Anda di halaman 1dari 13

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN FLUIDA

DINAMIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF


DI SMA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
KURNIA SARI
NIM. F1051131013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PMIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2018
INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN FLUIDA
DINAMIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF
DI SMA

Kurnia Sari, Tomo Djudin, Erwina Oktavianty


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak
Email: kurnia.sari.ks8@gmail.com

Abstract
The aims of this research was determined the effect of integrated remediation
misconception in fluid dynamics learning use interactive conceptual instruction to
decreasing the number of student misconception in grade XI SMA Negeri 7 Pontianak.
The research used pre-experimental design with one group pretest-posttest design
involving 35 students of class XI IPA 2 as a sample which selected by intact group.
Diagnostic test which consist osf 18 multiple choice question with open reasoning was
used as research instrument to asses the number of students misconception. Based on the
result, the everage percentage decrease of misconception students for each students equal
to 71,14%. Based on an analysis using price obtained McNemar test, (348,82) >
indicate the conception significant changes between before and after
integrated remediation misconception in fluid dynamics learning use interactive
conceptual instruction. The effectiveness of integrated remediation misconception in
fluid dynamics learning use interactive conceptual instruction of DQM (The Decreasing
of Quantity of the student that Misconception) equal to 71,46% in high category.

Keywords: integrated remediation, misconception, interactive conceptual instruction,


fluid dynamic

PENDAHULUAN formal di sekolah, siswa sudah memiliki


Dalam pembelajaran di sekolah masih pengetahuan awal tentang fisika yang mereka
banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dapat dari pengalaman dalam kehidupan
pada bidang fisika. Wandersee, Mintzes, dan sehari-hari. Dari pengetahuan itu terbentuklah
Novak (dalam Suparno, 2013) menjelaskan konsep awal siswa tentang fisika. Konsep awal
bahwa dari 700 studi mengenai miskonsepsi yang mereka bawa itu kadang tidak sesuai atau
bidang fisika, ada 300 yang meneliti tentang bertentangan dengan konsep yang dimiliki oleh
miskonsepsi dalam mekanika. Salah satu para ahli.
materi di bidang mekanika yang cukup banyak Hasil observasi yang dilakukan di SMAN
mengalami miskonsepsi yaitu pada materi 7 Pontianak juga menunjukkan bahwa rata-rata
fuida dinamis. Beberapa penelitian yang 66,67% dari total siswa program jurusan IPA
menunjukkan adanya miskonsepsi pada materi kelas XI Tahun Ajaran 2016-2017 belum
fluida dinamis antara lain: Saprianti (2010), mencapai kriteria ketuntasan minimum
Novinda (2011), Iswana (2016). (KKM). Saprianti (2010) menemukan
Berdasarkan wawancara dengan guru sebanyak 67,2% siswa mengalami miskonsepsi
mata pelajaran fisika kelas XI di SMAN 7 pada konsep persamaan kontinuitas, 62,7%
pontianak diketahui bahwa siswa kesulitan siswa mengalami miskonsepsi pada konsep
pada materi fluida dinamis karena banyak persamaan Bernoulli dan sebanyak 67,5%
rumus yang harus dihafal.selain itu sebelum siswa mengalami miskonsepsi pada konsep
mengikuti proses pembelajaran fisika secara penerapan persamaan Bernoulli.
Pada mata pelajaran fisika, jika salah satu berorientasi pada rumus dan perhitungan.
materi mengalami miskonsepsi maka Pembelajaran fisika hanya untuk
miskonsepsi tersebut akan tetap terjadi saat mempersiapkan siswa menempuh ulangan
siswa mempelajari materi yang lain karena umum atau ujian yang berakibat belajar fisika
setiap materi dalam mata pelajaran fisika sekadar menghafalkan rumus untuk persiapan
saling berkaitan. Maka dari itu meskipun sulit, ujian (Ruwanto, 2014: 3). Pembelajaran yang
miskonsepsi tetap harus dibenahi agar para hanya mengutamakan persamaan matematis ini
siswa tidak terus-menerus mengalami tidak akan menyebabkan terjadi perubahan
miskonsepsi. konseptual setelah pembelajaran sehingga
Permendikbud (2014) tentang Kurikulum siswa akan tetap pada miskonsepsi yang
2013 menjelaskan bahwa dalam konteks mereka miliki. Oleh karena itu untuk
pendidikan berdasarkan standar (standard- mengatasi miskonsepsi, selain perlu dilakukan
based education), kurikulum berdasarkan remediasi juga diperlukan proses pembelajaran
kompetensi (competency-based curriculum), yang lebih interaktif dan menekankan kepada
dan pendekatan belajar tuntas (mastery konsep agar terjadi perubahan konseptual pada
learning) penilaian proses dan hasil belajar siswa. Maka pada penelitian ini dilakukan
merupakan parameter tingkat pencapaian kegiatan remediasi bersamaan dengan proses
kompetensi minimal. Hal ini menunjukkan pembelajaran menggunakan pendekatan yang
bahwa siswa harus mengubah miskonsepsi sesuai yaitu pendekatan konseptual interaktif.
mereka menjadi konsep yang benar agar dapat Menurut Mudjiarto (2005) Konseptual
meningkatkan hasil belajar sehingga nilai dimaksudkan pendekatan ini mengutamakan
siswa dapat mencapai KKM. pemahaman konsep, sedangkan interaktif
Beberapa kiat yang tepat dilakukan untuk dimaksudkan dalam proses belajar mengajar
membantu siswa mengatasi miskonsepsi yaitu diarahkan untuk terjadi interaksi aktif antar
mencari bentuk kesalahan yang dimiliki siswa siswa. Menurut Savinainen dan Scott (2002)
itu, mencari sebab-sebabnya, dan dengan Pendekatan konseptual interaktif terdiri atas
pengertian itu menentukan cara yang sesuai empat komponen yang saling melengkapi satu
(Suparno, 2013: 56) Salah satu cara yang sama lain sebagai berikut: (1) Conceptual
sering dilakukan untuk mengurangi focus yaitu siswa diminta mengembangkan
miskonsepsi siswa adalah dengan melakukan konsep berdasarkan demonstrasi atau video
remediasi. Remediasi merupakan suatu proses yang diamati sesuai dengan apa yang mereka
untuk membantu siswa mengatasi kesulitan pahami untuk mengetahui konsepsi awal
belajar terutama mengatasi miskonsepsi- siswa; (2) Classroom interactions yaitu siswa
miskonsepsi yang dimiliki (Sutrisno, Kresnadi, melakukan diskusi secara berpasangan untuk
dan Kartono, 2007: 21). Akan tetapi membuat hipotesis sementara sekaligus guru
berdasarkan wawancara dengan guru di SMA mencari penyebab siswa mengalami
Negeri 7 Pontianak diperoleh informasi bahwa miskonsepsi; (3) Pada komponen Research-
guru hanya beberapa kali melakukan remediasi based materials dilakukan percobaan sebagai
dalam bentuk pembelajaran ulang dan lebih dasar untuk menjawab latihan konseptual yang
sering melakukan remediasi hanya dengan bersifat pertanyaan jawaban serta menguji
memberikan tes ulang kepada siswa yang tidak hipotesis yang dibuat siswa. Latihan
mencapai nilai KKM karena keterbatasan konseptual ini berfungsi untuk mengatasi
waktu yang dimiliki oleh guru ketika di kesulitan serta miskonsepsi yang dimiliki oleh
sekolah. Solusi untuk mengatasi masalah ini siswa; (4) Use of texts yaitu siswa diberikan
adalah dengan memberikan remediasi teks dalam bentuk komik sebagai sumber
miskonsepsi selama proses pembelajaran informasi lain. Pada akhir pembelajaran siswa
berlangsung atau biasa dikenal dengan diminta melengkapi mind map yang dibuat
integrasi remediasi. oleh guru sebagai tahapan konfirmasi
Selain itu proses pembelajaran fisika perubahan konsep siswa.
selama ini hanya berdasarkan buku yang
Penelitian berupa Integrasi remediasi Hasil pre-test dan post-test dianalisis
miskonsepsi dalam pembelajaran fluida dengan mencari persentase miskonsepsi tiap
dinamis menggunakan pendekatan konseptual siswa dan persentase miskonsepsi siswa pada
interaktif di SMA Negeri 7 Pontianak tiap indikator sebelum dan sesudah dilakukan
dilakukan berdasarkan hasil peneltian kegiatan integrasi remediasi. Pada penelitian
dilakukan oleh Hermawati (2017) yang ini dilakukan uji Mc Nemar untuk mengetahui
menemukan bahwa kegiatan integrasi apakah terjadi perubahan konseptual siswa
remediasi miskonsepsi dalam pembelajaran setelah dilakukan integrasi remediasi
dengan pendekatan konflik kognitif pada miskonsepsi dalam pembelajaran fluida
materi tekanan efektif untuk menurunkan dinamis menggunakan pendekatan konseptual
miskonsepsi dengan nilai efektivitas DQM interaktif. Efektivitas penggunaan integrasi
sebesar 71,28% dengan kategori tinggi. Selain remediasi dalam pembelajaran fluida dinamis
itu penelitian yang dilakukan oleh Tajudin menggunakan pendekata konseptual interaktif
(2015) tentang remediasi menggunakan untuk menurunkan miskonsepsi siwa
pendekatan konseptual interaktif berbantuan menggunakan DQM. Prosedur dalam
refutation text efektif untuk memperbaiki penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu : (1)
miskonsepsi siswa kelas XII SMA Negeri 1 Tahap Persiapan; (2) Tahap pelaksanaan
Semparuk pada materi usaha dengan effect size penelitian; (3) tahap akhir.
ES = 1,67204 (tergolong tinggi).
Tahap Persiapan
METODE PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan antara
Metode penelitian yang digunakan adalah lain: (1) Melakukan observasi ke sekolah; (2)
eksperimen dengan bentuk penelitian Pre- Menyusun desain penelitian; (3)
Experimental Design (nondesign) dengan Mempersiapkan instrumen penelitian berupa
rancangan One Group Pretest Posttest Design kisi-kisi soal tes, soal pre-test, soal post-test,
(Sugiyono, 2016: 111). Populasi penelitian ini kunci jawaban soal pre-test, dan kunci jawaban
adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 soal post-test; (4) Membuat perangkat
Pontianak tahun ajaran 2017/2018 yang belum pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
memperoleh pembelajaran tentang fluida Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa
dinamis sebanyak 153 orang. Sampel dalam (LKS) ; (5) Validasi instrumen dan perangkat
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI penelitian; (6) Merevisi instrumen dan
IPA dua yang berjumlah 35 orang. Teknik perangkat penelitian yang telah divalidasi; (7)
pengumpulan data pada penelitian ini adalah Melakukan uji coba soal; (8) Menghitung
teknik pengukuran berupa tes tertulis (pre-test reliabilitas instrumen penelitian.
dan post-test) dalam bentuk pilihan ganda
sebanyak 18 soal. Instrumen penelitian berupa Tahap Pelaksanaan
Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), Langkah-langkah yang dilakukan antara
Lembar Kerja Siswa (LKS), teks pembelajaran lain: (1) Memberikan tes awal (pre-test)
(Komik dan Mind Map), dan soal tes yang sebelum hari pelaksanaan integrasi remediasi;
telah divalidasi oleh dua orang dosen (2) Melaksanakan kegiatan integrasi remediasi
Pendidikan Fisika FKIP Untan dan satu orang dalam pembelajaran fluida dinamis
guru IPA SMA Negeri 7 Pontianak dengan menggunakan pendekatan konseptual interaktif
hasil validasi bahwa instrumen yang digunakan sebanyak tiga kali pertemuan; (3) Memberikan
valid dengan rata-rata validitas soal pilihan tes akhir (post-test) setelah hari kegiatan
ganda sebesar 3,89 (tinggi). Berdasarkan hasil integrasi remediasi.
uji coba soal yang dilakukan di SMA Negeri 7
Pontianak diperoleh keterangan bahwa tingkat Tahap Akhir
reliabilitas soal pilihan ganda sebesar 0,45 Langkah-langkah yang dilakukan antara
(sedang) lain: (1) Menganalisis data pre-test dan post-
test; (2) membahas hasil analisis data; (3)
Mendeskripsikan hasil pengolahan data dan sebanyak 18. Hal ini untuk mengetahui
menyimpulkan sebagai jawaban dari masalah konsepsi awal siswa. Setelah pemberian pre-
penelitian ini; (4) Menyusun laporan test selesai dilanjutkan dengan pelaksanaan
penelitian. pembelajaran fluida dinamis menggunakan
pendekatan konseptual interaktif yang
HASIL PENELITIAN DAN mengintegrasikan kegiatan remediasi
PEMBAHASAN miskonsepsi sebanyak tiga kali pertemuan (3 x
Hasil Penelitian 45 Menit) yaitu pada tanggal 24 Agustus 2016,
Penelitian ini dilaksanakan di SMA 29 Agustus 2017, 5 September 2017.
Negeri 7 Pontianak pada siswa kelas XI IPA 2 Pemberian post-test dilakukan pada
semester 1 tahun ajaran 2017/2018 pada pertemuan terakhir pada tanggal 12 September
pembelajaran fluida dinamis. Terdapat 5 2017. Selanjutnya jawaban siswa pada pre-test
pertemuan dalam penelitian ini. Pemberian dan post-test direkapitulasi sehingga diperoleh
pre-test dilakukan pada pertemuan pertama persentase penurunan jumlah miskonsepsi pada
pada tanggal 22 Agustus 2017 dengan tiap siswa dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
menggunakan tes pilihan ganda disertai alasan

Tabel 1. Rata-Rata Persentase Penurunan Miskonsepsi pada Tiap Siswa


Jumlah Siswa %No %Nt %ΔN
35 84,29 24,44 71,14

Sebagian besar siswa mengalami rata penurunan persentase jumlah


penurunan jumlah miskonsepsi setelah miskonsepsi tiap siswa sebesar 71,14 %.
diberikan integrasi remediasi miskonsepsi Persentase penurunan jumlah siswa yang
dalam pembelajaran fluida dinamis mengalami miskonsepsi pada tiap indikator
menggunakan pendekatan konseptual interaktif dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
dengan rata-

Tabel 2. Rekapitulasi Persentase Penurunan Jumlah Siswa yang Miskonsepsi pada


Tiap Indikator
Kelas Eksperimen
Tiap Indikator
So% S t% ΔS%
Indikator 1 60,95 8,57 85,94
Indikator 2 93,33 24,76 73,47
Indikator 3 79,05 42,86 45,78
Indikator 4 93,33 24,76 61,76
Indikator 5 98,10 18,10 81,55
Indikator 6 77,14 15,24 80,25

hasil analisis pre-test dan post-test pada tiap konsep yang paling kecil yaitu pada
ditemukan persentase penurunan jumlah siswa indikator 3 sebesar 45,78%. Selain itu
yang mengalami miskonsepsi pada tiap konsep perubahan miskonsepsi siswa dapat dilihat dari
yang paling besar yaitu pada indikator 1 Hasil uji Mc Nemar terkait perubahan
sebesar 85,94% dan persentase penurunan miskonsepsi siswa dapat dilihat pada tabel 3
jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi berikutini:

Tabel 3. Rekapitulasi Signifikan Perubahan Konsepsi Siswa pada Tiap Indikator


Tiap Uji Mc Nemar
A B C D Ket
Indikator Rumus chi kuadrat
Indikator 1 3 38 6 58 47,80 Signifikan
Indikator 2 3 4 23 75 64,62 Signifikan
Indikator 3 6 16 39 44 27,38 Signifikan
Indikator 4 0 3 39 63 61,02 Signifikan
Indikator 5 0 2 19 84 82,01 Signifikan
Indikator 6 1 23 17 64 59,14 Signifikan
Jumlah 13 86 143 388 348,82 Signifikan

Dari hasil uji Mc Nemar diketahui bahwa interaktif. Kemudian efektivitas kegiatan
terjadi perubahan konseptual yang signifikan integrasi remediasi miskonsepsi dalam
pada materi fluida dinamis setelah diberikan pembelajaran fluida dinamis menggunakan
kegiatan integrasi remediasi miskonsepsi pendekatan konseptual interaktif dapat dilihat
dalam pembelajaran fluida dinamis pada tabel 4. Berikut ini:
menggunakan pendekatan konseptual

Tabel 4. Perhitungan Efektivitas Penurunan Jumlah Miskonsepsi Siswa


Jumlah Miskonsepsi Siswa Persetase Miskonsepsi Siswa DQM Kategori
Pre-test Post-test Pre-test Post-test Efektivitas
531 154 84,29 % 24,44 % 71,46 % Tinggi

Berdasarkan Tabel 4 yang disajikan, menyelesaikan persamaan-persamaan yang


efektivitas integrasi remediasi miskonsepsi terdapat pada materi fluida dinamis.
dalam pembelajaran fluida dinamis
menggunakan pendekatan konseptual interaktif Penurunan Persentase Jumlah Miskonsepsi
adalah 71,46 % dengan kategori efektivitas Siswa dan Jumlah Siswa yang Mengalami
tergolong tinggi. Selain menyebabkan Miskonsepsi
terjadinya penurunan miskonsepsi siswa, Berdasarkan hasil pre-test ditemukan
kegiatan integrasi remediasi miskonsepsi rata-rata persentase miskonsepsi yang dimiliki
dalam pembelajaran fluida dinamis oleh siswa yaitu sebesar 84,29%, sedangkan
menggunakan pendekatan konseptual interaktif dari hasil post-test diketahui rata-rata
juga dapat meningkatkan hasil belajar seperti persentase miskonsepsi yang dimiliki oleh
yang ditunjukkan pada tabel 5 berikut ini: siswa yaitu sebesar 24,44%. Selanjutnya dari
hasil analisis pre-test dan post-test diketahui
Pembahasan bahwa terjadi penurunan jumlah miskonsepsi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siswa setelah dilakukan kegiatan integrasi
apakah kegiatan remediasi miskonsepsi yang remediasi miskonsepsi dalam pembelajaran
terintegrasi dalam pembelajaran fluida dinamis fluida dinamis menggunakan pendekatan
menggunakan pendekatan konseptual interaktif konseptual interaktif dengan rata-rata
efektif untuk mengubah miskonsepsi siswa dan persentase penurunan miskonsepsi siswa
meningkatkan hasil belajar siswa di SMA sebesar
Negeri 7 Pontianak. Pada kelas yang dijadikan 71,14%. Persentase jumlah siswa yang
sampel penelitian, semua siswa diberi miskonsepsi paling tinggi pada saat pre-test
perlakuan yang sama baik siswa yang yaitu pada indikator 5 menentukan posisi
miskonsepsi maupun siswa yang tidak benda saat kelajuan alir fluida pada celah
miskonsepsi dan siswa yang tidak mengalami antara dua buah benda diperbesar dengan
miskonsepsi tidak diberikan pengayaan karena persentase miskonsepsi sebesar 98,10%. Pada
siswa tersebut juga belum mempelajari materi indikator ini, hampir semua siswa menjawab
fluida dinamis. Siswa yang tidak miskonsepsi salah dan memberikan alasan yang tidak sesuai
tersebut meskipun tidak mengalami dengan konsep ilmiah.
miskonsepsi belum tentu memiliki Saprianti (2010) juga menemukan
pengetahuan yang lengkap dan belum dapat sebanyak 59,5% siswa beranggapan bahwa
perahu saling menolak dan menjauh pada saat pembelajaran tentang asas Bernoulli. Hal yang
bergerak sejajar dengan kelajuan karena sama juga ditemukan Sholihat, dkk (2017)
adanya gelombang dan tekanan yang besar yaitu siswa beranggapan bahwa kelajuan pada
pada sisi kedua perahu. Banyaknya siswa yang pipa dengan luas penampang kecil bergerak
miskonsepsi pada indikator ini dikarenakan lebih cepat karena memiliki tekanan fluida
konsepsi awal yang dimiliki oleh siswa yang lebih besar.
seringkali hanya berdasarkan pengalaman yang Siswa memiliki konsep yang kuat pada
mereka temui dalam kehidupan sehari-hari, persamaan kontinuitas dapat dilihat dari
sedangkan fenomena yang disajikan jarang persentase penurunan jumlah siswa yang
ditemui oleh siswa sehingga konsepsi yang mengalami miskonsepsi paling tinggi juga
mereka sampaikan sebagian besar tidak sesuai terdapat pada indikator hubungan luas
dengan konsepsi ilmiah. Selaras dengan apa penampang dan kelajuan alir fluida yaitu
yang dikemukakan Demirci (2005: 40) yang sebesar 85,94%. Penurunan ini terjadi karena
menyatakan bahwa prakonsepsi sering siswa sudah sering melihat fenomena yang
merupakan miskonsepsi dimana siswa tidak terkait dengan hubungan luas penampang dan
memberikan deskripsi yang benar mengenai kelajuan alir fluida seperti pada keran air
konsep fisika yang sesuai dengan hukum sehingga sebagian besar konsep awal siswa
fisika. sudah baik . Pengalaman siswa yang sudah
Sementara persentase jumlah siswa yang baik menjadi dasar yang baik pula untuk
mengalami miskonsepsi paling rendah pada memperbaiki miskonsepsi siswa karena pada
saat pre-test yaitu pada indikator hubungan saat pembelajaran siswa tentu akan lebih
luas penampang dan kelajuan alir fluida mudah membentuk pengetahuan baru ketika
dengan persentase jumlah siswa yang pengalaman yang mereka miliki selaras dengan
miskonsepsi sebesar 60,95%. Hal ini apa yang sedang dipelajari. Selaras dengan apa
dikarenakan siswa sudah sering melihat yang dikemukakan oleh Suparmita dkk (2013)
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang bahwa belajar menurut pembelajaran
berhubungan dengan luas penampang dan interactive conceptual instruction (ICI)
kelajuan alir fluida. Meskipun demikian, merupakan proses di mana pengetahuan
jumlah miskonsepsi siswa ini masih cukup diciptakan melalui kombinasi antara
tinggi. Hal ini dikarenakan pengalaman yang mendapatkan pengalaman dan
didapat siswa itu belum tentu benar. Martin mentransformasi pengalaman. Proses
dalam Azman, Ali & Mochtar (2013: 128) juga transformasi dari sebuah pengalaman menjadi
menyatakan bahwa miskonsepsi sering berasal sebuah pengetahuan tersebut didasarkan pada
dari asumsi dan deskripsi yang tidak akurat memikirkan, mengalami, dan merefleksi,
mengenai fenomena tertentu yang diciptakan sehingga memungkinkan terjadinya proses
oleh individu berdasarkan pengalaman. konstruksi pengetahuan.
Dari hasil analisi jawaban siswa saat pos- Penyebab lain rendahnya penurunan
test, persentase penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi siswa pada indikator 3
mengalami miskonsepsi paling rendah terjadi dipengaruhi oleh faktor internal validity yaitu
pada indikator hubungan kelajuan alir fluida kelemahan dari rancangan one group pretest-
dan tekanan fluida yaitu sebesar 45,78%. Hal posttest design ini sendiri. Salah satu
ini dikarenakan sebagian besar siswa masih kelemahannya seperti yang disampaikan oleh
bingung saat menghubungkan asas Bernoulli Suryabrata (2014: 103) yaitu tidak ada jaminan
dan persamaan kontinuitas. Sebagian besar bahwa X adalah satu-satunya faktor yang
siswa menganggap bahwa luas penampang mempengaruhi dan menimbulkan perbedaan
berbanding terbalik dengan tekanan fluida antara hasil pre-test dan post-test. Salah satu
karena siswa memiliki konsep yang kuat faktor lain yang mempengaruhi yaitu
mengenai persamaan kontinuitas sehingga kenyataan bahwa siswa menjadi lebih dewasa,
siswa lebih cenderung kepada persamaan atau lelah, atau menjadi kurang menaruh
kontinuitas meskipun mereka sudah diberikan
perhatian atau menjadi lebih antusias akan bahasa sendiri dalam bentuk hipotesis. Hal ini
mempengaruhi hasil pre-test dan post-test. sesuai dengan apa yang dikatakan Savinainen
Pembelajaran yang terintgrasi dengan dan Scott (2002) yaitu pembentukan makna
remediasi ini dimulai dari kegiatan adalah proses diskusi dimana siswa dapat
pendahuluan dengan komponen pertama dari mengembangkan ide-ide tentang suatu konsep.
pendekatan konseptual interaktif yang terdapat Selain itu Mudjiarto (2005: 19) menyatakan
pada kegiatan ini adalah conceptual focus. bahwa melalui proses dialog siswa dapat
Pada kegiatan ini siswa diingatkan kembali mengemukakan pandangannya tentang suatu
mengenai jawaban mereka saat pre-test, konsep, dan benar atau tidak pandangan itu
kemudian siswa diberikan sebuah video akan segera dapat diketahui.
singkat mengenai prinsip fisika yang Pembuktian hipotesis yang telah dibuat
didalamnya terdapat konsep-konsep yang oleh siswa adalah bagian dari komponen
saling berhubungan. pemberian video research-based materials. Pada komponen
memberikan kesempatan kepada siswa berpikir research-based material saat kegiatan
tentang pengalaman mereka dan penyelidikan, tahapan remediasi yang terakhir
mengembangkan ide-ide yang berfokus pada yaitu treatment dilakukan. Pada kegiatan
pemahaman konseptual. Setelah diberikan penyelidikan siswa dalam kelompok besar
video-video tersebut siswa dalam pasangan yang terdiri dari 4-5 orang secara aktif
diminta mengisi tabel dengan centang dan melakukan percobaan menggunakan animasi
alasan untuk mengetahui konsepsi awal siswa PhET dan percobaan sederhana berdasarkan
yang kemungkinan mengalami miskonsepsi. LKS yang diberikan oleh guru agar siswa
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusumayani mengalami sendiri fenomena terkait konsep
(2014) bahwa pada tahapan ini siswa akan yang sedang dpelajari dan mendorong siswa
mampu membangun sendiri pengetahuan untuk menemukan sendiri konsep baru yang
secara aktif sehingga pengetahuan yang sesuai dengan konsep ilmiah sebagai tahapan
didapatkan siswa menjadi lebih bermakna. awal pembentukan makna. Kemudian siswa
Pada kegiatan pendahuluan ini salah satu kembali berpasangan untuk menjawab latihan
tahapan remediasi yaitu mengungkap konseptual. Latihan-latihan konseptual
miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa sudah berdasarkan percobaan ini berfungsi untuk
dilakukan. mengembangkan pemahaman siswa dan
Selanjutnya adalah kegiatan inti pada mengatasi kesulitan-kesulitan yang dimiliki
proses pembelajaran, hasil dari kegiatan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan Savinainen
pendahuluan pada komponen conceptual focus dan Scoot (2002) dimana pada tahapan
didiskusikan oleh siswa secara berpasangan research based materials siswa diberikan
pada komponen classroom interaction untuk latihan konseptual berdasarkan penyelidikan
membuat hipotesis sementara terkait indikator untuk mengatasi miskonsepsi dan
yang sedang dibahas. Setelah itu pasangan meningkatkan pemahaman siswa. Patriot,
siswa dengan jawaban yang miskonsepsi dan Suhandi & Chandra (2017) juga menyatakan
tidak miskonsepsi diminta untuk maju ke bahwa pembelajaran konseptual interaktif yang
depan mempresentasikan secara singkat hasil berdasarkan penyelidikan berfungsi untuk
diskusi mereka. Siswa yang lain diminta untuk meningkatkan pemahaman siswa dan
menentukan jawaban mana yang mereka mengatasi kesulitan siswa dengan melakukan
setujui. Kemudian guru melakukan tanya latihan pertanyaan konseptual yang dibuat oleh
jawab kepada siswa terkait hipotesis yang guru untuk mendapatkan umpan balik yang
mereka setujui. Melalui kegiatan tanya jawab menunjukkan perkembangan siswa dalam
inilah guru sekaligus mencari penyebab memahami konsep.
mengapa siswa mengalami miskonsepsi. Pada Selain itu bahan bacaan dalam bentuk
komponen classroom interaction siswa diberi komik yang merupakan bagian dari komponen
kesempatan berdiskusi berpasangan secara use of text juga berfungsi sebagai treatment
aktif untuk mengemukakan gagasan dengan pada tahapan remediasi yaitu untuk
memperbaiki miskonsepsi dimana teks tersebut terjadi perubahan konsepsi yang signifikan
digunakan siswa sebagai sumber informasi pada semua konsep fluida dinamis yang terdiri
yang kemudian dihubungkan dengan hasil dari 6 indikator dengan nilai hitung sebesar
percobaan untuk menjawab latihan-latihan (348,82) > dengan df = 1 dan α =
konseptual. siswa diminta secara aktif 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat
menemukan konsep yang benar dari bahan perubahan konseptual siswa yang signifikan
bacaan yang diberikan. Bahan bacaan ini juga setelah mengikuti pembelajaran fluida dinamis
berfungsi sebagai penguatan bagi siswa untuk menggunakan pendekatan konseptual interaktif
melengkapi dan mengubah konsep siswa yang yang mengintegrasikan kegiatan remediasi
salah menjadi konsep yang benar. Cahyanti miskonsepsi.
(2013) juga menyatakan bahwa komponen use Perubahan yang paling signifikan
of text memberikan kesempatan kepada siswa terjadi pada indikator 5 dengan nilai hitung
mencari dan menggali informasi materi sebesar (82,01) yaitu mengenai posisi benda
pelajaran dengan cara mencermati teks yang saat kelajuan alir fluida pada celah antara dua
diberikan. Hal ini didukung oleh hasil buah benda diperbesar. Hal ini karena siswa
penelitian (Rahmaniar, 2015) yang mendapat pengalaman langsung melalui
menunjukkan bahwa pendekatan interactive percobaan sederhana yang mereka lakukan
conceptual instruction dengan menggunakan sehingga konsep baru yang mereka dapatkan
komik pembelajaran memiliki pengaruh yang itu menjadi lebih kuat dan dapat mengubah
kuat dalam meningkatkan pemahaman konsep konsep lama yang masih miskonsepsi.
usaha dan energi pada siswa SMA dengan Sementara itu, perubahan yang paling kecil
effect size sebesar 1,56. terjadi pada indikator 3 dengan nilai hitung
Setelah membahas konsep selanjutnya sebesar (27,38) yaitu tentang hubungan antara
guru memberikan penjelasan lanjutan terkait tekanan fluida dan kelajuan alir fluida.
persamaan-persamaan yang terdapat pada Posner (1982) menyebutkan ada dua
materi fluida dinamis dan cara menyelesaikan tahapan dalam perubahan konsep yaitu
soal-soal fluida dinamis. Bagian lain dari asimilasi dan akomodasi. Pada kegiatan
kegiatan pembelajaran adalah siswa diminta pendahuluan dengan komponen conceptual
mengisi Mind map yang juga merupakan focus ini siswa akan mulai mengalami proses
bagian dari komponen use of text. sebagai asimilasi dan akomodasi, pada tahap asimilasi
tahapan konfirmasi perubahan konsep siswa. siswa menggunakan konsep awal yang dimiliki
Terakhir pada kegiatan penutup siswa bersama untuk memahami fenomena baru. Namun
guru merangkum dan menyimpulkan hasil dari siswa sebagian besar siswa tidak memiliki
proses pembelajaran. konsep yang cukup untuk dapat memahami
fenomena baru, sehingga siswa memasuki
Perubahan Konseptual Siswa tahap akomodasi. Pada komponen conceptual
Perubahan yang diharapkan pada focus, video yang memuat konsep yang benar
penelitian ini adalah perubahan dari siswa yang secara ilmiah ditayangkan dengan harapan
mengalami miskonsepsi menjadi tidak siswa mengalami konflik kognitif setelah
miskonsepsi. Untuk menentukan perubahan menonton video.
konsepsi siswa apakah signifikan atau tidak Ernest (dalam Basir, 2016: 517)
signifikan setelah mengikuti kegiatan mengatakan bahwa konflik kognitif terjadi
remediasi yang terintegrasi dalam ketika terdapat pertentangan antara dua skema
pembelajaran fluida dinamis menggunakan pengetahuan dalam struktur kognitif yang
pendekatan dilakukan perhitungan statistik berupa ketidakkonsistenan atau pertentangan
yaitu menggunakan uji Mc Nemar. Karena satu sama lain. Setelah video ditayangkan,
frekuensi yang diharapkan , maka ketika fenomena yang disajikan bertentangan
dilanjutkan dengan rumus chi kuadrat . dengan konsepsi yang dimiliki siswa maka
Berdasarkan hasil perhitungan siswa akan mulai mengalami konflik kognitif
menggunakan uji Mc Nemar diketahui bahwa dan mulai merasa tidak puas dengan konsep
yang mereka miliki (dissatisfaction). Selain itu didukung oleh Read (2004: 5) yang
video yang didalamnya memuat konsep ilmiah menyatakan bahwa konsep baru akan tampak
tampak masuk akal karena berasal dari masuk akal (plausible) jika terlihat konsisten
fenomena dalam kehidupan sehari-hari. dengan pengetahuan yang ada. Terakhir
Setelah kegiatan ini diketahui bahwa sebagian konsep yang baru ini berdaya guna atau
besar siswa masih mempertahankan bermanfaat (Fruitful) dalam pengembangan
miskonsepsi yang mereka miliki dan sebagian penelitian atau penemuan yang baru terutama
yang lain sudah mulai mengungkapkan konsep mengenai penerapan konsep fluida dinamis
yang benar namun dengan alasan yang kurang dalam kehidupan sehari-hari.
sesuai sehingga masih dianggap miskonsepsi. Selama pembelajaran berlangsung
Selain itu kegiatan diskusi ini akan diketahui bahwa siswa mengalami konflik
kembali membuat siswa mengalami konflik kognitif. Setelah itu, siswa akan mengalami
kognitif dan akan menimbulkan ketidakpuasan proses asimilasi dan akomodasi. Melalui
terhadap konsepsi yang telah ada agar siswa proses asimilasi, siswa akan menggunakan
semakin yakin bahwa konsep yang mereka konsep yang telah dimilikinya untuk
miliki salah karena tidak sesuai dengan berhadapan dengan fenomena baru. Sedangkan
konsepsi ilmiah. Liljedahl (2011: 152) melalui proses akomodasi, siswa akan
menyatakan bahwa konflik kognitif bekerja mengubah konsep yang dimilikinya yang tidak
berdasarkan prinsip bahwa sebelum sebuah sesuai dengan fenomena baru, sehingga
teori baru dapat diadopsi maka teori saat ini terjadilah perubahan konsep. Proses akomadasi
perlu ditolak dan konflik kognitif dimaksudkan sendiri memilki 4 syarat yang harus dipenuhi
untuk menciptakan dorongan menolak teori dan setiap komponen pendekatan konseptual
saat ini. interaktif yang terdapat dalam pembelajaran
Penyelidikan dan penggunaan teks dalam memenuhi keempat syarat seperti yang
bentuk komik pada komponen research-based disebutkan oleh Posner (1982) yaitu: 1) harus
material dan use of text tidak hanya berperan ada ketidakpuasan terhadap konsep awal yang
dalam memperbaiki miskonsepsi siswa tapi dimiliki (Dissatisfaction); 2) Konsepsi baru
juga berperan penting terhadap perubahan harus dapat dimengerti (Intelligible); 3)
konseptual siswa. Konsep baru yang didapat Konsepsi baru harus kelihatan masuk akal
dari penyelidikan menggunakan animasi PhET (Plausible); 4) Konsep baru harus
dan percobaan sederhana lebih dapat mengisyaratkan kemungkinan program
dimengerti oleh siswa (Intelligible). Hal ini penelitian yang bermanfaat (Fruitful). Hal ini
dikarenakan ketika dilakukan percobaan juga didukung oleh Samsudin, Suhandi,
sederhana siswa dapat secara langsung melihat Rusdiana, Kaniawati dan Costu (2016) yang
dan menemukan konsep yang baru dan animasi menyatakan bahwa keempat komponen
dapat menjelaskan konsep baru yang sulit pembelajaran yang terdapat pada pendekatan
untuk dilihat langsung oleh mata dengan lebih konseptual interaktif berdampingan dengan
lengkap. Seperti yang dikatakan oleh Anwar syarat perubahan konseptual yang
(2013: 39) dimana media animasi dapat dikembangkangkan oleh Posner (1982) dan
digunakan untuk menjelaskan suatu materi keduanya juga saling berhubungan sehingga
yang secara nyata tidak dapat atau sulit terlihat dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang
oleh mata dengan cara melakukan visualisasi menggunakan pendekatan konseptual interaktif
sehingga materi yang dijelaskan dapat memfasilitasi terjadinya perubahan konseptual.
tergambarkan.
Selain itu konsep yang baru ini juga Efektivitas Penurunan Miskonsepsi Siswa
memenuhi syarat tampak masuk akal dimana Secara keseluruhan, siswa lebih
antara video yang diberikan pada awal memahami materi fluida dinamis dengan baik
pembelajaran, penyelidikan yang diilakukan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
dan teks yang diberikan membahas konsep menggunakan pendekatan konseptual interaktif
yang sama dan benar secara ilmiah. Hal ini yang mengintegrasikan kegiatan remediasi
miskonsepsi dalam pembelajaran. Kegiatan persentase miskonsepsi sebesar 82,74%.
pembelajaran yang menggunakan pendekatan Penelitian integrasi lainnya seperti yang
konseptual interaktif memungkinkan untuk dilakukan oleh. Selain itu penelitian yang
dilakukannnya kegiatan remediasi saat dilakukan oleh Tajudin (2015) tentang
pembelajaran berlangsung. Hal ini dibuktikan remediasi menggunakan pendekatan
dengan tingkat efektivitas yang tergolong konseptual interaktif berbantuan refutation text
tinggi. Berdasarkan hasil analisis efektif untuk memperbaiki miskonsepsi siswa
menggunakan harga DQM (Decreasing the kelas XII SMA Negeri 1 Semparuk pada
Quantity of Students That Misconception), materi usaha dengan effect size ES = 1,67204
diperoleh rata-rata tingkat efektivitas tiap (tergolong tinggi). Penelitian lain tentang
konsep sebesar 71,46 % yang tergolong tinggi implikasi dari pendekatan konseptual interaktif
(70 < DQM 100). Temuan ini menunjukkan multi representasi untuk meningkatkan
bahwa integrasi remediasi miskonsepsi dalam konsistensi ilmiah dan mengurangi kuantitas
pembelajaran fluida dinamis menggunakan miskonsepsi siswa dalam hal termodinamika
pendekatan konseptual interaktif dapat yang telah dilakukan oleh Sriyansyah (2015)
menurunkan persentase jumlah siswa yang menunjukkan bahwa konsistensi ilmiah siswa
mengalami miskonsepsi. mengalami peningkatan rata - rata sebesar
Berdasarkan refleksi pembelajaran yang 39%, sedangkan kuantitas miskonsepsi siswa
dilakukan oleh peneliti, saat pembelajaran mengalami penurunan rata-rata bervariasi di
siswa tidak hanya diberitahu konsep yang kisaran 7% sampai 92%.
benar tetapi pada setiap komponen pendekatan Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu
konseptual interaktif mengarahkan siswa Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelas
secara aktif untuk menemukan sendiri konsep sehingga tidak diketahui apakah perubahan
tersebut melalui percobaan menggunakan yang terjadi hanya dipengaruhi oleh
simulasi PhET dan percobaan sederhana. pendekatan konseptual interaktif atau terdapat
selain itu siswa juga dituntut aktif menemukan faktor lain. Kedua, kegiatan pembelajaran
konsep yang benar dari bahan bacaan dalam harus dimodifikasi dengan membentuk
bentuk komik yang diberikan oleh guru. kelompok besar karena alat yang yang
Kemudian pada bagian akhir LKS terdapat digunakan kurang memadai.
mind map yang harus diisi oleh siswa sebagai
kesimpulan yang berfungsi sebagai penguatan SIMPULAN DAN SARAN
dan tahapan konfirmasi perubahan konsepsi Simpulan
siswa. Hal ini sejalan dengan teori Berdasarkan hasil penelitian didapat
pembelajaran konstruktivisme, diperlukan kesimpulan bahwa kegiatan integrasi remediasi
pembelajaran yang mendorong siswa untuk miskonsepsi dalam pembelajaran fluida
aktif (eksperimen, pemecahan masalah) untuk dinamis menggunakan pendekatan konseptual
menciptakan lebih banyak pengetahuan, interaktif dapat mengubah miskonsepsi siswa
melakukan refleksi, mendiskusikan apa yang secara signifikan dan dapat meningkatkan hasil
sudah mereka lakukan dan bagaimana belajar siswa.
pemahaman siswa berubah (Bada, 2015: 67). Secara khusus hasil penelitian adalah
Temuan ini juga sejalan dengan penelitian sebagai berikut:1) Besar persentase penurunan
sebelumnya yang dilakukan Rahardhian (2012) jumlah miskonsepsi tiap siswa setelah
menemukan bahwa remediasi yang diberikan kegiatan integrasi remediasi
terintegrasi dalam pembelajaran efektif untuk miskonsepsi dalam pembelajaran fluida
memperbaiki miskonsepsi siswa dikarenakan dinamis menggunakan pendekatan konseptual
miskonsepsi yang terjadi pada saat interaktif rata-rata sebesar 71,14%; 2) Terdapat
pembelajaran akan langsung diremediasi pada perubahan konseptual yang signifikan setelah
saat itu juga dengan efektivitas kegiatan diberikan kegiatan integrasi remediasi
remediasi tiap siswa sebesar 0,82 (tergolong miskonsepsi dalam pembelajaran fluida
tinggi) dan proporsi penurunan rata-rata dinamis menggunakan pendekatan konseptual
interaktif yng ditunjukkan dari hasil uji Mc Demirci, Neset. 2005. A Study About
Nemar hitung sebesar 348,82 > Student’s Misconceptions In Force and
; 3) Efektivitas penerapan Motion Concepts BY Incorporating A
kegiatan integrasi remediasi miskonsepsi Web-Assited Physics Program. The
dalam pembelajaran fluida dinamis Turkish Online Journal of Educational
menggunakan pendekatan konseptual interaktif Technology. 4(3): 40-48.
untuk meremediasi miskonsepsi siswa sebesar Hermawati. 2017. Integrasi Remediasi
71,46% dengan kategori tinggi; Miskonsepsi dalam Pembelajaran dengan
Pendekatan Konflik Kognitif pada Materi
Saran Tekanan. Skripsi. Fakultas FKIP
Saran-saran yang dapat diberikan dari Universitas Tanjungpura, Pontianak.
penelitian yang telah dilakukan untuk Iswana, L.F., Setyarsih, W., Kholiq, Abd,
penelitian lanjutan sebagai berikut: 1) 2016. Identifikasi Miskonsepsi Siswa
Sebaiknya penelitian berikutnya dapat Materi Fluida Dinamis Melalui Instrumen
mempertimbangkan kelas pembanding sebagai Three-Tier Diagnostic Test. Jurnal
kontrol; 2) Sebaiknya guru sudah Inovasi Pendidikan Fisika. 5(3): 170-173.
mempersiapkan dan memeriksa apakah alat Kusumayani, K.D.A., Sudana, D.N., Dibia, K.
yang akan digunakan siswa seperti laptop 2014. Pengaruh Model ICI (Interactive
dapat berfungsi saat dilakukan penyelidikan. Conceptual Instruction) Terhadap Prestasi
Belajar IPS Siswa Kelas IV SD. Jurnal
DAFTAR RUJUKAN Mimbar PGSD Universitas Pendidikan
Anwar, W.S., Liliawati, W., Utama, J.A. 2013. Ganesha, Singaraja. 2(1).
Penerapan Pembelajaran Konsepual Liljedahl, Peter. 2011. The Theory Of
Interaktif dengan Menggunakan Media Conceptual Change As A Theory For
Animasi untuk Meningkatkan Penguasaan Changing Conceptions. Nordic Studies in
Konsep IPBA daan Mengetahui Profil Mathematics Education. 150-160.
Aktivitas Siswa SMP. Jurnal Wahana Mudjiarto, Roswati. 2005. Peningkatan
Pendidikan Fisika. 1: 37-47. Pemahaman Konsep Dasar Fisika Melalui
Azman, N.F., Ali, M. & Mohtar, L.E. 2013. Pendekatan Pembelajaran Konseptual
The Level of Misconceptions on Force secara Interaktif. Portal Jurnal
and Motion among Physics Pre-Service Universitas Pendidikan Indonesia. 17-24.
Teacher in UPSI. 2nd International Novinda, Tansa Firsta. 2011. Deskripsi
Seminar on Quality and Affordable Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Education (ISQAE 2013). 128-132. Soal Fluida Dinamis di Kelas XI IPA
Bada, S.O. 2015. Constructivism Learning SMA Negeri 7 Pontianak. Skripsi.
Theory: A Paradigm for Teaching and Fakultas FKIP Universitas Tanjungpura,
Learning. IOSR Journal of Research & Pontianak.
Method in Education. 5 (6): 66-70. Patriot, E.A., Suhandi, A., Chandra, D.T. 2017.
Basir, F., Karmila. 2016. Keefektifan Strategi Effect of Implementation Interactive
Konflik Kognitif terhadap Pemahaman Conceptual Instruction with Multi
Konsep Matematika Siswa. Prosiding Representation Approach To Improve
Seminar Nasional Universitas Levels of Understanding on Work and
Cokroaminoto Palopo. 2 (1): 514-521. Energy Subject Matter. 4Th ICRIEMS
Cahyanti, D.A.P.R., Putra, DB. Kt. Ngr. S., Proceedings. The Faculty Of Mathematics
Wiarta, I. Wyn. 2013. Model And natural Sciences: Yogyakarta State
Pembelajaran Konseptual Interaktif University. Hal. 21-28
Berorientasi Pada Kemampuan Penalaran Permendikbud. 2014. Salinan Lampiran
Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Metematika. Ejournal Undiksha. Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
104 Tahun 2014. (http:// pgsd. uad. ac. id/
wp-content/ uploads/ lampiran- Sholihat, F.N., Nugraha, M.G., Samsudin, A.
permendikbud- no-104-tahun-2014.pdf), 2017. Identifikasi Miskonsepsi dan
diakses tanggal 16 Januari 2017). Penyebab Miskonsepsi Siswa
Posner.et.al. 1982. Accomodation of Scientific Menggunakan Four Tier Diagnostic Test
Copception: T oward a Theory of. pada Sub Materi Fluida Dinamik: Azas
Conseptual Change. Science Education. Kontinuitas. Jurnal Penelitian dan
66(2): 211-227 Pengembangan Pendidikan Fisika. 3(2):
Rahardhian, Adhitya. 2012. Integrasi 175-180.
Remediasi Miskonsepsi dalam Sriyansyah. S. P. 2015. Penerapan
Pembelajaran pada Materi Dinamika Pembelajaran Konseptual Interaktif
Rotasi di Kelas XI IPA SMANegeri 9 dengan Pendekatan Multirepresentasi
Pontianak. Skripsi. Fakultas FKIP Untuk Meningkatkan Konsistensi Ilmiah
Universitas Tanjungpura, Pontianak. dan Menurunkan Kuantitas Mahasiswa
Rahmaniar, Asri, dkk. 2015. Ukuran Pengaruh yang Miskonsepsi Pada Materi
Pendekatan Interactive Conceptual Termodinamika. Tesis. Universitas
Instruction pada Pembelajaran Fisika Pendidikan Indonesia.
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan
Usaha dan Energi Siswa SMA. Prosiding (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Simposium Nasional Inovasi Dan R&D). Alfabeta. Bandung.
Pembelajaran Sains 2015. 8-9 Juni 2015, Suparmita, I. Md., Setuti, Ni. Md., Suarjana, I.
Bandung, Indonesia. 261-264 Md. .2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Read, Justin. R. 2004. Children’s Interactive Conceptual Instruction (ICI)
Misconception and Conceptual Change in Terhadap Penguasaan Konsep IPA Siswa
Science Education. The University of Kelas V Sekolah Dasar. Portal Garuda.
Sydney. 1-21. Suparno, Paul. 2013. Miskonsepsi dan
Ruwanto ,Bambang. 2014. Fisika Is So FUN. Perubahan Konsep dalam Pendidikan
Kanisius. Yogyakarta. Fisika. Cetakan ke-2, Gramedia. Jakarta.
Samsudin, A., Suhandi, A., Rusdiana, D., dan Suryabrata, Sumadi. 2014. Metodologi
Costu, B. 2016. Investigating the Penelitian. Edisi ke-2 Cetakan ke-25,
Effectiveness of An Active Learning Rajawali Pers. Jakarta.
Based-Interactive Conceptual Instructiom Sutrisno, Kresnadi dan Kartono. 2007.
(ALBICI) on Electric Field. Asia-Pacific Pengembangan Pembelajaran IPA SD.
Forum on Science Learning and Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Teaching. 17(1) Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Saprianti, G. Yovi. 2010. Deskripsi Tajudin. 2015. Remediasi Miskonsepsi Siswa
Miskonsepsi Siswa Kelas XI IPA SMA tentang Usaha Menggunakan Pendekatan
Negeri 7 Pontianak tentang Fluida Konseptual Interaktif Berbantuan
Dinamis. Skripsi. Universitas Refutation Text di SMA. Skripsi. Fakultas
Tanjungpura. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura
Savinainen, A., dan Scott, P. 2002. Using The ,Pontianak.
Force Concept Inventory To Monitor
Student Learning and To Plan Teaching.
IOP SCIENCE: Physics Education. 37
(1): 53-58.

Anda mungkin juga menyukai