Angka Kejadian Mual Dan Muntah Setelah Tindakan Operasi Pada Bidang Bedah Mulut Dengan General Anestesia
Angka Kejadian Mual Dan Muntah Setelah Tindakan Operasi Pada Bidang Bedah Mulut Dengan General Anestesia
Disusun oleh :
BRAMASTO PURBO SEJATI
14/373972/PKG/939
PENDAHULUAN
Kejadian mual dan muntah setelah tindakan operasi dengan bius umum merupakan
suatu kondisi lazim dan sering terjadi. Kejadian mual dan muntah dapat menyebabkan lenght
of stay dari pasien meningkat, meningkatkan biaya pengobatan, dan juga dapat minimbulkan
persepsi negatif pasien terhadap tindakan pembedahan dan pembiusan (Dobbeleir dkk.,
2017). Berdasarkan hasil penelitian Kwak (2017), kejadian mual dan muntah pasien
mempengaruhi sekitar 30% pasien setelah operasi, dan pada pasien dengan resiko tinggai
angka kejadian menjadi 80%. Kejadian mual dan muntah dapat menyebabkan konsekuensi
Kondisi mual dan muntah setelah operasi didefinisikan sebagai kondisi mual, muntah,
maupun keduanya yang terjadi selama dua hari setelah operasi (Dobbeleir dkk.,2017).
Berdasarakan Apipan, dkk. (2016) etiologi kondisi mual dan muntah setelah operasi sampai
sekarang masih jelas namun melibatkan banyak faktor antara lain faktor pasien, anestesi, dan
tindakan bedah. Prediktor risiko spesifik pasien yang terkenal meliputi jenis kelamin wanita,
status non-perokok, dan riwayat mabuk. Prediktor terkait anestesi meliputi penggunaan
anestesi umum, anestesi volatil atau nitrous oxide, dan opioid pasca operasi. Resiko kejadian
mual dan muntah setelah operasi dijelaskan oleh Dubbeleir dkk.,(2017) dapat dikategorikan
memanipulasi daerah maksilofasial terutama rongga mulut baik jaringan keras maupun
jaringan lunak (Balaji, 2013). Menurut Abubaker dkk.,(2016) tindakan operasi bedah mulut
meliputi pembedahan terkait gigi-geligi , infeksi pada tulang dan jaringan pendukung gigi,
kondisi patologis terkait tumor di maksilofasial, kelainan deformitas dan kongenital pada
wajah, persendian temporo mandibular joint ,dan trauma pada tulang fasial.
2
Berdasarkan uraian diatas banyaknya bidang yang dikelola oleh bedah mulut,
berimbang dengan jumlah pasien yang dikelola, walaupun tidak semua dilakukan dengan
pembiusan umum. Menurut Apapin dkk.,(2016) faktor risiko terjadinya mual dan muntah
setalah operasi bedah mulut diperkirakan terkait kondisi pasien menelan darah, dimaha hal ini
dapat merangsang mual dan muntah pada pasien. Selain itu, adanya darah di dalam perut,
atau besarnya penggunaan cairan irigasi selama operasi intraoral dapat memiliki efek emetik
setelahnya. Ditambahkan oleh Dobbelier dkk.,(2017) adanya bau darah dan adanya drainase
darah ke tenggorokan menambah tingginya terjadinya mual dan muntah. Menurut Apapin
dkk., (2016), pembengkakan pada daerah oro-facial, dan adanya parestesi pada bibir baik atas
maupun bawah setelah operasi merupakan faktor penyebab mual muntah setelah operasi di
bidang bedah mulut. Selain itu adanya mual dan muntah harus ditangan serius karena dapat
terjadi aspirasi pada pasien dengan fiksasi intermaksilari wire, Berdasarkan alasan ini,
penulis bertujuan untuk mengurangi insiden mual dan muntah setelah operasi pada bidang
bedah mulut. Penulis melakukan penelitian retrospektif untuk menentukan bagaimana angka
kejadian mual dan muntah setelah tindakan operasi pada bidang bedah mulut dengan general
anestesia.
B. RUMUSAN MASALAH
mual dan muntah setelah tindakan operasi pada bidang bedah mulut dengan general anestesia.
C. KEASLIAN PENELITIAN
tentang angka kejadian mual dan muntah setelah tindakan operasi pada bidang bedah mulut
dengan general anestesia. Dobbeleir dkk.,(2017) meneliti angka kejadian mual dan muntah
setelah tindakan operasi ortognatik pada rahang atas dan rahang bawah dengan general
anestesia. Apipan dkk., (2016) meneliti angka kejadian mual dan muntah setelah tindakan
3
operasi pada bidang bedah mulut dengan general anestesia dengan meneliti apa saja faktor
Penelitian ini dilakukan dengan membandignkan kejadian mual dan muntah setelah
operasi bius umum dengan faktor resiko baik preoperative, perioperatif, dan post operatif
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan informasi secara ilmiah mengenai bagaimana angka kejadian mual dan
muntah setelah tindakan operasi dengan general anestesia pada bidang bedah mulut
2. Memberikan informasi kepada klinisi maupun pasien terkait prevalensi dari adanya resiko
mual dan muntah setelah operasi pada bidang bedah mulut dengtan general anestesia.
E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana angka kejadian mual dan
muntah setelah tindakan operasi dengan general anestesia pada bidang bedah mulut
4
KERANGKA PENELITIAN
JENIS KELAMIN
USIA
BMI
LAMA OPERASI
DURASI ANESTESI
OPIOP PRE/POST OP
JUMLAH PERDARAHAN
RIWAYAT MUAL DAN MUNTAH
QUESTIONER PONV