Pengertian Eksipien:
Eksipien farmasi adalah zat tambahan yang digunakan pada suatu proses formulasi
obat, dengan tujuan untuk mengubah bahan aktif menjadi suatu sediaan farmasi yang sesuai
untuk diberikan kepada pasien, dengan cara meningkatkan stabilitas atau melindungi zat aktif
yang mudah rusak akibat pengaruh lingkungan atau fisiologi. Secara umum syarat eksipien
farmasi secara fisiologis tidak memberikan efek terapi ataupun efek samping, dan secara
fisikokimia harus kompatibel dengan zat aktif.
a. Basis (salep, pasta, gel) → pembawa, contoh : vaselin, adeps, lanolin, cera
b. Preservative → mencegah tumbuhnya mikroba, contoh : methyl paraben, propyl
paraben, asam benzoat.
g. Antioksidan → mencegah oksidasi, contoh : BHT, BHA, asam askorbat, vitamin E
c. Chellating agent → mengikat logam, contoh : EDTA.
d. Humectant → meminimalisir kehilangan air, contoh : PEG, gliserol.
Contoh dan penjelasan modifikasi eksipien fisika, kimia, crosslink, disolusi, dan
protein:
a) Co-processed
1. Ludiflash (Manitol 90%: crosspovidone 5% : PVA 5%)
Tujuan dibuat coprocess → cepat terdisolusi, terasa lebut di mulut, dan
kompresibilitas yang baik.
Cara : Drum dryer (Coprocess dengan menggunakan energi fisika pemanasan) →
mirip spray drying.
Sejumlah metilselulosa disebar di atas wadah berisi aquades (berat air 20 kali berat
MC), diamkan selama 60 menit.
Massa kental yang terbentuk kemudian dicampurkan sedikit demi sedikit dengan
massa kental PPS menggunakan homogenizer kecepatan 500 rpm.
Pengadukan dilakukan sampai diperoleh massa yang homogen atau selama 15 menit.
Massa homogen kemudian dikeringkan menggunakan double drum drier. Lapisan
tipis yang diperoleh dihaluskan dan diayak dengan pengayak berukuran 80 mesh.
Hasil :
- Kekutan Gel
Sedangkan kekuatan gel koproses PPS-MC 58,15 g/cm 2. Besar kekuatan gel eksipien
koproses PPSMC sangat dipengaruhi oleh PPS dan MC yang digunakan. Hal ini
dikarenakan PPS tidak memiliki kemampuan dalam membentuk gel sebab PPS tidak
mampu menyusun ikatan silang untuk membentuk struktur tiga dimensi yang dapat
memerangkap air di dalamnya .
- Distribusi Partikel
b) Modifikasi Kimia
1. Selulosa Asetat (Penggantian gugus H dengan asetil CH3CO)
Tujuan : Selulosa larut air atau pelarut lainnya, Coating agent; extended-release
agent; pelarut tablet dan kapsul.
Cara : Modifikasi kimia (Esterifikasi : Asetilasi)
Dimana serbuk α-selulosa direaksikan dengan asam asetat glasial selama 3 jam
untuk melemahkan gaya intramolekul dan intramolekul berupa ikatan hidrogen
yang cukup kuat pada rantai lignoselulosa. Selanjutnya proses asetilasi dilakukan
dengan menggunakan asam asetat anhidrit dan asam sulfat pekat. Proses
hidrolisis menggunakan akuades dan asam asetat glasial, hasil campuran dicuci
dengan akuades hingga netral, lalu direndam dalam metanol. Hasil yang diperoleh
disaring dan dikeringkan, kemudian digerus menjadi serbuk. Diperoleh serbuk
putih selulosa asetat.
O CH3
OH O O
O
O
H3C O CH3 O
O
HO O
(CH3COOH) O O
OH H2SO4 O
selulosa CH3
O CH3
selulosa asetat
Karakterisasi :
- Penentuan kadar Asetil → ionisasi dengan NaOH
- derajat substitusi → menggunakan rumus :
2. Metil Selulosa
Tujuan : Coating agent; emulsifying agent; suspending agent; disintegrant
tablet dan kapsul; pengikat pada tablet; peningkat viskositas.
Sintesis metil selulosa biasanya menggunakan reaksi alkilasi dengan agen
metil, yaitu reaksi sintesis Williamson yang merupakan reaksi penggantian
dengan gugus -OR yang biasa digunakan untuk sintesis eter.
Cara :
Proses sintesis metil selulosa dilakukan dengan cara melarutkan 5 g selulosa
kedalam 50% NaOH dan stirrer selama 24 jam. Campuran tesebut kemudian
ditambahkan akuades 100 mL (untuk variasi satu) dan (CH3)2CO (untuk
variasi dua). Setelah itu campuran direfluks pada suhu (60-70) dan di stirrer
selama 6 jam. Dilakukan penambahan CH2Cl2 sebagai agen metilasinya.
Setelah itu, dinetralkan dengan CH3COOH 10-50%. Campuran kemudaian
disaring, dicuci dengan akuades panas (suhu 80) dan disaring kembali. Residu
hasil penyaringan kemudian dikalsinasi pada suhu 50 selama 6 jam.
Karakterisasi :
Swelling index
CHITOSAN-GLUTARALDEHID
Coprocess:
Kekuatan renggang
Viskositas
Kelarutan
Titik leleh