Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa bentuk sediaan obat yang umumnya dipakai dalam pembuatan obat, setiap
bentuk sediaaan memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing sesuai dengan
kebutuhan dan untuk apa obat tersebut dipakai. Salah satu bentuk sediaan dari obat yang
sering dijumpai dan sering digunakan adalah kapsul.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari
pati atau bahan lain yang sesuai. Sediaan dalam bentuk kapsul juga ditujukan untuk
pemakaian oral dengan kata lain pemberian yang dilakukan melalui mulut. Sediaan dalam
bentuk kapsul diterima baik oleh para konsumen dikarenakan penampilan baik itu dari
segi warna ataupun bentuk wadahnya. Bentuk kapsul umumnya bulat panjang dengan
pangkal dan ujungnya tumpul tetapi beberapa pabrik membuat kapsul dengan bentuk
khusus, misal ujungnya lebih runcing atau rata. Kapsul cangkang keras yang diisi di pabrik
sering mempunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi tanda untuk mengetahui identitas
pabrik.
Kapsul dapat juga mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna dari berbagai
oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras
seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan ini mengandung antara 10-15% air.
Kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatin (kadang-kadang disebut gel lunak)
sedikit lebih tebal dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan
penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin.
Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna, bahan opak seperti Titanium
dioksida, pengawet, pengharum dan pemanis/sukrosa 5%. Cangkang gelatin lunak
umumnya mengandung air 6-13%, umumnya berbentuk bulat atau silindris atau bulat telur
(disebut pearles atau globula).
Kapsul cangkang lunak tidak dipakai di apotek, tetapi diproduksi secara besar besaran
didalam pabrik dan biasanya diisi dengan cairan. Kapsul lunak yang bekerjanya long
acting umumnya berisi granula dan disebut Spansule.
Sasaran utama didalam merancang sediaan berbentuk kapsul adalah untuk menutupi
rasa obat yang pahit atau tidak mengenakan. Dengan demikian sangatlah penting bagi kita
sebagai tenaga farmasis untuk mengetahui dan mempelajari pembuatan sediaan dalam

1
bentuk kapsul yang sesuai dengan persyaratan pembuatan sediaan kapsul yang ideal agar
selanjutnya dapat diterapakan pada pelayanan kefarmasian dalam kehidupan masyarakat.

B. Tujuan
Berdasarkan rumusan makalah diatas maka makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai
berikut
1. Mengetahui karakteristik bahan aktif dan bahan tambahan sediaan kapsul
2. Mengetahui rancangan preformulasi dan formulasi sediaan kapsul

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini difokuskan
pada poin berikut :
1. Apa saja karakteristik dari bahan aktif dan bahan tambahan sediaan kapsul?
2. Bagaimana rancangan preformulasi dan formulasi sediaan kapsul?

D. Manfaat
Mendapatkan pengetahuan tentang cara pembuatan formulasi obat dalam bentuk kapsul
yang sesuai dengan cara pembuatan obat yang baik.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat  dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari
pati atau bahan lain yang sesuai.
1. Macam – macam kapsul
Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul
keras (capsulae durae, hard capsul ) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul).
Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak.

Kapsul keras Kapsul lunak


     terdiri atas tubuh dan tutup      satu kesatuan
     tersedia dalam bentuk kosong      selalu sudah terisi
     isi biasanya padat, dapat juga cair       isi biasanya cair, dapat juga padat
     cara pakai per oral      bisa oral, vaginal, rectal, topikal
     bentuk hanya satu macam      bentuknya bermacam - macam
a. Macam-macam kapsul berdasarkan ukuran
Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman.
Biasanya  dikerjakan secara eksperimental  dan sebagai gambaran hubungan
jumlah obat dengan ukuran kapsul  dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
No. ukuran Asetosal Natrium Bikarbonat NBB
(alam gram) (dalam gram) (dalam gram)

000 1 1,4 1,7

00 0,6 0,9 1,2

0 0,5 0,7 0,9

1 0,3 0,5 0,6

2 0,25 0,4 0,5

3
3 0,2 0,3 0,4

4 0,15 0,25 0,25

5 0,1 0,12 0,12

2. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul


a. Keuntungan bentuk sediaan kapsul.
1) Bentuk menarik dan praktis
2) Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.
3) Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat
segera diabsorbsi (diserap) usus.
4) Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam
bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang
pasien.
5) Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada
pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan
obatnya.
b. Kerugian bentuk sediaan kapsul.
1) Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang  tidak
menahan penguapan.
2) Tidak untuk zat-zat yang higroskopis.
3) Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul.
4) Tidak untuk Balita.
5) Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)
3. Cara Pengisian Kapsul
Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin dan
dengan alat mesin.
a. Dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan
alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep dokter. Pada
pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah
alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap obat tersebut.
Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuai dengan

4
jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan
kapsul dan ditutup.  
b. Dengan alat bukan mesin
Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia.
Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan
pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-
puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua  bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian
yang bergerak.
Caranya :
1) Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat
yang tidak bergerak.
2) Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /ditaburkan pada
permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
3) Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang bergerak.
Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.
c. Dengan alat mesin
Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-
besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut , perlu dipergunakan
alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai dengan menutup
kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan
memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih terjamin.
4. Cara penutupan kapsul
Penutupan kapsul yang berisi serbuk dapat dilakukan dengan cara yang
biasa  yakni menutupkan bagian tutup kedalam badan  kapsul tanpa penambahan
bahan perekat. Penutupan cangkang kapsul dapat juga dilakukan dengan pemanasan
langsung, menggunakan energi ultrasonik atau pelekatan menggunakan cairan
campuran air – alkohol
5. Cara Membersihkan Kapsul
Caranya letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol ) kemudian digosok-
gosokkan sampai bersih.
6. Pengisian Cairan ke Dalam Kapsul Keras
a. Zat-zat setengah cair/cairan kental
Misalnya ekstrak-ekstrak kental dalam jumlah kecil dapat dikapsul sebagai
serbuk sesudah dikeringkan dengan bahan-bahan inert, tetapi kalau jumlahnya
5
banyak yang jika dikeringkan membutuhkan terlalu banyak bahan inert, maka
dapat dibuat seperti masa pil dan dipotong-potong sebanyak yang diperlukan, baru
dimasukkan kedalam cangkang kapsul keras dan direkat.
b. Cairan-cairan
Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang tidak
melarutkan gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul) dapat langsung
dimasukkan dengan pipet  yang telah ditara.Sesudah itu tutup kapsul harus ditutup
(di seal) supaya cairan yang ada didalamnya tidak bocor atau keluar.
Untuk cairan-cairan seperti minyak menguap , kreosot atau alkohol yang akan
bereaksi dengan gelatinnya hingga rusak/meleleh , harus diencerkan terlebih
dahulu dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40 %.Sebelum
dimasukkan kedalam kapsul. Kapsul diletakkan dalam posisi berdiri pada sebuah
kotak, kemudian cairan kita teteskan dengan pipet yang sudah ditara dengan tegak
lurus, setetah itu tutup.
7. Faktor – Faktor yang Merusak Cangkang Kapsul
Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :
a. Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)
Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap air
dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan
lactosa atau amylum  (bahan inert netral) akan menghambat proses ini. Contohnya
kapsul yang mengandung KI, NaI, NaNO2 dan sebagainya.
b. Mengandung campuran eutecticum
Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur
semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya kapsul yang
mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal ini
dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru
keduanya dicampur.
c. Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.
(pemecahan sudah dibahas diatas )
d. Penyimpanan yang salah
Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka karena
kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut.
Di tempat terlalu kering,   kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan
mudah pecah.
6
Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan :
1) dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering
2) dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi  silika (pengering)
3) dalam wadah plastik yang diberi pengering
4) dalam blitser / strip alufoil
8. Syarat – Syarat Kapsul
a. Keseragaman Bobot
Menurut FI. III, dibagi menjadi dua kelompok , yaitu :
1) Kapsul berisi obat kering
2) Kapsul berisi obat cair atau pasta
b.  Waktu Hancur
c. Keseragaman Sediaan
d. Uji Disolusi

B. Preformulasi
1. Deskripsi dan Khaiat Zat aktif
a. Bisacodyl (Ditjen POM, 1979 : 115)
Nama resmi : Bisacodylum ()
Nama lain : Bisakodil
RM/BM : C22H19NO4 / 361,4
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak berbau; tidak
berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 100 bagian etanol
(95) P, dalam 35 bagian kloroform P dan dalam 170 bagian
eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Laksativum

7
2. Deskripsi bahan tambahan (eksipien)
a. Aerosil (Rowe, 2009 : 185-186)
Nama Resmi : Colloidal silicon dioxide
Nama lain : Aerosil; Cab-O-Sil; Cab-O-Sil M-5P; colloidal silica; fumed
silica; light anhydrous silicic acid; silicic anhydride; silicon
dioxide fumed
RM/BM : SiO2 / 60,08
Pemerian : Berwarna putih kebiruan, tidak berbau, tidak berasa non
bubuk amorf, berpasir.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam,
kecuali asam fluorida; larut dalam larutan panas alkali
hidroksida. Membentuk dispersi koloid dengan air. Untuk
Aerosil, kelarutan dalam air adalah 150 mg / L pada 258C (pH
7).
Inkompatibilitas : Kompatibel dengan preparasi dietilstilbestrol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
b. Talk (Ditjen POM, 1979 : 591 dan Rowe, dkk., 2009 : 728)
Nama resmi : Talcum
Nama lain : Talk
RM / BM : Mg6(Si2O4)5(OH)4
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit,
bebas dari butiran : Warna putih atau putih kelabu.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, pelarut
organik dan air.
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan campuran amonium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Bahan anti lekat dan pelincir
c. Magnesium Stearat (Rowe, dkk., 2009 : 404)
Nama resmi : Magnesii stearas
Nama lain : Magnesium stearat
RM / BM : C36H70MgO4 / 591,24
Pemerian : Serbuk halus; putih; memiliki bau yang lemah dari asam
stearat; rasa khas

8
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air;
sedikit larut dalam benzene hangat dan etanol (95%) hangat
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan asamkuat, alkali, dan garam besi.
Hindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat.
Magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan alkaloid garam.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik ; di tempat sejuk dan kering
Kegunaan : Bahan pelumas
d. Laktosa (Ditjen POM, 1979 : 338 dan Rowe, dkk., 2009 : 365)
Nama resmi : Lactosum
Nama lain : Laktosa; Saccharum Lactis
RM / BM : C12H22O11.H2O / 360,30
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk hablur; putih ; tidak berbau ; rasa agak manis


Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih;
sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam
kloroform P dan dalam eter P
Inkompatibilitas : Reaksi kondensasi tipe Maillard mungkin terjadi antara
laktosa dan senyawa dengan gugus amina primer untuk
membentuk coklat, atau produk berwarna kuning-coklat.
Interaksi Maillard memiliki juga telah terbukti terjadi antara
laktosa dan amina sekunder. Namun, urutan reaksi berhenti
dengan pembentukan imina, dan tidak ada warna kuning-
coklat berkembang. Laktosa juga kompatibel dengan asam
amino, amfetamin, dan lisinopril
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik ; di tempat sejuk dan kering
Kegunaan : Bahan pengisi
e. PVP (Rowe, 2009 : 583)
Nama resmi : Povidone

9
Nama lain : polyvinylpyrrolidone; PVP
RM / BM : C6H9NO / 2500
Pemerian : Sangat higroskopis, sejumlah besar air yang diserap pada
kelembaban relatif rendah
Kelarutan : Bebas larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton,
metanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon,
dan minyak mineral. Dalam air, konsentrasi solusi hanya
dibatasi oleh viskositas larutan yang dihasilkan, yang
merupakan fungsi dari nilai-K.
Inkompatibilitas : Povidone kompatibel dalam larutan dengan berbagai garam
anorganik, resin alami dan sintetis, dan bahan kimia lainnya.
Membentuk adduct molekul dalam larutan dengan
sulfathiazole, natrium salisilat, asam salisilat, fenobarbital,
tanin, dan senyawa lainnya. Khasiat beberapa pengawet,
misalnya thimerosal, dapat terpengaruh oleh pembentukan
kompleks dengan povidone.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik ; di tempat sejuk dan kering
Kegunaan : Bahan pengikat

f. Evaluasi
Evaluasi Organoleptis (rasa, bau, warna dan bentuk)
Prinsip:
Diamati apakah sediaan yang dibuat sesuai dengan standar Suspensi.
Tujuan :
Untuk dapat mengevaluasi organoleptis sediaan.
Metode :
Rasa : merasakan rasa dari sediaan sirup dengan cara memberikan perasa yang
diinginkan.
Bau : mengenali aroma atau bau sediaan sirup dengan mencium aroma sediaan.
Warna : melihat warna dari sediaan sirup.
Bentuk : mengenali bentuk dari sediaan.
Penafsiran Hasil :
Sediaan sirup yang dihasilkan akan memiliki rasa manis, beraroma cherry berwarna
merah dan berbentuk cair.
10
BAB III

METODOLOGI

A. Formulasi

No Nama Bahan Fungsi Konsentrasi Per dosis Per batch


1. Bisacodyl Zat aktif 5 mg 5 mg mg
2. PVP Pengikat % mg mg

11
Anti adherent,
3. Mg stearat 1% mg mg
pelincir
4. Talk Pelicin 2% mg mg
5. Aerosil Adsorben %
Laktosa Zat pengisi Ad 100 % mg mg
Rasionalisasi Formula
1. Bisacodyl
Bisacodyl adalah pencahar difenilmetana stimulan digunakan untuk
pengobatan sembelit dan untuk evakuasi usus sebelum prosedur diteliti atau operasi.
aksinya terutama di usus besar dan biasanya efektif dalam 6 sampai 12 jam setelah
dosis oral (Sweetman, 2009)
2. PVP
Povidone memiliki banyak kegunaan dalam formulasi farmasetik, biasanya
digunakan dalam sediaan padat. Dalam pembuatan tablet, cairan povidone
digunakan dalam pengikat dalam granulasi basah. Povidone juga ditambahkan
dalam pembuatan serbuk kering dan granulasi in situ oleh penambahan air, alkohol,
atau cairan hidroalkohol.
3. Aerosil
Aerosil digunakan secara luas dalam bidang farmasi, kosmetik dan produk
makanan. Ukuran partikel yang kecil dan luas permukaan yang besar memberikan
sifat aliran yang diinginkan yang dapat ditemukan untuk meningkatkan sifat aliran
serbuk kering. Aerosil (serbuk silika) digunakan sebagai bahan penyalut yang
mengandung partikel yang sangat halus dan bersifat adsorbtif yang menutupi
pembawa cair dan menampakkan permukaan yang kering dengan cara menyerap
kelebihan cairan yang ada. Aerosil memiliki kemampuan absorpsi yang besar yang
dapat mengurangi kelembaban dan minyak pada permukaan granul dan mengurangi
sifat lengket pada granul. Aerosil dapat meningkatkan sifat aliran dari granul.
Aerosil juga dapat mengatasi lengketnya partikel satu sama lainnya sehingga
mengurangi gesekan antar partikel. Selain itu aerosil mampu mengikat lembab
melalui gugus sianolnya (menyerap air 40 % dari massanya), dan sebagai serbuk
masih mampu mempertahankan daya alirnya yang baik (Ismail, 2014).
4. Talk dan Magnesium stearat
Talk adalah bahan anti lekat dan pelincir yang digunakan dalam formulasi ini.
Talk sering digunakan dalam formulasi sediaan oral. Talk juga memiliki stabilitas

12
yang baik. Talk tidak diabsorbsi secara sistemik melalui ingesti oral dan disebut
sebagai bahan non toksik. Walaupun talk telah diinvestigasi dalam potensi
karsinogeniknya, telah diteliti bahwa bukti resiko kanker ovarium pada wanita yang
menggunakan talk tidak terbukti. Talk yang terkontaminasi dengan asbestos
memang terbukti bersifat karsinogenik pada manusia, dan oleh karena itu talk bebas
asbestos yang digunakan dalam produk farmasetika (Rowe, dkk., 2009). Talk
adalah mineral alami, jadi mungkin mengandung mikroorganisme oleh karena itu
harus disterilisasi ketika digunakan dalam produk farmasetika dan harus bebas
asbestos. Pemurnian talk untuk dapat bebas dari asbestos dan pengotor lainnya
adalah dengan pengapungan, klorinasi dan pencucian diperlukan untuk
meningkatkan kemurnian kimia dan warna (Jadhav, dkk., 2013). Sedangkan
menurut Rowe dkk. (2009), sterilisasi talk dapat dilakukan dengan pemanasan pada
suhu 1600C tidak lebih dari 1 jam dan pemaparan etilen oksida atau radiasi gamma.
Walaupun talk memiliki sifat pelincir dan anti lekat yang baik, tetapi sifat
pelumas dari talcum kurang bagus. Untuk itu perlu ditambah bahan yang
mempunyai sifat pelumas yang baik, sehingga bila keduanya digabungkan akan
saling melengkapi. Bahan yang dimaksud adalah garam-garam stearat dan yang
sering digunakan adalah magnesium stearat, tetapi magnesium stearat mempunyai
sifat hidrofob sehinggaakan menghambat pelepasan bahan berkhasiat. Studi yang
dilakukan menunjukkan bahwa dengan konsentrasi talk dan mg stearat 2 : 1 akan
memberikan hasil disolusi tinggi (99,9373%) dan efisiensi disolusi yang tinggi pula
90,7635% (Syofyan, dkk., 2015).
5. Laktosa
Laktosa adalah bahan pengisi yang digunakan dalam formulasi ini.
Penggunaan laktosa sebagai bahan pengisi karena bersifat inert (tidak bereaksi)
hamper pada semua bahan obat. Laktosa stabil secara kimia, fisika, dan
mikrobiologis. Umumnya formula dengan laktosa sebagai bahan pengisi
menunjukkan laju pelepasan obat yang baik. Selain itu, harga laktosa lebih murah
dari pada banyak bahan pengisi lainnya (Syamsul dan Supomo, 2014).
B. Perhitungan Bahan
a. Perhitungan Bahan per Dosis
1. Bisacodyl = 5 mg
2. PVP

= 100 x mg=mg

13
3. Mg stearat
1
= x 5 mg=mg
100
4. Talk
2
= x mg=mg
100
5. Aerosil

= 100 x mg=mg
6. Laktosa
= mg – ( mg + mg + mg + mg)
= mg – mg
= mg

b. Perhitungan Bahan per Batch


1. Bisacodyl
= mg x
= mg
2. PVP
= mg x
= mg
3. Mg stearat
= mg x
= mg
4. Talk
5. Aerosil
= mg x
= mg
6. Laktosa
= mg x
= mg

C. Pembuatan
1) Prosedur Pembuatan

Siapkan alat dan Setarakan Menimbang


bahan timbangan bahan

Gerus laktosa,
Gerus PVP, Talk dan Campurkan 14
Bisacodyl ad aerosi ad massa 1 dan
homogeny homogeny massa 2 ad
homogen
Ayak
campuran Keringkan
dalam oven Diayak kembali
massa dengan
dengan suhu dengan ayakan no 40
ayakan nomor
40-45oC.
6-12

Granul Dimasukkan Kemas beri


dievaluasi kedalam label & etiket
cangkang
kapsul
2) Kemasan
Nama Sediaan : Bisacodyl cap
Indikasi : melancarkan buang air besar
Wadah : blister
Aturan pakai : dewasa 1-2 tab sehari
Efek samping : diare
Penyimpanan : pada suhu kamar (25o-30o C)
Kontra indikasi: penderita dengan gagguan fungsi hati yang berat, gangguan jantung
dan diabetes mellitus. Penderita yang hipertensif terhadap komponen
obat ini.
3) Target Pasar
Target pasar ditujukan untuk dewasa.

BAB IV

PEMBAHASAN

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan kepada semua mahasiswa/siswi untuk lebih banyak belajar mengenai sifat,
stabilitas, tipe suspensi maupun cara melarutkan dan penyimpananya. Pada saat

16
pembuatan suspensi, praktikan harus mengetahui kelarutan dari bahan-bahan obat yang
dikerjakan, Praktikan juga harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
stabilitas suspensi, agar dapat menghasilkan suspensi yang baik.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Indonesia III


Handbook of pharmaceutical Excipient

https://www.academia.edu/23066650/LAPORAN_Semsol_SEDIAAN_SUSPENSI_

17
http://farmasiindustri1.blogspot.com/2017/06/suspensi.html

http://suhaibatulasamiyah.blogspot.com/2013/09/formulasi-sediaan-farmasi-maumisyr-
obh.html

18

Anda mungkin juga menyukai