MATERI SUHU
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Di Susun Oleh:
1. Seva Ikhsan Pambudi 11.Nurul Bidayati
2. Muhammad Guntur 12.Riski Widiastutik
Noval H. 13.Mesihatus Safaah
3. Lailiyatul Kiftiyah 14.Siti Rohmatun
4. Putri Ayu Dewiyanti 15.Putri Lia Aminah
5. Naibatul Choiriyah 16.Shobahatul Khiyaroh
6. Yunita Marina 17.Neni Andriyani
7. Rossa Milenia 18.Titik Anggraini
8. Siti Mamdukah 19.Putri Damar Yanti
9. Senja Chandra Erfiana 20.Popita Chelya S.
10.Rofi’atul Ulya
A. Latar Belakang
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan termometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,
antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali
berubah-ubah tanpa kita tahu sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh
manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia
dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back)
yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat
temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan
melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu
inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti
konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap,
hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk
mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh, seperti hormon,
system syaraf, usia, dll. Dalam makalah ini saya akan membahas tentang system
pengaturan suhu tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hipotalamus ?
2. Bagaimana sIstem pengaturan suhu tubuh ?
3. Apa fungsi dari reseptor suhu ?
4. Apa saja macam-macam dari suhu tubuh ?
5. Apa faKtor yang mempengaruhi suhu tubuh ?
6. Apa saja yang mengganggu pengaturan suhu tubuh ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tntang hipotalamus
2. Untuk mengetahui sIstem pengaturan suhu tubuh
3. Untuk mengetahui fungsi dari reseptor tubuh
4. Untuk mengetahui macam-macam suhu tubuh
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
6. Untuk mengetahui hal-hal yang mengganggu suhu tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hipotalamus
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan termometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,
antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu dapat di bagi, antara
lain:
1. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ
dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37°C.
2. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh,
jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh
suhu lingkungan.
3. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata
gabungan suhu inti dan suhu kulit.
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :
1. Exercise:
Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan
pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
2. Hormon:
Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur
utama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon
pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.
3. Sistem syaraf:
Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system
syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan
norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan
norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme
rate dari sel tubuh.
4. Suhu tubuh:
Meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap
peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10
%.
5. Asupan makanan:
Makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake
tinggi protein.
7. Usia:
Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas
meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi
suhu akan normal setelah anak mencapai pubertas. Pada lansia sensitif terhadap
suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme control suhu (terutama kontrol
vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar
keringat, penurunan metabolisme.
8. Olahraga:
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme
lemak dankarbohidrat.
9. Kadar Hormon:
Suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria.
10. Irama sirkardian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5-°C selama periode 24 jam.suhu
tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.
11. Stres:
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan persyarafan.
12. Lingkungan:
Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar.
Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme
homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang
normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37°C. suhu tubuh manusia
mengalami fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7°C, suhu terendah pada malam hari dan suhu
tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas
yang hilang.
3 BULAN 37,5
6 BULAN 37,5
1 TAHUN 37,7
3 TAHUN 37,2
5 TAHUN 37,0
7 TAHUN 36,8
9 TAHUN 36,7
11 TAHUN 36,7
13 TAHUN 36,6
DEWASA 36,4
G. Gejala-gejala Hipotermia
Jika tidak segera ditangani, suhu tubuh akan makin menurun dan menyebabkan
gejala-gejala berikut ini:
Jika anak atau ada anggota keluarga Anda yang mengalami gejala-gejala di
atas, bawalah secepatnya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan darurat.
I. Langkah Pencegahan Hipotermia
Hipotermia bisa dicegah. Ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda
lakukan untuk menghindari hipotermia, yaitu:
Menjaga agar tubuh tetap kering. Air lebih cepat menyalurkan panas ke
udara dibandingkan jika tubuh kita kering. Segera ganti jika pakaian Anda
yang basah karena akan menyerap panas tubuh Anda.
Kenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan kegiatan, terutama bagi
Anda yang gemar mendaki gunung atau berkemah di tempat yang dingin.
Gunakanlah pakaian dari bahan yang dapat menjaga kehangatan tubuh
sekaligus menyerap keringat, misalnya wol. Hindari pakaian berbahan
katun. Gunakan jaket yang tahan angin dan air.
Jangan lupa untuk menggunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, serta
sepatu bot. Usahakan agar kaus kaki serta sepatu Anda tidak sesak agar
aliran darah berjalan lancar.
Pilihlah pakaian dengan ukuran yang sesuai. Pakaian yang pas akan
menciptakan ruang sirkulasi udara hangat di antara kulit dan pakaian.
Sedangkan pakaian yang ketat tidak dapat menghangatkan Anda.
Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh, tapi jangan
sampai berkeringat berlebihan. Jika terkena angin, baju yang basah karena
keringat dapat menurunkan panas tubuh.
Sediakan minuman dan makanan hangat, tetapi hindari minuman yang
mengandung alkohol atau kafein.
Bayi dan anak-anak lebih rentan terkena serangan hipotermia dibandingkan orang
dewasa. Karena itu, Anda perlu melakukan langkah-langkah pencegahan agar
mereka terhindar dari hipotermia. Di antaranya adalah:
Menghindari dan membentengi diri dari udara dingin akan membantu kita untuk
mencegah serangan hipotermia yang berpotensi fatal.
3. Hormone pertumbuhan.
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas
tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid.
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia
dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju
metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormone kelamin.
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal
kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas.
Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena
pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh
sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan ).
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status gizi.
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20
– 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan
untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal
nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu
dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena
lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas
dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan
gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan
(aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
9. Gangguan organ.
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga
dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas
tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu
juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia.
Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui
kulit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan termometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,
antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat
loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika.
Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi,
konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut
reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh
dipengaruhi oleh exercize, hormon, sistem saraf, asupan makanan, gender
iklim(lingkungan), usia, aktivitas otot, dan stress.
B. Saran
Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu
sehat dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari, agar suhu tubuh selalu
dalam keadaan normal dan dapat menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar
kita
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Praktikum Skill of Laboratory Keperawatan Dasar 1. 2018.
2. http://joe.endocrinologyjournals.org/cgi/content/full
3. Journal of Endocrinology. (2005). Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic
releasing factors.
4. Journal of Endocrinology. (2005). Functional anatomy of hypothalamic
homeostatic systems
5. Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan
Edisi. Jakarta: EGC
6. http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh
7. Pearce, C Evelyn. 2009. Anatomi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia