KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, sehingga buku panduan
Program PANUM Profesi Ners Universitas Sulawesi Barat selesai disusun.
Buku Panduan Program PANUM Profesi Ners ini disusun dengan tujuan
agar mahasiswa dapat memperoleh gambaran umum dan menjadikan panduan
untuk pelaksanaan Program PANUM. Buku panduan ini berisi tentang informasi
umum, tujuan dan kompetensi, proses pembimbingan, evaluasi, dan materi
PANUM. Semoga buku panduan ini dapat digunakan dalam proses pencapaian
kemampuan mahasiswa sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang diharapkan.
Wassalam
Koordinator KMB
PEMASANGAN INFUS
A. Pengertian
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian
sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh
vena (pembuluh balik) dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama
untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Lokasi pemasangan infuse :
- Vena palmar digitalis
- Vena sefalika
- Vena basalika
- Vena antebrakhial medialis
- Vena temporalis
- Vena dorsalis
B. Indikasi/kontraindikasi
Indikasi
- Dehidrasi
- Syok
- Intoksikasi obat
- Pra dan pasca bedah sesuai dengan program pengobatan
- Tidak bisa makan dan minum melalui oral
- Sebelum transfusi darah
- Perlu pengobatan dengan cara infuse
Kontraindikasi
Inflamasi (nyeri, demam, bengkak,) dan infeksi di lokasi pemasangan
infus.
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan
hemodialisis (cuci darah).
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang
aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
- Bengkok
PEMASANGAN INFUS
N Dilakukan
ITEM PENILAIAN
O Ya Tdk
1. Pengkajian
Cek perencanaan keperawatan klien
2. Perencanaan
Cuci tangan dengan air mengalir
Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan
Abocath sesuai ukuran yang dibutuhkan
- Infuse set sesuai ukuran
- Cairan infuse sesuai kebutuhan klien
- Standart infuse
- Tourniquet
- Gunting verban
- Plester
- Kapas alcohol dalam tempat tertutup
- Bethadine dalam tempatnya
- Kassa steril
- Sarung tangan bersih
- Papan spalk (bila diperlukan)
- Perlak kecil/pengalas
- Bengkok
Membawa alat-alat ke dekat klien
3. Implementasi
Identifikasi klien
Mempersiapkan psikologis klien
Mengatur cahaya agar penerangan baik
Pasang infus set ke cairan
Mencuci tangan di air mengalir
Memasang sarung tangan bersih
Respon klien
Nomor abocath yang dipakai
Perawat yang memasang
A. Defenisi
Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasienyang membutuhkan darah dengan cara memasukkan darah melalui vena
denganmenggunakan alat tranfusi set.
B. Tujuan
1. Menggantikan kehilangan darah yang banyak sewaktu pembedahan dalam
kasus perdarahan.
2. Menggantikan kekurangan komponen darah yang spesifik contohnya,
Platelet, RBC, faktor – faktor pembekuan darah.
3. Untuk mempertahankan dan meningkatkan volume darah dalam sirkulasi
pada kasus – kasus syok akibat perdarahan.
4. Untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam darah pada kasus anemia.
C. Dilakukan pada
1. Klien yang kehilangan darah.
2. Klien yang penyakit kelainan darah tertentu (misalnya anemia, leukiemia)
D. Komponen Darah
1. Whole blood semua komponen darah
2. Packed red cell/packed cell plasma yang dikeluarkan dari whole blood.
Check list
No Kegiatan Y Tdk
a
Persiapan Alat dan Bahan:
1. Standar infus.
2. Tranfusi set.
3. NaC1 0,9%.
4. Darah sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Jarum infus/abocath atau sejenisnnya sesuai dengan ukuran.
6. Pengalas.
7. Tourniquet/ pembendung.
8. Kapas alkohol 70%.
9. Plester.
10. Gunting.
11. Kasa steril.
12. BetadineTM.
13. Sarung tangan.
Pelaksanaan
1. Cucitangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Hubungkan cairan NaC1 0,9% dan tranfusi set dengan cara
menusukkan.
4. Isi cairan NaC1 0,9% ke dalam transfusi set dengan menekan
bagian ruangtetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian dan
buka penutup hinggaselang terisi dan udaranya keluar.
5. Letakkan pengalas.
6. Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
7. Gunakan sarung tangan.
8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk.
9. Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
10 Cek apakah sudah mengenai vena (cirinya adalah darah keluar
melaluijaruminfus/abocath).
11 Tank jarum infus dan hubungkan dengan selang tranfusi.
12 Buka tetesan.
13 Lakukan desinfeksi dengan BetadineTM dan tutup dengan kasa
steril.
14 Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester
15 Setelah NaC1 0,9% masuk, kurang lebih 15 menit, ganti dengan
darah yang sudah disiapkan
16 Sebelum dimasukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas
pasien jenis golongan darah, dan tanggal kedaluwarsa
17 Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian tranfusi
18 Cuci tangan
A. Pengertian
Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di
atrium kanan atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter
volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Tekanan
vena central dibedakan dari tekanan vena perifer, yang dapat merefleksikan
hanya tekanan lokal.
Tekanan vena sentral (Central venous pressure, CVP) adalah tekanan
intravaskular didalam vena cava torakal. Tekanan vena sentral menggambarkan
banyaknya darah yang kembali ke dalam jantung dan kemampuan jantung
untuk memompa darah kedalam sistem arterial. Perkiraan yang baik dari
tekanan atrium kanan, yang mana merupakan faktor yang menentukan dari
volume akhir diastolik ventrikel kanan. Tekanan vena sentral menggambarkan
keseimbangan antara volume intravaskular, venous capacitance, dan fungsi
ventrikel kanan. Pengukuran CVP sering digunakan sebagai panduan untuk
menentukan status volume pasien dan kebutuhan cairan dan untuk memeriksa
adanya tamponade.
B. Indikasi
Central Venous Pressure ( CVP ) diindikasikan untuk ;
1. Pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan.
2. Digunakan sebagai pedoman penggantian cairan pada kasus hipovolemi
3. Mengkaji efek pemberian obat diuretik pada kasus-kasus overload cairan
4. Sebagai pilihan yang baik pada kasus penggantian cairan dalam volume
yang banyak
C. Manajemen Keperawatan pada pasien yang terpasang CVP :
1. CVP digunakan untuk mengukur tekanan pengisian jantung bagian kanan
2. Pada saat diastolic, dimana katub tricuspid membuka, darah mengalir dari
atrium kanan ke ventrikel kanan, pada saat ini CVP merefleksikan sebagai
Right Ventricular End Diastolic Pressure (RVEDP).
3. Bila hasil pengukuran CVP dibawah normal, biasanya terjadi pada kasus
hipovolemi, menandakan tidak adekuatnya volume darah di ventrikel pada
saat akhir diastolic untuk menghasilkan stroke volume yang adekuat.
Untuk mengkompensasinya guna meningkatkan cardiac output, maka
jantung nmeningkatkan heart ratenya, meyebabkan tavhycardi, dan
akhirnya juga akan meningkatkan konsumsi 02 miokard.
4. Bila hasil pengukuran CVP diatas normal, biasanya terjadi pada kasus
overload, untuk mengkompensasinya jantung harus lebih kuat berkontraksi
yang juga akan meningkatkan konsumsi O2 miokard.
5. Standar pengukuran CVP bisa menggunakan ukuran mmHg atau cmH2O,
dimana 1 mmHg = 1,36 cmH2O.
Check list
No Kegiatan Y Tdk
a
Persiapan alat
- Skala pengukur
- Standar infus
- Treway stopcock (buntut)
- Pipa U
- Set Infus
- Plester
- Spidol
PELAKSANAAN
Cara merangkai
1. Menghubungkan set infus dengan cairan NaCl 0,9%
2. Mengeluarkan udara dari selang infus
3. Menghubungkan skala pengukur dengan treway stopcock
4. Menghubungkan selang infus dengan treway stopcock
5. Mengeluarkan udara dari treway stopcock
6. Menghubungkan treway stopcock dengan kateter line yang
sudah terpasang
Cara pengukuran
1. Posisikan pasien dengan posisi terlentang
2. Laveling adalah mensejajarkan skala titik nol dengan letak
jantung (pertemuan garis mid axila dengan intercosta ke 4
sinistra)
3. Memberi tanda titik nol pada skala dengan spidol
4. Membuka treway stopcock ke arah skala dan menutup ke arah
pasien
5. Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
6. Membuka treway stopcock ke arah pasien
7. Membaca tekanan CVP yaitu saat cairan NaCl 0,9% pada skala
PEMASANGAN EKG
1. Pengertian
Pemasangan EKG adalah : grafik yang merekam perubahan poresial listrik
jantung yang dihubungkan dengan waktu.
2. Tujuan
- Untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung
- Kelainan otot – otot jantung
- Gangguan – gangguan elektrolit
- Perikarditis
- Memperkirakan adanya pembesaran jantung
3. Indikasi
- Klien dengan adanya keluhan nyeri dada
- Klien dengan riwayat penyakit jantung
- Cek – up
- Klien dengan penyakit jantung
4. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
- Sebelum melakukan tindakan periksa terlebih dahulu tegangan EKG.
- Alat selalu dalam keadaan posisi stop apabila tidak digunakan
- Perekaman setiap lead dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
- Kalibrasi dapat digunakan ½ mv bila gambar terlalu besar, atau 2 mv bila
gambar terlalu kecil.
- Hindari gangguan listrik & gangguan mekanik seperti : jam tangan, tremor,
batuk, bergerak dll.
- Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap klien.
Chekc
No Kegiatan list
Ya Tdk
Persiapan alat :
- Mesin EKG yang dilengkapi 3 kabel
- Plat elektroda (4 buah elektroda ekstremitas & manset, 6
OKSIGENASI
A. INHALASI OKSIGEN
Memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan.
Tujuan :
a. Nasal kanul
Memberikan oksigen dengan konsentrasi relative rendah saat kebutuhan
oksigen minimal dan berikan oksigen yang tidak terputus pada saat klien
makan dan minum
b. Masker wajah
Memberikan oksigen dengan kadar sedang
c. Tenda wajah
Memberikan oksigen dengan kelembaban tinggi.
Persiapan alat :
- Tabung oksigen dengan flowmeter
- Humidifier dengan cairan steril
- Nasal kanul dan slang
- Masker wajah dengan ukuran yang sesuai serta karet pengikat dan
tenda wajah sesuai ukuran
Prosedur pelaksanaan :
1. Kaji kebutuhan terpai oksigen dan perintah pengobatan
2. Siapkan klien dan keluarga
Atur posisi klien semifowler jika memungkinkan, posisi ini
memungkinkan ekspansi dada lebih mudah sehingga memudahkan
klien utuk bernafas. Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya. Petunjuk
keamanannya diperhatikan dan akan mengurangi ketidaknyamanan
Check
No Uraian kegiatan List
Ya Tdk
3 INHALASI OKSIGEN
- Menjelaskan pengertian dan tujuan dari pemasangan kanul,
masker wajah dan tenda wajah
- Menyiapkan alat - alat pemasangan kanul, masker wajah dan
tenda wajah
- Mengkaji kebutuhan terapi oksigen
- Menyiapkan klien dan keluarga
Mengatur posisi klien semifowler jika memungkinkan
Menjelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya jika
petunjuk keamanan diperhatikan dan akan mengurangi
ketidaknyamanan akibat dispneu
- Mengatur peralatan oksigen dan humidifier
Pengertian
Penyakit maupun pembedahan dapat mengganggu system tekanan negative
tertutup paru, menyebabkan paru – paru kolaps. Udara maupun cairan dapat
berpindah ke cavum pleura. WSD dimasukkan kedalam cavum pleura dan
sistem drainage tertutup untuk mengalirkan udara dan cairan. WSD digunakan
setelah pembedahan thoraks, dan pneumothoraks atau hemothoraks untuk
membantu re-ekspansi paru – paru.
Adanya distress pernapasan dan nyeri dada, bunyi nafas sekitar area patu yang
mengalami trauma dan tanda – tanda vital.
Observasi :
- Balutan luka, pastikan selang paten
- Selang terlipat, adanya bekuan
- Sistem drainage, seharusnya dalam posisi vertical dan dibawah ditempat
pemasangan
Eratkan koneksi yang longgar antara selang dada dan selang botol
Koneksi yang longgar menyebabkan udara masuk ke system
Kebocoran dianggap teratasi apabila gelembung udara yang konstan
teratasi
Gelembung udara berlanjut, menunjukkan bahwa kebocoran udara belum
teratasi
Cross-clamp selang dada yang dekat dengan dada pasien, bila
gelembung udara berhenti, kebocoran udara terjadi didalam thoraks
pasien atau pada area masuknya selang dada
Lepaskan klem, laporkan ke dokter ahli bedah
Peringatan : meninggalkan pasien dengan selang dada di klem dapat
menimbulkan tension pneumothoraks dan mediastinal shift
Gelembung udara berlanjut menunjukkan kebocoran bukan pada selang
dada atau area pemasangan
Secara bertahap pindahkan klem ke selang drainage (dari botol)
Saat gelembung udara berhenti, kebocoran terjadi di selang drain (dari
botol) atau dihubungan antara selang dada dengan selang botol
Ganti selang atau eratkan kembali koneksi dan lepaskan klem
Gelembung udara berlanjut, menunjukkan kebocoran bukan pada selang
Kebocoran dalam sistem drainage
Ganti system drainage
N Check List
Kegiatan
o Ya Tdk
Persiapan
Klien
- Klien diberitahu
- Posisi diatur senyaman mungkin
- Memperhatikan privasi klien
Alat
Steril :
- Pinset anatomis (2 buah) atau sarung tangan
- Pinset cirurgis (1 buah)
- Klem arteri (2 buah)
- Gunting (1 buah) untuk angkat jahitan
- Kom steril (1 buah)
- Kassa steril secukupnya
- Botol baru dengan cairan desinfektan
- Betadine : Nacl = 1:9
- Kemicetine 2%
Tidak steril ;
- Sarung tangan
- Bengkok (2 buah)
- Gunting verban
- Plester
- Korentang
- Alas dan perlak
- Alkohol / wash bensin
Pelaksanaan
a. Membuka balutan lama
- Cuci tangan
- Alas dipasang
- Bengkok didekatkan
- Gunting plester sesuai kebutuhan
- Basahi plester dengan alkohol atau wash bensin
b. Membersihkan luka
- Cuci tangan
- Paket steril dibuka dengan benar
- Larutan Nacl atau betadine atau cairan yang diperlukan
dituang kedalam kom (terlebih dahulu dibuang sedikit ke
dalam bengkok)
- Balutan lama diangkat dengan pinset anatomis dan
dibuang ke bengkok bersama pinsetnya
- Pasang sarung tangan steril
- Pinset anatomis dan cirurgis diambil, kasa steril untuk
kompres diperas, lalu pindahkan ke klem arteri untuk
membersihkan area luka
- Luka dibersihkan dengan benar
Dari bagian tengah ke bagian luar
Kaji : kemerahan, pembengkakan, nyeri, discharge,
bau
- Gunakan larutan betadine : Nacl 0,9 % 1:9 (2 kali), lalu
bersihkan luka WSD dengan Nacl 0,9 % 1:9 (2 kali)
- Keringkan luka dengan kasa steril
- Setelah itu oleskan luka dengan kemicetidine 2 % atau
kemitul (bila ada)
- Lalu di tutup dengan kassa steril ukuran kecil (2 buah)
dengan di gunting bagian tengahnya. Lalu ditutup
kembali dengan kassa steril ukuran besar dengan gunting
bagian tengahnya.
- Luka diberi plester, rekatkan dengan kuat
TINDAKAN SUCTION
1. TUJUAN
Untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas. Memudahkan menghilangkan
secret jalan nafas
2. INDIKASI
Klien yang tidak bisa batuk efektif, klien yang kurang responsive atau koma
yang memerlukan pembuangan secret.
Check list
Kegiatan
No Ya Tdk
Persiapan Alat :
- Pengisap portable atau dinding dengan selang penghubung
- Kateter steril 12 - 16 FR
- Air steril atau normal salin
- Sarung tangan
- Pelumas larut air
- Selimut atau handuk untuk melindungi laken atau baju
klien
- Masker wajah
- Kasa steril
- Pinset anatomis
- Cairan desinfektan untuk merendam kateter suction
Pelaksanaan
1. Siapkan peralatan disamping tempat tidur
2. Cuci tangan
3. Jelaskan pada klien prosedur akan membantu membersihkan
jalan nafas dan menghilangkan beberapa masalah pernafasan.
Jelaskan bahwa batuk, bersin, atau menelan adalah normal
4. Pasang masker
5. Posisikan klien dengan tepat
6. Bila sadar dengan refleks gag berfungsi, baringkan klien
dengan posisi semifowler dengan kepala miring ke satu sisi
untuk pengisapan oral. Beringkan klien dengan posisi fowler
dengan leher ekstensi untuk pengisapan nasal
7. Bila tidak sadar, baringkan klien pada posisi lateral
menghadap pada anda untuk pengisapan oral atau nasal
8. Tempatkan handuk pada bantal atau dibawah dagu klien
9. Pilih tekanan dan tipe unit pengisap yang tepat. Untuk semua
unit pengisap adalah 100 – 120 mmHg pada orang dewasa, 95
– 110 mmHg pada anak – anak atau 50 – 90 mmhg pada bayi
10 Tuangkan air steril atau normal salin ke dalam wadah yang
steril
11 Gunakan sarung tangan steril
12 Gunakan tangan yang telah memakai sarung tangan,
sambungkan kateter suction ke selang mesin suction
13 Basahi ujung kateter dengan larutan steril. Pasang pengisap
dengan ujungnya terletak dalam larutan
14 Pengisapan
15 Orofaringeal :
Dengan perlahan masukkan kateter kedalam salah satu sisi
PERAWATAN LUKA
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan untuk merawat luka dan melakukan
pembalutan dengan tujuan mencegah infeksi silang (masuk melalui luka) dan
mempercepat proses penyembuhan luka
Tujuan
Chekc
No Kegiatan list
Ya Tdk
Persiapan alat :
- Sarung tangan 1 buah
- Pinset anatomi 1 buah
- Pinset Chirurgi 1 buah
- Guntingkecil 1 buah
- Gass steril secukupnya
- Penutup luka (hipafix) secukupnya
- Sodium Klorida 0,9 % 5 cc
- Bengkok 1 buah
Persiapan Klien
- Memperkenalkan diri.
- Menjelaskan tujuan dilakukan prosedur.
- Menjelaskan urutan perasat.
- Meminta persetujuan pasien.
- Menyiapkan pasien.
Pelaksanaan :
1. Mencuci tangan dengan tepat
2. Dekatkan alat ke pasien
3. Memakai sarung tangan
4. Membuka balutan/verban.
5. Bersihkan sekitar luka dari bekas plester/perekat.
6. Bersihkan luka dengan sodium klorida 0,9 % dengan teknik
melingkar.
7. Tutup luka dengan kasa lembab yang telah dibasahi dengan
sodium klorida 0,9%
8. Tutup luka dengan kasa kering dan hipafix
9. Rapikan pasien.
Check list
No Kegiatan
Ya Tdk
Persiapan alat.
- Sarung tangan sterile.
- Alat tenun (duk) sterile.
menghilangkan kotoran.
2. Hindarkan menggunakan bedak dan semprotan pada daerah
perineal.
3. Hindarkan menarik kateter selama dibersihkan.
Mengambil urine untuk kultur.
1. Pasang klem pada slang drainase selalu diaspirasi selama
beberapa saat/menit untuk mengumpulkan urine.
2. Bersihkan lubang untuk aspirasi dengan alkohol 70 % atau
povidone iodine.
3. Masukkan jarum suntik sterile no 25 ke dalam saluran aspirasi
atau dari tutup kateter.
4. Aspirasi sedikit volume untuk pemeriksaan.
5. Tarik jarum dari tabung dan alirkan urine dengan hati-hati ke
dalam tempat penampungan kulutur sterile.
6. Lepaskan klem pada pipa drainase.
A. Pengertian
Memasukkan NGT (Naso Gastrik Tube) melalui hidung ke dalam lambung.
B. Tujuan
Check list
No Kegiatan
Ya Tdk
Persiapan alat :
1. Slang nasogastrik sesuai ukuran (ukuran 14-18 fr)
2. Pelumas/ jelly
3. Spuit berujung kateter 50 ml
4. Stetoskop
5. Lampu senter/ pen light
6. Klem
7. Handuk kecil
8. Tissue
9. Spatel lidah
10. Sarung tangan dispossible
11. Plester
12. Nierbekken
13. Bak instrument
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan dan atur peralatan