Anda di halaman 1dari 6

Farmaka 244

Volume 17 Nomor 2

PENGGUNAAN KLINIS TRAMADOL DENGAN BERBAGAI ASPEKNYA

Hiralius Bima Ardika Putra, Anas Subarnas

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
hiraliusbima@gmail.com
Diserahkan 28/06/2019, diterima 01/08/2019

ABSTRAK
Tramadol merupakan salah satu obat analgesik yang memiliki efek seperti narkotik, biasanya obat ini
diminum setelah pasca operasi untuk menghilangkan rasa nyeri. Obat ini memiliki efek ketergantungan
serta meningkatnya jumlah dosis yang digunakan (adiksi). Banyak masyarakat yang tidak mengetahui
bahayanya penggunaan obat ini dan menyalahgunakan penggunaannya. Oleh sebab itu, diperlukannya
edukasi mengenai penggunaan obat ini. Tramadol memiliki struktur trans-2 (dimethylaminomethyl)-1-
(m-methoxyphenyl ) - cyclohexanol hydrochloride. Selain sebagai analgesik, tramadol memiliki fungsi
sebagai penghambat transpoter norepinerfin di sel medula Barium adrenal. Pada umumnya setelah
mengkonsumsi obat ini, akan timbul beberapa efek samping seperti rasa mual , muntah, berkeringat, dan
mulut kering
Kata Kunci : Tramadol, Adiktif, Farmakologi obat

ABSTRACT
Tramadol is a analgesic drug which has narcotic-like effect, usually it is taken postsurgery to relieve
pain. This drug can cause addiction along with the increase of doses given. Many people do not know
the adverse effect of this drugs and misuse it. Therefore, education about this drug is necessary before
using it. Tramadol has trans-2 (dimethylaminomethyl)-1-(m-methoxyphenyl ) - cyclohexanol
hydrochloride structure. Aside from being an anesthesic, it can inhibit the transporter od norepinefrine
at medulla Barium Adrenal. Generally, after using this drug will cause some adverse effect like nausea,
gag, sweating and dry mouth.
Keywords : Tramadol, Addictive, Drug Pharmacology

PENDAHULUAN pengambilan kembali noradrenergic dan


Di Indonesia banyak jenis obat serotonin neurotransmission. (Driessen, et al.,
pereda nyeri pasca operasi yang digunakan oleh 2005)
rumah sakit setelah melakukan operasi, salah Obat ini banyak dipasarkan di
satunya adalah Tramadol. Obat ini memiliki Indonesia, mulai dari obat generik hingga obat
efek agonis opioid dimana memiliki sifat yang patennya. Beberapa obat yang mengandung
sama dengan golongan narkotika, serta efek tramadol dijual bebas di apotik, sehingga
analgesiknya bekerja masyarakat dapat membeli bebas tanpa
sentral. (Indra, 2013) . Kandungan obat ini memerlukan resep dokter. Akan tetapi, karena
terdiri dari dua isomer, salah satunya analgesic minimnya informasi dan pengetahuan banyak
opiate. Senyawa inilah yang memiliki efek masyarakat yang menyalahgunakan obat ini
mirip morfin, dengan menghambat sebagai rekreasional. Seperti yang terjadi pada
Farmaka 245
Volume 17 Nomor 2

remaja di Kabupaten Bima, pemicu mereka analgesik sentral dan penghilang rasa sakit
mengkonsumsi tramadol karena dikenalkan kronik maupun akut, strukturnya yaitu trans-2
dari teman sebaya, mereka tidak bisa menolak (dimethylaminomethyl)-1-(m-methoxyphenyl )
karena itu pemberian dari teman serta ingin - cyclohexanol hydrochloride. (Upadhyay, et
mejaga kesetiaan pertemanan. (Fardin & al., 2006) senyawa ini tersedia dalam bentuk
Asrina, 2019) Selain itu ada kasus yang terjadi kristal berwarna putih , pahit, dan tidak berbau.
di Pergudangan Parangloe Indah Kota Untuk kelarutannya, Tramadol stabil dalam air
Makassar, semua buruh yang bekerja kurang dan etanol serta memiliki harga pKa 9,14.
lebih mengkonsumsi tramadol semua, hingga Beberapa kelompok dimetilaminometil
beberapa sudah tidak bisa lepas lagi dari obat tramadol adalah nitrogen ring code dan morfin
ini. Jika mereka sehari tidak makan obat ini yang dimetilasi untuk mengikat MOR.
maka badan akan lemas dan tidak bertenaga. Tramadol mengikuti aturan Lipinski lima
(Thaha, et al., 2016) dengan berat molekul – 263,19, donor ikatan
Persebaran Tramadol dan hydrogen - 1, akseptro ikatan hydrogen – 2,
golongan narkotika sudah diatur dan diawasi refraktilitas molar – 1,55 dan koefisien partisi
oleh BPOM, sesuai dengan peraturan No 7 2,88. (Subedi, et al., 2018)
tahun 2016. Akan tetapi masih banyak apotek
yang memperjual belikan secara bebas, dan
alhasil apoteker penanggung jawab apotek
tersebut harus memberikan keterangan kepada
Balai Besar POM untuk kemudian ditindak
lanjuti. (Wulandari & Mustarichie, 2017) Untuk
masyarakat yang ikut mengedarkan dan
menyalahgunakan obat tramadol, maka akan di
tindak lanjuti juga.
Tidak hanya di Indonesia saja, di luar
negeri tepatnya Amerika serikat. Organisasi Gambar 1 : Strukutr Tramadol. (Lesley &
FDA memberikan peringatan kepada para Caroline, 2000)
dokter disana, untuk tidak meresepkan tramadol
kepada pasien yang cenderung memiliki
pemikiran untuk bunuh diri, peminum alkohol, AKTIVITAS FARMAKOLOGI
memiliki kelainan mental, dan menggunakan Tramadol memiliki efek dual
obat penenang. (Vitale, et al., 2013) analgesik dimana bertindak secara sinergis
sebagai agonis opioid dan inhibitor reuptake
serotonin dan norepinerfin secara
TINJAUAN KIMIA
monoaminergik. Tramadol memiliki 2 pusat
Tramadol merupakan sintesis
kiral dan digunakan sebagai campuran rasemat
analgesik opioid yang memiliki fungsi sebagai
Farmaka 246
Volume 17 Nomor 2

1 : 1 diastereomer enansiomer, R, R – Otridesmethyltramadol (M4), dan N, O-


enansiomer ([+] – Tramadol) yang merupakan desmethyltramadol (M5). Metabolit O-
inhibitor reutake serotonin yang palin poten dan demethylated (M1, M4, dan M5) selanjutnya
S, S – enansiomer ([-] – Tramadol) yang paling dikonjugasikan menjadi glukuronida dan sulfat
kuat adalah norepinerfin dan inhibitor reuptake (reaksi Tahap II). M1 dan konjugatnya, M5 dan
serotonin, sehingga ketika mereka bekerja sama konjugatnya, dan M2 adalah metabolit utama
akan meningkatkan aktivitas noradrenegik dan sedangkan M3 dan M4 dan konjugatnya hanya
serotonergik untuk menghasilakn efek terbentuk dalam jumlah kecil . Sebanyak 11
analgesic system saraf pusat. (Subedi, et al., metabolit diproduksi di seluruh reaksi Fase I,
2018) sementara 12 metabolit diproduksi oleh Fase II.
Tramadol diubah oleh enzim Di antara semua metabolit, M1 adalah metabolit
CYP450 314 dan 2D6 menjadi 3 metabolit aktif utama; M5 juga aktif, tetapi dengan
utama, 2 diantaranya metabolit aktif. (+) – aktivitas analgesik yang lebih lemah
Tramadol dan (+) – M1 metabolit keduanya dibandingkan dengan M1. (García-Quetglas, et
berikatan dengan resepor µ-opioid untuk al., 2007)
menghasilkan sebagian besar efek analgesik. Selain itu, tramadol memiliki
Akan tetapi, (+) – m1 merupakan ligan afinitas fungsi sebagai penghambat transpoter
tinggi dan menghasilkan efek analgesik yang norepinerfin di sel medula Barium adrenal, hal
lebih kuat daripada senyawa utama yang ini ditunjukan dengan adanya pengikatan
merupakan agonis opioid afinitas rendah. spesifik dengan Kd 18,1 ± 2,4 µM. Akan tetapi
Terdapat perbedaan potensi dalam 2 tidak semua tramadol mengikat, hanya sebesar
enansiomer M1 dengan konfigurasi (+) – O – 40%. Hal ini disebabkan karena terdapat tempat
desmethyltramadol hingga 100 kali lebih baik pengikatan lain yang memiliki afinitas dengan
dariapada konfigurasi (-). Metabolit yang NET. Dapat disimpulkan bahwa dengan dosis
kedua, N, O – desmethyltramadol metabolite, yang tepat tramadol dapat menghambat fungsi
yang aktif dan memiiki efek analgesik dengan NET dengan memblokir daerah desipramine.
afinitas tinggi dari (+) – M1 untuk reseptor µ- (Sagata, et al., 2002)
opioid. (Armstrong, et al., 2009) Aktivitas MU dari tramadol
CYP2D6 bertanggung jawab sekitar 10 kali lipat lebih sedikit dari kodein
atas demetilasi-O yang mengarah pada produksi dengan metabolit M1 300 kali lebih daripada
metabolit M1 di hati. M2 (N- afinitas reseptor MU dibandingkan dengan
desmethyltramadol) diproduksi melalui N- senyawa induknya. (Grond & Sablotzki, 2004)
demethylation yang diturunkan oleh CYP3A4 Pemberian Tramadol secara
dan CYP2B6. (Wu, et al., 2001) M1 dan M2 oral lebih efektif dari pada parental, karena
dapat dimetabolisme lebih lanjut untuk konsetrasi M1, Metabolit aktif jauh lebih tinggi
membuat tiga metabolit sekunder tambahan setelah pemberial oral sehingga efek agonis
yaitu N N-didesmethyltramadol (M3), N, N, lebih besar. (Babalonis, 2012)
Farmaka 247
Volume 17 Nomor 2

antidepresan, beberapa psikotropika seperti


EFEK SAMPING DAN TOKSISITAS antipsikotik dan antikovulsan. (Lehoux, et al.,
Tramadol sementara ini sangat 2007) Oleh sebab itu seharusnya obat ini tidak
direkomendasikan untuk penangan pada nyeri digunakan bersamaan dengan beberapa obat
sedang hingga berat pada pasien tidak responsif seperti : carbamazepine karena dapat
terhadap terapi oral yang sebelumnya tidak mengurangi efektifitas tramadol dalam
memiliki kontraindikasi dengan inhibitor cox 2 menginduksi metabolisme. Warfarin dapat
selektif. Obat ini memiliki resiko kecanduan meningkatkan resiko pendarahan jika
seperti opiat lainnya. Pada umumnya setelah dikonsumsi dengan obat ini. Amitryptyline dan
mengkonsumsi obat iniakan timbul rasa mual , promethazine dapat meningkatkan kejang
muntah, berkeringat, lelah, sedasi dan mulut apabila digunakan bersamaan dengan tramadol,
kering. Yang paling parah dapat tumbul untuk mekanisme terjadinya kejang masih
angiodema, peningkatan antikougulan dan belum diketahui. Obat ini menurut FDA
toksisitas serotonin. Dari beberapa efek termasuk dalam golongan C. (Kumar, 2012)
samping yang disebabkan obat ini, yang sangat
merugikan yaitu kejang dan sindrom serotonin. KONTRAINDIKASI
(Grond & Sablotzki, 2004) Menurut (Rahmani, Tramadol memiliki potensi
et al., 2016) tingkat kejang pria lebih tinggi dari analgesik seperti petrokina, 1/5 dari nalbuphine,
wanita (80,5% : 19,5%) dan usia umum antara 1/1000 dari fentayl dan 1/10 morfin. Tramadol
15 hingga 30 tahun. Sedangkan menurut kurang efektif dalam menghilangkan rasa sakit
(Lanier, et al., 2010) penyesuain dosis kontinu daripada morfin. Pasien yang sedang menerima
pada tramdol dan akumulasi M1 ini yang monoamine oxidase inhibitor dikontraindikasi
mungkin disebabkan oleh karakteristik adaptasi dengan Tramadol, jika terjadi peningkatan
saraf, sementara rejimen dosis akut seperti tidak transmisi monominergik. Untuk pasien epilepsi
cukup untuk menghasilkan efek mirip opioid. sangat dianjurkan ketika menggunakan obat ini.
Dengan pemberian 800 mg/ hari tramadol dapat Selain itu, obat ini tidak direkomendasikan
menghasilkan tingkat ketergantungan opioid untuk anak – anak. (D Angelo R, et al., 1997)
yang sama dengan morfing 60 mg / hari. selain itu tramadol dikontraindikasikan
Sedangkan pada peresepan dosis harian terhadap pasien yang memiliki hipersensitivitas
tramadol sebesar 200 mg / hari, hal ini dapat yang tinggi terhadap alkohol dan keracunan
memungkinkan timbul efek kecanduan. akut terhadap alkohol, hipnotik, alagesik yang
bekerja sentral, opioid. Untuk ibu hamil
INDIKASI tramadol tidak disarankan, meskipun dapat
Menurut beberapa petinggi digunakan pada ibu hamil dan menyusui jika
peneliti di Australia, sebagian besar interaksi diberikan dosis tunggal. (Lesley & Caroline,
antara obat kebanyakan disebabkan oleh 2000)
Tramadol. Obat ini dapat berinteraksi dengan
Farmaka 248
Volume 17 Nomor 2

PENYALAHGUNAAN
PENGGUNAAN KLINIS Di Indonesia, Tramadol
Tramadol direkomendasikan banyak disalah gunakan oleh masyarakat. Mulai
untuk menaganani rasa nyeri yang parah hingga dari remaja hingga orang tua. Alasan setiap
berat. Obat ini dapat diberikan secara oral, orang berbeda – beda dalam mengkonsumsi
rektal atau parenteral (intravena, intramuskuler tramadol. Di kalangan remaja, obat ini
dan subkutan). Untuk pemberian secara digunakan untuk penenang serta sebagai
parenteral hanya melibatkan intravena dan pemberi efek perasaan senang berlebihan
intramuskular. Dosis yang dianjurkan dalam (euphoria). (Fardin & Asrina, 2019) Sedangkan
pengobatan untuk umur <75 tahun dosis oral pada kalangan orang dewasa obat ini menjadi
atau parenteral sebanyak 50 mg, 100 mg alternatif untuk menghilangkan stress dari
dengan rentang 4 hingga 6 jam sesuai penatnya bekerja. Dosis yang digunakan
kebutuhan (dosis maksimum 400 mg / hari), meningkat dengan seiringnya waktu, sehingga
untuk anak – anak bervariasi tergantung setiap timbul ketergantungan serta perasaan aneh jika
negara; misal di Amerika Serikat tramadol tidak tidak mengkonsumi tramadol. (Thaha, et al.,
direkomendasikan pada anak – anak berusia < 2016)
12 tahun, sedangkan di Jerman dapat digunakan
pada anak – anak berusia lebih dari 1 tahun. KESIMPULAN
Pada pasien pasca operasi dosis yang digunakan Tramadol merupakan sintesis
100 mg i.v kemudian 50 mg setiap 10 – 20 analgesik opioid yang memiliki fungsi sebagai
menit hingga maksimal 250 mg di jam bertama analgesik sentral dan penghilang rasa sakit
dan 600 mg selama 24 jam. Tramadol kronik maupun akut, strukturnya yaitu trans-2
dikontraindikasikan dalam pasien yang (dimethylaminomethyl)-1-(m-methoxyphenyl)
sebelumnya menunjukkan hipersensitivitas - cyclohexanol hydrochloride. Selain sebagai
terhadapnya dan dalam kasus keracunan akut analgesik , tramadol dapat digunakan sebagai
dengan alkohol, hipnotik, analgesik yang penghambat transpoter norepinerfin di sel
bekerja sentral, opioid atau obat psikotropika. medula Barium adrenal. Tramadol sementara
Tidak direkomendasikan untuk pasien yang masih disarankan untuk penderita yang
menerima inhibitor monoamine oksidase atau memiliki kontraindikasi dengan inhibitor cox 2
dalam waktu 2 minggu dari penarikan obat selektif, serta menurut FDA keamanan obat ini
tersebut. Tidak ada penyesuaian dosis yang untuk ibu hamil tergolong dalam katergori C.
digunakan saat bersamaan simetidin. Dalam Efek samping tramadol secara umum timbul
penelitian pada hewan, uji mutagenisitas rasa mual , muntah, berkeringat, lelah, sedasi
menunjukkan bahwa tramadol tidak memiliki dan mulut kering.
potensi genotoksik pada manusia (Lesley &
Caroline, 2000). DAFTAR PUSTAKA
Farmaka 249
Volume 17 Nomor 2

A. S. C., W. G. & S. N., 2009. Pharmakokinetic Sagata, K. et al., 2002. Tramadol Inhibits
drug interactions of synthetic opiate Norepinephirine transporter Function at
Analgesic. Psychosomatics, Volume 2, Desipramine - Binding Sites In
pp. 169 - 176. Cultured. Aneshesia & Analgesia,
Babalonis, S., 2012. Abuse liability and Volume 94.
Reinforcing Efficacy of oral Tramadol Subedi, M., S. B. & M. K., 2018. An Overview
in Humans. Drug and alcohol of tramadol and its usage in pain
dependence. management and future perspective.
D. C. et al., 2007. Refractory shock and asystole Biomedicine & Pharmacotherapy,
related to tramadol overdose. Clinical Volume 111, pp. 443 - 451.
Toxical. Thaha, R. M., Baharuddin, N. & Syafar, M.,
Driessen, W, R. & H, G., 2005. Effect Of The 2016. Penyalahgunaan Obat Keras
Central Analgesik Tramadol On The Oleh Buruh Bangunan Di Pergudangan
Uptake And Release OF Noradrenaline Parangloe Indah Kota Makassar. Jurnal
And Dopamine In Vitro. Journal MKMI, Volume 12.
Pharmacol, pp. 806 - 811. Upadhyay, D. K., Palaian, S. & Mishra, P.,
Fardin & Asrina, A., 2019. Penyalahgunaan 2006. Drug Review Tramadol. Journal
Tramadol dan Komix pada Remaja di Of the Institute of Medicine, Volume
Kabupaten Bima. Patria Artha Journal 28, pp. 57 - 61.
Of Nursing Science, Volume 3. Wulandari, S. & Mustarichie, R., 2017. Upaya
García-Quetglas, E., J. A. & B. S., 2007. Pengawasan BBPOM Di Bandung
Pharmacokinetics of tramadol Dalam Kejadian Potensi
enantiomers and their respective phase Penyalahgunaan Obat. Jurnal
I metabolites in relation to CYP2D6 Farmaka, Volume 15.
phenotype. Pharmacological Research, W. W. et al., 2001. Metabolism of analgesic,
Volume 55, pp. 122 - 130. tramadol hydrochloride, in rat and dog.
G. S. & S., 2004. Clinical pharmalogy of Xenobiotica, Volume 31.
Tramadol. Clin Pharmacokinet, Y. J. et al., 1997. A Comparison of remifentanil
Volume 13, pp. 879 - 923. and morphine sulfate for acute
Indra, I., 2013. Farmakologi Tramadol. Jurnal postoperative analgesia after total
Kedokteran Syiah Kuala, Volume 13. intravenous anesthesia with
Kumar, 2012. Seizures after intravenous remifentanil and propofol.
tramadol given as premedication. Anesthesiology, pp. 235 - 243.
Indian J Anaesth, Volume 1, pp. 55 -
57.
K., Vitale, M. G., Tresgallo, M. E. & Saroyan,
J. M., 2013. UndetectedUltracet
Dependence in an Adolescent With
Nonmalignant Back Pain. Journal Of
Opioid Management, Volume 9, pp.
225 - 230.
Lanier, R. et al., 2010. Physical dependence
potential of daily tramadol dosing in
humans. Psychopharmacology,
Volume 4, pp. 457 - 466.
Lesley, S. J. & Caroline, P. M., 2000. Tramadol.
Adis Drug Evaluation, pp. 140 - 170.
Rahmani, A. H., Jamshidi, F. & Bayat, N., 2016.
Tramadol Poisoning and Prevalence of
Common Side Effect. Journal Pharma
Res Health, Volume 4, pp. 1429 - 1432.

Anda mungkin juga menyukai