Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk


pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru
yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai
permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta
cara penanggulangannya.

Suatu pendidikan dipandang bermutu-diukur dari kedudukannya untuk ikut


mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional-adalah
pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter,
bermoral dan berkepribadian. Untuk itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang
mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan,
merangsang dan menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal
sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Memberikan kesempatan kepada setiap
peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya
adalah salah satu prinsip pendidikan demokratis.

Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat


minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin
rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan
yang mahal, bahkan aturan uu pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk
itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari
kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi,
maupun kota dan kabupaten.

1
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-
pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh.
Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab
percuma saja, jika kualitas sumber daya manusia dan mutu pendidikan di indonesia
masih rendah. Masalah penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun sejatinya masih
menjadi pr besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-
daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan
terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak
indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib
belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan
yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang
ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan?
b. Apa saja tujuan dan manfaat pendidikan?
c. Apakah fungsi manajemen pendidikan?
d. Apa yang menjadi prinsip manajemen pendidikan?
e. Bagaimana ruang lingkup manajemen pendidikan?
f. Bagaimana proses manajemen kurikulum?
g. Apa saja faktor yang memengaruhu manajemen pendidikan?
h. Bagaimana pandangan terhadap manajemen pendidikan?
i. Apa saja langkah strategis manajemen pendidikan Indonesia?

C. Tujuan
a. Mengetahui dan memahami Manajemen pendidikan.
b. Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat manajemen pendidikan.
c. Mengerti fungsi manajemen pendidikan.
d. Mengetahui prinsip dalam manajemen pendidikan

2
e. Mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan.
f. Mengetahui proses manajemen pendidikan.
g. Mengetahui faktor yang memengaruhi manajemen pendidikan.
h. Mengetahui pandangan manajemen pendidikan.
i. Mengetahui langkah strategis Manajemen Pendidikan Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan


Manajemen Pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya
relatif masih muda sehingga tidaklah aneh apabila banyak yang belum
mengenal. Istilah lama yang sering digunakan adalah administrasi. Untuk
memperjelas pengertian manajemen, tampaknya perlu ada penjelasan lain
yang lebih bervariasi mengenai makna manajemen.
Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesia
disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari administratie• yang berarti
tata-usaha. Dalam pengertian manajemen tersebut, administrasi menunjuk
pada pekerjaan tulis-menulis di kantor. Pengertian inilah yang menyebabkan
timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan manajemen yang sudah
disinggung, karena manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-
menulis.
Pengertian lain dari manajemen• berasal dari bahasa Inggris
administration• sebagai the management of executive affairs•. Dengan
batasan pengertian seperti ini maka manajemen disinonimkan dengan
management• suatu pengertian dalam lingkup yang lebih luas (Encyclopedia
Americana, 1978, p. 171). Dalam pengertian Manajemen Pendidikan ini,
manajemen bukan hanya pengaturan yang terkait dengan pekerjaan tulis-
menulis, tetapi pengaturan dalam arti luas
Selain itu, Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti
mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan
urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah
melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau
organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin

4
dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses. [
Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik. Bandung : PT
Refika Aditama ]
Pada waktu ini istilah-istilah yang digunakan dalam menunjuk
pekerjaan pelayanan kegiatan adalah manajemen, pengelolaan, pengaturan
dan sebagainya, yang didefinisikan oleh berbagai ahli secara bermacam-
macam. Antara lain :
a. Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. [Hasibuan, Malayu S.P.
1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bina Rupa Aksara]
b. Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin mendefinisikan manajemen sebagai
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi
pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber daya organisasi
yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas.
c. Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39), menyatakan bahwa manajemen
merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-
tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu.
d. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.
e. Harold Koontz & O’Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of
Management” mengemukakan, manajemen adalah berhubungan dengan
pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain.
f. Ensiclopedia of The Social Sciences, manajemen diartikan sebagai proses
pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diarvasi.

5
g. G.R.Terry menyatakan Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksudmaksud yang nyata.
h. Menurut Hilman Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai
tujuan yang sama.
i. Ricky W. Griffin berpendapat bahwa Manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
j. Drs. Oey Liang Lee, Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada
sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
k. William H. Newman mengatakan Manajemen adalah fungsi yang
berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.
l. Menurut Renville Siagian, Manajemen adalah suatu bidang usaha yang
bergarak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli
tyerlatih serta berpengalaman.
m. Prof. Eiji Ogawa, Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan
Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang
dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan
sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi
lingkungan yang berubah.
n. Federick Winslow Taylor, Manajemen adalah Suatu percobaan yang sungguh-
sungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam pimpinan
perusahaan (dan organisasi lain)atau setiap system kerjasama manusia dengan
sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan alat-alat perumusan.

6
o. Henry Fayol, Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu,
merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
p. Lyndak F. Urwick, Manajemen adalah Forecasting (meramalkan), Planning
Orga-nizing (perencanaan Pengorganisiran), Commanding (memerintahklan),
Coordinating (pengkoordinasian) dan Controlling (pengontrolan).
q. Dalam kurikulum 1975 yang disebutkan dalam Buku Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum IIID, baik untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama
maupun Sekolah Menengah Atas, manajemen ialah segala usaha bersama
untuk mendayagunakan semua sumber-sumber (personil maupun materiil)
secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Dari pengertian Manajemen Pendidikan yang terakhir tersebut maka secara


eksplisit disebutkan bahwa manajemen sebagaimana yang digunakan secara resmi
oleh Departemen Pendidikan Nasional seperti dimuat dalam kurikulum 1975 dan
kurikulum kelanjutannya, diarahkan kepada tujuan pendidikan. Lebih luas lagi,
apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih
dapat diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu kesimpulan
definisi yaitu :


Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha
kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.

Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan


oleh Mulyani A. Nurhadi adalah sebagai berikut :


Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam

7
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian


manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu:
(a). usaha kerjasama, (b). oleh dua orang atau lebih, dan (c) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak,
yaitu usaha kerjasama, personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan
untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa
manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan pada kerja tunggal yang dilakukan
oleh seorang individu.

Jika pengertian Manajemen Pendidikan ini diterapkan pada usaha pendidikan


maka sudah termuat hal-hal yang menjadi objek pengelolaan atau pengaturan. Lebih
tepatnya, definisi Manajemen Pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Manajemen Pendidikan adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk


kepada usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan menerapkan definisi tersebut pada
usaha pendidikan yang terjadi dalam sebuah organisasi, maka definisi
Manajemen Pendidikan selengkapnya adalah sebagai berikut :
2. Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang
tergabug dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.

Lebih lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian


Manajemen Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai
berikut : (Mulyani A. Nurhadi, 1983, pp. 2-5)

8
1. Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
dilakukan dari, oleh dan bagi manusia.

Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu


rangkaian kegiatan pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang
berbeda dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan
pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh
suatu bangsa.

Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia


yang tergabung dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga
agar tercipta kondisi kerja yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-
unsur manusia yang terlibat dalam kegiatan pendidikan itu.

Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat
umum (skala tujuan umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi
pendidikan (skala tujuan khusus).

Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara


efektif dan efisien.

Apa yang dikemukakan oleh Mulyani A. Nurhadi ini cukup lengkap.


Tetapi apabila akan dihubungkan dan diintegrasikan dengan definisi
manajemen pendidikan yang tertera di dalam Pedoman Kurikulum tahun
1975 Buku IIID perlu ditambahkan adanya usaha bersama untuk
mendayagunakan semua sumber-sumber (personil dan materiil). Jika
unsur tersebut dimasukkan ke dalam pengertian manajemen pendidikan,
maka rumusannya adalah :

9
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan
yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia
yang tergabug dalam organisasi pendidikan yang dilakukan dengan usaha
bersama secara efektif dan efisien., untuk mendayagunakan semua sumber
dan potensi yang ada demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

B. Tujuan Dan Manfaat Manajemen Pendidikan

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antaralain:


Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, menyenangkan dan bermakna (Pakemb)

Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk


memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya


kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer) Tercapainya
tujuan pendidikan secara efektif dan efesien Terbekalinya tenaga kependidikan
dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya
profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan) Teratasinya
masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh
manajemennya Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu,
relevan, dan akuntabel Meningkatkan citra positif pendidikan.

10
C. Fungsi Manajemen Pendidikan
Secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:

a. Planning
Planning adalah merencanakan atau perencanaan, yang terdiri dari 5 hal, yaitu
1. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan
bagaimana melakukannya.
2. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk
mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target.
3. Mengumpulkan dan menganalisa informasi
4. Mengembangkan alternatif-alternatif
5. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-
keputusan.

Jika disimpulkan perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk


mencapai suatu hasil yang diinginkan dan planning adalah sebagai penetapan
tujuan, policy, prosedur, budget, dan program dari sesuatu organisasi.

b. Organizing
Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan
susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam
organisasi. Organizing dapat pula dikatakan sebagai keseluruhan aktivitas
manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi,
wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya
aktivitas-aktivitas yang berguna dan berhasil dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pengorganisasian terdiri dari :
1. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang
diperlukan untuk penyusunan rangka kerja yang efisien.
2. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
3. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.

11
4. Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur
5. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari
sumber-sumber lain yang diperlukan.

c. Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa
penyusunan personalia pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai
dengan usaha agar petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

d. Directing
Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan
dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Directing merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan
hanya agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan,
tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi
agar dapat efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang telah ditetapkan.

e. Leading
Leading adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menyebabkan orang-orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5
macam kegiatan, yaitu :
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan
bawahan
3. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak

12
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka trampil
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

f. Coordinating
Coordinating adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan,
dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan
pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam
usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat
dilakukan untuk mencapai maksud, antara lain :
1. Dengan memberi instruksi
2. Dengan memberi perintah
3. Mengadakan pertemuan-pertemuan yang dapat memberi penjelasan-
penjelasan
4. Memberi bimbingan atau nasihat
5. Mengadakan coaching
6. Bila perlu memberi teguran.

g. Motivating
Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi
manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada
bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang
dikehendaki oleh atasan tersebut.

13
h. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah satu
fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu
mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat
diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah
digariskan.
i. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa
penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan
mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan maupun secara tulisan.
j. Forecasting
Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan
taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu
rencana yang lebih pasti dapat dilakukan. Misalnya, suatu akademi
meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar di akademi
tersebut. Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator, seperti
jumlah lulusan SLTA danlain sebagainya.
Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam, yaitu:

14
1. Perencanaan
Perencanaan program pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu :
a. Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan
penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-
sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan.
b. Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan
sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan
Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi
tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan
akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis
dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan
dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan,
dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.
4. Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional
semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

D. Prinsip Manajemen Pendidikan


Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen
pendidikan sebagai berikut Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi
dan kepentingan mekanisme kerja. Mengkoordinasikan wewenang dan
tanggung jawab Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah

15
hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya Mengenal secara baik
faktor-faktor psikologis manusia Relativitas nilai-nilai.
Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu
dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan
nilai-nilai. Tujuan dirumuskan dengan tepat sesuai dengan arah organisasi,
tuntutan zaman, dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat
dijabarkan dalam bentuk visi, misi dan sasaran-sasaran. Ketiga bentuk tujuan
itu harus dirumuskan dalam satu kekuatan tim yang memiliki komitmen
terhadap kemajuan dan masa depan organisasi.
Drucker (1954) melalui MBO (management by objective) memberikan
gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan
dalam perencanaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa
kepala dinas memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional
dinas, dan lebih baik terapat stakeholders untuk merumuskan visi, misi dan
objektif dinas pendidikan.
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa,
orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders duduk bersama membahas
rencana strategis sekolah dengan mengembangkan tujuh langkah MBO yaitu:
a. Menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai sekolah
b. Menganalisis apakah hasil akhir itu berkaitan dengan tujuan sekolah
c. Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan
d. Menetapkan kegiatan apa yang tepat untuk mencapai sasaran
e. Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran
f. Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan
dipergunakan oleh atasan.
g. Lakukan monitoring dan buat laporan.

16
E. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Secara yuridis, ruang lingkup manajemen pendidikan yang dilaksanakan oleh


kepala sekolah di sekolah mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Sekolah/Madrasah adalah :

1. Rencana program sekolah


2. Pelaksanaan program sekolah
3. Kepemimpinan
4. Pengawasan/evaluasi
5. Sistem informasi manajemen

F. Urgensi Manajemen Pendidikan


Dalam ranah aktivitas, implementasi manajemen terhadap pengelolaan
pendidikan haruslah berorientasi pada efektivitas (ketepatgunaan) terhadap
segala aspek pendidikan baik dalam pertumbuhan, perkembangan, maupun
keberkahan (dalam perspektif syariah). Berikut ini merupakan urgensi
manajemen terhadap bidang manajemen pendidikan:
1. Manajemen Kurikulum
2. Mengupayakan efektifitas perencanaan
3. Mengupayakan efektifitas pengorganisasian dan koordinasi
4. Mengupayakan efektifitas pelaksanaan
5. Mengupayakan efektifitas pengendalian/pengawasan
6. Manajemen Personalia

Manajemen ini berkisar pada staff development (teacher development), meliputi


(Pengembangan Staff dan Guru):

1) Training (Pelatihan)
2) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
3) Inservice Education (Intern Pendidikan/Pendidikan Lanjutan)

17
4) Manajemen Siswa
5) Penerimaan Siswa (Daya Tampung, Seleksi)
6) Pembinaan Siswa (Pengelompokkan, Kenaikan Kelas, Penentuan Program,
Ekskul)
7) Pemberdayaan OSIS
8) Manajemen Keuangan
Dalam keuangan pengelolaan pendidikan, manajemen harus berlandaskan
pada prinsip: efektivitas(ketepatgunaan), efisiensi (penghematan) dan
pemerataan

Dalam kaitannya dengan uang dan pendidikan, pegawai administrasi sekolah


memiliki tugas dan harus bertanggung jawab dalam hal-hal sebagai berikut :

1) Hubungan dengan masyarakat


2) Penyusunan dan pengembangan rencana anggaran pengeluaran belanja
sekolah (RAPBS)
3) Penatara
4) Pengaturan pemasokan
5) Perencanaan dan peningkatan fasilitas sekolah
6) Pelaksanaan apa yang telah direncanakan
7) Evaluasi dan pertanggung jawaban keuangan sekolah/laporan keuangan
8) Manajemen Lingkungan
Urgensi manajemen terhadap lingkungan pendidikan bertujuan dalam
merangkul seluruh pihak terkait yang akan berpengaruh dalam segala
kebijakan dan keberlangsungan pendidikan, dan memberdayakan masyarakat
sekitar sekolah.

18
G. Pandangan Terhadap Manajemen Pendidikan

Untuk mengkaji lebih dalam tentang manajemen khususnya manajemen


pendidikan, perlu disampaikan pandangan tentang manajemen khususnya
manajemen pendidikan:

1. Manajemen sebagai suatu system


Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai
bagian yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi.
2. Manajemen sebagai suatu proses
Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada
pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Manajemen sebagai suatu proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi
manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.
3. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah
Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan
masalah yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam
organisasi. Secara konkrit dalam organisasi pelayanan pendidikan, seperti
yang dilakukan di Dinas Pendidikan yaitu, identifikasi masalah à perumusan
masalah à dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Melalui
tahapan tersebut diharapkan tercapai hasil kegiatan secara efektif dan efisien.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada dua alasan mendasar,
mengapa manajemen perencanaan pendidikan diperlukan, yaitu :


Untuk mencapai ketuntasan Wajar 9 tahun, manajemen pendidikan
dibutuhkan sebagai kerangka kerjasama untuk mencapai tujuan yaitu
ketercapaian APK sebesar 95% dan juga tujuan institusi pendidikan itu
sendiri.

19

Untuk menyukseskan ketuntasan Wajar 9 Tahun, manajemen pendidikan
diperlukan sebagai proses pemecahan masalah yang dihadapi dalam upaya
pencapaian tujuan.

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang intinya
adalah mempelajari tentang perilaku manusia dalam kegiatannya sebagai
subjek dan objek. Secara filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi
antarmanusia, iklim organisasi (konteks organisasi) dan sistem yang dianut.
Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-
sama saling berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen
pendidikan adalah:
1. interaksi antarmanusia
2. iklim organisasi
3. sistem pendidikan yang dianut (sisdiknas)
4. lingkungan eksternal

I. Guru dan Kwalitas Pendidikan


Guru merupakan faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan.
Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan
sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional, faktor kesejahteraannya, dll.
Dewasa ini persoalan guru masih ada muncul yaitu dengan jumlah kekurangan guru
yang cukup besar khususnya di daerah-daerah terpencil maka kita juga tidak dapat
berharap akan terciptanya kualitas pendidikan.

Disamping itu masalah distribusi guru juga tidak merata, baik dari sisi daerah
maupun dari sisi sekolah. Dalam banyak kasus, ada SD yang hanya memiliki tiga

20
hingga empat orang guru sehingga mereka harus mengajar secara paralel dan
simultan.

Belum lagi hal yang berkaitan dengan prasyarat akademis, baik itu menyangkut
pendidikan minimal maupun kesesuaian latar belakang bidang studi dengan
pelajaran yang harus diberikan. Semisal, masih cukup banyak guru SMA/SMK yang
belum berkualifikasi pendidikan sarjana atau strata satu. Seperti yang bersyaratkan
dalam UU Guru dan Dasar.

Sejak awal pembahasan UU Guru dan Dosen, pertanyaan yang banyak muncul di
masyarakat luas adalah : “ Untuk siapa UU Guru dan Dosen tersebut ? “ hal ini
mengemuka karena ada kekhawatiran UU tersebut tidak dapat memayungi seluruh
guru. Dengan kata lain ditakutkan adanya proses diskriminasi antara guru PNS dan
guru swasta. Khusus posisi guru swasta selama ini memang seolah-olah tidak
dipayungi oleh UU yang ada meskipun secara eksplisit sudah tercantum dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dari sudut UU
kepegawaian jelas tidak menkhususkan untuk guru, karena yang diatur adalah
pegawai pemerintah (PNS) sedangkan dari sudut UU Ketenagakerjaan juga akan
sangat sulit karena penyelenggara pendidikan adalah yayasan. Sehingga guru tidak
dapat dikatagorikan sebagai tenaga kerja atau buruh. Bisa dikatakan sebelum UU
Guru dan Dosen disahkan, guru-guru tidak mempunyai payung hukum yang jelas.
Yang memang mengatur segala sesuatu secara khusus yang menyangkut guru,
seperti halnya dengan UU Tenaga Kerja dan UU Kepegawaian.

UU Guru dan Dosen mendapatkan sambutan yang hangat, terutama dari


kalangan pendidik. UU ini dianggap bisa menjadi payung hukum unuk guru dan
dosen tanpa adanya perlakuan yang berbeda antara guru negeri dan swasta.
Meskipun di beberapa bagian masih sangat hangat diperbincangkan dan menjadi
perdebatan yang sangat seru. UU Guru dan Dosen secara gamblang dan jelas
mengatur secara detail aspek-aspek yang selama ini belum diatur secara rinci.

21
Semisal, kedudukan, fungsi dan tujuan dari guru, hak dan kewajiban guru,
kompetensi dll. Yang perlu digaris bawahi dan mendapat sambutan positif dari
masyarakat terhadap UU Guru dan Dosen adalah hal-hal yang menyangkut :

Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi.

Hak dan kewajiban.

Pembinaan dan pengembangan.

Penghargaan,

Perlindungan

Organisasi profesi dan kode etik.

Ada beberapa hal dalam UU Guru dan Dosen yang sampai saat ini masih hangat
dibicarakan, hal-hal tersebut adalah :

Standardisasi penyelenggaraan pendidikan.

Sampai saat ini cukup banyak penyelenggara pendidikan (yayasan-yayasan)


yang tidak jelas keberadaannya. Dalam pelaksanaanya banyak lembaga pendidikan
yang belum memenuhi standar mutu pelayanan pendidikan dan standart mutu
pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan yayasan-yayasan tersebut terkesan
memaksakan diri untuk mendirikan lembaga pendidikan, sehingga banyak lembaga
pendidikan yang tidak layak, karena sarana dan prasarana pendidikan yang jauh dari
memadai, guru yang tidak kompeten, organisasi yang tidak dikelola dengan baik dll.
Penyelenggara pendidikan seperti diatas jumlahnya cukup besar di indonesia.
Dengan lahirnya UU Guru dan Dosen diharapkan dapat menjadi acuan untuk
memperbaiki kualitas mutu pelayanan pendidikan di masyarakat baik itu negeri
maupun swasta.

Standardisasi kompetensi guru.

Hal ini akan tercantum pada pasal 8 UU Guru dan Dosen yang menjelaskan
tentang Sertifikat Profesi Pendidik. Pasal 8 menyebutkan : ”Guru wajib memiliki

22
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Banyak
pihak mengkhawatirkan program sertifikasi ini (yang diselenggarakan oleh LPTK)
nantinya akan menimbulkan masalah baru di dunia pendidikan, terutama yang
mengarah pada terciptanya lembaga yang menjadi sarang kolusi dan korupsi baru.
Yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi pendidikan bangsa. Sedang
semangat dari pasal ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pendidik itu sendiri,
serta berusaha lebih menghargai profesi pendidik. Dengan sertifikasi diharapkan
lebih menghargai profesi guru, dan meningkatkan mutu guru di Indonesia. Hal ini
dilakukan sebagai langkah menjadikan guru sebagai tenaga profesional.


Kesejahteraan atau Tunjangan.
11 item Hak Guru yang tercantum pada pasal 14 UU Guru dan Dosen adalah
bentuk penghargaan pemerintah dan masyarakat kepada guru. Untuk indikator
penghasilan guru PNS sudah diatur Pasal 15 ayat 1. Guru berhak untuk
mendapatkan tunjangan, yaitu :

Tunjangan profesi.

Tunjangan Fungsional.

Tunjangan Khusus.

Tiga jenis tunjangan diatas diatur dalam pasal 16,17 dan 18 UU Guru dan Dosen.
Tunjangan profesi diberikan kepada guru baik guru PNS ataupun guru swasta
yang telah memiliki sertifikat pendidik.

Disamping tunjangan diatas, guru juga berhak untuk memperoleh ”maslahat


tambahan” yang tercantum dalam pasal 19 UU Guru dan Dosen. Maslahat
Tambahan tersebut meliputi :

23

Tunjangan pendidikan.

Asuransi pendidikan.

Beasiswa.

Penghargaan bagi guru.

Kemudahan bagi putra-putri guru untuk memperoleh pendidikan.

Pelayangan kesehatan.

Bentuk kesejahteraan lain.

UU Guru dan Dosen mungkin masih harus di perdebatkan dalam rangka


memperbaikinya di masa yang akan datang. Apalagi ada beberapa hal memang
tidak serta merta dapat dilaksanakan. Pemberian tunjangan kepada seluruh guru,
akan sangat terganturng anggaran pemerintah. Sehingga pada saat anggaran
pendidikan belum mencapai 20% dari APBN maka akan sangat sulit
dilaksanakan. Demikian pula dengan program sertifikasi dll, masih memerlukan
proses untuk pelaksanaan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Namun
diharapkan dengan adanya 2 (dua) undang-undang yaitu Undang-Undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Guru dan Dosen diharapkan
akan memperbaiki mutu pendidikan nasional secara keseluruhan.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa
proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam
organisasi pendidikan yang dilakukan dengan usaha bersama secara efektif dan
efisien., untuk mendayagunakan semua sumber dan potensi yang ada demi
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Saran
Seluruh stakeholder yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap sistem dan proses
pendidikan di Indonesia seharusnya mengetahui dan memahami seutuhnya tentang
manajemen pendidikan mengingat pentingnya manajemen pendidikan dalam
keberhasilan pendidikan

Manajemen pendidikan di masa depan hendaknya dilakukan dengan melakukan usaha


bersama secara kolektif, efektif dan efisien serta melakukan manajemen kurikulum
dengan baik dan benar, sehingga tujuan dan cita-cita pendidikan bisa terwujud.

25
DAFTAR PUSTAKA

Muhroji dan MKDK..2011.Manajemen Pendidikan.Surakarta : FKIP UMS

Nata, Abuddin.2007.Manajemen Pendidikan.Jakarta : Kencana

Arikunto dan Yuliana.2008.Manajemen Pendidikan.Yogyakarta : Anggota IKAPI

https://sandyampi.wordpress.com/2017/06/01/first-blog-post/

26

Anda mungkin juga menyukai