Petunjuk Teknis Perencanaan Kegiatan Infrastruktur PDF
Petunjuk Teknis Perencanaan Kegiatan Infrastruktur PDF
PERENCANAAN KEGIATAN
INFRASTRUKTUR
Diterbitkan Oleh:
Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
DAFT AR ISI | i
BAB I | PENDAHULUAN
4.2 Jembatan | 63
LAMPIRAN | 121
Persiapan & perencanaan teknis merupakan salah satu tahapan (tahap awal) kegiatan
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana. Yang merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh KSM dalam rangka Penyusunan Usulan Kegiatan Sarana & Prasarana sebelum
melaksanakan proses pelaksanaan pembangunan (fisik/konstruksi) sarana & prasarana.
Keseluruhan proses kegiatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Dokumen yang disebut
Dokumen Perencanaan Teknis/DED/Proposal Usulan Kegiatan KSM. Kegiatan ini sangat penting
dan bermanfaat bagi KSM, terutama :
Untuk mendapatkan usulan kegiatan yang baik dan layak secara teknis, keuangan dan aman
terhadap lingkungan & sosial (safeguards);
Untuk memampukan masyarakat dalam membuat rencana pelaksanaan kegiatan;
Memenuhi persyaratan bagi KSM untuk melaksanakan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan;
Baik KSM sebagai Pelaksana Kegiatan Lingkungan maupun Kegiatan Lingkungan yang
diusulkan oleh KSM untuk dilaksanakan melalui PNPM Mandiri Perkotaan harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh Program.
Secara umum mekanisme perencanaan teknis mencakup dua tahapan yaitu Persiapan dan
Perencanaan Teknis, masing-masing tahapan tersebut secara rinci dapat dilihat pada
diagram alir Perencanaan Teknis kegiatan Infrastruktur (gambar 1 dan 2) sebagai berikut :
Catatan :
Bila ada sumbangan uang tunai sebaiknya langsung diarahkan dalam bentuk
bahan/alat/administrasi sehingga nantinya tidak menyulitkan
pertanggungjawaban keuangannya dan memudahkan proses perhitungan dalam
integrasi sumber-sumber dana dalam RAB nanti.
untuk swadaya tenaga kerja agar bentuk swadayanya langsung diidentifikasi
apakah sebagai tukang atau pekerja dan dinyatakan dalam bentuk jumlah hari
berkerja bukan dengan cara mengurangi harga upahnya sehingga dalam
perhitungan anggaran pekerjaan akan lebih mudah dengan menggunakan standar
harga yang sama dengan upah yang dibayarkan;
Lahan (Tanah,Tanaman Produktif dan asset lain yang terkena lokasi kegiatan),
disini tidak perlu disurvey lagi karena hal ini dapat langsung diperoleh dari hasil
perencanaan teknis (kegiatan penyediaan lahan);
P (panjang)= 200m
Vol. = P x L x T
= 200 x 2,5 x 0,2
= 100
Dst.
C
a
r
a Pengerjaan Formulir :
Kolom No. : Isi nomor urut jenis pekerjaan;
Uraian Pekerjaan : Diisi nama jenis pekerjaan
Kolom Satuan : Diisi dengan satuan pengukuran pekerjaan
Volume/Kuantitas: Diisi dengan nilai volume pekerjaan
(3). Menentukan Metode/Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Secara sederhana yang dimaksudkan dengan metode kerja disini adalah cara
bagaimana setiap kegiatan/pekerjaan akan dilaksanakan atau lebih terkait dengan
teknologi apa yang akan dipergunakan, Apakah setiap pekerjaan akan dilakukan
dengan menggunakan tenaga kerja (manual) atau dengan peralatan (mekanis) atau
kombinasi dari keduanya. Hasil kegiatan ini dapat diketahui metode kerja dari setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Untuk menentukan metode kerja ini, diperlukan data dari hasil survey tentang
ketersediaan tenaga kerja atau peralatan yang ada (dapat disediakan) dan kondisi
lokasi pekerjaan, seperti apakah memungkinkan untuk melakukan pekerjaan dengan
cara manual atau mekanis, termasuk apakah kondisi jalan kerja dan ketersediaannya
dari dan kelokasi pekerjaan memungkinkan bila akan menggunakan peralatan
berat/besar. Selain itu juga harus dipertimbangkan seberapa besar rencana volume
pekerjaan yang harus dibuat dengan metode yang dipilih, dikaitkan dengan waktu
yang tersedia sehingga pemilihan metode kerja ini betul-betul dapat mendorong
upaya pencapaian kualitas yang baik dan kegiatan dapat diselesaikan dalam waktu
yang tersedia
Penentuan metode kerja dalam uraian ini, lebih difokuskan pada bagaimana
masyarakat memperoleh dasar untuk memahami cara menghitung biaya pekerjaan,
karena didalam penentuan metode kerja ini akan secara jelas diketahui apa yang
dibutuhkan untuk melaksanakan setiap pekerjaan, apakah tenaga kerja atau
peralatan. Sehingga hal ini diharapkan akan membantu masyarakat dalam menghitung
Berikut diberikan contoh lingkup kegiatan yang disusun tidak berurutan dan berurutan
pada Pembuatan Saluran Drainase berikut :
Tabel 6: Contoh Menentukan Urutan Kegiatan
Langkah – langkah Perhitungan Volume Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan, Alat dan
administrasi untuk seluruh kegiatan proyek :
1. Hitung kebutuhan tenaga kerja/bahan/alat tiap jenis pekerjaan. Lakukan
perhitungan ini sampai semua jenis (item) pekerjaan selesai. Sebagai dasar acuan
jenis-jenis pekerjaan dapat mengacu pada Daftar Kuantitas Pekerjaan yang telah
dibuat sebelumnya.
2. Buat Rekapitulasi Kebutuhan total Tenaga kerja, bahan dan alat yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh kegiatan/proyek.
3. Hitung kebutuhan administrasi untuk menyelesaikan seluruh kegiatan/proyek.
Uraian : Diisi nama tiap jenis komponen biaya Tenaga Kerja, Bahan,
Peralatan yang sesuai kebutuhan pekerjaan tersebut;
2) Buat Rekapitulasi Kebutuhan total Tenaga kerja, bahan dan alat yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh proyek.
Dasar perhitungan rekapitulasi ini adalah hasil perhitungan volume kebutuhan
tiap pekerjaan (lihat langkah 1 diatas). Prinsip perhitungannya adalah Jumlah total
masing-masing kebutuhan tiap jenis/macam dari Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
yang dibutuhkan pada tiap jenis pekerjaan dijumlahkan untuk seluruh jenis
pekerjaan yang ada. Untuk memudahkan proses perhitungan maka dapat dibuat
tabel bantu seperti berikut :
Tabel 11 : Tabel Perhitungan Rekapitulasi Kebutuhan Bahan, Alat & Tenaga Kerja :
Tukang
Tukang
Pekerja
Bt Bata
Bt. Kali
Semen
Kerikil
Dst….
Dst….
Molen
Beton
Bantu
Mesin
Gilas
Pasir
Alat
Ka.
No Uraian Pekerjaan
(HOK) (HOK) (HOK) (HOK) (Zak) (M3) (M3) (M3) (Buah) (…..) (Jam) (Jam) (Set) (….)
1
2
dst
Total
Hasil perhitungan ini akan menjadi masukan volume total kebutuhan kegiatan
administrasi untuk perhitungan biaya proyek. Salinlah nilai-nilai volume dari
setiap jenis kebutuhan administrasi tersebut kedalam Formulir Rencana
Anggaran Biaya (Formulir RAB-4) pada kolom Volume Kebutuhan ”Total” (Kolom
4) untuk komponen administrasi.
Beberapa hal yang perlu dipahami berkaitan dengan penggunaan koefisien tenaga
kerja, bahan dan alat :
Koefisien selalu dinyatakan dalam bentuk angka, bisa angkanya bulat (1, 2, dst)
atau angka pecahan (ada angka dibelakang koma seperti 0,003 atau 0,03, dst);
Angka koefisien dapat berbeda-beda untuk tiap jenis tenaga kerja, bahan, alat
serta untuk tiap jenis pekerjaan;
Angka koefisien biasanya diperoleh dari hasil pengujian yg dilakukan khusus
untuk itu (meskipun juga ada yang bisa dihitung sendiri), sehingga didalam
penyusunan RAB umumnya koefisien mengacu pada referensi/sumber yang
diterbitkan secara resmi seperti Analisa BOW, Analisa SNI, Analisa K, informasi
yang diterbitkan oleh pemerintah, dinas/sektor terkait di daerah;
Sebagai dasar perhitungan RAB kegiatan dari sumber dana BLM PNPM MP
adalah data/informasi hasil perhitungan volume kebutuhan tenaga kerja,
material/bahan, peralatan dan administrasi untuk BLM yang telah dibuat
sebelumnya (langkah 10.2.C) dan data Harga satuan hasil survey 3 toko yang
telah disepakati.
Adapun Penjelasan Cara Perhitungan tiap komponen biaya dalam RAB
tersebut sebagaimana diuraikan pada tabel berikut :
Tabel 12 : Tabel Komponen Biaya dalam RAB
Harga Satuan Nilai/Biaya
No Jenis Komponen Satuan Volume
(Rp) (Rp.)
1. Tenaga Kerja HOK Jumlah Org TK Sesuai Nilai Upah Jum. HOK x
(Mandor/K.Klp, dikali jumlah hari harian setempat Upah perhari
Tukang,Pekerja, kerja yang atau untuk tk. Kota
dll) diberikan untuk dapat memakai
tiap jenis TK. UMR perhari
(sesuai jumlah yg
telah disepakati
KSM)
2. Bahan Bangunan Sesuai Sesuai jumlah Sesuai Harga Jumlah Volume
(Pasir, Batu, satuan yang telah satuan dasar tiap x Harga Satuan
Semen,dll) jenis bahan disepakati KSM jenis bahan Dasar Bahan
(m2,m3,zak untuk tiap jenis termasuk biaya
, dll) Bahan transportnya
sampai dilokasi.
3. Alat/Peralatan Sesuai Sesuai jumlah Sesuai Nilai Jumlah Volume
Kerja (pacul, satuan yang telah pembelian/ x Harga Satuan
pengaduk semen, jenis Alat disepakati KSM pembuatan/ sewa, Alat
ember beton, dll) (bh, zak, untuk tiap jenis untuk tiap jenis
dll) Alat Alat
4. Administrasi :
Papan Nama
Sesuai Dihitung sesuai Dihitung biaya Jumlah Volume
Proyek;
satuan kebutuhan tiap sesuai kebutuhan x Harga Satuan
Administrasi
kebutuhan komponen untuk tiap komponen tiap komponen
Harian/Minggu
tiap keseluruhan
an
komponen kegiatan/proyek
Laporan
atau (atau gunakan
Kegiatan KSM
digunakan volume = 1 bila
(Kemajuan
satuan Ls satuannya adalah
Dwi-Mingguan
(Lumpsum) Ls (Lumpsum)
5. Dana Tunai Bila ada swadaya tunai, supaya dijadikan berbentuk non-tunai yang
(Swadaya) dibutuhkan untuk kegiatan konstruksi (bisa seperti bahan, alat,
administrasi) sehingga pada saat dimasukan dalam perhitungan RAB,
swadaya dana tunai tersebut sudah terintegrasi atau langsung
dipergunakan.
6. Tanah/Tanaman yang terkena proyek :
a. Tanah M2 Luas tanah yang Sesuai NJOP (Nilai Jumlah Volume x
terkena proyek Obyek Pajak) Harga Satuan
setempat Tanah
b. Tanaman Batang/ Jumlah tanaman Sesuai nilai Jumlah Volume x
Produktif Pohon yang terkena Tanaman dilokasi Harga Satuan
proyek setempat Tanah
7. Konsumsi : Ls/paket Sesuai jumlah Sesuai Nilai Total Nilai
(dapat dirinci yang ada pembelian/ semua jenis
sesuai jenis pembuatan tiap Konsumsi
konsumsi dan jenis konsumsi
harganya)
Hasil akhir dari perhitungan RAB ini adalah diperolehnya gambaran besarnya nilai
rencana swadaya masyarakat dan BLM PNPM MP yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan prasarana, meliputi :
1. Volume/kuantitas dari setiap bentuk swadaya dan BLM/PNPM MP;
2. Besarnya nilai/biaya setiap bentuk swadaya dan BLM/PNPM MP;
Selanjutnya perhitungan RAB Swadaya dan BLM ini dapat langsung menggunakan
formulir (Formulir RAB-4), seperti tabel berikut :
Untuk mewujudkan hasil pembangunan sarana & prasarana yang berkualitas, berfungsi baik
dan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara berkesinambungan maka prosesnya tidak
hanya dilakukan pada saat pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan saja, tetapi harus
dimulai sejak awal persiapan dan perencanaan teknisnya.
Salah satu upaya untuk memastikan bahwa proses dan hasil perencanaan teknis kegiatan
yang dilakukan oleh tim perencana dan atau KSM benar-benar telah memenuhi ketentuan-
ketentuan yang dipersyaratakan dalam PNPM MP maka dokumen perencanaan teknis
(DED/Proposal) sebagai hasil persiapan dan perencanaan teknis kegiatan harus diverifikasi
kelayakannya.
Verifikasi kelayakan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa dan menilai
kebenaran/kelayakan dari dokumen perencanaan teknis (DED) / proposal usulan kegiatan
yang telah dibuat oleh tim perencana dan atau KSM. Adapun tujuannya adalah untuk
memastikan apakah usulan kegiatan yang direncanakan sudah layak atau belum layak
untuk dibangun. Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan verifikasi ini adalah adanya
rekomendasi atas kelayakan dokumen perencanaan teknis / proposal usulan kegiatan.
Adapun substansi yang diverifikasi pada dasarnya adalah seluruh aspek organisasi KSM dan
aspek manajemen & teknik kegiatan yang telah dilakukan dalam persiapan dan
perencanaan teknis sebagaimana yang tercantum dalama Dokumen perencanaan teknis
(DED) dan atau Proposal Usulan Kegiatan KSM. Dan untuk memudahkan proses pelaksanaan
kegiatan ini maka aspek-aspek verifikasi tersebut telah di rumuskan dalam bentuk kriteria-
kriteria kedalam suatu Daftar Periksa atau Formulir verifikasii, sehingga pada tahap
pelaksanaannya tinggal mengisi formulir yang telah ada.
Pendekatan pelaksanaannya adalah dilakukan secara bersama-sama oleh UPL dan Tim
Konsultan (khususnya Faskel Teknik, Askot Infrastruktur dan Tenaga Ahli Infrastruktur),
khusus untuk kegiatan PLPBK ditambah dari unsur tim teknis kab./kota yang sudah dibentuk
sehingga diharapkan juga terjadi proses belajar bagi UPL (terjadi pemindahan pengetahuan).
o ASPEK ORGANISASI
1) Adakah pengurus/anggota organisasi KSM jelas ?
2) Apakah jumlah anggota KSM dari peremuan, minimal 30%?
3) Apakah sudah dijustifikasi dan dinyatakan layak oleh BKM/LKM?
4) Apakah KSM Merupakan Pemanfaat & Pemelihara Sarana & Prasarana
yang dibangun ?
Pada badan jalan di daerah bukit, saluran samping dibuat di arah bukit.
Disarankan kemiringan tebing 1:1, karena lereng yang semakin landai akan semakin
stabil dan tanaman tidak bertumbuh dengan baik pada tebing yang hanipir vertikal.
Tebing gundul perlu dilindungi dengan salali satu cara yang efektif dan efisien, antara
lain: pembuatan teras, saluran diversi, penamanan rumput atau perdu, lapisan batu
kosong, pasangan batu, bronjong kawat atau turap kayu.
Kemiringan tebing maksinial 2:1 dan dilindungi dengan cara yang efektif. Tinggi
pemotongan tebing maksimal disarankan 4,00 meter. Tanah hasil pemotongan harus
dibuang secara aman untuk mencegah erosi dan longsor.
Karena timbunan sulit dipadatkan secara padat karya, disarankan perkerasan tidak
dibuat di atas timbunan baru. Bila perkerasan terpaksa harus dibuat di atas timbunan,
maka timbunan maksimal dibatasi 1,50 meter. Timbunan tinggi sering mengalami
longsor dan erosi berat.
Bentuk Badan Jalan di Daerah Curam
Konstruksi jalan daerah perbukitan perlu perhatian khusus untuk menjamin stabilitas,
untuk mengurangi longsor dan erosi, dan demi keselamatan.
3) Perkerasan Jalan
Jenis-jenis konsrtuksi jalan dibedakan atas 3, yaitu Jalan Tanah, Jalan Diperkeras dan
Jalan Beraspal.
b) Jalan Diperkeras :
i. Perkerasan Sirtu/ Kerikil (pasir campur batu), dimana bahan perkerasan Sirtu
terdiri dari campuran pasir batu yang langsung diambil dari alam (sungai) atau
campuran antara kerikil ukuran 2–5cm dengan pasir urug, dihamparkan pada
permukaan jalan tanah yang telah padat. Agregat (Kerikil) perkerasan sirtu ini
harus bebas dari gumpalan lempung, material organik atau lainnya yang tidak
dikehendaki dan harus dipadatkan sehingga dapat menghasilkan lapis
permukaan yang kuat dan stabil. Ketebalan minimum perkerasan Sirtu ini
adalah 12-20 cm dan dipadatkan dengan mesin gilas.
ii. Perkerasan batu
belah (telford),
terdiri atas pasir urug,
batu belah, batu
pengisi dan batu tepi.
Batu belah disusun
diatas alas pasir urug
dengan ketebalan
10-15cm. Badan jalan
harus sudah
dipersiapkan terlebih
dahulu sebelum pasir
dihamparkan.
Perkerasan Telford
harus bebas dari akar,
rumput atau sampah
dan kotoran lain. Sebelum pasir urug dihamparkan terlebih dahulu dipasang
Batu Pinggir yang ukurannya lebih besar dan lebih tinggi dari batu belah.
Batu belah yang dipergunakan diperoleh dan batu besar yang dibelah-belah,
sehingga mempunyai permukaan banyak dan kasar dengan tinggi 15-20 cm.
Batu belah dipasang tegak, bagian tumpul di bawah dan yang runcing di atas,
iv. Perkerasan Beton, dibuat dari bahan semen pasir dan kerikil dengan
perbandingan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerilil/batu pecah atau beton
tumbuk campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil/batu pecah ditambah Air
secukupnya. Perkerasan ini dipergunakan untuk jalan lingkungan/ permukiman
atau di daerah yang tanah dasarnya labil, mudah pecah, lembek, pada
turunan/tanjakan dan diatas singkapan batu.
Material pasir dan batu pecah yang dipergunakan untuk perkerasan beton ini
harus bersih dari tanah lempung, sampah dan bahan kotoran, kerikil atau batu
pecah harus dipilih yang keras. Tebal konstruksi perkerasan beton ini kurang
lebih 10 cm. Pemberian air untuk campuran beton tumbuk ini secukupnya saja.
Untuk membuat lapisan beton, sebelumnya dipasang cetakan untuk membatasi
lebar dan ketebalan yang diinginkan. Adukan beton kemudian dituangkan ke
dalam cetakan dan dipadatkan dengan alat penggetar atau ditusuk-tusuk
dengan kayu, kemudian diratakan. Permukaan dibuat kasar dengan
menggunakan sapu lidi ke arah menyamping. Setiap 1 meter memanjang dibuat
alur/ lebar 1cm dan dalam 2cm. Setiap 2 meter memanjang diberi pemisah
selebar 1cm untuk membatasi retak memanjang beton. Pemakaian jalan pada
perkerasan beton ini baru dapat dilakukan paling cepat setelah 7 hari terhitung
dari selesainya pengecoran beton;
v. Jalan Paving Blok/Beton Terkunci, lapis perkerasan dari blok beton/paving blok
dengan bahan pengisi celah/pengunci antar blok beton dari pasir. Paving blok
diletakan diatas lapis pondasi jalan yang terlebih dahulu dihamparkan pasir urug
setebal 6-10cm, pada bagian sisi/pinggir perkerasannya diberikan beton
pembatas. Jalan dengan paving blok dapat digunakan didaerah
lingkungan/permukiman.
Saluran samping diperlukan di sebelah kiri dan kanan badan jalan, kecuali:
• Jalan dibuat di punggung bukit, tidak perlu saluran sama sekali.
• Jalan dibuat di lereng bukit, tidak perlu saluran di sebelah bawah.
Pada keadaan biasa, setiap saluran harus berukuran minimum 50 cm (h/dalam) x 30 cm
(b/lebar dasar) x (B/lebar atas 50 cm), dengan bentuk trapesium. Saluran dibuat lebih
besar apabila diperkiraan debit air yang harus dibuang sangat besar.
Saluran dibuat sejajar dengan jalan,
dan dasar saluran harus dibuat dengan
kemiringan sangat rendah untuk
mengendalikan kecepatan aliran.
Kecepatan tinggi menyebabkan erosi
tanah, maka perlu terjunan atau
8) Gorong-gorong
Di daerah perbukitan, setiap tempat terendah pada profil jalan. Kebutuhan ini dapat
dilihat pada gambar ini:
Untuk bentang yang lebih besar maka desain konstruksi harus mendapat persetujuan
Tenaga Ahli/Konsultan dan Dinas Teknis/PU setempat;
1
Standar teknis jembatan mengacu pada Pedoman Sederhana Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan yang diterbitkan
oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Puslitbang Jalan- Dep. PU Tahun 1996 .
b) Ruang bebas untuk lalu lintas air dibawah jembatan harus disediakan sesuai
kebutuhan lalu lintas yang bersangkutan (misalnya untuk lalu lintas perahu,
dsb).
Ujung tiang pancang kayu diruncingkan dan diberi sepatu (kepala tiang pancang),
dipancangkan dengan cara dipukul dengan palu beton berat 80-100kg (ukuran
30x30x50cm), dengan tinggi jatuh 50-100cm;
Penghentian pemancangan apabila pada 10 kali pemukulan terakhir dengan tinggi
jatuh 100cm, jumlah penurunan kumulatif 5cm;
Penyambungan tiang pancang dengan cara sambungan lidah (memotong kedua
ujung tiang pada ujungnya setebal ½ tebal tiang dengan panjang sambungan 3kali
tebal tiang), kemudian diklem dengan plat besi 3cmx0,3cm dan diikat dengan kawat
dia.3mm atau diperkuat dengan paku.
Diatas tiang dipasang balok kayu 30x30cm yang menghubungkan 2 tiang pancang
dengan cara diklem dengan plat atau menggunakan paku pengapit dari besi beton
6mm.
E. Bangunan Atas Jembatan
Bangunan jembatan yang langsung memikul beban lalulintas, pada umumnya berada
diatas permukaan tanah, seperti : lantai, balok jembatan, sandaran, perletakan.
a) Jembatan Kayu
Konstruksi bangunan atas terdiri dari gelagar kayu dengan lantai kayu, sedangkan
bangunan bawah bisa pondasi langsung kayu, pasangan batu atau tiang pancang kayu.
Panjang bentang maksimum 6 meter (untuk satu bentang) dan lokasi memungkinkan
dapat dibuat lebih dari satu bentang dengan menambah pondasi pilar ditengah.
Kayu yang digunakan untuk konstruksi harus dari kayu kualitas baik, minimal kayu klas 2,
seperti meranti merah, kruing, rasamala atau kayu lokal yang kualitasnya sesuai
persyaratan.
Kayu mempunyai beberapa keuntungan :
Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi lebih murah, dan dapat
dikerjakan dengan peralatan yang sederhana;
Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus
dan tenaga ahli tinggi, misalnya pada sambungan cukup dengan menggunakan bor;
Tabel 20 : Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Kayu Lalulintas Ringan
Ketersediaan dipasaran, khusus didaerah luar jawa masih terbatas, biaya mahal dan
sulit dibangun;
d) Jembatan Gantung
Konstruksi bangunan atas jembatan gantung berupa : tiang pilon/menara, kabel utama,
kabel pengaku, kabel penggantung dengan lantai dan pagar pengaman/sandaran.
Sedangkan bangunan bawah berupa pondasi dari pasangan batu/beton.
Konstruksi jembatan gantung lebih cocok untuk bentang yang panjang dengan dasar
sungai yang dalam.
Pada lokasi tebing yang tingginya tidak sama, penentuan bentang jembatan diusahakan
agar kemiringan bentang utama jembatan maksimum 1:20.
Panjang jembatan gantung disini adalah 15-60m dengan perbedaan panjang kelipatan 5
m. Lebar jembatan 1,5m.
Kekuatan standar untuk tambatan perahu pada beban lantai maksimum 300kg/m2.
Jenis kayu yang yang digunakan untuk tambatan perahu adalah kayu kuat kelas I dan
kayu awet kelas I. Ukuran-ukuran bagian konstruksi tambatan perahu :
C. Saluran Tersier dan Sekunder dari Pasangan Bata dan Batu Kali
Saluran dibuat kedap air. Agar saluran dapat meresapkan sebahagian air hujan
kedalam tanah, maka pada jarak tertentu harus diberi sumur resapan (misalnya
saluran hujan tersier dapat diberi sumur resapan setiap jaran 25 m dan untuk
saluran air hujan sekunder dapat diberi sumur resapan setiap jarak 50 meter).
Diameter sumur resapan dapat dibuat dengan menyesuaikan lebar saluran,
sedangkan untuk kedalamannya 1 – 1,5 meter. Sumur resapan tersebut harus
diberi kerikil atau batu pecah sampai pada permukaan sumur resapan atau
bagian dasar saluran, ukuran butir kerikil atau batu pecah 5 – 10 cm.
Tanah Lokasi harus sudah mendapat ijin atau dihibahkan oleh pemiliknya untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan umum;
Lokasinya bukan didaerah yang terkena banjir;
Untuk SGL/SPT, jarak dengan sumber pencemaran air (resapan, tangki
septik/cubluk), galian sampah minimum 15 meter;
Qt (m3/dtk)
Luas Permukaan (A) =
v filtrasi
= P (m) x L(m)
Dirnana :
A = Maksimum luas area pelayanan irigasi (ha)
Qp = Debit andalan (m3/det)
IWR = Kebutuhan air irigasi (lt/det/ha)
Untuk irigasi desa IWR = 1.75 lt/det/ha (NWR=1,4 lt/dt/ha), diambilkan dari data
irigasi teknis yang berada dekat den lokasi proyek.
Untuk keperluan perencanaan Bendung pada Irigasi perdesaan perhitungan debit air
tersedia di sungai dapat digunakan cara yang praktis dan sederhana yaitu dengan
cara estimasi/pendekatan berdasarkan tinggi muka sungai :
a) Dengan menanyakan kepada penduduk setempat yang terdekat den lokasi sungai
mengenai keadaan tinggi elevasi muka air pada kea air banjir tertinggi, muka air
normal, muka air rendah(tinggi muk di sungai yang sering terjadi selama 1 tahun).
Informasi ini digun untuk menggambarkan penampang basah sungai. Untuk
menghitung debit andalan digunakan data tinggi air dari an pengamatan 5-6
bulan.
b) Dalam menghitung debit dibutuhkan data luas tampang melintang kecepatan air :
Qa = Ar . V
Dimana :
Qa = Debit air (m3/det)
Ar = Luas penampang basah rata-rata (m2),
V = Kecapatan air (m/det)
Kecepatan air dapat dihitung dengan cara sederhana, yaitu pengukuran
kecepatan air secara langsung dengan menggunakan pelampung (lihat metode
pengukuran debit air baku, perencanaan air bersih).
B. DESAIN
1. Bangunan Utama
a). Bendung Sederhana
Bendung berfungsi untuk meninggikan permukaan air sungai sesuai
dengan kebutuhan dan membelokkan air ke saluran pembawa sesuai
dengan debit yang dibutuhkan.
Digunakan pada daerah irigasi yang elevasi permukaan sawahnya lebih
tinggi dibanding dengan elevasi permukaan air sungai rendah.
Bendung ditempatkan pada alur sungai yang lurus dan dasar sungai
relative stabil
c) Bendung Bronjong
Bendung bronjong adalah bangunan air sederhana yang sifatnya tidak permanen,
dibuat dari susunan atau tumpukan bronjong kawat diisi batu kali, melintang
sungai yang lebarnya lebih kecil dari 15 m dan berfungsi menaikkan muka air
sungai sehingga air sungai dapat dialirkan ke daerah irigasi tadah hujan yang akan
dikembangkan.
Pada arus surgai yang mengangkut batu. kayu dan air sungai agresif, bendung
bronjong tidak disarankan pemakaiannya.
Perencanaan Teknis Bendung :
Kemiringan bagian hilir bendung 1:1 sampai 1:2 dan untuk hulu dengan
kemiringan 1:1.
Ukuran bronjong dapat disesaaikan dengan kebutuhan dengan ketebalan 0,5
m, kawat yang digunakan adaiah kawat yang digalvanis dengan diameter
minimal 3 mm.
Untuk mengurangi bocoran pada bendung bronjong dapat dipakai lapisan ijuk
yang dipasang diantara kotak bronjong. Dengan demikian butir-butir tanah
akan tertahan.
Tinggi bendung maksimum 2,50 m. Panjang lantai 2 - 2,5 tinggi bendung.
Panjang tubuh bendung kurang dari 15 m.
Elevasi mercu bendung direncanakan berdasarkan perhitungan tinggi air
saluran ditambah 20 cm, sebagai kehilangan tinggi pada mercu bendung karena
tubuh bendung terbuat dari bronjong yang lolos air.
Bangunan TPS dibuat dari konstruksi sederhana, sesuai kondisi sosial setempat dan dapat
menggunakan bahan lokal, seperti dari pasangan batu/batu bata. Ukuran TPS sekurang-
kurangnya mempunyai kapasitas (isi) 2 m3 dengan jarak antar TPS sekurang-kurangnya
150m.
Tanah pembatas antara saluran dan lubang galian digali. Inlet dan outlet saluran hulu
dan saluran hilir dapat dibuat dalam keadaan kering.
Untuk menghemat biaya kisdam, sebagai alternatif, inlet dapat dibuat lebih dulu
dengan memasang kisdam hanya pada inlet. Setelah inlet selesai dibuat, pintu pengatur
ditutup rapat dan kisdam pada inlet dibongkar untuk dipergunakan lagi pada
pembuatan outlet.
d. Pembuatan Rumah Pembangkit
Setelah saluran hulu dan saluran hilir selesai lengkap sampai dengan inlet dan outletnya,
sisa lubang galian diurug kembali, permukaan tanah diratakan dan dipadatkan. Untuk
pekerjaan selanjutnya kisdam dapat dibongkat, namun pintu pengatur harus ditutup rapat.
Pembuatan rumah pembangkit dimulai dengan pembuatan lantai dari pasangan bata
diplester dan plat beton untuk bagian yang terdapat di atas saluran. Dudukan turbin
dan generator lengkap dengan angkurnya dipasang pada lantai.
e. Pemasangan Turbin, Generator, Dan Panel Kontrol
Setelah rumah pembangkit selesai dibuat, turbin, generator, dan panel kontrol dapat
dipasang. Pemasangan turbin dan generator pada dudukannya menggunakan waterpass
dua arah agar as turbin maupun as generator benar-benar horizontal. Untuk
penyelesaiannya digunakan pengganjal dari potonganpotongan plat tebal sampai plat tipis.
Panel kontrol digantung pada dinding.Kabel-kabel tegangan rendah ditarik mulai dari
panel kontrol di rumah pembangkit sampai ke rumah-rumah penduduk melalui tiang-
tiang besi atau beton. Setelah ujicoba dengan pengawasan dari instansi yang
berkompeten, dan siap dioperasikan.
Persyaratan teknis bangunan mengacu pada standar teknis bangunan gedung sederhana
tahan gempa yang ditetapkan Kementerian PU sedangkan terkait dengan kebutuhan
ruangan bangunan mengacu pada standar teknis yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan.
2). Posyandu
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat melalui musyawarah pada saat
pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari Pembina,
seorang ketua, seorang sekertaris dan seorang bendahara ditambah dengan kader
posyandu yang selanjutnya ditetapkan oleh Lurah/Kades. Susunan pengurus bersifat
fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan
permasalahan setempat.
Sebagai contoh desain dan pengaturan ruangan posyandu dapat dilihat dibawah :
SKALA
MODEL POSKESDES - 60 1 m 2 m 3 m 4 m 5 m
Pos Kesehatan Desa O
100 200 300 400 500
LUAS BANGUNAN: ± 60 m2
5 Dinding Umum
7 Lantai Umum
C. BAHAN PONDASI
Pondasi terbuat dengan menggunakan batu belah / batu sungai yang keras
D. KAYU
Menggunakan kayu yang berkualitas baik, yaitu Kayu harus kering, tidak cacat,
bewarna gelap, serat cukup rapat, tidak ada retak, berat dan lurus.
A. PONDASI
Jika keadaan tanah cukup keras, fondasi batu dapat dibuat dengan ukuran
sebagai berikut :
Lebar atas pondasi minimal 30 cm
Lebar bawah pondasi minimum, 60 cm
Tinggi pondasi minimum 60 cm,
E. STRUKTUR ATAP
Spesifikasi struktur rangka atap harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Kuda-kuda Kayu:
Ukuran minimum balok kayu untuk kuda-kuda adalah 8 cm x 12 cm.
Menggunakan kait besi / baja pada sambungan kuda-kuda
c. Ikatan angin
Untuk memperkuat kerangka atap rumah terhadap pengaruh angin maka
diperlukan ikatan angin pada kuda-kuda (rangka atap) dengan konstruksi seperti
gambar berikut :
5). Teknis
(1) Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan setempat yang tersedia dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi persyaratan bahan bangunan
yang tercantum dalam SNI
b. Kemudahan penyediaan bahan bangunan
c. Kemudahan pelaksanaan konstruksi
d. Keandalan konstruksi
(2) Konstruksi
Konstruksi bangunan dibuat sederhana sehingga tidak diperlukan perhitungan-
perhitungan konstruksi, namun apabila daya dukung tanahnya kurang baik maka
perlu dilakukan perhitungan. Persyaratan teknis bangunan mengacu pada standar
teknis bangunan gedung (sederhana) tahan gempa yang ditetapkan Kementerian PU.
Peresapan
Berfungsi untuk membuang air limbah dari septictank sehingga didalam
septictank tinggal material pada saja. Syarat teknis peresapan :
Konstruksi dapat dibuat dari pasangan batu/bata tanpa spesi/plesteran
agar air dapat masuk meresap kesela-sela batu tapi konstruksi harus cukup
kuat untuk menahan tanah tidak runtuh.
Jarak peresapan dengan sumur air bersih, sekurang-kurangnya untuk :
tanah lempung 6 m , tanah normal 10 m dan tanah berpasir 25 m. Jarak
ke pondasi bangunan minimal 1,5m dan jarak ke pipa air bersih minimal
3m.
Pada daerah dengan topografi yang miring, elevasi letak resapan harus
lebih rendah dari elevasi sumur air bersih agar air resapan tidak masuk ke
sumur.
Dimensi bangunan resapan tergantung dari jumlah pemakai, dapat dihitung
dengan pendekatan table berikut :
10
DRAIN 60
20
15
T. CUCI
A PIPA Ø 3"
BAK AIR POMPA A
200 15 385
10 50 10 100
20 15
20 90 20 180 20
330 60
10
RING BALOK
+ 2.00
PAS. BATA
KEDAP AIR
200
60
URUGAN TANAH
10
± 0.00
PIPA Ø 3" - 0.20
KE SUMUR 25
RESAPAN
10 50 10
150
- 0.80
- 1.00
PAS. BATU BATA 10 60 10 10 60 10 10 60 10
115 135 175
20
LANTAI KERJA
PASIR URUG
PAS. BATU KOSONG
20 20 90 20 180 20 20
PASIR
POTONGAN A - A
LAPISAN IJUK
KERIKIL
MANHOLE MANHOLE
PVC Ø 4" BERLUBANG
BATU PECAH
PASANGAN BATA
BETON (1 PC : 2 PS)
(1PC : 2PS : 4KR)
POTONGAN A
A A
MANHOLE MANHOLE
2. PNPM/BLM Rp:___________________
CAKUPAN ISI :
F-1 USULAN KEGIATAN F-5 UJI IDENTIFIKASI DAMPAK
F-2 PERNYATAAN KONTRIBUSI LAHAN RAB-2 DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN
TK-1 DAFTAR CALON TENAGA KERJA RAB-4 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
F-3 KESEPAKATAN SWADAYA F-6 JADWAL PELAKSANAAN
RAB-1 KESEPAKATAN HARGA F-7 DAFTAR RENCANA PENGADAAN
F-Gbr GAMBAR F-8 TIM PELAKSANA
F-Photo PHOTO PERNYATAAN KESANGGUPAN
F-9
F-4 LIST NEGATIF OPERASI & PEMELIHARAAN (O&P)
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 121
Form SP‐1
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth :
Badan Keswadayaan masyarakat ( BKM )
Kelurahan/Desa : ....................................
Kecamatan : ....................................
Kab/Kota : ....................................
di
Tempat
Bersama ini kami sampaikan Proposal pelaksanaan kegiatan infrastruktur pada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP) yaitu :
SUMBER PENDANAAN
NO NAMA VOL BLM SWADAYA SUMBER TOTAL LOKASI
KEGIATAN APBD
MASY. LAIN BIAYA
1
2
dst
Demikian kami sampaikan untuk menjadi bahan pertimbangan, atas kerjasama dan dukungannya
disampaikan banyak terima kasih.
...................., ........................ 20 ......
KSM........................................
Ketua
(....................................)
122 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
FORM - 1
A. DATA USULAN KEGIATAN
Kota/Kabupaten :
Kecamatan :
Kelurahan/Desa :
Nama BKM :
Jumlah Pengurus & Anggota
Nama KSM
KSM/Panitia (Org)
KSM : L P Jumlah
Kegiatan : Lingkungan
Nama Pekerjaan )* :
Volume
: (Meter/Unit)**
Pekerjaan
Alasan
Pembangunan :
Prasarana
Lokasi
: Dusun/RT/RW : …………….........................................
Pekerjaan
Penerima
: Jumlah : ......... KK Miskin : …...... KK Miskin : ...... %
Manfaat
Status
Tanah Lokasi :
Kegiatan
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 123
FORM - 2
1. Tanah/Lahan
Cantumkan :
1. Batas dan status kepemilikan kanan,
2. Tanaman Produktif kiri, depan dan belakang tanah warga
2. Bagian atau seluruh lahan milik warga
3. Asset lainnya disertai ukuran luas
(sebutkan) 3. Jalan sekitar lahan untuk identifikasi
lokasi
Syarat/Bentuk Kontribusi Yang disepakat dengan Pemilik : 4. Batas bagian tanah yang akan diberikan
...............................................................................................
Materai
Rp.6.000
(_______________________) (_______________________)
Mengetahui :
Nama Jabatan Tandatangan
BKM/Mewakili
Ketua KSM
Ketua RT/Mewakili
*) Pilih yang sesuai;
124 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
TK - 1
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 125
FORM-3
BERITA ACARA
HASIL KESEPAKATAN SWADAYA MASYARAKAT
Pada hari ini…………… tanggal ….. bulan ………. tahun 200…. bertempat di
........…………………… Kelurahan/Desa …………………., telah dilaksanakan Rembug
Kesepakatan Swadaya Masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan :
......................................................, oleh KSM : ......................................................
Atas nama warga masyarakat penerima manfaat kegiatan, disepakati bahwa jika usulan
kegiatan KSM tersebut, disetujui oleh Badan Keswadayaan Masyarakat, kami sepakat dan
sanggup untuk memberikan swadaya sebagai berikuti :
Jenis Jenis
Volume Sat. Volume Sat.
Swadaya Swadaya
1. Tenaga Kerja : 3. Peralatan :
a. Mandor HOK a. Truk/Mobil
b. Kepala Tukang HOK Pengangkut
c. Tukang HOK b. Mesin Gilas
d. Pekerja HOK
Juml. Laki-laki (L) Org 4. Administrasi
Juml. Perempuan (P) Org
2. Bahan : 5. Dana/Uang Rp.
a. Batu Kali M3 Tunai
b. Semen Zak 6. Tanah/ Tanaman :
c. Kerikil M3 a. Tanah M2
d. Pasir M3 b. Tanaman
Btg
e. Benang/Ember/ Produktif
Linggis/Cangkul,dll c. Asset Lainnya
Dst
7. Konsumsi
126 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
RAB-1
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 127
FORM –
128 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
FORM-Photo
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 129
FORM-4
130 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
FORM-5
..............................................., ............................200....
Diverifikasi Oleh : Diverifikasi Oleh : Dibuat Oleh :
Faskel Teknik, UPL, Ketua KSM
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 131
RAB - 2
132 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
RAB - 4
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 133
FORM – 6
134 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
FORM-7
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 135
FORM-8
Ketua KSM
Sekretaris
MASYARAKAT
No NAMA POSISI
1. Ketua/Penanggungjawab
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Pelaksana Lapangan
5. Logistik/Pengadaan
6. Ketua Regu Kerja (Mandor)
7. Ketua Regu Kerja (Mandor)
Dst
Susunan Tim Pelaksana Lapangan dapat disesuaikan dengan kondisi Lapangan/SDM KSM
136 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
FORM-9
Nama : …………………..................................………............................
Jabatan : Ketua KSM............. ………………………................................,
Kel./Desa ................................. Kecamatan ........................... Kab./Kota
................................................................................
Alamat : Jl. .................................... Dusun/RT/RW ……………............
Menyatakan kesanggupan untuk mengoperasikan dan memelihara sarana & prasarana yang kami
bangun, yaitu :
No Jenis Sarana & Prasarana Lokasi (Jl/Dusun/RT/RW)
1.
2.
3.
dst
Struktur Organisasi & Pengurus Pemanfaatan & Pemeliharaan Sarana & Prasarana tersebut akan kami
sampaikan setelah kami ditetapkan sebagai pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana & prasarana
tersebut.
Yang Menyatakan ,
Ketua KSM ………………
Materai
Rp.6.000
(……………………………)
Mengetahui :
No Nama Jabatan Tandatangan
1 BKM/Mewakili
2 UPL
3 Ketua RW/Mewakili
4 Ketua RT/Mewakili
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 137
FORM-10
REFERENSI DAFTAR UJI IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN
POTENSI/SUMBER DAMPAK ALTERNATIF UPAYA
No
NEGATIF PENANGGULANGAN/MITIGASI
138 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
POTENSI/SUMBER DAMPAK ALTERNATIF UPAYA
No
NEGATIF PENANGGULANGAN/MITIGASI
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 139
POTENSI/SUMBER DAMPAK ALTERNATIF UPAYA
No
NEGATIF PENANGGULANGAN/MITIGASI
140 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
POTENSI/SUMBER DAMPAK ALTERNATIF UPAYA
No
NEGATIF PENANGGULANGAN/MITIGASI
Drainase kota;
5 Bangunan Drainase Tiidak sesuai Desain/Spesifikasi teknis disesuaikan dengan
standar teknis ketentuan standar teknis bangunan
6 Belum terjamin O&P kegiatan Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan
pemeliharaan
PRASARANA PERSAMPAHAN
1 Bangunan Sampah Tiidak sesuai Desain/Spesifikasi teknis disesuaikan dengan
standar teknis ketentuan standar teknis bangunan
2 Tidak ada Pembuangan Sampah TPS dibuat terintegrasi dengan Sistem persampahan
dari TPS kota;
3 Belum terjamin O&P kegiatan Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan
Persampahan pemeliharaan
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 141
Form : V.1
LEMBAR
VERIFIKASI KELAYAKAN USULAN KEGIATAN KSM LINGKUNGAN
PENILAIAN
KELAYA KAN CATATAN
No ASPEK YANG DIVERIFIKASI
(PENYEMPURNAAN)
YA TIDAK
A ASPEK ORGANISASI
1 Adakah pengurus, anggota, serta aturan organisasi
yang jelas ?
2 Apakah jumlah anggota organisasi KSM dari
perempuan, minimal 30% ?
3 Apakah KSM telah Mendaftar pada BKM/LKM dan
dinyatakan layak ?
4 Apakah Merupakan Pemanfaat & Pemelihara Sarana &
Prasarana?
5 Adakah kontribusi Swadaya masyarakat ?
B ASPEK MANAJEMEN, TEKNIS KEGIATAN
1 Apakah Prasarana yang diusulkan sesuai dokumen
PJM-Pronangkis ?
2 Apakah rencana lahan lokasi Bangunan telah
dibebaskan (tidak akan ada dampak sosial)?
3 Adakah calon tenaga kerja yang akan terlibat ?
4 Adakah Kesepakatan Harga Hasil Survey (minimal 3
toko setempat) ?
5 Adakah Gambar sederhana Infrastruktur ?
6 Adakah dokumentasi/photo kondisi awal (0%) ?
7 Apakah rencana Bangunan tidak bertentangan dengan
Daftar Kegiatan Terlarang ?
8 Apakah rencana Bangunan tidak berpotensi
menimbulkan Dampak Negatif (merusak) Lingkungan?
9 Adakah Daftar Kuantitas Pekerjaan?
10 Adakah Perhitungan RAB (Swadaya & BLM/PNPM) ?
11 Adakah Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ?
12 Adakah Rencana Pengadaan Kegiatan ?
13 Adakah Struktur Organisasi/Susunan Tim Pelaksanaan
Kegiatan ?
14 Apakah rencana Bangunan layak secara teknis? (Kesesuaian spesifikasi dengan standar teknis,
Kualitas Bahan Utama, Pencapaian Manfaat, dan Keamanan/kenyamanan Pemakai).
1. Apakah Lokasi Yang Dipilih sesuai dengan Jenis
Infrastruktur yang direncanakan ?
2. Apakah Desain/Spesifikasi & kualitas bahan utama
yang direncanakan baik/kuat (sesuai persyaratan
stándar teknis bangunan) ?
142 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
PENILAIAN
KELAYA KAN CATATAN
No ASPEK YANG DIVERIFIKASI
(PENYEMPURNAAN)
YA TIDAK
3. Apakah bangunan utama dan pelengkap dari
prasarana sudah direncanakan (minimal untuk
menjamin keamanan bagi pemakai atau agar usia
pemakaian prasarana lebih lama) ?
4. Apakah desain sudah memperhatikan kebiasaan
lokal?
5. Apakah KSM Mampu mengerjakan sendiri Prasarana
tersebut? (Untuk pekerjaan pemadatan perkerasan
(Kerikil/Sirtu, Telfor, Makadam) agar diupayakan
menggunakan mesin gilas/pemadat);
6. Apakah desain sudah mempertimbangkan
pencapaian manfaat dari prasarana (setelah
bangunan selesai dapat langsung bermanfaat),
khususnya prasarana seperti Air Bersih, Drainase,
dll;
7. Dan lain2 persyaratan/standar teknis yang dianggap
prinsip pada bangunan (lihat Pedoman Teknis
perjenis prasarana);
JUSTIFIKASI KELAYAKAN :
Rekomendasi Hasil Verifikasi
Nama Yang Memverifikasi Tandatangan
*)
UPL:
______________________ LAYAK / (..............................................)
______________________ (..............................................)
PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur 143
Form : V.2
BERITA ACARA
HASIL VERIFIKASI KELAYAKAN USULAN KEGIATAN LINGKUNGAN
(…………………………)
Mengetahui/Saksi-saksi :
No Nama Jabatan Tandatangan
1 Lurah/Kades 1
2 Ketua RW 2
3 Ketua RT 3
4 To Mas/Mewakili 4
144 PETUNJUK TEKNIS Perencanaan Kegiatan Infrastruktur
KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110
KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210
PENGADUAN
P.O. BOX 2222 JKPMT
SMS 0817 48048
e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org
www.p2kp.org | www.pnpm-perkotaan.org