A. Konsep Fraktur
1. Pengertian
hidup, yang meliputi kerusakan pada sumsum tulang, perisoteum dan jaringan
langsung. Pada keadaan tertentu dimana tulang menjadi lemah seperti pada
fraktur dapat terjadi hanya dengan trauma yang minimal, pada kondisi ini
2014).
tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
(Sjamsuhidajat, 2005).
fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai
adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf dan pembuluh
darah) danfraktur femur tertutup yang dapat disebabkan oleh trauma langsung
integritas tulang dan jaringan lunak yang berada di sekitarnya yang pada
umumnya di sebabkan oleh trauma langsung pada bagian femur atau paha.
2. Penyebab
puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Smeltzer dan Bare,
biasanya fraktur terjadi pada umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan
a. Kekerasan langsung
jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat
3. Patofisiologi
trauma. Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat
menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang
integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma
gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Pada
dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh (Sylvia, dalam Andra., dkk
, 2013).
contoh vasokontriksi progresif dari kulit, otot dan sirkulasi viseral. Karena ada
pembuluh perifer. Hal ini akan meningkatkan tekanan darah diastolik dan
kontraksi volume darah didalam sistem vena sistemik. Cara yang paling
efektif untuk memulihkan kardiak pada tingkat seluler, sel dengan perfusi dan
setelah itu tidak lama lagi akan diikuti cedera mitokondrial. Lisosom pecah
yang progresif, penambahan edema jaringan dan kematian sel. Proses ini
patah dan kedalaman jaringan lunak dan sekitar tulang tersebut. Jaringan
timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi
yang di sebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru
dkk, 2013).
Resiko cidera
Gambar 2.1
WOC Fraktur Femur (Abdul Wahid, 2013)
5. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis
a. Manifestasi klinis
menurut Reeves dalam Lukman dan Nurna (2012) adalah rasa sakit,
Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau sehari setelah
cedera.
a. Dampak awal
1) Kerusakan arteri
2) Kompartement syndrom
terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel
demam.
4) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
5) Avaskuler nekrosis
6) Shock
b. Dampak lanjut
1) Delayed union
Delayed union merupakan kegagalan fraktur berkonsilidasi sesuai
2) Non union
9 bulan. Non union lebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi
yang kurang.
3) Mal union
1) Biologi (fisik)
2) Psikologis
Klien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari
3) Sosial
4) Spiritual
7. Penatalaksanaan
mencapai reduksi fraktur adalah dengan reduksi tertutup, traksi, dan reduksi
terbuka. Metode yang di pilih untuk reduksi fraktur bergantung pada sifat
frakturnya.
direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku,
dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi
dapat dilakukan dengan fiksasi interna dan fiksasi eksterna. Metode fiksasi
eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontin, pin, dan tehnik gips.
Saferi Wijaya dan Yessie Meriza Putri (2013) Prinsip penanganan fraktur
c. Retensi adalah aturan umum dalam pemasangan gips, yang dipasang untuk
fraktur.
d. Rehabilitasi adalah pengobatan dan penyembuhan fraktur .
komplikasi.
f. Meningkatkan gizi
Effendy dalam Andra, dkk. 2013). Menurut Andra dan Yessie (2013)
a. Identitas klien
nomor registrasi.
b. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dari lamanya serangan.
nyeri, lokasi nyeri, skala nyeri dan faktor yang memperburuk nyeri
Pada pasien fraktur atau patah tulang dapat disebabkan oleh trauma
Biasanya tidak ada riwayat kesehatan dahulu pada fraktur, kecuali ada
hemofilia.
f. Funfsi gordon
1) Pola persepsi dan tata laksanan hidup sehat
nafsu makan.
3) Pola eliminasi
defekasi padat.
Biasa nya pada pasien dengan fraktur akan terjadi perubahan peran
Maha Esa.
g. Pemeriksaan fisik
1) Gambaran umum
Perlu menyebutkan :
bentuk.
a) Kepala
nyeri kepala
b) Leher
menelan positif.
c) Muka
oedema.
d) Mata
e) Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal, tidak ada
f) Hidung
h) Thoraks
i) Paru
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
lainnya.
(4) Auskultas
j) Jantung
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Auskultasi
k) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
Suara thympani
(4) Auskultasi
l) Sistem integumen
h. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan radiologi
a) X-ray
khususnya seperti :
mengalaminya.
c) Arteriogram
2013).
2) Pemeriksaan loboratorium
penyembuhan tulang.
b) Alkalin fosfat
c) Enzim otot
e) Profil koagulasi
3) Pemeriksaan lain-lain
Pada biopsi tulang dan otot : pada intinya pemeriksaan ini sama
infeksi.
c) Elektromyografi
di akibatkan fraktur.
d) Arthroscopy
e) Indium Imaging
d. Risiko infeksi
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa NO NIC
Keperawatan
Nyeri akut 1. Setelah C dilakukan 1. Manajemen Nyeri
intervensi keperawatan Tindakan keperawatan:
diharapkan nyeri a. Lakukan pengkajian nyeri
terkontrol dengan kriteria komprehensif yang meliputi
hasil: lokasi, karakteristik,
a. Mengenali kapan nyeri onset/durasi, frekuensi,
terjadi secara konsisten kualitas, intensitas atau
b. Menggambarkan beratnya nyeri dan faktor
penyebab nyeri pencetus
c. Menggunakan b. Ajarkan prinsip-prinsip
tindakan pengurangan manajemen nyeri
nyeri tanpa analgesic c. Dorong pasien untuk
secara konsisten memonitor nyeri dan
d. Melaporkan perubahan menangani nyerinya dengan
terhadap gejala nyeri tepat
e. Melaporkan gejala d. Ajarkan teknik non-
yang tidak terkontrol farmakologis (seperti:
f. Melaporkan nyeri yang biofeedback, TENS,
terkontrol. hypnosis, relaksasi,
bimbingan
2. Setelah dilakukan antisipatif,terapi music,
tindakan keperawatan terapi bermain, terapi
diharapkan Tingkat Nyeri aktivitas, akupressur,
berkurang, dengan aplikasi panas/dingin dan
kriteria hasil : pijatan, sebelum, sesudah
a. Tidak ada nyeri yang dan jika memungkinkan,
dilaporkan ketika melakukan aktivitas
b. Tidak ada ekspresi yang menimbulkan nyeri,
nyeri wajah. sebelum nyeri terjai atau
c. Tidak ada keringat meningkat dn bersaman
berlebih. dengan tindakan penurunan
d. Tidak ada mengerinyit, rasa nyeri lainnya)
mengerang dan e. Gunakan pengontrolan
menangis. nyeri sebelum nyeri
e.Frekuensi nafas normal. bertambah berat
f. tekanan darah normal f. Pastikan pemberian
g. denyut nadi radial analgesic dan atau strategi
normal nonfarmakologis sebelum
dilakukan prosedur yang
menimbulkan nyeri
g. Dukung istirahat/tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
h. Berikan informasi yang
a. Dukung istirahat / tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri
b. Berikan informasi yang
akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan dan respon
keluarga terhadap
pengalaman nyeri
Astuti, Ratna Kusuma. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Sdr. A Dengan Close
Fraktur Femur 1/3 Tengah Sinistra Di Rso Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/22045/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses pada
tanggal 26 Januari 2016.
Burnner dan Suddarth. 2005. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.
Lukman dan Nurna Ningsih. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction
Jogja.
Potter, Patricia A., Anne Griffin Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Volume 2. Jakarta : EGC
Riandini, Isnu Lucky., dkk. 2015. Gambaran Luka Korban Kecelakaan Lalu Lintas
yang Dilakukan Pemeriksaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/viewFile/283/270.
Diakses pada tanggal 28 Januari 2016.
Rizal, Ahmad., dkk. 2014. Penatalaksanaan Orthopedi Terkini Untuk Dokter
Layanan Primer. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Smeltzer dan Bare. 2008. Buku ajar keperawatan medikal bedah Vol.3. Jakarta :
EGC.
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh ASKEP. Jakarta :Nuha Me