Efek yang dilaporkan pada pengguna MDMA bervariasi berdasarkan dosis, frekuensi dan durasi
penggunaan. Umumnya, efek yang diinginkan dari kebanyakan pengguna adalah yang di
produksi oleh dosis rendah pada satu waktu. Hal ini, oleh karena itu baik sekali untuk membagi
penggambaran efek yang terjadi menjadi efek akut dan efek kronik (jangka panjang), dan pada
setiap kategori dijelaskan terpisah antara efek mental dan fisik. Efek kategori ketiga, terdiri dari
toksisitas serius atau fatal yang terlihat dengan penggunaan dalam dosis tinggi atau pada individu
yang sensitif dan akan dijelaskan terpisah.
1. Efek akut
a. Efek yang dinginkan
Efek yang diinginkan dari penggunaan MDMA mirip dengan obat lain yang populer
dari kelompok amfetamin. Secara fisik, obat ini dapat membuat peningkatan
bermakna dari kewaspadaan (selalu terjaga), daya tahan tubuh dan perasaan energi,
keinginan seksual, dan menunda kelelahan dan mengantuk. Efek fisiologi yang
menyertai dijelaskan sebagai perasaan euforia, merasa selalu sejahtera, ketajaman
persepsi sensorik, sosiabilitas yang lebih besar, ekstraversi, dan peningkatan perasaan
dekat kepada orang lain dan toleransi yang lebih besar pada pandangan dan perasaan
mereka.
1. Toksisitas hepatik
Proporsi tinggi dari laporan kasus toksisitas tinggi dari MDMA termasuk observasi
pasien dengan jaundice. Beberapa penjelasan ditawarkan untuk hal ini termasuk
kemungkinan dari reaksi alergi obat, kontaminan toksis dari individu tersebut
terhadap obat tersebut, atau efek sekunder dari hiperpireksia, yang akan dijelaskan
selanjutnya. Akan tetapi penjelasan yang paling mungkin adalah berhubungan dengan
jalur metabolisme dari obat tersebut. Seperti yang dijelaskan sebelumnya MDMA dan
obat yang berhubungan dengan MDMA dimetabolisme di hati dengan menggunakan
enzim CYP p450 beragam sehingga membentuk CYP2D6. Produk yang langsung jadi
dari reaksi ini akan diproses lebih jauh oleh enzim menjadi prosuk sekunder,
beberapa metabolit sekunder ini sangat reaktif dengan glutation. Penurunan bermakna
level dari glutation bebas menunjukkan adanya proses perubahan kimiawi (influks
kalsium secara masif, perubahan oksidatif dalam membran lipid sel, dan selanjutnya)
dan kemudian kearah kematian sel.
Gambaran klinis dari beberapa kasus bervariasi. Secara umum hal ini relatif
ringan seperti pada hepatitis viral dengan jaundice, pembesaran hati, kecenderungan
untuk peningkatan perdarahan, peningkatan enzim hati di darah, dan gambaran
biopsinya tidak menunjukkan pastinya diagnosis dari toksisitas MDMA. Kesembuhan
spontan biasanya terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan tetapi pada
pengguna jangka panjang serangan akan berulang dari hepatitis. Beberapa penulis
menyimpulan pada kasus hepatitis berulang pada dewasa muda, penggunaan MDMA
bisa dicurigai sebagai penyebab. Andreu dkk. menemukan di rumah sakitnya
ekstasi merupakan penyebab paling sering kedua untuk cedera hati pada pasien
dibawah 25 tahun. Gambaran ini bisa menjadi lebih parah, akan tetapi progres
penyakit ini bisa terjadi secara cepat untuk menghindari gagal hati dan akan
menyebabkan fatal kecuali penderita ini mendapatkan transplantasi hati.
2. Toksisitas kardiovaskuler
Seperti yang diceritakan sebelumnya, MDMA dan obat lain yang berhubungan
meningkatkan pelepasan tidak hanya serotonin, tetapi juga noradrenalin dan dopamin.
Hal ini khusunya noradrenalin yang bertanggungjawab dari efek samping serius pada
sistem kardiovaskuler. Efek ini terdiri dari 2 tipe dasar yaitu: hipertensi dengan
konsekuensi ruptur pembuluh darah, perdarahan internal dan takikardi dengan
konsekuensi peningkatan beban kerja jantung dan hasilnya risiko terjadi heart failure.