ABSTRAK
Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropika unggulan, namun untuk
penanaman untuk skala besar masih sulit dilakukan. Hal ini disebabkan lamanya
pertumbuhan dan masa juvenil tanaman manggis yang panjang (membutuhkan
waktu sekitar 8-15 tahun sebelum berbunga). Metode vegetatif untuk
perbanyakan bibit melalui pencangkokan dapat dapat memperpendek waktu
pembungaan menjadi lima tahun. Bagaimanapun metode ini membutuhkan waktu
2-3 tahun untuk pertumbuhan akar dan sedikit untuk pertumbuhan sambungan.
Pertumbuhan yang lambat dari pohon manggis disebabkan karena tidak adanya
rambut akar dan sedikitnya percabangan dalam sistem perakaran, kondisi inilah
yang membatasi kemamampuan penyerapan air dan nutrisi secara cepat. Saat ini
telah ada pengembangan teknik baru untuk memperbaiki sistem perakaran dari
tanaman manggis dengan menggunakan teknik penggandaan batang bawah.
Teknik ini secara nyata dapat mempercepat pertumbuhan tanaman manggis.
Perberian atau penambahan batang bawah bawah pada pembibitan manggis akan
menghasilkan tanaman dengan sistem perakaran yang ganda. Penggandaan
batang bawah dari G dulcis dan G fructicosa pada bibit yang tidak disambung
akan mempercepat pertumbuhan bibit dua kali lipat dibandingkan bibit tanaman
yang tidak digandakan batang bawahnya.
Percobaan lain dilakukan dengan menggunakan 3 tipe tanaman manggis (yaitu
tanaman yang tidak disambung, disambung pada tunas masa juvenil, dan
disambung pada tunas yang dewasa) menunjukan bawah pembibitan dengan
penggandaan batang bawah pada tanaman yang tidak disambung dan yang
disambung pada masa juvenil memberikan pertumbuhan yang lebih baik
dibandingkan pembibitan tanpa penggadaan batang bawah. Pertumbuhan yang
tidak disambung lebih baik daripada yang disambung akan tetapi yang paling
buruk adalah bibit yang disambung dengan tunas yang telah dewasa.
PENDAHULUAN
Manggis adalah salah satu buah unggulan Indonesia. Permintaan pasar untuk
manggis sangat meningkat dikarenakan rasa manggis yang sangat lezat. Akan
tetapi penanam manggis untuk skala besar masih sangat sulit dilakukan
dikarenakan waktu pertumbuhannya yang lambat dan lamanya masa juvenil. Jika
dilakukan perbanyakan yang berasal dari bibit dibutuhkan waktu sekitar 8-15
tahun sampai tanaman berbunga.
Metode perbanyakan secara vegetatif sambungan batang atas dapat
memperpendek waktu pembungaan hingga 4-5 tahun. Akan tetapi hal ini juga
membutuhkan 2-3 tahun untuk pertumbuhan akar dan pertumbuhan batang atas
yang disambung juga lebih lambat dibandingkan bibit yang tanpa penyambungan.
Menurut Poerwanto, 1995; Wieble, et al, 1992; Cox, 1989 lambatnya
pertumbuhan tanaman manggis diduga disebabkan oleh :
Rendahnya pertumbuhan sistem akar (karena tidak adanya rambut akar,
sedikitnya percabangan, pertumbuhan yang lambat, mudah rusak dan patah
akibat perubangan lingkungan kondisi ini membuat luas permukaan akar yang
bersentuhan dengan tanah sangat sempit)
Rendahnya daya serap air dan nutrisi
Rendahnya daya fotosintesis
Sedikitnya sel-sel yang menjadi meristem pertumbuhan
Lamanya masa dormasi tanaman
Beberapa percobaan baik dengan pola budidaya maupun secara kimia telah
dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan bibit. Poerwanto et al (1995)
menerangkan pemberian 50-150 ppm IBA pada benih dan akar bibit (pada saat
penyambungan) dapat meningkatkan panjang akar, pembesaran batang, berat total
tanaman dan kandungan nutrisi pada daun. Pada aplikasi triacontanol pada
(0.075-0.150 ppm) meningkatkan luasn daun, tinggi bibit, jumlah flush, diameter
batang, panjang akar, berat tanaman dan nutrisi pada daun dalam waktu 7 bulan.
Perbaikan tanah dengan menggunakan OST sebanyak 5-15 g/kg media akan
mempercepat pertumbuhan bibit, panjang akar dan kandungan klorofil.
Penggunaan endomycorrhizae Gigaspora sp pada bibit manggis akan
mempercepat pertumbuhan tanaman dan akar (Poerwanto et al, 1998).
Beberapa hasil percobaan sebelumnya memang memberikan hasil yang nyata
pada pertumbuhan manggis, akan tetapi hal ini belum mencukupi sebagai teknik
yang tepat. Beberapa percobaan pencakokan manggis pada genus yang sama telah
dilakukan akan tetapi belum memperoleh hasil yang memuaskan, hal ini
disebabkan lambatnya pertumbuhan manggis disebabkan kurangnya sistem
perakaran. (Poerwanto, et al , 1995; Coronel, 1986; Cox, 1976; Hume 1947).
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknik baru dalam meningkat
sistem perakaran bibit manggis dengan menggunakan sistem perakaran ganda
(terdiri dari akar tanaman sendiri dan akar tanaman pengadaan). Batang ganda
menggunakan G dulcis and G fructicosa yang akan dipercepat pertumbuhan
bibitnya duakali lipat dibandingkan tanaman yang tanpa batang ganda.
Percobaan I
Percobaan I dilakukan dengan mengunakan bibit berumur 2 tahun dari spesies
Garciania mangostana Linn. (mangosteen), G celebica Linn, G fructicosa Linn G
dulcis Kurts dan Calophyllum inophyllum.
Percobaan II
Mengunakan batang atas dari tanaman manggis yang berusia 1 tahun dan bibit
tanaman yang berumur 2 tahun dari spesies G fructicosa, Gcelebica, G dulcis
Gporrecta Linn dan G subelliptica Merr. Bibit manggis (pada percobaan I) dan
batang atas (pada percobaan II) disambungkan dengan berbagai jenis gracia pada
tanggal 27 agustus 1997. Dan bagian atas dari tanaman batang ganda dipotong
pada tanggal 1 November 1997 dan tanaman dipindahkan ke pot volume 10 liter
dengan media yang sama. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan 20 gram
decastar 22-8-4 pada tanggal 12 Desember 1997.
Percobaan ke III
Percobaan ini menggunakan bibit manggis berumur 2 tahun dan tanaman dewasa
sebagai batang atas. Sebagian bibit manggis disambungkan dengan batang atas
yang masih muda dari pohon yang sudah dewasa (tanaman sudah menghasilkan).
Penyambungan dilakukan pada tanggal 10 april 1999 dengan menggunakan bibit
manggis yang berusia 2 tahun sebagai batang bawah. Penempelan batang yang
menggunakan bibit manggis berusia 2 tahun untuk batang ganda dilakukan pada
tanggal 22 Mei tahun 2000. Penepatanan kedalam pot isi 10 liter dengan media
dan pupuk yang sama pada tanggal 29 Mei 2000.
Percobaan menggunakan acak kelompok dengan 1 kali perulangan (percobaan I 6
ulangan, percobaan II dengan 9 kali ulangan dan percobaan III dengan 10 kali
ulangan) Data dianalisa melalui uji F yang diikuti uji jarak berganda Ducan.
HASIL
KESIMPULAN
Masalah yang paling rumit dalam budidaya manggis adalah pertumbuhan yang
lambat dan buruknya sistem perakaran. COX (1989) menyatakan sistem
perakaran manggis yang buruk, tidak memiliki rambut akar, pertumbuhan yang
lambat, mudah patah dan rusak akibat perubahan lingkungan. Berdasarkan
penyataan tersebut maka perbaikan pada sistem perakaran manggis akan
meningkatkan laju pertumbuhan manggis.
Dengan adanya batang bawah ganda dengan dua sistem perakaran akan
meningkatkan kemampuan akar untuk memenuhi kebutuhan air, nutrisi, mineral
dan hormon pertumbuhan (gibberellin dan cytokinine).
Hasil dari penelitian ini menggambarkan sistem perakaran ganda biasa
menggunakan beberapa Garcinias sebagai batang bawah ganda meningkatkan
pertumbuhan untuk bibit manggis yang tidak disambung atau yang disambung
dengan menggunakan tunas juvenil akan tetapi hasilnya berbeda pada tanaman
yang disambungkan dengan tunas yang sudah dewasa. Hasil ini dibandingkan
dengan Lim et al (1995) mengambarkan bahwa perakaran ganda pada tanaman
manggis yang tidak disambung dapat mempercepat pertumbuhan tunas dan hal ini
tidak terjadi pada tanaman yang disambung. Akan tetapi untuk Duku Terengganu
(Lancium domesticum) penggunaan akar ganda tidak berpengaruh secara nyata
untuk pertumbuhan dan kematangan (Kamariah et al, 1996) setelah 6.5 tahun
pengamatan. Untuk durian (Durio Zibethinus), batang bawah ganda mempercepat
laju pertumbuhan dibandingkan dengan tanaman berakar tunggal selama 3 tahun
setelah penanaman dan sesudahnya tidak ada perbedaan yang nyata selama.
Kemampuan dari G mangostana, G dulcis dan G fructicosa sebagai batang bawah
ganda mendukung pertumbuhan bibit manggis disebabkan sifat-sifat mereka yang
relatif sama yaitu hampir semua jenis ini memproduksi getah kuning pada
buahnya. Dilain pihak tanaman yang mempunyai akar ganda. dengan
menggunakan batang bawah selain Garcinias menghasilkan daun yang lebih
kecil dibandingkan bibit manggis yang normal. Namun jika batang bawah ganda
menggunakan tanaman manggis maka daun yang dihasilkan tidak berbeda dengan
tanaman yang berakar tunggal. Untuk Garcinias lainnya yang digunakan dalam
percobaan ini menghasilkan daun yang lebih kecil dari daun manggis yang
normal.
Dapat diasumsikan terdapat pengaruh yang positif dari penggunaan batang bawah
ganda terhadap pertumbuhan bibit .manggis selaras dengan peranan akar kedua
dalam meningkatkan penyerapan air, mineral dan produksi hormon pertumbuhan.
Tanaman berakar ganda akan lebih banyak menyerap air, selanjutnya
meningkatkan pontensial air didaun, stomata menghisap CO2 dan laju fotosintesis
Hal ini terlihat pada pertumbuhan flush dan daun memiliki hubungan yang erat
dengan kondisi air di daun dan produksi fotosintesis. Hubungan antara kondisi air
dan pertumbuhan tanaman diterangkan dengan baik oleh Borchert (1973). Dia
menduga adanya keselarasan antara permukaan uptake air dalam sistem perakaran
dan permukaan transpirasi dalam sistem bercabangan.
Penggunaan batang bawah ganda dapat meningkatkan kemampuan akar menyerap
nutrisi, mineral khususnya nitrogen. Peningkatkan nitrogen akan memberikan
kontribusi dalam mempercepat pertumbuhan tanaman.
Hal ini diketahui bahwa sistem perakaran yang pendek memberikan pengaruh
pada karakteristik tanaman dikarenakan rendahnya produksi hormon pertumbuhan
endogen. Oleh karena itu tujuan dalam penelitian batang bawah ganda adalah
untuk mempercepat pertumbuhan dengan meningkatkan kemampuan tanaman
memproduksi hormon pertumbuhan lebih tinggi dari tanaman normalnya.
Tingkat pertumbuhan dari tanaman yang tidak disambung dan yang disambung
dengan tunas juvenil lebih tinggi dari tanaman yang disambung dengan
menggunakan tunas dewasa. Lambatnya laju pertumbuhan yang menggunakan
tunas yang dewasa disebabkan karena :
(a) Rendahnya potensi pertumbuhan pada tunas dewasa
(b) Lambatnya pergantian jaringan sel yang terluka pada tunas dewasa.
(c) Kesesuaian callus dari tunas dewasa dan tunas juvenil akar untuk membentuk
floem baru dalam penyatuan sambungan.
Penggunaan batang bawah ganda tidak dapat membantu meningkatkan
pertumbuhan yang penyambungannnya menggunakan tunas dewasa.
Meskipun pertumbuhan bibit sambungan terlihat lebih lambat, awalnya di
Indonesia bibit manggis sambungan sudah diproduksi dan ditanam dengan tujuan
untuk memperpendek masa juvenil. Program ini didukung oleh pemerintah
dimana negara-negara pembudidaya manggis seperti Thailand, Malaysia dan
Australia masih menggunakan bibit yang tidak disambung dalam penanaman
manggis. Keuntungan menggunakan bibit sambungan atau yang tidak disambung
masih dikaji untuk memutuskan apakah dimasa yang akan datang Indonesia akan
terus menggunakan bibit manggis hasil sambungan atau bibit manggis yang tidak
disambung dalam pengembangan luas areal penanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Table 2. Pengaruh Pengunaan Batang Bawah Ganda Beberapa Garcinia Spp Pada
Bibit Manggis Sambungan Setelah 6 Bulan Dari Kegiatan Penyambungan
Batang Bawah Ganda Tinggi Lingkar Jumlah Panjang Lebar Daun
Tanaman (mm) Flush Daun (mm) (mm)
Kontrol 6.26 ns 3.61 ns 1.89 ns 18.43 ns 8.94 ns
G. mangostana 6.02 3.67 1.75 17.81 7.65
G. dulcis 5.24 3.56 1.33 17.81 7.65
G. fructicosa 5.91 2.58 1.30 16.85 8.10
G. selebica 5.91 4.22 1.44 18.16 8.82
G. forecta 6.30 2.67 1.33 18.38 8.31
G. Subelliptica 6.02 3.91 1.44 19.29 9.54
Table 3. Pengaruh Penggunaan Tunas Dan Batang Bawah Ganda Pada
Pertumbuhan Manggis