Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

“AKTIVITAS SEKSUAL PRIA “

PEBIMBING : SUGIJATI, SST., M.Kes

OLEH :
KELOMPOK 8

1. WAHYU KURNIASARI (P17331194051)


2. DIAH AYU MARTATINA (P17331194048)

JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JEMBER
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
SEMESTER GANJIL 2019-2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Agama
dengan judul “AKTIVITAS SEKSUAL PRIA”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
teman – teman yang telah membantu dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Seksual.............................................................................................. 3
2.2 Rproduksi dan aktivitas seksual pria................................................................... 5
2.2.1 Penis........................................................................................................... 5
2.2.2 Testis.......................................................................................................... 5
2.2.3 Epididimis.................................................................................................. 5
2.2.4 Kelenjar Prostat......................................................................................... 5
2.2.5 Vas Deferents............................................................................................ 6
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 7
3.2 Saran .................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas seksual merupakan kebutuhan biologis manusia untuk
mendapatkan keturunan. Seseorang memilih suatu gaya hidup umumnya dengan
harapan ingin meningkatkan aktivitas seksualnya. Tujuan ini tidak selalu
tercapai karena ketidakmengertian atau kesalahan informasi yang mereka terima
sehingga akan berakibat buruk bagi kesehatan, baik kesehatan fisiologis maupun
kesehatan jiwa (Yohana Arisandi, 2008). Banyak yang menganggap fungsi
seksual hanya mencakup organ kelamin saja, tetapi masih terdapat sederet faktor
psikis yang ikut berperan.Faktor psikis ini meliputi semua faktor yang
mempengaruhi perkembangan hidup orang tersebut dari masa kanak-kanak
hingga dewasa.Beberapa faktor fisiologis yang juga berperan dalam fungsi
seksual meliputi hormon, neurotransmitter, pembuluh darah, saraf, dan otot.Bila
terdapat gangguan pada faktor psikis maupun faktor fisik maka fungsi seksual
pun dapat terganggu sehingga dapat mengganggu keharmonisan dalam rumah
tangga (Yohana Arisandi, 2008).Masalah seksual sering menjadi penghambat
atau gangguan dalam kehidupan rumah tangga karena salah satu pihak (suami
atau isteri atau bahkan keduanya) mengalami disfungsi seksual.Disfungsi
seksual merupakan kondisi dimana fungsi seksual dalam tubuh seseorang mulai
melemah. Kondisi tersebut dapat terjadi pada saat usia muda, maupun usia lanjut
karena kondisi fisik dan mental mulai berkurang (Yohana Arisandi, 2008).
Setiap gangguan (baik yang dialami laki-laki atau wanita) dapat mengakibatkan
disharmoni kehidupan seksual sehingga terjadi keretakan dalam rumah tangga
yang sering berakhir dengan perceraian (Intisari, 2008).Disfungsi seksual dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin. Pada lakilaki, disfungsi seksual
meliputi gangguan dorongan seksual (GDS), disfungsi ereksi, gangguan
ejakulasi (baik dini maupun terhambat), disfungsi orgasme, dan dispareunia.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan seksual ?
1.2.2 Bagaimana aktivitas seksual pada pria ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Agar Mahasiswa dapat mengetahui tentang seksual.
1.3.2 Agar Mahasiswa dapat mengetahui tentang aktivitas seksual pria.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Seksual
Sebelum menjelaskan apa itu dorongan seksual, sangat penting bagi kita
untuk memahami lebih dalam mengenai pengertian seks dan seksualitas, karena
sering kali, dua pengertian tersebut digunakan secara salah kaprah dalam
kehidupan sehari-hari.
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering
disebut jenis kelamin (Ing: sex). Sedangkan seksualitas menyangkut berbagai
dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural.
Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat
kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara
optimal organ reproduksi dan dorongan seksual.
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan
fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis, serta bagaimana
dinamika aspek-aspek psikologis (kognisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap
seksualitas itu sendiri
Dari dimensi sosial, seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam
hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk
pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual.
Dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang
ada di masyarakat
Apa itu Dorongan Seksual?
Dorongan seksual adalah keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara seksual
yang diperoleh dengan perilaku seksual. Hal yang wajar pada remaja muncul
dorongan seksual karena ketika memasuki usia pubertas, dorongan seksual akan
muncul dalam diri seseorang.
Saat puber, organ-organ reproduksi sudah mulai berfungsi, hormon-hormon
seksualnya juga mulai berfungsi.Hormon-hormon inilah yang menyebabkan
munculnya dorongan seksual, yaitu hormon esterogen dan progesteron pada
perempuan, serta hormon testosteron pada laki-laki.Hal yang perlu diperhatikan

3
adalah ketika dorongan seksual muncul tidak diimbangi dengan pemahaman
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual.
Tidak ada perbedaan antara dorongan seksual yang dimiliki laki-laki dan
perempuan.Tidak ada yang lebih tinggi. Walaupun di masyarakat muncul
kepercayaan bahwa dorongan seksual pada laki-laki lebih besar dibandingkan
perempuan, hal tersebut sebetulnya disebabkan oleh budaya yang mengijinkan
laki-laki untuk lebih ekspresif (termasuk dalam hal seksualitas), sementara
perempuan dilarang untuk menunjukkan ketertarikan seksualnya di depan banyak
orang.
Apa itu Perilaku Seksual?
Perilaku seksual seringkali dimaknai salah oleh banyak orang dengan hubungan
seksual.Perilaku seksual ditanggapi sebagai sesuatu hal yang melulu
“negatif”.Padahal tidak demikian halnya.Perilaku seksual merupakan perilaku
yang didasari oleh dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan
kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku.Perilaku seksual tersebut
sangat luas sifatnya, mulai dari berdandan, mejeng, ngerling, merayu, menggoda
hingga aktifitas dan hubungan seksual.
Hubungan seksual adalah kontak seksual yang dilakukan berpasangan dengan
lawan jenis atau sesama jenis. Contohnya: pegangan tangan, cium kering, cium
basah, petting, intercourse dan lain-lain.
Perilaku seksual merupakan hasil interaksi antara kepribadian dengan lingkungan
di sekitarnya. Berikut beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
perilaku seksual:
 Perspektif Biologis, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas
dan pengaktifan hormon dapat menimbulkan perilaku seksual.
 Pengaruh Orang Tua, kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang
tua dengan remaja dalam masalah seputar seksual dapat memperkuat munculnya
penimpangan perilaku seksual
 Pengaruh Teman Sebaya, pada masa remaja, pengaruh teman sebaya
sangat kuat sehingga munculnya penyimpangan perilaku seksual dikaitkan dengan
norma kelompok sebaya

4
 Perspektif Akademik, remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi
yang rendah cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibandingkan
remaja dengan prestasi yang baik di sekolahnya
 Perspektif Sosial Kognitif, kemampuan sosial kognitif diasosiasikan
dengan pengambilan keputusan yang menyediakan pemahaman perilaku seksual
di kalangan remaja. Remaja yang mampu mengambil keputusan secara tepat
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya dapat lebih menampilkan perilaku seksual
yang lebih sehat.
2.2 Reproduksi dan Aktivitas Seksual Pria
2.2.1 Penis
Merupakan Jaringan erektil, berfungsi untuk deposit sperma dalam hubungan
seksual, sehingga dapat ditampung liang senggama. Sebagai alat pening dalam
hubungan seks baik kreasi dan prokreasi.Anatominya terdapat bagian yang
disebut kapernus yang dapat membesarkan dan memberikan ketegangan pada
penis.
2.2.2 Testis
Disebut juga buah zakar.Testis berada diluar dan dibungkus dengan skrotum yang
melonggar.Merupakan alat penting untuk membentuk hormon pria yaitu
testosteron dan membentuk spermatozoa (sperma) atau bibit pria yang dibentuk
dalam jumlah yang besar.Spermatozoa yang telah dibentuk disimpan pada saluran
testis untuk menampungnya karena spermatozoa tidak tahan terhadap suhu panas
dan tidak juga tahan terhadap suhu terlalu dingin.Kulit skrotum yang melonggar
digunakan untuk mengatur suhu sehingga panas di sekitar spermatozoa tetap
relatif stabil.
2.2.3 Epididimis
Adalah saluran dengan panjang sekitar 45-50 cm, tempat bertumbuh dan
berkembangnya spermatozoa, sehingga siap untuk melakukan pembuahan.
2.2.4 Kelenjar Prostat
Merupakan pembentukan cairan yang akan bersama-sama keluar saat ejakulasi
dalam hubungan seksual. Kelenjar ini berada di dalam bagian dalam dan berfungsi
untuk membentuk cairan pendukung spermatozoa.

5
2.2.5 Vas Deferens
Adalah kelanjutan dari saluran epidimis yang dapat diraba dari luar.Kontap
(kontasepsi manatap) pria dilakukan dengan memotong dan menutup saluran ini,
sehingga tidak mungkin memberikan kehamilan. Sistem hormonal pria yang
kompleks sama dengan wanita, akan tetapi terdapat perbedaan pada beberapa hal
yaitu pada sistem hubungan pancaindera, pusat pubertas inhibitor, hipothalamus,
hipofise, dan kelenjar testis. Melalui rangsangan pancaindera, diteruskan dengan
sistem hipotalamus-hipofise-testis, sehingga berangsur-angsur dapat menerima
rangsangan .
Hipotalamus mengeluarkan gonadrotopik stimulating hormon melalui sistem
portal, sehingga hipofise interior mengeluarkan hormon gonadrotopik. Interstitial
cell stimulating hormon merangsang sel Leydig.Pada umur sekitar 13-14 tahun,
perubahan suara sebagai tanda akil-balik dan mengeluarkan sperma pada saat
tertidur (nochturnal orgasm).pembentukan spermatozoa melalui proses
spermatogenesis yang berasal dari sel Satroli pada tubulus testis, merupakan mata
rantai yang panjang. Sel Lydig yang berperan aktif sehingga akhirnya terbentuk
dua spermatozoa X dan Y.
Dalam hubungan seks, pria berperan aktif untuk memberikan rangsangan
sehingga dapat menimbulkan keinginan seks wanita, dengan menimbulkan
keinginan seks wanita, dengan sentukan halus di daerah erogen.Dengan
melakukan sentuhan halus, sebagian besar pria telah menimbulkan pada dirinya
sendiri keinginan untuk seks.Faktor yang menyebebkan pembagian ini bersumber
dari konsep dasar fenomena organisme yang diliputi vasokongesti (penimbunan
darah) dan miotonik (peningkatan tonus otot).Siklus seksualitas lengkap ini bukan
merupakan batas tegas, tetapi merupakan mata rantai.
Pada pria terjadi 4 fase yang merupakan mata rantai ( menurut penelitian Master
dan Johnson):
 Masa rangsangan (excitement phase)
 Masa dataran tinggi (plateu phase)
 Masa orgasme (orgasmic phase)
 Masa peredaan (resolution phase)

6
BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang
sering disebut jenis kelamin (Ing: sex). Remaja yang mampu mengambil
keputusan secara tepat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya dapat lebih
menampilkan perilaku seksual yang lebih sehat. Reproduksi dan Aktivitas Seksual
Pria antara lain : penis, testis, kelenjar prostat, epididimis, dan van deferents.
 SARAN
Untuk para remaja saat ini sangat perlu untuk memahami betul-betul tentang
seksual. Selain untuk menghindari terjadinya seks bebas, pemahaman tentang
seksual juga bertujuan agar setelah menikah dapat menerapkan seks dengan
pasangan melalui cara yang sehat.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://pkbi-diy.info/pengertian-seks-dan-seksualitas/
http://1afirdachanty.blogspot.com/2012/06/aktivitas-seksual-pria.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2215589-reproduksi-
dan-aktivitas-seksual-pria/#ixzz1wpnZEBwm

Anda mungkin juga menyukai