Anda di halaman 1dari 6

Transformasi No.

32 Tahun 2017
Volume II Halaman 76 - 167

HOAX DAN BANALITAS KEJAHATAN


(Studi Pustaka tentang fenomena hoax dan keterkaitannya dengan Banalitas Kejahatan)

Oleh
Atik Astrini
Mahasiswa Manajemen Komunikasi, Universitas Sebelas Maret Surakarta
atikastrini_srg@yahoo.com

Abstract
In internet, there is no deceits which inflicts polemics, conflicts and discords amid public more
than hoax. Hoax becomes our seorius problem. Hoax effectively provokes and escalates social
and politic tension by tampering sectarian, racial and ideological sentiments. Hoax scrapes
people’s critical thinking as well. This study aimed to describe and analize how hoax misleads
public perception, disrupts common moral values, and brings people toward a certain situation
called banality of evil.

Key words : hoax, critical thought, banality of evil

Pendahuluan hoax.5 Dan di ujung Februari 2017, Badan


Intelijen Negara ( BIN ) merekomendasikan
Isu tentang serbuan 10 juta tenaga
penutupan 760 ribu situs dan akun media
kerja asing dari negara Tiongkok ke
sosial yang berkonten hoax dan konten
Indonesia menghebohkan dan meresahkan
negatif lainnya. 6 Dari sajian data tersebut di
publik Indonesia pada penghujung tahun
atas, hoax menjadi masalah serius bagi
2016. Pemerintah dalam hal ini Presiden
bangsa Indonesia.
Republik Indonesia dan Kementerian
Ketua Umum Ikatan Advokat
Kesekretariatan Negara secara resmi telah
Indonesia, Todung Mulya Lubis
mengklarifikasi isu tersebut dan
1 mengatakan hoax merupakan bentuk
menyatakannya sebagai hoax.
kenormalan baru. Hoax telah tumbuh
Sebelumnya publik dibuat heboh dengan
menjadi industri dan bisa diperdagangkan. 7
hoax gambar palu-arit pada mata uang RI
Pernyataan dari praktisi hukum nasional ini
cetakan terbaru. 2 Meskipun sudah
menghentak kesadaran kita dan memaksa
diklarifikasi secara resmi, informasi bohong
kita untuk melakukan tilikan secara
dan menyesatkan tersebut terlanjur melekat
mendalam tentang fenomena hoax yang
dalam ingatan publik dan mempertebal
makin lama makin dianggap biasa oleh
sentimen terkait dengan China dan
masyarakat. Ketika berbohong dan
Komunisme.
memfitnah serta turut menyebarkannya
Menurut data Dewan Pers yang
dianggap sebagai hal yang normal, maka
disampaikan pada awal tahun 2016, terdapat
situasi ini disebut sebagai kebanalan. Ketika
sekitar 2.000 media on-line. Sedangkan
kebohongan dan fitnah sudah menjadi
media on-line yang terverifikasi bekerja
bagian dari cara menjalani hidup secara
sesuai dengan kaidah jurnalistik hanya
normal, maka kebohongan menjadi banal.
sekitar 211. 3 Menurut survey yang
Kita tidak lagi menganggap kebohongan
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet
sebagai keburukan moral yang perlu
Indonesia ( APJII ), sebanyak 132,7 juta
dilawan. Kita berhenti melawan dan justru
penduduk di Indonesia terhubung dengan
bersekutu dengannya dengan menganggap
internet. Jumlah ini lebih separuh lebih dari
kebohongan sebagai seolah-olah wajar,
setengah jumlah penduduk Indonesia yang
lumrah dilakukan, rutin terjadi dalam
mencapai 256,2 juta jiwa.4 Sementara itu,
kehidupan sehari-hari.
sepanjang tahun 2016 Kementerian
Situasi ini terjadi karena absennya
Komunikasi dan Informasi telah memblokir
kesadaran kritis untuk melakukan refleksi
hampir 800 ribu situs on-line terkait dengan
dan menilai kondisi eksistensial kita di
konten negatif yang mana diantaranya
tengah situasi sosial-politik kontemporer
dikategorikan ke dalam konten fitnah dan

93
Transformasi No. 32 Tahun 2017
Volume II Halaman 76 - 167
yang tengah berkembang dan berubah. bohong dan palsu yang dikatakan oleh
Fenomena hoax yang membanjiri lini masa pembuatnya sebagai informasi yang benar
di media sosial dan media on-line sementara audien dan pemirsa tidak
menggerus dan melemahkan kemampuan menyadari dan mengharapkan informasi
manusia untuk berpikir kritis. Ketika yang mereka terima tersebut palsu atau
manusia kehilangan kemampuan untuk bohong.
berpikir kritis, maka manusia mengalami Dari beberapa pengertian tersebut di
situasi ketakberpikiran (thoughtlessness). atas, hoax dapat dipahami sebagai pertama,
Ketakberpikiran ini membuat seseorang upaya yang disengaja untuk
rentan jatuh dalam banalitas kejahatan memutarbalikan fakta dengan menggunakan
(banality of evil). Dalam “Eichmann in informasi yang palsu sehingga tidak dapat
Jerusalem : A Report on the Bananilty of diverifikasi kebenarannya. Kedua, hoax
Evil” (1962), 8 Hannah Arendt mengatakan sebagai penyebaran informasi secara
bahwa ketakberpikiran tidak sama dengan sengaja melalui media untuk mengaburkan
bodoh melainkan absennya pemikiran kritis. fakta tindakan yang mengaburkan fakta
Kemampuan berpikir kritis terkait dengan dengan cara menutupi pesan yang benar
kemampuan manusia untuk mengambil dengan pesan yang salah. Ketiga, hoax
jarak (detachment) dari peristiwa yang merupakan informasi bohong, palsu, fitnah,
dialaminya secara skeptik (membuka ruang memutarbalikkan dan mengaburkan fakta
keraguan dan menimbang segala hal dalam yang dengan sengaja diproduksi dan
terang akal budi) lalu membuat penilaian didistribusikan kepada khalayak ramai
secara tepat berdasarkan peristiwa tersebut. supaya informasi tersebut diyakini sebagai
Menurut Wikipedia, the free kebenaran tanpa khalayak ramai menyadari
encyclopedia, a hoax is a deliberately bahwa informasi tersebut bohong serta
fabricated falsehood made to masquerade menggiring persepsi atau mempengaruhi
as the truth. 10 Hoax adalah kebohongan opini publik ke arah yang dikehendaki oleh
atau kepalsuan yang sengaja diciptakan pembuat informasi palsu tersebut atau yang
untuk menyamarkan atau menutupi berkepentingan dibalik pembuatannya itu.
kebenaran. Sedangkan menurut Cambridge Hoax tidak dikategorikan sebagai berita
Dictionary, a hox is a plan to deceive sebab berita merupakan hasil karya
someone. 9 Sementara Merriam Webster jurnalistik dengan seperangkat kaidahnya
on-line dictionary mendefinisikan hoax sedangkan hoax mengabaikan bahkan
sebagai tindakan mengelabui orang supaya menabrak kaidah-kaidah jurnalistik tersebut.
mempercayai atau menerima suatu hal yang Hasil observasi di media sosial dan
palsu sebagai yang asli. Hoax is to trick into media on-line serta wawancara dengan
believing or accepting as genuine something aktivis anti hoax menunjukkan massif dan
false and often preposterous. 10 parah tingkat penyebaran hoax di
masyarakat dan pentingnya masyarakat
Robert Nares ( 1753-1829), seorang untuk berpikir kritis dan melakukan upaya
filolog asal Inggris mengatakan bahwa kata klarifikasi informasi maupun berita yang
“hoax” digunakan pada akhir abad ke-18 diterima supaya tidak terpapar oleh hoax.
sebagai singkatan dari kata kerja “hocus” Sedangkan tujuan penelitian ini adalah
yang berarti “menipu”. Sedangkan “hocus” untuk mengidentifikasi faktor-faktor
sendiri merupakan kependekan dari penyebab hoax menjadi fenomena yang
mantera sulap “hocus pocus” yang aslinya mengkhawatirkan di Indonesia. Kemudian
berasal dari bahasa latin “hoc est corpus” melihat hubungan absennya pemikiran
yang berarti “inilah tubuhku. 11 Mantera kritis yang membuka pintu lebar-lebar
sulap ini biasanya dipakai oleh pesulap merebaknya hoax. Selanjutnya penelitian ini
untuk mengecoh penonton bahwa apa yang juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
dimainkannya benar-benar nyata padahal mana fenomena hoax membuka jalan bagi
sebenarnya mereka sedang melakukan terciptanya situasi yang disebut sebagai
tipuan. Namun dalam pertunjukan sulap, banalitas kejahatan.
penonton justru menyadari, mengharapkan
dan menyambut trik dan tipuan yang Metode Penelitian
dipertunjukkan pesulap lewat permainan
Penelitian ini bersifat deskriptif
sulapnya. Perbedaan tegas dengan hoax,
kualitatif yang artinya penelitian ini
audien maupun pemirsa disuguhi informasi

94
Transformasi No. 32 Tahun 2017
Volume II Halaman 76 - 167

ditujukan untuk mendeskripsikan atau kebangkitan PKI bahaya laten. Gambar logo
menggambarkan mengenai fenomena yang pada mata uang cetakan baru Republik
ada baik yang bersifat alamiah maupun Indonesia pun dipermasalahkan dengan
rekayasa manusia. Menurut Bogdan dan mengasosiasi-kannya sebagai gambar palu-
Taylor ( Moleong, 2008 ) 12, penelitian arit. Kedua hoax tersebut membuat kondisi
kualitatif adalah prosedur penelitian yang sosial politik di tanah air menjadi sangat
menghasilkan data deskriptif berupa kata- gaduh.
kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau Secara ekonomi, hoax dijadikan
perilkau yang dapat diamati. Dalam sebagai bisnis dan industri industri baru
penelitian ini, peneliti mengumpulkan data yang menjanjikan sebab dengan relatif
melalui wawancara terhadap narasumber, terbukanya platform internet dan media
melakukan observasi dan dokumentasi. sosial dan kemudahan serta kedinamisan
Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis aksesibilitasnya, setiap orang bisa menjadi
dengan memakai interactive model Miles- produsen informasi dengan keuntungan
Huberman (1994) 13 . Pertama melakukan yang menjanjikan yang berbanding lurus
reduksi data yaitu memilih dan memusatkan dengan makin meningkatnya kunjungan
perhatian pada penyederhanaan, (traffic) pada situs, akun media sosial
pengabstrakan, dan transformasi data. maupun media on-line. Saat informasi hoax
Kedua, menyajikan data dengan diberi tanda “like”, di “share” ataupun di
penyusunan sekumpulan informasi “retweet”, situs dan akun berisi hoax
yang memberi kemungkinan adanya tersebut akan makin terpromosikan dan
penarikan kesimpulan dan pengambilan menjangkau khalayak yang lebih luas lagi.
tindakan. Tindakan terakhir adalah menarik Kepentingan ekonomi dan politik dalam
kesimpulan. penyebaran hoax terasa jauh lebih dominan.
Untuk memvalidasi data penelitian, Yang sulit diidentifikasi ialah penyebaran
peneliti memakai teknik triangulasi yaitu hoax terkait dengan proxy war yang
teknik yang digunakan dalam penelitian dilakukan oleh negara asing atau entitas
kualitatif sebagai acuan untuk menguji asing demi tujuan penguasaan sumber daya
apakah temuan atau hasil penelitian alam dan aset-aset nasional yang strategis.
merefleksikan situasi yang ada dan Ketua Masyarakat Anti Fitnah
didukung oleh bukti-bukti yang ada. Indonesia, Septiaji Eko Nugroho
Triangulasi pada prinsipnya merupakan menyampaikan bahwa dua laman internet
teknik pemeriksaan keabsahan data yang yang diidentifikasi mereguk keuntungan
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data dengan menyebarkan informasi palsu ke
itu untuk keperluan pengecekan atau tengah masyarakat ialah Posmetro dan
sebagai pembanding terhadap data itu. Nusanews.14 Dalam reportase mengenai
Teknik triangulasi yang paling banyak indepth interview dengan sosok dibalik
digunakan ialah pemeriksaan melalui posmetro.co, Abdul Hamdi Mustapa pada
sumber lainnya” (Moleong, 2008) . 15 Desember 2016, tirto.id mengungkapkan
bagaimana portal posmetro setiap harinya
Hasil dan Pembahasan menyalin ( copy paste ) berita media utama
arus besar ( mainstream ) sebanyak 70-80
Dalam studi ini, ditemukan bahwa
konten per hari. Konten-konten tersebut
penyebaran hoax di media sosial dan media
kemudian “dipoles” sedemikian rupa
on-line tidaklah terjadi begitu saja tanpa
sehingga judul lebih menarik dan mudah
kepentingan yang melatarbelakanginya. Ada
dipahami. Menurut Hamdi, dari mengelola
kepentingan dibaliknya baik politik
situs Posmetro, rata-rata menghasilkan 25 –
kekuasaan, ekonomi (industri dan bisnis
30 juta per bulan. 15
hoax), ideologis, sentimen pribadi dan
Perintah moral “Jangan berbohong”
iseng. Contoh hoax yang menjadi sangat
merupakan nilai moral yang wajib kita taati
viral dan mengkhawatirkan ialah yang
tanpa memperhitungkan untung ruginya
menebalkan sentimen sektarian dan rasial
dan akibatnya bagi kita apabila kewajiban
terhadap WNI keturunan Tionghoa berupa
itu dilakukan. Nilai moral itu wajib
informasi palsu dan menyesatkan serbuan
dilakukan sebab nilai itu baik pada dirinya
10 juta tenaga asing dari negara China ke
sendiri. Itulah yang disebut sebagai etika
Indonesia. Isu ini kemudian dikaitkan
deontologi atau etika kewajiban. Adalah
dengan bahaya laten komunisme dan

95
Transformasi No. 32 Tahun 2017
Volume II Halaman 76 - 167
Immanuent Kant yang memperkenalkan tersebut berasal atau diklaim berasal dari
hukum moral Imperatif Kategoris yang tokoh agama, patron politik maupun tokoh
merupakan keharusan tak bersyarat dalam publik yang dihormati. Bukan
melakukan kewajiban moral. Imperatif penghormatan terhadap tokoh maupun
berarti keharusan atau kewajiban sedangkan patron tersebut yang dipermasalahkan
Kategoris berarti mutlak, tidak dapat melainkan kecenderungan kolektif untuk
ditawar-tawar. Maxim yang terkenal dari menganggap apa yang disampaikan oleh
rumusan tersebut adalah “bertindaklah tokoh-tokoh tersebut adalah benar dan
semata-mata menurut prinsip yang dapat harus ditaati daripada menghargai apa yang
sekaligus kau kehendaki menjadi hukum diperolehnya dari aktivitas berpikir kritis
umum”. Kant membedakannya dengan yang boleh jadi berbeda dengan apa yang
imperatif hipotesis yaitu kewajiban disampaikan oleh para tokoh tersebut.
bersyarat. “Kalau ingin sehat, Konsekuensinya, aktivitas berpikir kritis
berolahragalah”. 16 Prinsip yang cenderung ditinggalkan. Dan ketika banyak
dikehendaki oleh umum dari Kant bisa informasi yang berisi hoax, fitnah dan
dibandingkan dengan kaidah emas atau kebohongan memenuhi lini massa, banyak
yang disebut sebagai The golden rule. masyarakat yang terpapar olehnya.
“Perbuatlah apa yang engkau ingin orang Maraknya informasi berisi kebohongan,
lain perbuat bagimu; jangan perbuat apa hoax dan fitnah yang banyak ditemukan di
yang engkau tidak ingin orang lain perbuat media sosial serta sebagian portal berita on-
bagimu”. line memperlihatkan realitas sosial bahwa
Produsen dan penyebar hoax jelas masyarakat bersikap permisif dan akrab
jauh dari kaidah moral tersebut sebab terhadap kebohongan dan kepalsuan.
mereka malah secara sengaja melawan Masyarakat kehilangan kesadaran kritisnya.
moralitas imperatif kategoris maupun Tidak ada rasa bersalah dan penyesalan
mengacuhkan kaidah emas. Yang diperbuat yang diperlihatkan ketika memproduksi dan
adalah karena motif politik, ekonomi dan menyebarkan hoax dan kebohongan.
sentimen pribadi, hoax sebagai keburukan Kebohongan dianggap sebagai hal yang
moral dipakai untuk membenarkan wajar apalagi kalau hal itu dilakukan untuk
kepentingannya meskipun dalam waktu tujuan yang mulia. Beberapa tokoh agama,
yang bersamaan para produsen dan akademisi dan tokoh masyarakat yang tanpa
penyebar hoax berlindung dibalik klaim- melalui proses klarifikasi dan verifikasi
klaim nilai moral yang diyakininya itu. mendiskriminasi, memfitnah dan melabeli
Kepercayaan diri yang ditunjukkan seseorang atau sekelompok orang sebagai
oleh pengelola situs on-line Posmetro saat orang atau kelompok yang dipandang buruk
diwawancarai oleh tirto.id menegaskan secara moral. Kebohongan sebagai suatu
makna kebanalan akibat ketakberpikiran keburukan moral telah mengalami
atau ketidakmampuan untuk berpikir kritis. pendangkalan makna. Ia dianggap sepele
Menyebarkan hoax lewat situs miliknya dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-
dianggap sebagai kewajaran tanpa merasa hari yang biasa dan lumrah.
bersalah apalagi pengelola Posmetro Sikap permisif terhadap kebohongan
meyakini bahwa apa yang dilakukannya apabila ditarik ke dalam perspektif yang
merupakan bagian dari pembelaan terhadap lebih luas, membuka jalan bagi kehadiran
komunitas atau nilai tertentu yang mana dia apa yang diistilahkan oleh Hannah Arendt
merasa menjadi bagian di dalamnya. sebagai banalitas kejahatan. Banalitas
Dalam konteks kemajuan teknologi kejahatan terjadi ketika manusia enggan
informasi dan kebebasan mengekspresikan untuk berpikir (thoughtlessness) , tunduk
pendapat, masyarakat tidak serta merta pada norma-norma yang heteronom ( aturan
memiliki pemikiran kritis untuk secara agama, hukum negara, sistem, birokrasi dan
otonom menilai dan mengklarifikasi prosedur ) dan pada saat yang sama
validititas informasi di media sosial. mengabaikan hati nuraninya, tidak mampu
Masyarakat cenderung membenarkan suatu berpikir kritis, berefleksi dan justru
informasi bukan karena informasi tersebut bergantung kepada orang lain untuk
masuk akal dan benar secara obyektif berpikir bagi dirinya. Ia tercerabut dari
melainkan karena sesuai dengan seleranya, realitas sosialnya, kehilangan imajinasinya
dengan yang diyakini atau yang dan spontanitasnya serta tidak mampu
dipercayainya. Apalagi jika informasi membangun dialog dengan dirinya maupun

96
Transformasi No. 32 Tahun 2017
Volume II Halaman 76 - 167

dengan orang lain. Ia tidak bodoh hanya saja daya alam maupun sumber pendapatann
tidak mau berpikir dan menikmati situasi yang menggiurkan. Bahkan hoax menjadi
ketidakberpikirannya itu. ladang bisnis dan industri yang menjanjikan.
Laporan Hannah Arendt tentang Para produsen hoax menjadi bukti nyata
persidangan terhadap Otto Adolf Eichmann tersingkirnya nurani dan akal sehat karena
atas kejahatan terhadap orang Yahudi, dikalahkan oleh motif menjadi kaya dengan
kejahatan terhadap kemanusiaan dan cepat dan mudah meskipun harus
kejahatan perang mencengangkan khalayak menghalalkan segala cara untuk
ramai. Adolf Eichmann yang bertanggung memperoleh kekayaan itu. Karena
jawab mengirim banyak orang Yahudi oleh massifnya penyebaran hoax kesadaran kritis
rezim Nazi ke kamp-kamp konsentrasi yang masyarakat pelan-pelan terkikis. Makin
disebut sebagai final solution (dikirim ke banyak jumlah masyarakat yang terpapar
kamp-kamp konsentrasi) bukanlah sosok hoax, makin kokohlah bisnis dan industri
yang terlihat bengis, kejam dan haus darah. hoax . Tanpa pemikiran kritis, perlawanan
Gambaran monster yang mengerikan sangat masyarakat terhadap hoax akan sia-sia
kontras dengan sosoknya. Ia merupakan sebab tanpa disadari masyarakat secara
sosok yang taat terhadap aturan dan hukum. sukarela menjadi agen propaganda dan
Ketika diadili, Eichmann bersikukuh bahwa penyebaran hoax itu sendiri. Apabila situasi
dirinya tidak bersalah dan bertanggung ini dibiarkan, hoax, lama kelamaan
jawab atas pembantaian orang-orang Yahudi kebohongan, kepalsuan dan fitnah akan
di kamp-kamp konsentrasi sebab tugasnya dianggap sebagai hal yang normal dan biasa
hanyalah memastikan semua orang Yahudi oleh masyarakat. Apabila masyarakat sudah
yang diserahkan kepadanya terangkut ke menjadikan hoax sebagai bagian yang
kereta api yang membawa mereka ke kamp- lumrah dari kehidupan sehari-hari, maka
kamp konsentrasi. situasi yang disebut sebagai banalitas
Arendt melihat bahwa Eichmann kejahatan akan hadir.
bukanlah orang bodoh melainkan orang Dengan berpijak kepada kaidah-kaidah
yang kehilangan kemampuan untuk berpikir moral universal berdasarkan prinsip etika
kritis, untuk melakukan penilaian moral atas kewajiban ( imperative categories ) dan
perintah yang diberikan kepadanya. golden rule, akan menyediakan ruang lega
Eichmann adalah orang biasa, normal, bagi kesadaran kritis untuk melawan
cerdas dan patuh pada aturan dan hukum. ketakberpikiran sehingga memampukan kita
Baginya, menjalankan perintah adalah untuk memandang keburukan moral sebagai
keutamaan tertinggi. “Befehl ist Befehl”. yang radikal bukan yang banal. Dengan
Namun ia terisolasi dari dirinya sendiri. demikian kita akan tetap awas dan waspada
Ketakberpikiran dan ketercabutan dari terhadap situasi banalitas kejahatan.
realitas dapat jauh lebih merusak dari semua
insting jahat yang dijadikan satu dan itu Daftar Pustaka
semua ada dalam diri manusia. Demikian
Arendt, Hannah, “Eichmann in Jerusalem :
Arendt menegaskan. Normalitas yang
A Report on the Bananilty of Evil” ,
dijalani dengan ketidakberpikiran dan
Viking Press, Canada, 1963.
absennya kesadaran kritis sangatlah
Miles, Matthew B. & A. Michael
menakutkan dan membahayakan. Jelaslah
Huberman.1994. Qualitative data
bahwa sikap permisif terhadap hoax dan
Analysis. Thousand Oaks: Sage.1994.
kondisi ketidakberpikiran akan membuka
An Expanded Source Book : Qualitative
jalan terhadap banalitas kejahatan.
Data Analysis. London: Sage
Publication.
Penutup
Moleong, Lexy, J. 2008. Metodologi
Motif politik kekuasaan dan Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
ekonomi menjadi faktor utama massifnya Rosdakarya.
penyebaran hoax di media sosial dan media Suseno, Franz Magnis, 13 Model
on-line di Indonesia. Hoax diproduksi dan Pendekatan Etika: Bunga Rampai Teks-
disebarluaskan secara sengaja dan terencana teks Etika dari Plato Sampai dengan
terutama untuk tujuan-tujuan politik Nietzsche, Kanisius, Yogyakarta,
kekuasaan , tawar-menawar entitas ekonomi 1997. ( hlm. 135-154 )
dan politik dalam mengakses ke sumber

97
Transformasi No. 32 Tahun 2017
Volume II Halaman 76 - 167
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/201
61201163008-185-176657/dua-otak-di-
balik-beredarnya-berita-hoax/
https://tirto.id/cerita-di-balik-situs-
postmetro-dan-seword-b9WN
http://nasional.kompas.com/read/2016/12/23
/11211181/jokowi.klarifikasi.soal.tenag
a.kerja.china.di.indonesia.
http://bisnis.liputan6.com/read/2650371/pen
jelasan-bi-soal-isu-gambar-palu-arit-di-
rupiah.
http://news.detik.com/berita/3122996/dewan
-pers-ada-2000-media-online-hanya-
211-yang-sesuai-kaidah-jurnalistik
http://tekno.kompas.com/read/2016/10/24/1
5064727/2016.pengguna.internet.di.ind
onesia.capai.132.juta
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/201
61229170130-185-182956/ada-800-
ribu-situs-penyebar-hoax-di-indonesia/ .
https://nasional.sindonews.com/read/118388
8/15/bin-rekomendasikan-tutup-760-
ribu-situs-dan-akun-medsos-
1488247148
https://www.tempo.co/read/kolom/2017/01/
27/2465/hoax-dan-kenormalan-baru
https://en.wikipedia.org/wiki/Hoax
http://dictionary.cambridge.org/dictionary/e
nglish/hoax .
http://www.wikiwand.com/en/Hoax

98

Anda mungkin juga menyukai