Aspek terpenting dalam Ilmu Tauhid ialah keyakinan akan adanya Allah Yang Maha
Sempurna dan Mahakuasa. Keyakinan ini pada giliranya akan membawa kepada
keyakinan terhadap adanya Malaikat, Kitab-kitab, Nabi dan Rasul, Hari Akhir dan
melahirkan kesadaran akan tugas dan kewajiban terhadap khalik (pencipta).
a. Al-quran
Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-quran banyak menyinggung hal yang berkaitan
dengan masalah ketuhanan.
b. Hadis
Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam
yang dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai
golongan dalam ilmu kalam.
c. Pemikiran manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat Islam sendiri atau pemikiran
yang berasal dari luar umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia
Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-
hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum jelas maksudnya (al-
mutasyabihat).
d. Insting
Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh karena itu kepercayaaan adanya Tuhan
telah berkembang sejak adanya manusia pertama.
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang
menyangkut peristiwa pembunuhan utsman bin affan yang berbuntut pada penolakan
muawiyah atas kekhalifahan Ali bin abi thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi
perang Siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali menerima tipu
muslihat Amr bin Al ash, utusan dari pihak Muawiyah dalam tahkim. Kelompok yang
awalnya berada dengan Ali menolak keputusan tahkim tersebut mereka menganggap Ali
telah berbuat salah atas keputusan tersebut sehingga mereka meninggalkan barisannya,
kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.
Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar tetap mendukung Ali.
Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok syiah.
Harun lebih jauh melihat bahwa persoalan kalam yang pertama muncul adalaah persoalan
siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir.
Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk yang berasal dari bahasa arab yang
berarti perangai, tingkah laku atau tabiat. Tiga pakar bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih,
Al Ghazali dan Ahmad amin, mengatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada
diri seseorang yang dapat mmunculkan perbuatan baik tanpa mem pertimbangan pikiran
dahulu.
Akhlak adalah suatu tingkah laku yang harus dilakukan secara berulang, tidak hanya sekali
atau hanya sewaktu-waktu saja melakukan kebaikan.
Cara membedakan Akhlak, Moral dan Etika yaitu: Dalam akhlak untuk menentukan baik-
buruknya menggunakan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dalam etika, untuk menentukan nilai
perbuatan baik atau buruk seseorang menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio.
Sedangkan dalamn moral untuk menentukan nilai perbuatan menggunakan tolak ukur adat
istiadat.
Akhlak Mahmudah
Akhlak Mahmudah adalah Akhlak terpuji atau akhlak yang baik. Contoh akhlak terpuji,
diantaranya:
Jujur, adalah tingkah laku yang mendorong keinginan atau niat baik dengan tujuan tidak
mendatangkan kerugian bagi dirinya atau orang lain.
Berperilaku baik, adalah reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya dengan cara
terpuji.
Malu, adalah perangai seseorang untuk meninggalkan perbuatan buruk dan tercela sehingga
mampu menghalangi seseorang untuk berbuat dosa dan maksiat serta dapat mencegah orang
untuk melalaikan orang lain.
Rendah hati, sifat seseorang yang dapat menempatkan dirinya sederajat dengan orang lain
dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.
Murah hati, adalah sikap suka memberi kepada sesama tanpa pamrih atau imbalan.
Akhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang tercela atau akhlak yang buruk. Contoh akhlak
madzmumah antara lain:
Riya’, beramal atau melakukan sesuatu perbuatan baik dengan niat untuk dilihat orang atau
mendapatkan pujian orang. Dengan kata lain, Riya’ yaitu pamer.
Sum’ah, melakukan perbuatan atau berkata sesuatu agar didengaroleh orang lain dengan
maksud agar namanya dikenal.
Takabur, membanggakan diri sendiri karaena merasa dirinya paling hebat dibandingkan
dengan orang lain.
Bakhil, tidak suka membagi atau memberikan sesuatu yang dimiliki dengan orang lain
(pelit).
AkhlakPribadi(Al-AhklakAl-Fardiyah)
Akhlak pribadi terdiri dari:
AkhlakBerkeluarga(Al-AkhlakAl-Usrawiyah)
Akhlak berkeluarga terdiri dari:
AkhlakBermasyarakat(Al-AkhlaqAlIjtima’iyah)
Akhlak Bermasyarakat terdiri dari:
AkhlakBernegara(Akhlakad-Daulah)
Akhlak Bernegara terdiri dari:
AkhlakBeragama
Akhlak beragama yaitu kewaiban terhadap Allah Swt.
Menurut Yuniar Ilyas, ruang lingkup akhlak dibagi menjadi 6 bagian diantaranya:
sistem pendidikan Islam berarti cara dan langkah yang tersusun berdasarkan sumber-sumber
ajaran Islam dalam melaksanakan usaha pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai
tujuan pendidikan Islam.
2. Madrasah
Madrasah adalah suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Madrasah
pada prinsipnya adalah kelanjutan dari system pesantren.
Ditinjau dari segi tingkatannya madrasah dibagi menjadi tiga,
yaitu :
a. Tingkat Ibtidaiyah (Tingkat Dasar)
b. Tingkat Tsanawiyah (Tingkat Menengah)
c. Tingkat Aliyah (Tingkat Menengah Atas).[7]
Tugas lembaga madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam adalah :
a. Merealisasikan pendidikan Islam yang didasarkan atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’
yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk dan realisasi itu ialah agar peserta
didik beribadah, mentauhidkan Alloh SWT, tunduk dan patuh atas perintah-Nya serta syariat-
Nya.
b. Memelihara fitrah anak didik sebagai insan mulia, agar tak menyimpang tujuan Allah
menciptakannya.
c. Memberikan kepada anak didik dengan seperangkat keberadaban dan kebudayaan
islami.
d. Membersihkan pikiran dan jiwa dari pengaruh subjektivitas (emosi), karena pengaruh
zaman dewasa ini lebih mengarah pada penyimpangan fitrah manusiawi.
e. Memberikan wawasan nilai dan moral, serta peradaban manusia yang membawa
khazanah pemikiran anak didik menjadi berkembang.
f. Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antar anak didik.[8]
3. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren yaitu suatu lembaga pendidikan Islam, yang didalamnya terdapat seorang
kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana masjid
yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta adanya pemondokan atau
asrama sebagai tempat tinggal para santri. Ciri-ciri khusus dalam pondok pesantren adalah isi
kurikulum yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu sintaksis Arab,
morfologi Arab, hukum Islam, system yurisprudensi Islam, Hadits, tafsir Al-Qur’an, teologi
Islam, tasawuf, tarikh, dan retorika.
4. Majlis Ta’lim
Menurut bahasa Majelis Ta’lim berasal dari kata bahasa Arab yaitu dari kata majlis yang
artinya tempat dudukdan ta’lim yang artinyapengajaran. Jadi majelis ta’lim adalah tempat
untuk mengadakan pengajaran dan pengajian agama Islam. Pengertian majelis ta’lim lainnya
adalah tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan.