SISTEM PERKEMIHAN
SISTITIS
DI SUSUN
OLEH
MUKHLIS SIDIK
NIM.1914401183
RPL.3
LAPORAN PENDAHULUAN
SISTITIS
A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI DIAGNOSA MEDIS
Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yg paling sering diakibatkan
oleh penyebaran infeksi dari uretra. Hal ini dapat diakibatkan oleh aliran balik urine
2. hal.1432)
oleh kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial & mencegah
Epidemiologi infeksi saluran kemih (ISK) cukup besar karena penyakit ini
umum terjadi dan telah mengenai sekitar 150 juta orang di seluruh dunia.
Di Amerika Serikat, lebih dari 7 juta orang dengan ISK berkunjung ke dokter setiap
tahunnya. Sekitar 15% dari komunitas yang diresepkan antibiotik adalah penderita
ISK.
Di Singapura, 4% dari wanita usia muda mengalami ISK dan angka kejadian
meningkat sampai 7% hingga usia 50 tahun. Data statistik dari Kementerian
Kesehatan Singapura melaporkan total 4.144 pasien ISK dirawat di rumah sakit
Singapura dalam 1 tahun, dengan rata-rata lama hari rawat sekitar 2-5 hari
A.3. ETIOLOGI
Pada umumnya diakibatkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yg dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tiada kelainanurologis /
kalkuli.
Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea,
& pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi
Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-
infeksi rekuren & infeksi-infeksi yg berhubungan langsung dgn manipulsi
urologis, kalkuli / obstruksi.
Pada wanita biasanya oleh bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra / dari
meatus terus naik kekandumg kemih & mungkin pula oleh renal infeksi tetapi yg
tersering diakibatkan oleh infeksi E.coli.
Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, / oleh oleh adanya
urine sisa(misalnya oleh hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) /
oleh infeksi dari usus. Jalur infeksi Tersering dari uretra, uretra wanita lebih
pendek membuat penyalkit ini lebih sering diketemukan pada wanita Infeksi
ginjal yang sering meradang, melalui urine dapat masuk kekandung kemih.
Penyebaran infeksi secara lokal dari organ laindapat mengenai kandung kemih
misalnya appendiksiti Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.
b. Bakteriologis
organisme koliform/mL urin plus piuria Ê 2 ) Tes kimiawi; tes reduksi griess
diakibatkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dgn
penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah,
baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.Kemudian bakteri tersebut
B. ASUHAN KEPERAWATAN
B.1. DAFTAR DX KEPERAWATAN YG MUNGKIN MUNCUL PADA KASUS
1. Diagnosis Keperawatan :
Infeksi yg b.d adanya bakteri pada kandung kemih
Definisi : peningkatan resiko untuk terinvasi oleh organisme patogen
DS & DO Yg mendukung :
1. Trauma
2. Tidak cukup pengetahan dalam menghindari paparan pathogen
3. Destruksi jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
Tujuan : tidak adanya gejala-gejala infeksi.
Rencana Intervensi :
1) Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam & lapor jika suhu diatas 38,50 C
R/:Gejala vital menandakan adanya perubahan di dlm tubuh
2) Catat karakteristik urine
R/ :Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan / penyimpangandari
hasil yg diharapkan.
3) Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
R/ :Untuk mencegah stasis urine.
4) Monitor pemeriksaan ulang urine kultur & sensivitas untuk menentukan respon
terapi.
R/ :Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.
5) Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap
kali kemih.
R/ :Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih
6) Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih & kering.
Rasional :Untuk menjaga kebersihan & menghindari bakteri yg membuat
infeksi uretra
2. Diagnosis Keperawatan :
Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan frekuensi & / nokturia) berhubungan
dgn Inflamasi pada kandung kemih.
Definisi : gangguan dalam eliminasi urine
DS & DO Yg mendukung :
1. Inkontinensia
2. Retensi
3. Keraguan berkemih
Tujuan : mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.
Rencana Intervensi :
Ukur & catat urine setiap kali berkemih
R/ :Untuk mengetahui adanya perubahan warna & untuk mengetahui input/out put
Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
R/ :Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dlm vesika urinaria.
Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
R/ :Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
R/ :Untuk memudahkan klien di dlm berkemih.
Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yg nyaman
R/ :Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.
3. Diagnosis Keperawatan :
Nyeri akut yg berhubungan dgn proses penyakit
Definisi :
pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari
kerusakan jaringan secara actual atau potensial menuunjukkan adanya kerusakan
DS & DO Yg mendukung :
1. Melaporkan nyeri secara verbal atau nonverbal.
2. menunjukkan kerusakan
3. gerakan untuk melindungi
4. Tingkah laku berhati-hati
Tujuan : pasien merasa nyaman & nyerinya berkurang
Rencana Intervensi :
Kaji intensitas, lokasi, & factor yg memperberat / meringankan nyeri.
R/ :Rasa sakit yg hebat menandakan adanya infeksi
Berikan waktu istirahat yg cukup & tingkat aktivitas yg dapat di toleran.
R/ :Klien dapat istirahat dgn tenang & dapat merilekskan otot-otot
Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi
R/ :Untuk membantu klien dlm berkemih
Berikan obat analgetik sesuai dgn program terapi.
R/ :Analgetik memblok lintasan nyeri
DAFTAR PUSTAKA
http://asuhankeperawatan.kumpulan-askep.com/askep-uretro-cistitis-27830/
Smeltzer, Suzanne C. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart.
Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
Brunner & Sudarth. (2011). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC