Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA ACARA 3

PERKAWINAN HIBRID PADA


DROSOPHILA

Nama : Wulan Matya Ningrum


NIM : 1701008069
Asisten : Nurul Azizah

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2020
A. TUJUAN

Pada praktikum kali ini mengenai imitasi perbandingan genetis, praktikum ini
bertujuan :

1. Untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin pada Drosophila melanogaster.


2. Untuk mengetahui pembuatan medium untuk pertumbuhan Drosophila
melanogaster
3. Untuk mengetahui hasil persilangan dari Drosophila melanogaster pada
percobaan
4. Umtuk mengetahui siklus hidup Drosophila melanogaster.
5. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi siklus hidup
Drosophila melanogaster

B. TINJAUAN PUSTAKA

Kebanyakan sifat organisme diwariskan kepada keturunannya, akan tetapi


tidak semuanya selalu diwariskan. Ada dua macam sifat pewarisan, yaitu sifat
yang diwariskan secara dominan da secara resesif. Sifat yang diwariskan secara
dominan yaitu apabila kehadiran gen yang mengawasi sifat itu menutup ekspresi
gen yang mengawasi sifat lawannya yang resesif, sehingga sifat resesif tersebut
sama sekali tidak nampak. Sifat resesif baru tampak ketika dua gen resesif
berkumpul pada satu individu. (
a. Perkawinan Hibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan dua individu dengan satu
sifat beda. Persilangan rnonohibrid dibedakan menjadi dua macam, yaitu
persilangan monohibrid dominan dan monohibrid intermediat (Suryo, 2012).
Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat
berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent
assortment of genes”. Atau pengelompokan gen secara bebas. Persilangan
dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua
sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan
berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat; padi
berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan
berbulir banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang kapri.
Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning dengan
tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua F1,
nya berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning
merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan
menyerbuk sendiri. Ternyata pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat
dan berwarna kuning. 108 tanaman berbiji bulat dan berwarna hijau. 106
tanaman berbiji kisut dan berwarna kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan
berwarna hijau. Hasil penelitiannya mengehasilkan hukum Mendel II atau
hukum asortasi atau hukum pengelompokan gen seceru bebas. Hukum ini
menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan mengumpul dalam zigot,
tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gantet secara bebas
(Suryo, 2012).

b. Drosophila melanogaster
Drosophila melanogaster merupakan jenis serangga biasa yang
umumnya tidak berbahaya dan merupakan pemakan jamur yang
tumbuh pada buah. Lalat ini merupakanlalat buah yang dapat dengan mudah
berkembang biak. Contohnya, dari satu perkawinansaja dapat menghasilkan
ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapatdikembangbiakkan setiap dua
minggu.  Drosophila melanogaster pada kondisi lingkunagan normal adalah
organismediploid dengan empat buah kromosom. (Mustami, 2013).
Masing- masing kromosom mempunyai
empat pasang yang homolog kecuali kromosom X dan kromosom Y. Gen yan
g mengatur sifat jantan dan betina masing- masing tersebar diantara
autosom dan terletak pada kromosom X. Ada kecenderungan betina yang kuat
pada kromosom X. Dengan adanya satukromosom X, maka akan memberikan
1,5 kecenderungan betina, sedangkan satu setautosom cenderung akan
menjadi jantan, jadi perbansingannya 1,5 : 1. Kromosom Y tidak menentukan
jenis jantan ataupun kehidupan lalat Drosphila, akan tetapi kromosom Y
diperlukan untuk menjaga fertilitas. (Susanto, 2011).

c. Keuntungan Menggunakan Drosophila melanogaster


Dalam perkembangan ilmu genetika dikenal spesies Drosophila
melanogaster sebagai objek percobaan yang sering digunakan. Drosophila
melanogaster sering digunakan karena memiliki karakteristik yang sangat
sesuai sebagai objek riset genetika. Penelitian- penelitian menggunakan
Drosophila melanogaster telah menghasilkan pemahaman dasar mengenai
pola penurunan sifat pada makhluk hidup yang kemudian memberi pengaruh
besar dalam perkembangan genetika. Morgan memulai risetnya
dengan Drosophila melanogaster pada tahun 1910 dan tidak berhenti sampai
di situ, hingga saat ini para ilmuwan masih menggunakan Drosophila
melanogaster sebagai objek percobaan. ( Mustami, 2011).
Menurut Sisunandar (2011) ada beberapa keuntungan dari Lalat buah
(Drosophila melanogaster) sehingga banyak dijadikan objek atau bahan
percobaan genetik, di antaranya:
1. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam
laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan
sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat.
2. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila
melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12
hari.
3. Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah diperoleh.
4. Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan
dalam jumlah yang besar.
5. Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki “Giant
Chromosme”. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang
besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di
bawah mikroskop cahaya.
6. Mudah dibedakan antara lalat jantan dan lalat betina. Lalat buah
(Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat
keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah
(Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu
yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan
perbesaran yang lemah pula.
7. Perkembangan dari siklus hidupnya pendek mudah di amati, karena terjadi
di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hinggá menjadi dewasa
(imago).
d. Faktor yang mempengaruhi siklus hidup Drosophila melanogaster
Menurut Mustami (2013) Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai
berikut:
 Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi
ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu
ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada
suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada
suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
 Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun
apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan
akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa
berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu
dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan
sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan
jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).
 Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak
terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun
sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila
melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu
padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun
apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya
produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
 Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan
mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

e. Pembuatan media hidup


Komposisi bahan yang digunakan untuk pembuatan medium adalah
pisang 550 gr, gula merah 150 gr, agar – agar satu bungkus (7 gr), sorbic 7 cc,
methyl paraben 5 cc, yeast 20 gr, dan air secukupnya. Cara pembuatan
medium adalah pisang ditambahn dengan air, diblender sampai bahan – bahan
tersebut tercampur rata dan halus. Agar – agar dan gula ,merah dicampur
dengan air dan kemudian didihkan. Pisang yang sudah diblender dimasukkan
ke dalam agar – agar dan gula merah yang sudah mendididh, diaduk sampai
rata kemudian didiamkan kurang lebih selama 10 menit atau sampai pisang
matang dan didinginkan samapai kurang lebih 20 menit, kemudian diberi ragi
yang sudah dilarutkan dalam air dan dicampur dengan sorbic acid ( zat
pencegah jamur ). Adonan dituang ke dalam botol dan diberi kertas pupasi,
selanjutnya botol ditutup dengan busa. ( Susanto, 2011).

C. ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat tulis, botol, kapas
yang digunakan untuk mengambil eter, pipet tetes yang digunakan untuk
mengambil larutan, kertas digunakan sebagai tempat perkawinan lalat buah.

D. BAHAN
Bahan-bahan yang diperlukan untuk percobaan ini adalah pisang sebagai bahan
makanan yang disukai oleh Drososphila melanogaster, gula aren sebagai sumber
gula atau karbohidrat, aquadest sebagai pelarut.

E. CARA KERJA
 Menentukan Jenis Kelamin
1. Lalat Drosophila melanogaster disterisasi menggunakan kapas yang sudah
dicelupakn pada eter.
2. Lalat dikeluarkan dan diletakkan diatas kertas putih.
3. Diamati ciri – cirinya (jantan atau betina) kemudian di dokumentasikan.
 Pembuatan Media Hidup
1. Disiapkan bahan seperti tape da pisang.
2. Pisangan dan tape doitumbuh menggunakan mortar, tetapi jangan terlalu
halus
3. Hasil tumbukan dicampurkan dengan benzoat acid
4. Dimasukkan ke dalam botol yamg sudah ada kertas yang dilipat seperti
kipas.
 Melakukan Perkawinan Hybrid
1. Disiapkan 3 pasang Drosophila melanogaster ( 2 pasang jantan dan betina
mata merah dan 1 pasang jantan dan betina mutan).
2. Lalat yang sudah dibius diletakkan hati – hati pada sela – sela kertas yang
dibuat meneyerupai kipas yang berfungsi sebagai tempat bersarang telur
lalat di dalam botol jam dan diberi label tanggal pembuatan kultur.
3. Lalat dipelihara pada suhu ruang selama 10 hari.
4. Dihitung keturunan F1 yang dihasilkan dan diamati jenis kelaminnya.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan, antara lain :
1. Perbedaan Drosophila melanogaster
Jantan Betina
Bentuk abdomen membulat Bentuk abdomen kecil dan
runcing
Ujung abdomen berwarna Ujung abdomen tidak
gelap berwarna gelap
Jumlah segmen 5 Jumlah segmen 7
Mempunyai sex comb Tidak punya sex comb
Tidak punya tanda pada Tanda berwarna gelap atau
bagian abdomen dorsal hitam pada bagian
abdomen dorsal

2. Pembuatan mendium dengan menggunakan campuran antara tape dan pisang,


medium ini digunakan sebagai tempat telur lalat yang akan dibiakkan.
3. Hasil persilangan yang telah dialkukan dari 4 parental mengahsilkan 3 pasang
menghasilkan keturunan dengan mata merah sedangkan 1 pasang
menghasilkan keturunan mutan.
4. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila
melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam  12
hari.
5. Faktor yang mempengaruhi siklus hidup Drosophila melanogaster antara lain
suhu lingkungan, ketersediaan makanan, tinbgkat kepadatan botol
pemeliharaan, intensitas cahaya.

H. DAFTAR PUSTAKA
Chan, A. H., P. A. Jenkins & Y. S. Song. 2012. “Genome-Wide Fine-Scale
Recombination Rate Variation in Drosophila melanogaster”. Plos
Genetic. 8(12):1-8.
Mustami, M.K. 2013. Genetika. Makasar : Universitas Islam Negeri Alauddin.
Sisunandar. 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Suryo. 2012. Genetika untuk strata – 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Susanto, Hery Agus. 2011. Genetika. Yogyakarta : Graham Ilmu.

I. MENJAWAB PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai