TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Ekstasi
Ekstasi adalah nama umum bagi salah satu jenis psikotropika dengan nama
terhadap
sistem
kardiovaskular
4
dan
menyebabkan
hipertermia.
(HHMA).
Hasil
metabolit
MDMA
akan
2.2.2.
Farmakodinamik Ekstasi
MDMA memiliki kemiripan bentuk dengan tiga neurotransmitter di otak,
yaitu serotonin, dopamin dan norepinefrin. Kemiripan bentuk ini merupakan dasar
mekanisme kerja MDMA Tempat kerja utama MDMA adalah transporter
monoamin
untuk
transporter/NET,
norepinefrin,
serotonin
serotonin
dan
transporter/SERT,
dopamin
dopamin
(Norepinephrin
transporter/DAT).
keadaan menyenangkan yang terjadi pada efek subjektif akut tersebut dinamakan
entactogen. Perasaan menyenangkan inilah yang menjadi alasan pengguna
untuk menggunakan MDMA. Efek fisiologis utama yang terjadi pada penggunaan
MDMA adalah peningkatan heart rate, peningkatan tekanan darah, midriasis dan
peningkatan suhu tubuh. 3
2.3
gerak merupakan keluhan yang paling sering selama 2-3 hari pertama
setelah penggunaan ekstasi. Sakit kepala, mual, hilangnya nafsu
makan, penglihatan kabur, mulut kering dan insomnia merupakan
gejala fisik yang dilaporkan selama penggunaan ekstasi dan tidak
lama setelah digunakan. Frekuensi jantung dan tekanan darah juga
selalu meningkat selama penggunaan obat kemudian akan selalu
meningkat lebih dari normal selama beberapa hari.
Efek akut psikologis yang tidak diinginkan biasanya
dilaporkan selama penggunaan obat mirip dengan adanya penggunaan
berlebihan dari obat tersebut. Adanya peningkatan gairah, jika sudah
berlebihan hal ini berubah menjadi hiperaktivitas, ide yang meloncatloncat sehingga menyebabkan ketidakfokusan dari perhatian, dan
insomnia. Keluhan lain yang sering dikeluhkan adalah halusinasi
ringan, depersonalisasi, ansietas, agitasi dan perilaku yang tidak biasa
atau sembrono. Biasanya gejala ini menuju kearah serangan panik,
delirium, atau bahkan episode gejala psikotik yang biasanya tetapi
tidak selalu dapat hilang secara cepat jika penggunaan obat
diberhentikan. Sehari atau dua hari setelah penggunaan obat, keluhan
mental dan mood yang paling sering dikeluhkan adalah susahnya
berkonsentrasi, depresi, ansietas dan kelelahan. Gejala ini sangat
menyerupai dalam miniatur reaksi putus obat setelah mengalami
euforia jangka lama atau gejala manik jangka panjang yang
disebabkan oleh penggunaan ekstasi, kokain, dan obat stimulan
susunan saraf yang lain dalam jumlah besar.
2. Efek kronik atau efek residual
a. Neurotoksisitas serotonin
Sebagian dari beberapa kecil suatu kelompok yang dilaporkan
peningkatan atau resolusi dari emosional masalah sesorang setelah
penggunaan ekstasi pada psikoterapi. Efek jangka panjang hampir
semuanya merupakan efek samping dari penggunaan ekstasi. Efek ini
berasal dari aksi neurotoksik oleh derivat metilendioksi dari
amfetamin.
10
serebrospinal
otak
MRI dan proton magnetic resonance spectroscopy dapat
mendukung mengestimasi dari jumlah neuron yang utuh pada
beberapa bagian otak yang berbeda.
11
otak.
Obat yang diketahui menstimulasi alur serotonergik pada otak
diberikan dan respon endokrin yang melepaskan serotonin
(perubahan level prolaktin dan kortisol) diukur.
12
pengguna ekstasi.
Impulsivitas yang semakin besar dan berkurangnya kontrol
diri.
Serangan panik yang berulang ketika seseorang tidak dalam
pengaruh dari obat tersebut bahkan sampai beberapa bulan
pada otot lain seperti pda otot pinggang bawah dan leher
Sistem sirkulasi, efek akut dari ekstasi pada sistem sirkulasi
yang dijelaskan sebelumnya termasuk peningkatan dari
tekanan darah tetapi pada efek residual jangka panjang
menunjukkan hasil penurunan tekanan darah dan kontrol yang
tidak baik dari frekuensi jantung dan tekanan darah oleh
13
2.5
Intoksikasi Ekstasi 3
Ada 4 tipe toksisitas yang sangat serius mengancam kehidupan yaitu:
14
dari
efek
samping
serius
pada
sistem
15
darah.
Perdarahan retina sudah di jelaskan dapat dilihat di autopsi.
Kerusakan dinding pembuluh darah dan akan menyebabkan
trombosis intravena.
Gangguan serius pada irama jantung diobservasi diobservasi pada
pengguna ekstasi.
3. Toksisitas serebral
Salah satu konsekuensi dari penggunaan ekstasi adalah berkeringat
sangat banyak sebagai hasil kombinasi dari aktivitas fisik yang
bersemangat dan aksi farmakologi pada darah dengan mekanisme
termoregulasi. Jika sodium dalam jumlah besar bisa hilang dari
keringat, maka seorang penari akan meminum air untuk menghindari
kepanasan,
hasilnya
adalah
hemodilusi
dan
menyebabkan
16
Pemeriksaan Toksikologi
2.6.1
17
18
Pemeriksaan Penunjang
19
ada atau bahkan dalam aplikasi yang baru. MS dalam ilmu forensik
menyediakan metode dalam banyak aplikasi untuk mengidentifikasi
sebuah senyawa atau komponen dari sebuah senyawa campuran, yang
terdiri dari formula molekul dengan struktur kimianya. Pengguanan MS
secara luas dan juga kebutuhannya untuk dapat bekerja lebih cepat, efisien
dan pengukuran yang lebih sensitif, mendorong dalam perkembangan
yang lebih serba guna dan lebih efisien. Format MS yang baru terbukti
dalam penggunaanya untuk aplikasi forensiknya, bukan hanya itu format
baru ini juga dapat di gunakan secara luas dalam penggunaannya dalam
bidang kimia, biokimia, biologi, dan farmakologi, dan di antara bidang
yang lainnya, MS juga menjadi alat yang penting dalam identifikasi bahan
kimia, profil komposisi dan analisis struktur. Idealnya, teknik deteksi dan
analisis haruslah kuat, sensitif, informatif, luas dalam segi aplikasinya dan
spesifik dalam segi diskriminasi.7
Banyak teknik analisis tersedia untuk analisis forensik, tapi MS
mendominasi
dalam
beberapa
aplikasi.
Meskipun
teknik
Gas
20
21
sebagai berikut:
1. Dekontaminasi dengan arang aktif/sorbitol
2. Sedasi dengan benzodiazepin pada pasien gelisah dan cemas
3. Pengobatan hipertermia dengan cepat pendinginan konveksi,
penyemprotan air ke tubuh dan menggunakan kipas angin listrik untuk
mengalirkan air, mencoba untuk mendinginkan suhu inti untuk 101 F
dalam waktu 30-45 menit
4. Bantuan dari kejang otot dan/atau kram dengan benzodiazepin
5. Pencegahan rhabdomyolysis dengan cairan IV (manfaat furosemide
atau natrium bikarbonat masih kontroversial)
6. Kontrol kejang dengan benzodiazepin
7. Stabilisasi hemodinamik dan / atau gangguan kardiovaskular dengan
nitroprusside atau nitrogliserin. 11
Kematian telah dilaporkan karena hipertermia berat (yaitu, stroke panas)
disertai dengan disseminated intravascular coagulation, rhabdomyolysis, dan
gagal ginjal akut. Kematian dari edema serebral dan kejang sekunder untuk
hiponatremia dan syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion
22
(SIADH) juga telah dilaporkan. Seperti dalam setiap toksisitas amfetamin, bahaya
aritmia jantung dan ketidakstabilan kardiovaskular selalu harus diperhatikan.
Perhatian jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi (ABC) dan tanda-tanda vital
adalah standar penanganan dalam overdosis, dan pemeriksaan neurologis juga
diperlukan. Menyediakan oksigen, memperoleh akses intravena, dan melakukan
monitoring jantung. Penentuan kadar glukosa ditunjukkan kepada pasien dengan
perubahan status mental. Jika seorang pasien hipoglikemik,pemberian tiamin
untuk menjaga konsentrasi glukosa serum dengan pemantauan sering.
Jika toksisitas akut yang disebabkan oleh konsumsi diketahui, melakukan
dekontaminasi gastrointestinal dengan pemberian arang aktif. Lavage Orogastric
biasanya tidak diperlukan kecuali co-ingestant mengancam jiwa terlibat dan
pasien datang dalam waktu 1 jam dari konsumsi. Irigasi seluruh usus dapat
diindikasikan jika tubuh keracunan obat yang dicurigai. Meskipun gangguan
pernapasan jarang, intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik mungkin
diperlukan pada pasien yang tidak dapat melindungi jalan napas mereka atau
memiliki gangguan pernapasan karena kondisi seperti kejang, instabilitas
kardiovaskular, atau trauma.
Pasien
dengan
hipertermia
parah
memerlukan
langkah-langkah
23
2.8.1
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan
kesadaran,
hilangnya
rasa
nyeri,
dan
dapat
menimbulkan
ketergantungan.12
serta
mempunyai
potensi
tinggi
mengakibatkan
tersebut.
Narkotika golongan III: Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan
serta
mempunyai
potensi
ringan
mengakibatkan
24
(ritalin).
Psikotropika golongan III: Psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom
25
26
Menurut pasal 184 KUHAP (1) Alat bukti yang sah ialah:4
a. Keterangan saksi; yang dijelaskan dalam pasal 185 (1) bahwa Keterangan
saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.
b. Keterangan ahli; diatur dalam pasal 186 KUHAP (1) Keterangan ahli ialah apa
yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
c. Surat; sebagaimana diatur dalam pasal 187 KUHAP bahwa surat dibuat atas
sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:
Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat
keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang
dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
keterangannya itu;
Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau
surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam
tatalaksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi
27
28
atau
serangkaian
kegiatan
29
10. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang
memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran sediaan farmasi, termasuk Narkotika dan alat kesehatan.
11. Industri Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang
memiliki izin untuk melakukan kegiatan produksi serta penyaluran obat
dan bahan obat, termasuk Narkotika.
12. Transito Narkotika adalah pengangkutan Narkotika dari suatu negara ke
negara lain dengan melalui dan singgah di wilayah Negara Republik
Indonesia yang terdapat kantor pabean dengan atau tanpa berganti sarana
angkutan.
13. Pecandu Narkotika
adalah
orang
yang
menggunakan
atau
30
31