Anda di halaman 1dari 7

Istilah ilmu Tauhid berasal dari bahasa Arab.

Secara harfiah, tauhid ialah mempersatukan


berasal dari kata wahid yang berarti satu. Menurut istilah agama Islam, Tauhid ialah
keyakinan tentang satu atau Esanya Tuhan, dan segala pikiran dan teori berikut dalil-dalilnya
yang menjurus kepada kesimpulan bahwa Tuhan itu satu, disebut Ilmu Tauhid. Di dalamnya
termasuk soal-soal kepercayaan dalam agama Islam.4 Kepercayaan itu disebut dengan rukun
iman yang jumlahnya ada enam macam. Syekh Muhammad Abduh mendefenisikan Ilmu
Tauhid ialah Ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib bagi-Nya,
sifatsifat yang jaiz yang disifatkan kepada-Nya, dan sifat-sifat yang sama sekali wajib
ditiadakan dari-Nya (mustahil). Juga membahas tentang Rasul-rasul Allah untuk menetapkan
kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada dirinya, hal-hal yang jaiz dihubungkan
(dinisbatkan) pada diri mereka dan halhal yang terlarang menghubungkanya pada diri
mereka.5 Ilmu Tauhid adalah ilmu yang memberikan bekal-bekal pengertian tentang
pedoman keyakinan hidup manusia, di dalam mengarungi samudra dan gelombang hidup.
Secara kodrati manusia diciptakan Allah di dunia ini, berkekuatan berbeda antara manusia
yang satu dengan manusia yang lain. Tidak sedikit manusia di dalam mengarungi samudera
hidup yang luas itu, kehilangan arah dan pedoman, sehingga ia menjadi sesat.

Perkataan Kalam berarti pembicaraan; yang dimaksud adalah pembicaraan dengan


menggunakan nalar yang mendalam. Ini merupakan padanan dari istilah Yunani logos yang
juga berarti pembicaraan. Dari perkataan logos diturunkan istilah logika, yang berarti nalar
yang teratur. Dalam logika Yunani sangat dikenal rumusan Silogisme (logika formal) yang
disusun oleh Aristoteles. Ilmu logika formal ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab dan dikenal sebagai Ilmu Manthiq. Dengan demikian mudah dipahami bahwa Ilmu
Kalam, bersama-sama dengan Falsafah banyak menggunakan manthiq sebagai cara
pendekatannya. Sesuai dengan isi bahasannya, Ilmu Kalam disebut pula dengan beberapa
nama lain, yaitu Ilmu Aqa'id (ilmu tentang simpul-simpul kepercayaan, Ilmu Tauhid (ilmu
tentang ke-Esaan Allah), dan Ilmu Ushuluddin (ilmu tentang pokok-pokok agama). Ilmu
Kalam ini kemudian mencakup beberapa obyek pembahasan. Yang pertama adalah
kepercayaan terhadap Allah di dalam segala seginya, termasuk wujud-Nya, keesaan-Nya, dan
sifat-sifat-Nya. Yang kedua, hubungan antara Allah dengan alam semesta, yang mencakup
kekuasaan Allah, proses penciptaan alam, pengaturan Allah terhadap alam, penciptaan serta
kedudukan malaikat dan jin. Yang ketiga adalah hubungan Allah secara khusus dengan
manusia, yang mencakup keadilan dan kebijaksanaan Allah, kasih sayang Allah, keadilan
Allah, pengutusan Rasul-rasul dan wahyu yang diturunkan kepada mereka, hari Kiamat dan
pemeriksaan atas semua sikap dan perilaku setiap orang, pembalasan Allah atas perbuatan
baik dan buruk yang dilakukan manusia selama hidup di dunia.

Aspek terpenting dalam Ilmu Tauhid ialah keyakinan akan adanya Allah Yang Maha
Sempurna dan Mahakuasa. Keyakinan ini pada giliranya akan membawa kepada
keyakinan terhadap adanya Malaikat, Kitab-kitab, Nabi dan Rasul, Hari Akhir dan
melahirkan kesadaran akan tugas dan kewajiban terhadap khalik (pencipta).

Dasar-dasar dan ruang lingkup ilmu kalam

a. Al-quran
Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-quran banyak menyinggung hal yang berkaitan
dengan masalah ketuhanan.

b. Hadis

Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam
yang dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai
golongan dalam ilmu kalam.

c. Pemikiran manusia

Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat Islam sendiri atau pemikiran
yang berasal dari luar umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia
Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-
hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum jelas maksudnya (al-
mutasyabihat).

d. Insting

Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh karena itu kepercayaaan adanya Tuhan
telah berkembang sejak adanya manusia pertama.

Sejarah timbulnya ilmu kalam

Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang
menyangkut peristiwa pembunuhan utsman bin affan yang berbuntut pada penolakan
muawiyah atas kekhalifahan Ali bin abi thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi
perang Siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali menerima tipu
muslihat Amr bin Al ash, utusan dari pihak Muawiyah dalam tahkim. Kelompok yang
awalnya berada dengan Ali menolak keputusan tahkim tersebut mereka menganggap Ali
telah berbuat salah atas keputusan tersebut sehingga mereka meninggalkan barisannya,
kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.

Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar tetap mendukung Ali.
Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok syiah.

Harun lebih jauh melihat bahwa persoalan kalam yang pertama muncul adalaah persoalan
siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir.

Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk yang berasal dari bahasa arab yang
berarti perangai, tingkah laku atau tabiat. Tiga pakar bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih,
Al Ghazali dan Ahmad amin, mengatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada
diri seseorang yang dapat mmunculkan perbuatan baik tanpa mem pertimbangan pikiran
dahulu.

Akhlak adalah suatu tingkah laku yang harus dilakukan secara berulang, tidak hanya sekali
atau hanya sewaktu-waktu saja melakukan kebaikan.
Cara membedakan Akhlak, Moral dan Etika yaitu: Dalam akhlak untuk menentukan baik-
buruknya menggunakan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dalam etika, untuk menentukan nilai
perbuatan baik atau buruk seseorang menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio.
Sedangkan dalamn moral untuk menentukan nilai perbuatan menggunakan tolak ukur adat
istiadat.

Macam-Macam Akhlak Dalam Islam


Ada 2 macam jenis pembagian akhlak yaitu akhlak mahmudah (akhlak terpuji) dan akhlak
madzmumah (akhlak tercela).

Akhlak Mahmudah
Akhlak Mahmudah adalah Akhlak terpuji atau akhlak yang baik. Contoh akhlak terpuji,
diantaranya:

Jujur, adalah tingkah laku yang mendorong keinginan atau niat baik dengan tujuan tidak
mendatangkan kerugian bagi dirinya atau orang lain.

Berperilaku baik, adalah reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya dengan cara
terpuji.

Malu, adalah perangai seseorang untuk meninggalkan perbuatan buruk dan tercela sehingga
mampu menghalangi seseorang untuk berbuat dosa dan maksiat serta dapat mencegah orang
untuk melalaikan orang lain.

Rendah hati, sifat seseorang yang dapat menempatkan dirinya sederajat dengan orang lain
dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.

Murah hati, adalah sikap suka memberi kepada sesama tanpa pamrih atau imbalan.

Sabar, menahan segala sesuatu yang menimpa diri (hawa nafsu).

Akhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang tercela atau akhlak yang buruk. Contoh akhlak
madzmumah antara lain:

Riya’, beramal atau melakukan sesuatu perbuatan baik dengan niat untuk dilihat orang atau
mendapatkan pujian orang. Dengan kata lain, Riya’ yaitu pamer.

Sum’ah, melakukan perbuatan atau berkata sesuatu agar didengaroleh orang lain dengan
maksud agar namanya dikenal.

Ujub, mengagumi diri sendiri.

Takabur, membanggakan diri sendiri karaena merasa dirinya paling hebat dibandingkan
dengan orang lain.

Tamak, serakah atau rakus terhadap apa yang ingin dimiliki.


Malas, enggan melakukan sesuatu.

Fitnah, mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya.

Bakhil, tidak suka membagi atau memberikan sesuatu yang dimiliki dengan orang lain
(pelit).

Dan segala yang merugikan makhluk lain

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak


Ada 2 faktor yang mempengaruhi akhlak yaitu faktor keturunan atau keluarga dan faktor
lingkungan atau pergaulan.

Ruang Lingkup Akhlak


Ruang lingkup akhlak sangat luas. Menurut Muhammad Abdullah Daras ada 5
bagian ruang lingkup diantaranya:

AkhlakPribadi(Al-AhklakAl-Fardiyah)
Akhlak pribadi terdiri dari:

 Ahklak yang diperintahkan


 Akhlak yang dilarang
 Akhlak yang dibolehkan
 Akhlak dalam keadaan darurat

AkhlakBerkeluarga(Al-AkhlakAl-Usrawiyah)
Akhlak berkeluarga terdiri dari:

 Kewajiban timbal balik orang tua dan anak


 Kewajiban suami istri
 Kewajiban terhadap karib kerabat

AkhlakBermasyarakat(Al-AkhlaqAlIjtima’iyah)
Akhlak Bermasyarakat terdiri dari:

 Akhlak yang dilarang


 Aklhak ytang diperintahkan
 Kaedah-kaedah adab

AkhlakBernegara(Akhlakad-Daulah)
Akhlak Bernegara terdiri dari:

 Hubungan antara pemimpin dan rakyat


 Hubungan luar negeri

AkhlakBeragama
Akhlak beragama yaitu kewaiban terhadap Allah Swt.
Menurut Yuniar Ilyas, ruang lingkup akhlak dibagi menjadi 6 bagian diantaranya:

 Akhlak terhadap Allah Swt.


 Akhlak terhadap Rasulullah
 Akhlak terhadap diri sendiri
 Akhlak dalam keluarga
 Akhlak dalam bermasyarakat

sistem pendidikan Islam berarti cara dan langkah yang tersusun berdasarkan sumber-sumber
ajaran Islam dalam melaksanakan usaha pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai
tujuan pendidikan Islam.

 Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam


Islam adalah agama paripurna.  Dalam pendidikan pun, Islam sungguh unggul dan tidak ada
yang dapat mengunggulinya.  Siapapun yang menelaah sistem pendidikan didalam Islam
akan melihat banyak keistimewaan. 
Keistimewaan – keistimewaan tersebut antara lain:         
1.      Dasarnya adalah akidah islamiyah (iman/al-aqidah al-islamiyyah). 
2.         Islam menjadikan akidah sebagai landasan didalam pendidikan.  Sejak awal, kaum
Muslim saat menuntut ilmu baik yang fardlu kifayah maupun fardlu ’ain dasarnya adalah
keimanan kepada Allah.
3.         Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam dan
memberikan keterampilan dalam ilmu kehidupan. 
4.         Tolak ukur bukan sekedar berupa nilai.  Konsekuensi dari tujuan di atas, penilaian
bukan hanya didasarkan pada nilai melainkan juga ketaatan kepada Allah SWT. 
5.         Pendidikan terpadu.  Dalam sistem pendidikan saat ini kebanyakan hanya memadukan
antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.  Padahal, aspek-aspek tersebut hanya
menyelesaikan persoalan individual.  Karenanya, perlu dipadukan juga aspek yang terkait
materi. Dilihat dari materi yang diberikan, keterpaduan berarti memadukan antara
kepribadian Islam, ilmu keislaman  dan ilmu kehidupan.[4] 
C.      Sistem Pendidikan Islam di Indonesia.
1.      Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaransiswa / murid di bawah
pengawasan guru.Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi bangunan atau lembaga
untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
WJS.Poerwadarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menerangkan bahwa sekolah
adalah:
a.       Bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran.
b.      Waktu atau pertemuan ketika murid-murid diberi pelajaran.
c.       Usaha menuntut ilmu pengetahuan.
Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala
sekolah.Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung
dengan kebutuhannya. Biasanya bangunan sekolah disusun meninggi untuk
memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain.
Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam
terlaksananya proses pendidikan.
Sekolah menitikberatkan kepada pendidikan formal, di sekolah prosedur pendidikan telah
diatur sedemikian rupa, ada guru, ada siswa, ada jadwal pelajaran yang berpedoman kepada
kurikulum dan silabus, ada jam-jam tertentu waktu belajar serta dilengkapi dengan sarana dan
fasilitas pendidikan serta perlengkapan-perlengkapan dan peraturan-peraturan lainnya.[6]

2.      Madrasah
            Madrasah adalah suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Madrasah
pada prinsipnya adalah kelanjutan dari system pesantren.
Ditinjau dari segi tingkatannya madrasah dibagi menjadi tiga,
yaitu :
a.         Tingkat Ibtidaiyah (Tingkat Dasar)
b.   Tingkat Tsanawiyah (Tingkat Menengah)
c.         Tingkat Aliyah (Tingkat Menengah Atas).[7]
Tugas lembaga madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam adalah :
a.       Merealisasikan pendidikan Islam yang didasarkan atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’
yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk dan realisasi itu ialah agar peserta
didik beribadah, mentauhidkan Alloh SWT, tunduk dan patuh atas perintah-Nya serta syariat-
Nya.
b.      Memelihara fitrah anak didik sebagai insan mulia, agar tak menyimpang tujuan Allah
menciptakannya.
c.       Memberikan kepada anak didik dengan seperangkat keberadaban dan kebudayaan
islami.
d.      Membersihkan pikiran dan jiwa dari pengaruh subjektivitas (emosi), karena pengaruh
zaman dewasa ini lebih mengarah pada penyimpangan fitrah manusiawi.
e.       Memberikan wawasan nilai dan moral, serta peradaban manusia yang membawa
khazanah pemikiran anak didik menjadi berkembang.
f.       Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antar anak didik.[8]

3.  Pondok Pesantren
Pondok Pesantren yaitu suatu lembaga pendidikan Islam, yang didalamnya terdapat seorang
kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana masjid
yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta adanya pemondokan atau
asrama sebagai tempat tinggal para santri. Ciri-ciri khusus dalam pondok pesantren adalah isi
kurikulum yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu sintaksis Arab,
morfologi Arab, hukum Islam, system yurisprudensi Islam, Hadits, tafsir Al-Qur’an, teologi
Islam, tasawuf, tarikh, dan retorika. 

4.      Majlis Ta’lim
Menurut bahasa Majelis Ta’lim berasal dari kata bahasa Arab yaitu dari kata majlis  yang
artinya tempat dudukdan ta’lim yang artinyapengajaran. Jadi majelis ta’lim adalah tempat
untuk mengadakan pengajaran dan pengajian agama Islam. Pengertian majelis ta’lim lainnya
adalah tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai