran Nabi
oleh al-Quran dalam surat Ali Imron ayat 62. Muhammad ṣalla Allāh ‘alaihi wa
َّ َّ‫َ هٰ لاَّ ٱلله‬ َ َ َ ٰ َ َّ
‫ُ ۚ َوإِن‬ ‫ِإن هذا ل ُه َو ٱلۡق َص ُص ٱل َۡح ُّقۚ َو َما ِمنۡ ِإ ٍل ِإ‬ sallam dalam dakwanya dengan dapat
ُ ‫ك‬
‫يم‬ َ ُ ‫ٱللهَّ َ ل َ ُه َو ٱل َۡعز‬ menerangkan keadaan umat yang telah lalu.
ِ ‫يز ٱلۡح‬ ِ
Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan
19
Nashiruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir
tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 231—237
Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang 20
QS. Al-Anbiyā’: 25 dan QS. Yusuf: 111
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana 21
Allah telah menceritakan hal ihwal para nabi
terdahulu berikut kaumnya setidaknya dengan dua

17
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an (Bandung: tujuan: (1) meneguhkan dan menenangkan hati
Mizam, 1992), hlm. 31. Rasulullah ṣalla Allāh ‘alaihi wa sallam dan para

18
Anshori, Ulumul Qur’an: Kaidah-Kaidah Memahami sahabat; (2) memberikan pendidikan akhlak yang
Firman Tuhan (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. membawa seseorang ke jalan keberuntungan. Lihat
123. QS. Surat Hūd: 120

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


28
Aqidatur Rofiqoh

6. Menyingkap kebohongan ahlul kitab yang dan siksaan untuk yang sombong, angkuh,
telah menyembunyikan isi kitab mereka dan pembangkang terhadap kebenaran
yang masih murni.22 yang bawa oleh utusan-Nya. Misalnya kisah
tentang kaum nabi Nuh ‘alayh al-Salām,
Muhammad A. Khalafullah,23 memberikan
Allah mengisahkan banjir bandang yang
pandangan yang berbeda mengenai tujuan
menenggelamkan seluruh permukaan bumi,
kisah dalam al-Qur‟an. Baginya, tuntunan
sehingga tidak ada yang selamat kecuali
berupa prinsip-prinsip akidah, moral, perilaku,
mereka yang beriman. Kedua, pelajaran
maupun tuntunan ibadah tidak dapat dikatakan
bahwa misi agama yang dibawa oleh para
sebagai tujuan adanya kisah dalam al-Qur‟an.
nabi sejak dahulu sampai yang terakhir
Karena menurutnya, hal-hal semacam itu sudah
nabi Muhammad adalah sama, yakni
menjadi bagian yang tidak bisa lepas dari kisah
mengesakan Allah subhānahū wa ta’ālā
itu sendiri, baik kisah agama maupun bukan,
Jika nabi Muhammad menyeru umatnya
tertulis maupun secara lisan. Ia menjelaskan
untuk menyembah Allah, maka begitu pula
bahwa tujuan pokok kisah dalam al- Qur‟an
dengan para nabi pendahulunya.24
setidaknya ada tiga, yaitu:
3. Terdapat pula beberapa peristiwa yang
1. Tujuan utama dan terutama menurut
mengandung pelajaran dari apa yang
al-Qur‟an meringankan beban jiwa dan
dialami oleh para pelaku sejarah dalam
tekanan jiwa para nabi dan orang-orang
kisah tersebut. Seperti kisah Maryam,
yang beriman. Adakalanya beban jiwa dan
Luqman, seorang yang melewati sebuah
tekanan jiwa sangat berat, penyebabnya
kampung yang telah kosong dari
adalah perkataan orang-orang musyrik,
penghuninya, Dzulqarnain, Qaaruun,
perilaku mereka, serta sikap mereka yang
pemuda Al-Kahfi, tentara gajah, orang-
suka
orang yang dilemparkan ke dalam parit api
mendustakan nabi Muhammad ṣallā Allāh
dan kisah-kisah lainnya.
‘alayhi wa sallama sebagaimana firman-
4. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi
Nya:
َ‫لا‬ َّ َ َ ُ ُ َ َّ‫َ َ َ َّ ُ يَ ُ ُ َ ذ‬
ۡ‫ون ف ِإن ُهم‬
shallallahu ‘alaihi wa sallam, misalnya kisah
ۖ ‫ٱلي يقول‬ ِ ‫قدۡ نعۡل ُم ِإن ۥه لَحۡزنك‬
َّ‫ُ َ ِّ ُ َ َ َ َ ٰ َّ َّ ٰ َ َ ٰ ٱلله‬
perang Badar, Uhud, Ahzāb, Bani Quraizhah,
َ
‫ت ِ يَج َۡح ُدون‬ ِ ‫كن ٱلظ ِل ِمني بِاي‬
ِ ‫يكذبونك ول‬ Bani Nadhīr, kisah Zaid bin Harīthah, Abu
Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya
Lahab dan lain-lainnya. Pada kategori ini,
apa yang mereka katakan itu menyedihkan qaṣaṣ bertujuan membimbing Rasulullah
hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena dan mengawal risalah kenabian beliau
mereka sebenarnya bukan mendustakan sekaligus menjadi bagian mukjizat beliau.
kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu Juga merupakan bukti atas kebenaran
mengingkari ayat-ayat Allah risalah yang dibawa Rasulullah s|allā Allāh
‘alayhi wa sallama, karena hanya Allah
Adapun beberapa hikmah di balik kisah-
sajalah yang mengetahui kisah umat-umat
kisah di dalam Al-Qur’an tersebut, di
terdahulu tersebut.25
antaranya:
5. Penjelasan tentang kemahaadilan Allah
2. Menjadi pelajaran bagi umat manusia.
yang menjatuhkan hukuman bagi orang-
Pertama, pelajaran tentang kekuasaan
orang yang mendustakan.26
Allah untuk menakdirkan sesuai apa yang
6. Penjelasan tentang karunia Allah yang
dikehendaki-Nya, serta menunjukkan azab
memberi balasan baik bagi orang-orang

22
QS. Ali Imron: 93 yang beriman.

23
Muhammad A. Khalafullah, Al-Qur’an Bukan Kitab
Sejarah: Seni, Sastra dan Moralitas dalam Kisah-Kisah
24
QS. Al-Qamar: 11—21
al-Qur’an, terj. Zuhairi Misrawi dan Anis Maftukhin
25
QS. Hūd: 49
(Jakarta: Paramadina, 2002), hlm. 156-179
26
QS. Hūd: 101

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


29
Kisah-Kisah (Qaṣaṣ) dalam al-Qur'an Perspektif I'jāz

7. Hiburan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi seperti kisah nabi Musa dan Fir’aun. Namun
wa sallam atas penderitaan yang beliau demikian, menurut Nashiruddin Baidan,
alami karena gangguan orang-orang yang pengulangan tersebut hanya terletak pada
mendustakan beliau. Dasarnya nama pelaku (tokoh) seperti Nuh, Musa, Fir’aun,
8. Motivasi bagi kaum mu’minin agar dan sebagainya; sedangkan isi atau materi
istiqamah di atas keimanan dan untuk yang diuangkapkan dalam setiap pengulangan
meningkatkannya. Karena mereka berbeda. Maka dari itu, meskipun secara
mengetahui keselamatan orang-orang lahiriah tampak suatu kisah berulang, namun
mu’min terdahulu dan kemenangan yang pada hakikatnya bukan berulang melainkan
diraih oleh orang-orang yang diperintahkan semacam kisah Bersambung.30
untuk berjihad.27 Diantara beberapa hikmahnya menurut al-
9. Ancaman bagi orang-orang kafir supaya Qaṭṭān31 adalah sebagai berikut:
tidak melestarikan kekafirannya.28 1. Menjelaskan ke-balaghah-an al-Qur‟an
dalam tingkat yang paling tinggi. Salah satu
Berdasarkan beberapa poin tujuan dan
karakteristik balaghah adalah mengungkap
hikmah tersebut, sudah selayaknya bagi kita
suatu makna dalam bentuk yang berbeda-
sebagai umat Muhammad untuk mengambil
beda. Karena setiap kisah yang di ulang
i’tibār dari kisah-kisah yang disajikan
diuangkapkan di setiap tempat dengan
al-Qur’an dan menghindarkan diri dari
gaya (uslub) dan pola yang berbeda-beda
perbuatan-perbuatan yang dapat membawa
sehingga tidak membuat bosan yang
kita mengalami nasib yang sama sebagaimana
membacanya. Hal semacam ini tidak akan
umat- umat terdahulu. Dan sepantasnya kita
ditemukan di dalam bacaan yang lain.
meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua
2. Menunjukkan kemukjizatan al-Qur‟an.
kisah tersebut nyata adanya. Menurut Quraish
Sebab mengemukakan suatu makna dalam
Shihab, sangat mengherankan Jika ada yang
berbagai bentuk susunan kalimat yang
menolak kisah dalam al-Qur’an hanya karena
dalam satu bentuknyapun tidak dapat
ada beberapa kisah yang sulit diterima oleh akal
ditandingi oleh orang Arab.
manusia.
3. Memberikan perhatian yang besar terhadap
Kenyataannya, di masa ini banyak
kisah tersebut agar pesan- pesannya lebih
penelitian arkeologi yang dapat membuktikan
mantab dan melekat dalam jiwa. Hal ini
kebenarannya. Meskipun belum semuanya, tidak
karena pengulangan merupakan salah satu
menutup kemungkinan bahwa akan muncul
cara untuk mengukuhkan dan berindikasi
bukti-bukti baru di masa yang akan datang
terhadapat besarnya perhatian.
karena pada hakikatnya meskipun informasi
4. Perbedaan tujuan dari kisah yang
kisah dalam al-Qur’an belum bisa dibuktikan
disampaikan. Hal itu dikarenakan
semuanya, namun belum ada satupun bukti
terkadang suatu makna di suatu tempat,
kekeliruannya.29
sesuai tuntutan keadaan.
PENGULANGAN QAṢAṢ DAN HIKMAH
KISAH-KISAH DALAM AL-QUR’AN MENJADI
PENGULANGANNYA
BUKTI KITAB ALLAH ADALAH MU’JIZAT
Nasarudin Baidan mengemukakan bahwha
Al-Qur’an adalah Kalam Allah subḥānahū wa
pengulangan beberapa kisah dalam al-Qur’an
ta’ālāyang diturunkan kepada Nabi Muhammad
memang tidak dapat dibantah, bahkan ada
ṣallā Allāh ‘alayh wa sallama sebagai risalah
beberapa kisah yang sering di ulang sampai
Allah Yang Maha Agung dan berperan menjadi
tigapuluh kali dan terdapat dalam 44 surat,
27
QS. Al-Anbiyā’: 88
30
Baidan, Wawasan Baru
28
QS. Muhammad:10
31
Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-Ilmu.Al-Qur’an,
29
Shihab, Mukjizat al-Qur’an., hlm. 195-196. hlm. 437.

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


30
Aqidatur Rofiqoh

pedoman dan memberi peringatan kepada dalam kehidupan ini, misalnya bagaimana
seluruh umat manusia. Diturunkannya Al- kisah umat terdahulu dan bagaimana keadaan
Qur’an kepada Rasulullah Ṣallā Allāh ‘alayh seseorang atau sebuah negeri pada masa yang
wa sallama merupakan mukjizat yang paling akan datang, termasuk hal-hal yang berkaitan
besar dan istimewa, komprehensif serta sesuai dengan pertanyaan kapan ajal tiba atau kapan
bagi semua tempat dan keadaan sampai akhir kiamat datang.
zaman. diturunkannya Al-Qur’an juga bermakna Al-Quran dengan bahasanya yang indah
penyempurnaan seluruh risalah atau kitab- mengungkapkan beragam kisah-kisah yang
kitab terdahulu, karena segala-galanya sudah gaib, baik yang berkaitan dengan kejadian
terkandung di dalam Al-Qur’an. masa lampau yang tidak diketahui lagi oleh
Keberadaan Al-Qur’an di tengah-tengah manusia karena masanya yang demikian lama
masyarakat Arab Jahiliyah yang kaya dengan dan mengungkapkan juga peristiwa masa kini
seni sastra Arab dan terkenal dengan ketinggian atau masa datang yang belum diketahui oleh
bahasanya telah dilumpuhkan oleh ketinggian manusia. Peristiwa gaib pada masa lampau yang
ilmu, mukjizat dan segala keistimewaan yang diungkapkan dalam Al-Qur’an lebih banyak
ada di dalam Al-Qur’an. Allah menantang mengisahkan para nabi terdahulu berikut
masyarakat Arab dan seluruh makhluk di dunia umatnya yang berjaya dengan keimanannya
untuk membuat semisal Al-Qur’an sebanyak dan hancur karena kekufurannya.
sepuluh surah kemudian satu surah, namun Misalnya kisah tentang nabi Yusuf ‘alahi
semuanya tidak mampu menandingi kehebatan al-salām. Kisah ini terdapat di dalam surah
Kalam Allah ini. Yusuf yang ayat 4 sampai ayat 110. Kisah ini
Pernyataan-pernyataan yang terkandung merupakan kisah terpanjang yang diceritakan
di dalam Al-Qur’an adalah mukjizat yang akan di dalam Al-Qur’an dalam satu surah. Hampir
kekal hingga hari Kiamat, meliputi perkara keseluruhan surah ini menceritakan kisah
akidah, syariah, akhlak, perkara-perkara Nabi Yusuf yang telah mengalami pelbagai
gaib, sejarah nabi-nabi, asal-usul manusia, penderitaan dan menempuh pelbagai cobaan
fenomena alam semesta dan lain sebagainya. tetapi akhirnya selamat dan sejahtera dengan
Kemukjizatan Al-Qur’an ini menjadi satu bukti keberkatan sifat sabar, jujur dan iman yang kuat
yang cukup ampuh untuk menandingi pelbagai kepada Allah Subhānahū wa ta’ālā
macam perbandingan, sekaligus membenarkan Al-Quran mengisahkan perjalanan hidup
kerasulan Nabi Muhammad ṣallā Allāh ‘alayh nabi Yusuf dari kecil hingga pengutusannya
wa sallama dan menetapkan keyakinan bahwa sebagai seorang rasul. Lika-liku perjalanan
Al-Qur’an bukan kalam Nabi atau manusia, kehidupan Nabi Yusuf penuh dengan nilai
melainkan kalam Tuhan Yang Maha Mulia. akhlak tinggi. Awal kisah dimulai dari kecil
Inilah kemukjizatan Al-Qur’an yang di ketika dia bermimpi melihat matahari, bulan
dalamnya terkandung banyak rahasia untuk dan 11 bintang bersujud kepadanya.32 Mimpi
dikaji dan dihayati oleh seluruh umat pada hari yang ditakwili oleh nabi Ya’qub sebagai
ini. Pedoman dan pengajaran yang ditunjukkan pertanda karunia besar dan ilmu dari Allah
oleh Al-Qur’an agar menjadi cahaya petunjuk untuk Yusuf.33 Cobaan pertama ketika saudara-
yang akan menerangi perjalanan hidup manusia saudaranya memasukannya kedalam sumur.34
menuju keridhaan Tuhannya.

32
Q.S., Yusuf : 4
1. Kemukjizatan Al-Qur’an dari Aspek
33
M. Ahmad Jadul Mawla dan M. Abu al-Fadhl Ibrahim,
Pengungkapan Kisah Peristiwa Masa Buku Induk Kisah-Kisah al-Qur’an (Jakarta: Zaman,
Lampau 2009), hlm. 154.
Banyak hal dari kisah masa lampau yang
34
Cerita tentang mimpi Yusuf telah memberikan
diketahui, tidak nyata atau tersembunyi. Ada efek kecintaan ayahnya semakin tinggi. Saudara-
saudaranya yang lain merasakan betul bahwa ayah
banyak hal yang tidak diketahui oleh manusia
mereka lebih mengutamakan dan memerhatikan

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


31
Kisah-Kisah (Qaṣaṣ) dalam al-Qur'an Perspektif I'jāz

Kemudian dia ditemukan oleh para musafir dan membawanya ke kota sebagai seorang budak,
dan dia dijual ke al-Azīz Mesir.35
kedua bersaudara itu dibanding mereka. Keduanya Dari sini perjalanan baru dimulai, dan
memiliki kedudukan istimewa di mata Ya‘kub.
cobaan terbesar ketika Zulaikha menggoda
Meskipun Ya‘kub berusaha menyembunyikan
untuk melayaninya. Disini Yusuf menolak
perhatiannya, mereka tetap merasakan parlakuan
yang berbeda antara kepada Yusuf dan Bunyamin dan karena tanda yang diberikan Allah kepadanya,
kepada mereka. Akhirnya mereka berkumpul untuk hingga pada akhirnya hal itu diketahui oleh al-
menentukan jalan apa yang akan diambil agar mereka Azīz dan keputusan al-Azīz menyebabkan dia
mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang yang masuk penjara. Dan ketika berada dipenjara
selama ini didapat oleh Yusuf. Salah satu diantara menjadi titik balik kehidupan Nabi Yusuf.
mereka berkata, kenapa kasih sayang yang diberikan
Ketika raja Mesir bermimpi dan Nabi Yusuf
kepada Yusuf berbeda dari pada yang mereka terima,
padahal mereka adalah tulung punggung keluarga
mampu menta’birkan mimpinya sehingga Nabi
dan lebih kuat dan lebih matang. Dan saudara yang Yusuf diangkat sebagai seorang pembesar Mesir
lain juga berpendapat, jika masalah ini kita tanyakan (Bendahara negara). Ketika masa kekeringan
kepada ayah maka kita tidak akan menemukan disitulah drama bertemunya Nabi Yusuf dan
jawaban yang dapat memuaskan kita. Agar Yusuf saudara-saudaranya dimulai. Mulai dari saudara
dapat pergi dari kehidupan ayah maka kita harus
meminta bahan makanan ke Nabi Yusuf hingga
membunuh Yusuf. Dengan cara kita membawanya
pada peristiwa siasat penahanan Bunyamin.
kepadang pasir yang jauh hingga ia dimakan binatang
buas atau terkubur badai pasir. Saudaranya yang lain, Hingga pada akhirnya pengakuan Nabi Yusuf
Yahuda yang wawasannya paling luas dan wataknya kepada para saudaranya tentang jatidirinya.
paling keras berkata, Kita adalah anak-anak Ya‘kub Kisah ini berakhir dengan doa Nabi Yusuf
sang rasul, cucu-cucu Ibrahim al-Khalīl. Kita punya sebagaimana firman Allah dalam surah Yusuf
akal dan agama. Pembunuhan tidak dibenarkan oleh ayat 101.
agama maupun akal. Syariat jelas-jelas melarangnya. َ َ َّ َ َ ُ َ َ َ‫َ ِّ َ َ ي‬
Dan sebenarnya, Yusuf sendiri tidak bersalah. ‫يل‬
ِ ‫ن ِمن تأ ِۡو‬ ِ‫ر َب قدۡ ءاتۡت يِن ِمن ٱ ٰلۡمل ِۡك َوعلمۡت َي‬
‫ل يِف‬ ‫نت َو يِ ِّ ۦ‬ َّ ‫يث فَاط َر‬
َ ‫ٱلس َم َ ٰوت َ ٱولۡأرۡض أ‬ َ
Ia tidak melakukan dosa dan kesalahan apapun
ِ َ ِ ِ ۚ ٓ ِ ‫ٱلۡأحا ِد‬
yang membuatnya pantas dibunuh. Narnun, jika
َ ‫ٱلصلح‬ ٰ َّ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ُّ
kalian bersepakat menyingkirkannya, kita dapat ‫ني‬ ِ ِ ‫ٱدلنۡيا ٱولۡأ ِخر ِةۖ توف يِن مسۡلمِا وأل ِۡحقۡنيِ ِب‬
melemparkannya ke sumur yang dalam, yaitu sumur
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah
yang terletak di dekat Baitul Maqdis. Mudah-mudahan
menganugerahkan kepadaku sebahagian
ia ditemukan oleh kafilah yang sedang melakukan
kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku
perjalanan, yang akan membawanya ke mana pun
mereka pergi. Dengan cara itu, kita dapat meraih
menyergap Yusuf. Serigala itu membawa jasad Yusuf
tujuan kita, yaitu menjauhkan Yusuf dari sisi ayah
kami hanya mendapatkan bajunya yang berlumuran
tanpa harus membunuhnya. Akhirnya mereka pergi
darah. Hakikatnya, Ya‘kub mengetahui tipu daya
membawa Yusuf. Mereka menempuh perjalanan
mereka dan mengetahui apa yang telah mereka
menuju sumur di kawasan Baitul Maqdis. Setibanya
lakukan. Ia juga mengetahui bahwa Allah memiliki
di pinggir sumur, mereka melepaskan pakaian Yusuf,
kehendak lain untuk putranya. Karena itu Ya‘kub
lalu melemparkan tubuhnya ke dalam sumur. Setelah
berkata, Kalian telah mengisi diri dengan kelicikan.
membuang Yusuf di sumur itu, mereka pulang pada
Kedengkian telah membisikkan keburukan kepada
waktu Isya’. Mereka telah mempersiapkan kata dan
kalian. Meskipun demikian, aku akan tetap bersabar
juga bukti untuk mengelabuhi ayahnya. Setibanya
dan terus bersabar, hingga apa yang selarna ini kalian
di hadapan Ya‘kub, mereka berpura-pura menangis
sembunyikan akan terlihat dan kalian mendapatkan
untuk lebih meyakinkan bahwa mereka tidak sedang
balasan atas tipu daya kalian. Hanya kepada Allah
berdusta. Mereka menemui Ya‘kub sambil membawa
aku memohon pertolongan dari apa yang kalian
baju Yusuf yang bersimbah darah. Mereka berkata,
ceritakan. Lihat M. Ahmad Jadul Mawla dan M. Abu
Ayah, apa yang engkau khawatirkan ternyata
al-Fadhl Ibrahim, Buku Induk Kisah-Kisah al-Qur’an,
terjadi pada Yusuf. Kami membawa Yusuf dan terus
hlm. 160
mengawasi serta melindunginya. Namun ketika

35
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan
menggembalakan kambing, kami meninggalkan
dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati,
Yusuf di tempat perbekalan dan tanpa kita sadari
2004), hlm. 382.
sudah ada serigala yang yang mengintai dan

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


32
Aqidatur Rofiqoh

sebahagian ta´bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta dan ketika itu bernama Ubhun. Akan tetapi,
langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia Allah mengubur kota itu dengan longsoran
dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan padang pasir bersama dengan kedurhakaan
Islam dan gabungkanlah aku dengan orang- penduduknya.38
orang yang saleh Berikutnya adalah kisah Firaun dan
Contoh lain adalah kisah tentang kaum perlakuannya yang mengingkari perintah
Thamūd dan ‘Ād adalah kaum yang telah diutus Allah Subḥānahū wa ta’ālā. Musa dan Harun
kepada mereka Nabi Shaleh dan Hud. Banyak diperintahkan oleh Allah agar berbicara dengan
ayat-ayat Al-Quran yang menguraikan tentang lemah-lembut agar Firaun bersedia mengikuti
kedua kaum ini, baik dari segi kemampuan dan ajakan keduanya.30 Allah menjamin Musa
kekuatan mereka, termasuk kedurhakaan dan dan Harun dengan pertolonganNya sehingga
pembangkangan mereka terhadap Allah dan keduanya tidak perlu kuatir menghadapi Firaun.
utusan-Nya. Mereka akhirnya dihancurkan oleh Atas nama Rasul Allah, keduanya menghadap
Allah dengan gempa dan angin ribut yang sangat Firaun dan segera meminta agar bani Israel
dingin dan kencang.36 dibebaskan dari belenggu Firaun.
Allah telah menjelaskan keadaan kaum ‘Ād Hal itu tidak sesuai yang diharapkan Firaun.
yang memiliki kemampuan luar biasa sehingga Musa yang pernah diasuhnya dan kini berdiri
mereka mampu membangun kota Iram dengan untuk menentangnya. Firaun menganggap
tiang-tiang yang tinggi, sehingga belum pernah Musa tidak tahu balas budi. Namun, Musa
ada ummat yang dapat membuat bangunan tidak menyesal sebab menurutnya, apa yang
sehebat dan seindah itu.37 terjadi pada masa lalunya adalah kecelakaan
Secara ilmiah, kisah tersebut telah terbukti dan kekhilafannya. Ketika Firaun bertanya
kebenarannya. Pada tahun 1834 ditemukan –di siapakah Tuhan Musa dan Harun. Musa
dalam tanah yang berlokasi di Hisn Al-Ghurab, menjawab, “Tuhan kami ialah Tuhan yang telah
dekat kota Aden di Yaman- sebuah naskah menciptakan alam raya ini lengkap dengan isi
bertuliskan aksara Arab lama (Hymarite) yang dan aturannya.” Firaun tergelak dan berteriak
menunjukkan nama nabi Hud. Dalam naskah kepada orang-orang sekelilingnya. Firaun
tersebut antara lain tertulis “Kami memerintah menanggapi dengan angkuh, “Wahai kaumku,
dengan menggunakan hokum Hud”. Selanjutnya tidak ada Tuhan bagimu selain aku. Haman!
pada 1964—1969 dilakukan penggalian bakarlah untukku tanah liat, kemudian buatkan
arkeologi dan dari hasil analisis pada 1980 bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik
ditemukan informasi dari salah satu lempeng melihat Tuhan Musa. Aku benar-benar yakin
tentang adanya kota yang disebut “Shamutu, ‘Ad bahwa dia pendusta.” Musa tetap mempersuasi
dan Iram”. Menurut Prof. Pettinato, nama-nama Firaun agar beriman kepada Allah.
tersebut adalah sebagaimana tersebut dalam Tetapi Firaun tetap tidak beriman,
surah Al-Fajr. bahkan mengancam Musa. Nabi Musa terus
Fakta keberadaan kota Iram juga telah berupaya meyakinkan Firaun dengan bukti-
dibuktikan melalui ekspedisi Nicholas Clapp bukti mukjizat. Namun, Firaun tetap tidak
di Gurun Arabia Selatan pada 1992. Pada bergeming. Bahkan Firaun menuduh Musa
ekspedisi tersebut Clapp bersama beberapa hendak melakukan tindakan kudeta terhadap
ahli telah menemukan bangunan segi delapan Firaun. Firaun tidak mau kehilangan muka dan
dengan dinding-dinding dan menara-menara menantang Musa menentukan waktu untuk
yang tinggi, mencapai sekitar sembilan meter. menggelar adu kekuatan antara Musa dengan
Kota Iram adalah kota yang dibangun oleh Firaun. Musa menerima tantangan itu.
Shaddad bin Ud, sebuah kota yang sangat indah

38
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran ditinjau dari
36
QS. Al-Hāqqah:4—7
Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan
37
Uraian tersebut terdapat pada surat Al-Fajr ayat 6—9
Gaib (Bandung:1998) hlm. 196—199

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


33
Kisah-Kisah (Qaṣaṣ) dalam al-Qur'an Perspektif I'jāz

Kemudian Fir’aum memerintahkan para kemudian berpindah haluan menjadi seorang


tukang sihir bayaran. Musa menantang ahli- pembangkang dan berbuat aniaya kepada
ahli sihir Firaun sekaligus. Para tukang sihir kaumnya. Sikapnya yang demikian disebabkan
itu mendemonstrasikan kekuatannya berupa oleh harta kekayaannya. Dimana kekayaannya
tali-tali dan tongkat yang dilemparkan menjadi yang melimpah ruah digambarkan oleh Allah
binatang yang merayap dengan cepat ke arah swt dengan menyebutkan kunci-kunci gudang
Musa. Demo itu membuat Musa gentar. Allah penyimpanan hartanya tidak mampu dipikul
menguatkannya untuk maju. Dengan gegas oleh sejumlah orang yang kuat.41
Musa melempar tongkatnya menjadi ular besar Terkait cara Qarun memperoleh harta yang
yang melahap binatang-binatang sihir itu. melimpah ruah tersebut, ada berbagai ragam
Ketika azab Allah turun, Fir’aun pendapat yang dikemukakan oleh para mufasir.
menjadikannya sebagai alasan untuk menuduh Ada yang mengatakan bahwa dulunya ia (Qarun)
Musa sebagai penyebabnya. Hingga azab bekerja kepada Fir’aun untuk menangani
berikutnya diturunkan berupa topan, belalang, Bani Isra‟il, kemudian sewenang-wenang dan
kutu, katak dan darah. Rupanya bencana ini bertindak aniaya terhadap mereka. Ada juga
membawa perubahan sikap. Orang-orang kafir yang mengatakan bahwa ia menemukan salah
Mesir minta kepada Musa untuk dimohonkan
kepada Allah agar bencana itu hilang. Setelah riwayat dari al-A‟masy, yang mengatakan bahwa
“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, ia
itu mereka akan mematuhi Musa. Tetapi, ketika
adalah anak pamannya”. Riwayat ini bersumber dari
bencana azab itu dihilangkan, mereka ingkar
Ibnu Abbas, namun juga dikemukakan oleh Ibrahim
janji. 39 an-Nakha’i, Abdullah bin al-Harits bin Naufal, Simak
Pengingkaran tersebut terus berlanjut bin Harb, Qatadah, Malik bin Dinar, Ibnu Juraij dan
sampai tiba saatnya Allah menunjukkan kuasa- beberapa ulama lainnya, mereka berpendapat bahwa
Nya untuk menenggelamkan Fir’an di laut Qarun adalah anak dari pamannya nabi Musa as. Lihat
merah. Akan tetapi, Allah tidak menghancurkan Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, terj. M. Abdul Ghoffar
et. al. (Bogor: Pustaka Imam Asy- Syafi‟i, 2004), VI,
jasadnya. Sebaliknya Allah menjadikan jasad
hlm. 297. Sedangkan Asy-Syaukani meriwayatkan
Fir’aun tetap utuh agar menjadi perhatian pendapat Ibnu Ishaq yang mengataan bahwa Qarun
dan pelajaran bagi generasi berikutnya. adalah paman Musa, maka ia disebut saudara Imran.
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Yunus Keduanya adalah anak orang Samiri dan keluar
ayat 92. dari ketaatan terhadap nabi Musa ‘alayhi al-salām.
َ َ َ َ ُ َ َ ِّ َ ُ َ َ َ
‫جيك بِبَ َدنِك تِ َلكون ل ِ َمنۡ خلۡفك َءايَة‬
Tidak hanya itu, Hanafi al-Mahlawi menjelaskan
‫فلۡيوۡم نن‬‫ٱ‬
َ ُ َٰ َ َ َٰ َ َ َ َّ َ bahwasannya Qarun tidak lain adalah Yashar
‫اس عنۡ ءايتِنا لغ ِفلون‬ َّ َ ِّ
ِ ‫وإِن ك ِثريا من ٱنل‬ (paman dari garis ayah). Ia mengambil pendapat
Rusydi al-Badrawi yang mengatakan bahwa Yashar
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu adalah Qarun itu sendiri. Hal ini berdasarkan kamus
supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi kitab suci yang menjelaskan bahwa Yaṣhār adalah
orang-orang yang datang sesudahmu dan nama Ibrani Yuḍi’u atau yusyriqu. Lihat Al-Imam
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani,
dari tanda-tanda kekuasaan Kami Tafsir Fathul Qadir, terj. Amir Hamzah Fachruddin
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), VIII, hlm. 523. Namun
Termasuk kisah masa lampau adalah kisah
demikian, Ibnu Jarir mempertegas pendapat yang
Qarun. Al-Qur‟an mengawali kisah Qarun mengatakan, bahwa “Qarun sepupu nabi Musa adalah
dengan menjelaskan bahwa pada awalnya pendapat mayoritas ulama”. Dengan ini, beliau juga
Qarun merupakan kaum nabi Musa as.40 yang membantah pendapat Ibnu Ishaq yang mengatakan
bahwa Qarun itu adalah paman nabi Musa ‘alayh al-

39
Syukron Affani, Rekonstruksi Kisah Nabi Musa dalam salām. Lihat Ibnu Kathir, Kisah Para Nabi, terj. Dudi
al-Quran: Studi Perbandingan dengan Perjanjian Rosyadi (Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2011),
Lama (Al-Ihkam: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, hlm. 697.
2017, 12.1) hlm. 170-196.
41
Yunahar Ilyas, Tafsir Tematis Cakrawala al-Qur’an

40
Sebagaimana disebutkan dalam surat al-Qaṣaṣ ayat 76. (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2003), 192.
Dalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengambil

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


34
Aqidatur Rofiqoh

satu harta terpendam dari antara harta-harta juga ada beberapa pendapat yang mengatakan
terpendam nabi Yusuf, pendapat dikemukakan peristiwa pembangkangan Qarun terjadi setelah
oleh Atha dan dikutip oleh Imam al-Syaukani.42 Fir’aun dimusnahkan.45
Ada juga beberapa riwayat yang mengatakan, Berikutnya adalah kisah Aṣḥāb al-Kahfi.
bahwa sebelumnya Qarun adalah seorang Beberapa tokoh Yahudi Najran pernah
hamba yang saleh dan miskin. Ia memohon mengutus tiga orang untuk bertanya kepada
kepada nabi Musa untuk mendoakannya agar Rasulullah SAW tentang tiga hal, jika beliau
dirinya memiliki sejumlah harta. Dan, do‟a itu dapat menjawabnya dengan baik, maka ia
dikabulkan, hingga Qarun menjadi kaya raya. benar-benar seorang nabi. Kemudian ditambah
Namun dengan kekayaannya itu, ia enggan satu pertanyaan lagi, jika beliau menjawabnya
membantu fakir miskin, dan bahkan semakin hanya dengan dugaan, maka telah terbukti
sombong.43 kebohongan beliau.
Menurut beberapa sejarawan, sebagaimana Tiga hal tersebut adalah sebagai berikut.
dijelaskan oleh Hanafi al-Mahlawi, Qarun Pertama, kisah sekelompok pemuda yang masuk
adalah salah satu pemuka Bani Isra‟il yang berlindung dan tertidur sekian lama. Berapa
loyal kepada Fir’aun. Loyalitasnya kepada jumlah mereka dan siapa atau apa yang bersama
Fir’aun membuatnya diangkat menjadi mandor mereka. Kedua, kisah Musa ‘alayh al-salām.
(kepala pekerja/buruh). Bisa jadi ia telah ketika diperintahkan oleh Allah untuk belajar.
mengeksploitasi para bawahannya dengan Ketiga, kisah seorang penjelajah ke Timur
memotong sebagian upah mereka untuk dan Barat. Adapun satu pertanyaan tambahan
kepentingannya pribadi sehingga kekayaannya tersebut adalah tentang kapan kiamat terjadi.
meningkat pesat. Ia kemudian berkeinginan Empat pertanyaan tersebut dijawab oleh
membangun sebuah istana, namun tidak Rasulullah SAW melalui wahyu Allah, Al-Quran
diizinkan oleh Fir’aun jika istana tersebut Surah Al-Kahfi.46 Dalam hal ini, Al-Zarqāni
dibangun di samping istana Fir’aun. Terlebih, menyatakan adanya keterkaitan yang erat
Qarun juga tidak ingin membangun istana di antara Al-Qur’an dengan fakta sejarah sebagai
tengah pemukiman Bani Isra‟il yang terletak di jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
tanah Jasan. Oleh sebab itu Fir’aun memberikan diajukan kepada Rasulullah ṣallā allāh ‘alayh wa
tanah di wilayah Fayoum, kemudian ditepi sallama 47
sungai Fayyum inilah Qarun membangun Selain beberapa kisah tersebut, Al-Quran
istananya yang megah dan di dalamnya ia juga menguraikan kisah keteladanan Lukman
membangun al-kunūz.44 Namun demikian, sebagaimana tersebut dalam surah Luqman ayat
12—19; Keluarga Imran dalam surah Ali Imrān

42
Asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir., 524 ayat 33—44; Kaum Saba’ dalam surah Al-Naml

43
Syahruddin El-Fikri, Situs-Situs dalam al-Qur’an: Dari
ayat 20—44 dan surah Saba’ ayat 15—21; serta
Banjir Nuh Hingga Bukit Thursina (Jakarta: Penerbit
kaum Madyan dalam surah Huud ayat 84—95.48
Republika, 2010), 217.

44
Al-Mahlawi, Ensiklopedi Situs-Situs., hlm. 131-132. Al-
Kunūz dalam ayat tersebut berarti perbendaharaan,
atau tempat penyimpanan barang-barang berharga, 40 orang, dan orang al-Kalbi mengatakan 12 orang;
seperti emas, perak, permata dan beberapa yaitu sebanyak saudara nabi Yusuf ‘alayh al-salām.
kekayaan lainnya. Meskipun tidak disebutkan Lihat Hamka, Tafsir al-Azhar (Jakarta: Gema Insani,
secara pasti rekapitulasi kekayaan Qarun, namun 2015), VI, hlm. 632-633.
Allah mengisyaratkan bahwa kunci-kunci al- 45
Shihab, Tasfir al-Misbāh., hlm. 410.
kunūz”-nya saja memerlukan sejumlah orang untuk 46
M. Quraish Shihab, kemukjizatan al-Qur’an, hlm. 204
mengangkatnya. ‘Uṣbah yang bermakna sekelompok 47
Muhammad Abdul Adhīm Al-Zarqāni, Manahil Al-
orang, juga berarti orang banyak. Di kalangan mufasir ‘Irfān J. I (Kairo: Dar Al-Hadith, 2001) hlm. 251
sendiri terjadi perbedaan pendapat dalam memastikan 48
Muhammad Djarot Sensa, Komunikasi Quraniyah:
jumlahnya, Mujahid mengatakan satu ‘uṣbah kira- Tadabbur untuk Pensucian Jiwa (Bandung: Pustaka
kira antara 15-20 orang, Qatadah mengatakan Islamika, 2005) hlm. 84

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


35
Kisah-Kisah (Qaṣaṣ) dalam al-Qur'an Perspektif I'jāz

2. Kemukjizatan Al-Qur’an dari Aspek Muslimin yang senantiasa disakiti oleh kaum
Kisah Peristiwa yang sedang terjadi Musyrikin.
Secara umum, informasi tentang cerita peristiwa Al-Quran turut menyatakan kemenangan
yang sedang berlaku dibagi dua bagian: Rasulullah ṣallā allāh ‘alayh wa sallama dalam
1. Alam-alam gaib yang wujud tetapi tidak menghadapi musuh dan membawa dakwah
dapat dilihat oleh pandangan mata untuk menyatakan kebenaran agama Islam
kasar manusia dan mereka tidak dapat secara syumul. Kemenangan Islam adalah
berinteraksi dengan alam tersebut melalui dengan tersebarnya ajaran suci ini ke seluruh
pancaindera yang dimiliki. pelosok dunia.51
2. Konspirasi atau perbutan jahat pihak Contoh lain adalah terkait dengan
Musyrikin dan golongan Munafik terhadap perang Badar. Ketika surah Al-Qamar 43—45
Rasulullah Ṣallā Allāh ‘alayh wa sallama, diturunkan, jumlah kaum Muslimin pada saat
kaum Muslimin dan juga agama Islam itu itu masih terlalu sedikit serta masih belum
sendiri. memiliki kekuatan yang padu sehingga Umar
Al-Khattab merasa heran lalu berkata : “Pasukan
Al-Qur’an menguraikan rahasia mereka
manakah yang diberitakan al-Qur’an dapat kita
yang berpura-pura Islam pada lahirnya, namun
kalahkan, sedang kita melindungi diri sendiri
mereka sebenarnya tetap kafir di dalam hati.49
saja tidak mampu”.
Al-Qur’an juga telah menguraikan konspirasi
Al-Qur’an juga mengisahkan tentang
jahat untuk membunuh Rasulullah Ṣallā Allāh
peristiwa yang terjadi pada abad kelima dan
‘alayh wa sallama semasa dalam perjalanan
keenam Masehi tentang dua kekuatan adikuasa:
pulang dari peperangan Tabuk.50
Romawi yang beragama Kristten dan Persia
3. Kemukjizatan Al-Qur’an dari Aspek yang menyembah api. Persaingan antara
Pengungkapan Kisah tentang Peristiwa keduanya guna memperebutkan wilayah dan
yang Akan Terjadi pengaruh amat keras. Hal itu akhirnya berujung
Kisah-kisah dalam al-Qur’an terkait peristiwa pada peperangan pada 614 M. Berkaitan dengan
yang akan terjadi merupakan peristiwa yang peperangan tersebut, Allah mewahyukan Surah
benar-benar akan terjadi apabila tiba masanya. Al-Rūm ayat 1—5. Ayat-ayat Al-Qur’an juga
Peristiwa-peristiwa yang dikisahkan tersebut menjelaskan tentang azab yang ditimpakan
hanya dapat diketahui oleh Allah Subhānahū wa kepada para pembesar Quraisy yang memusuhi
ta’ālā saja dan tidak mungkin bagi akal manusia Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan telah berkali-
untuk menanggapi atau mengetahuinya. kali Rasulullah Ṣallā Allāh ‘alayh wa sallama
Rasulullah Ṣallā Allāh ‘alayh wa sallama sendiri menyeru mereka agar menerima Islam sebagai
pernah menyatakan bahawa beliau tidak pegangan hidup. Namun mereka bukan hanya
mengetahui apa-apa pun mengenai perkara- menolak seruan dakwah tersebut, malahan
perkara ghaib melainkan setelah dikhabarkan menentang Rasulullah Ṣallā Allāh ‘alayh wa
oleh Allah melalui wahyu yang diturunkan sallama
kepada Rasulullah Ṣallā Allāh ‘alayh wa sallama
Al-Qur’an telah memberitakan kemenangan PENUTUP
yang akan dicapai oleh umat Islam walaupun
Setelah menguraikan materi di atas maka dapat
pada masa diturunkan ayat yang berkaitan
disimpulkan bahwa qaṣaṣ –yang dalam bahasa
dengan hal tersebut, umat Islam berada pada
kita disebut dengan kisah-kisah- merupakan
tahap yang masih lemah, karena Rasulullah
pemberitaan Al-Qur’an tentang keadaan dan
ṣallā allāh ‘alayh wa sallama sendiri menerima
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada
pelbagai tekanan, begitu juga dengan kaum
umat dan para nabi terdahulu. Lebih dari itu,
dalam kisah Al-Qur’an juga diungkapkan tentang

49
Q.S At.Taubah : 64-66

50
Q.S At-Taubah :74

51
Q.S At-Taubah : 32-33

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


36
Aqidatur Rofiqoh

sesuatu yang sedang terjadi maupun yang akan Ibn Faris, Abu Hasan Ahmad. Mu’jam Muqayyis
terjadi. Pemaparan kisah-kisah yang lengkap ini, al-Lugat, jilid IV. Mesir:Mustafa al-Babi al-
merupakan satu diantara sekian banyak aspek Halabi, 1971.
kemukjizatan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang
Ilyas, Yunahar.Tafsir Tematis Cakrawala al-
benar-benar datang dari Allah subḥānahū wa
Qur’an. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,
ta’ālā, bukan hasil karya Nabi Muhammad ṣallā
2003.
Allāh ‘alayhi wa sallama. Pengungkapan kisah
tersebut merupakan salah satu metode atau Jadul Mawla, M. Ahmad dan Ibrahim, M. Abu
media untuk menjelaskan konsep keimanan, al-Fadhl. Buku Induk Kisah-Kisah al-Qur’an.
keislaman dan keihsanan. Jakarta: Zaman, 2009.
Katsir, Ibnu. Tafsir Ibnu Katsir, terj. M. Abdul
Ghoffar et. al. Bogor: Pustaka Imam Asy-
Syafi‟i, 2004.
DAFTAR PUSTAKA
Qatthān, Manā’Khalīl al-. Mabāhith fī Ulūm
Al-Qurān. Riyādh: Mansyurāt Al-‘Ashr Al-
Affani, Syukron. Rekonstruksi Kisah Nabi
Hadith, 1995.
Musa dalam al-Quran: Studi Perbandingan
dengan Perjanjian Lama. Al-Ihkam: Jurnal Sensa, Muhammad Djarot. Komunikasi
Hukum & Pranata Sosial, 2017. Quraniyah: Tadabbur untuk Pensucian Jiwa.
Bandung: Pustaka Islamika, 2005.
Anshori, Ulumul Qur’an: Kaidah-Kaidah
Memahami Firman Tuhan. Jakarta: Rajawali Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an.
Pers, 2013. Bandung: Mizam, 1992.
Baidan, Nashiruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. _______________. Mukjizat Al-Quran ditinjau dari
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan
Pemberitaan Gaib. Bandung:1998.
Chirzin, Muhammad. Al Qur’an & Ulumul Qur’an.
Yogyakarta: Dhana Bhakti Prima Yasa, _______________. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan
1998. dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera
Hati, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional. KBBI. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008. Syaukani, Muhammad bin Ali bin Muhammad
al-, Tafsir Fathul Qadir, terj. Amir Hamzah
El-Fikri, Syahruddin. Situs-Situs dalam al-Qur’an:
Fachruddin. Jakarta: Pustaka Azzam, 2011.
Dari Banjir Nuh Hingga Bukit Thursina.
Jakarta: Penerbit Republika, 2010. Zarqāni, Muhammad Abdul Adhīm al-. Manahil
Al-‘Irfān J. I . Kairo: Dar Al-Hadith, 2001.
Hamka. Tafsir al-Azhar. Jakarta: Gema Insani,
2015.

QOF, Volume 1 Nomor 1 Januari 2017


37

Anda mungkin juga menyukai