Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL PENELITIAN

Karakteristik Penderita Apendisitis Akut yang Dirawat Inap


di RSUD Lubuk Pakam Deli Serdang Tahun 2015-2016
Frisia Rolina Manurung1, Batara Simangunsong2, Parluhutan Siagian3

ABSTRACT

Background: Acute Appendicitis is a vermiform appendix strain caused by a


bacterial infection and is the most commonly observed condition of the
abdominal emergency requiring major surgical action as soon as possible to
prevent dangerous complications. Appendicitis ranks fourth in emergency
diseases in Indonesia after dyspepsia, gastritis, duodenitis. If appendicitis is
not treated promptly then appendicitis will undergo perforation.
Method : This research use descriptive method with cross sectional approach
and done in RSUD Lubuk Pakam. Sampling method is done by total
sampling and the number of samples obtained as many as 70 people.
Results: From the results of the study, it is known that the distribution of the
1
Program Studi Pendidikan Dokter, proportion of patients with acute appendicitis based on age is 26-35 years as
Fakultas Kedokteran many as 25 people (35.8%), based on gender are women as many as 43
Universitas Methodist Indonesia
2
people (61%), based on clinical symptoms of 42 people (60%) who had right
Departemen Bedah, quadrant abdominal pain, with 37 clinical signs (53%) suffering from Mc
Fakultas Kedokteran
Universitas Methodist Indonesia Burney's tenderness, the management was 58 people (82.9%) in
3
Departemen Penyakit Paru, apendectomy.
Fakultas Kedokteran Conclusion: From the results obtained, it is known that people with acute
Universitas Methodist Indonesia appendicitis are the most abundant in the 26-35 years old and for the most
abundant types of women are women.
Keyword: Patients with Acute Appendicitis
Korespondensi:
fkmethodistmedan@yahoo.co.id
ABSTRAK

Latar Belakang: Apendisitis Akut merupakan perdangan apendiks


vermiformis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan merupakan kondisi
kegawatdaruratan abdomen yang paling sering dijumpai yang memerlukan
tindakan bedah mayor segera mungkin untuk mencegah komplikasi yang
berbahaya. Apendisitis menempati urutan keempat penyakit
kegawatdaruratan di Indonesia setelah dyspepsia, gastritis, duodenitis.
Apabila apendisitis tidak ditangani segera maka apendisitis akan mengalami
perforasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
cross sectional dan dilakukan di RSUD Lubuk Pakam. Metode pengambilan
sampel dilakukan dengan cara total sampling dan jumlah sampel yang
didapat sebanyak 70 orang.
Hasil: Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ditribusi proposi penderita
apendisitis akut berdasaran usia adalah 26-35 tahun sebanyak 25 orang
(35,8%), berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 43 orang
(61%), berdasarkan gejala klinis sebanyak 42 orang (60%) yang mengalami
nyeri abdomen kuadran kanan, berdasarkan tanda klinis sebanyak 37 orang
(53%) yang mengalami nyeri tekan Mc Burney, berdasarkan penatalaksanaan
adalah apendiktomi sebanyak 58 orang (82,9%).
Kesimpulan: Dari hasil yang didapat, diketahui bahwa penderita apendisitis
akut yang paling banyak berada pada usian 26-35 tahun dan untuk jenis
kelaminya yang paling banyak yaitu perempuan.
Kata Kunci : Penderita Apendisitis Akut

62
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 10 No. 1 Juni 2017

PENDAHULUAN 2012- September 2015 menunjukan bahwa jumlah


pasien terbanyak ialah apendisitis akutse banyak
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks 412 pasien (63 %), sedangkan pasien apendisitis
vermiformis dan merupakan penyebab abdomen kronik sebanyak 38 pasien (6%). Dari 650 pasien
akut yang paling sering.1 Apendisitis akut yang mengalami komplikasi ialah sebanyak 200
merupakan infeksi bakteri. Berbagai hal berperan pasien yang terdiri dari 193 (30%) dengan
sebagai faktor pencetusnya. Sumbatan lumen komplikasi apendisitis perforasi dan 7 pasien (1%)
apendiks merupakan faktor yang diajukan sebagai dengan periapendikular infiltrate.6
faktor pencetus. Di samping hyperplasia jaringan Keterlambatan diagnosis sering terjadi pada
limfoid, fekalit (feses yang menumpuk pada lumen anak-anak dan telah dilaporkan sebanyak 57 kasus
apendiks), tumor apendiks dan cacing askaris juga yang terjadi dalam 6 tahun terakhir ini berakhir
dapat menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang dengan adanya perforasi. Resiko perforasi sering
diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi terjadi pada umur di bawah 18 tahun ataupun di
mukosa apendiks akibat parasit seperti E. atas 50 tahun. Dan faktor yang mempengaruhi
Histolytica.2 insiden perforasi pada umur diatas 50 tahun di
Penelitian epidemiologi menunjukan peran sebabkan oleh adanya fekalit, gejala yang
kebiasaan makan makanan rendah serat dan ditimbulkan oleh apendisitis bersifat samar, adanya
pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. perubahan anatomi berupa penyempitan lumen
Konstipasi akan menaikan tekanan intrasekal, yang apendiks dan dapat juga disebabkan oleh
berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks arteriosklerosis. Sedangkan insiden tinggi pada
dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon anak usia dibawah 18 tahun disebabkan oleh
biasa. Dan semuanya itu akan mempermudah dinding apendiks yang masih tipis, anak yang
timbulnya apendisitis akut.3 kurang komunikatif sehingga dapat memperpanjang
Insiden apendisitis akut di Negara maju lebih waktu diagnosis, dan dapat disebabkan oleh proses
tinggi daripada di Negara berkembang. Namun perbandingan yang kurang sempurna, akibat
dalam tiga-empat dasawarsa terakhir kejadiannya perforasi yang berlangsung lebih cepat dan
menurun secara bermakna. Hal ini di duga omentum mayus anak yang belum berkembang
disebabkan oleh meningkatnya penggunaaan sempurna. Pada tahun 2013 kasus penderita
makanan berserat dalam menu sehari-hari. apendisitis perforasi terjadi sebesar 15-25 %.7
Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, Berdasarkan uraian latar belakang dan juga
hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang karena masih banyaknya angka kejadian apendisitis
dilaporkan. Insiden tertinggi pada kelompok umur yang terjadi akibat kurangnya pengetahuan
20-30 tahun, setelah itu menurun. Insiden pada laki- mengenai pencegahan dan gejala awal apendisitis,
laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali maka peneliti melakukan penelitian mengenai
pada umur 20-30 tahun, insiden laki-laki lebih karakteristik penderita apendisitis yang meliputi
tinggi.2 usia, jenis kelamin, gejala klinis, penatalaksanaan
Sementara itu di Amerika Serikat, insiden dan pemeriksaan kultur
terbanyak terjadi pada usia 10-19 tahun dangan
populasi sebanyak 233/100.000 orang. Pada usia ini METODE
juga lebih banyak terjadi pada laki-laki di banding
perempuan. 4 Desain penelitian yang digunakan pada penelitian
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah ini adalah deskriptif. Pendekatan penelitian
Tangga (SKRT) di Indonesia pada tahun 2013, deskriktif menggunakan metode studi cross
apendisitis menempati urutan keempat penyakit sectional dimana penelitian diarahkan untuk
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan bedah mendeskripsikan suatu keadaan. Peneliti menilai
terbanyak di Indonesia setelah dyspepsia, gastritis karakteristik penderita apendisitis di RSUD Lubuk
dan duodenitis di Indonesia pada tahun 2013 Pakam tahun 2015-2016 Lokasi penelitian di
berjumlah 7 %, dari jumlah penduduk Indonesia lakukan di RSUD Lubuk Pakam yang beralamat di
atau sekitar 179, 000 orang. Jl. Thamrin Lubuk Pakam
Kejadian appendisitis di provinsi Sumatera Populasi target penelitian ini adalah pasien
Barat tergolong cukup tinggi. Angka kejadian apendisitis di RSUD Lubuk Pakam. Populasi
apendisitis secara umum lebih tinggi di negara- terjangkau dalam penelitian ini adalah pasien
negara industri dibandingkan negara berkembang. apendisitis akut yang datang dan di rawat ke
Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan serat RSUD Lubuk Pakam pada tahun 2015-2016.
serta tingginya asupan gula dan lemak yang Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dikonsumsi oleh penduduk di negara industri semua data penderita Apendisitis akut yang rawat
tersebut. Berbeda dengan negara berkembang yang inap di RSUD Lubuk Pakam pada bulan Januari
konsumsi seratnya masih cukup tinggi sehingga 2015-Desember 2016. Cara perolehan sampel
angka kejadian apendisitis tidak setinggi di negara adalah dengan menggunakan teknik total sampling
industri.5 Berdasarkan hasil penelitian di RSUP yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan. Data
Prof. Dr. Kandau Manado selama periode Oktober yang digunakan sebagai sampel diambil dari data

63
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 10 No. 1 Juni 2017

skunder, yaitu data rekam medik di RSUD Lubuk • Nyeri seluruh 3 4,3
Pakam Deli Serdang Jenis data yang dikumpulkan lapangan abdomen
pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data • Demam 15 21,4
rekam medik pasien apendisitis akut pada bulan • Mual dan muntah 10 14,3
Januari 2015- 31 Desember 2016 di Institusi Tanda Klinis
Rekam Medik RSUD Lubuk Pakam, kemudian • Nyeri Tekan Mc 37 53,0
dilakukan pencatatan sesuai dengan variable yang Burney
di teliti. • Rebound Tenderness 15 21,4
Analisa data pada penelitian ini adalah • Rovsing Sign 10 14,2
analisis univariat. Analisis univariat adalah statistik • Psoas Sign 8 11,4
yang digunakan untuk menganalisa data dengan Penatalaksanaan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data • Apendictomy 58 82,9
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa • Apendictomy Cito 12 17,1
bermaksud membuat kesimpulan untuk
digeneralisasikan menurut Sugiyono.8 Pada penelitian juga didapatkan tanda klinis dari
penderita apendisitis akut adalah pasien nyeri tekan
HASIL DAN PEMBAHASAN Mc Burney sebanyak 37 orang (53%), rebound
Tendernes sebayank 15 orang (21,4%), rovsing sign
Telah dilakukan penelitian tentang Karakteritik
sebanyak 10 orang (14,2%), psoas sign sebanyak 8
Penderita Apendisitis Akut Yang Dirawat Inap di
orang (11,4%).Untuk penetalaksanaan pada
RSUD Lubuk Pakam pada 1 januari 2015 s/d 31
penderita apendisitis akut didapatkan apendictomy
desember 2016. Berdasarkan hasil penelitian yang
sebanyak 58 orang (82,9%), dan apendictomy cito
dilakukan, jumlah penderia Apendisitis Akut adalah
sebanyak 12 orang (12%).
sebnayak 70 kasus. Hasil diperoleh dengan melihat
data rekam medis yang terdapat di bagian rekam Berdasarkan Usia
medis di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.
Pada tabel dapat dilihat bahwa jumlah Berdasarkan tabel 1 bahwa umur penderita
penderita apendisitis akut yang paling banyak pada apendisitis akut dengan distribusi proposi tertinggi
kelompok usia 26-35 tahun sebanyak 25 orang pada kelompok umur 26-35 tahun sebanyak 25
(35,8 %) , kemudian penderita apendisitis akut yang orang (35,8 %). Hasil penelitian ini sejalan dengan
paling sedikit berada pada umur 6-11 tahun dan 46- penelitian yang dilakukan oleh Dani dan Paulina
65 tahun sebanyak 1 orang (1,4 %) dan tidak Calista (2013) yang berjudul karakteristik penderita
ditemukan pada umur 0-5 tahun dan >65 tahun (0 apendisitis akut, mengatakan bahwa penderita
%). Jumlah apendeisiti akut yang paling banyak apendisitis akut yang paling banyak terjadi pada
terjadi pada perempuan yaitu sebanyak 43 orang usia 26-35 tahun sebanyak 40 0rang (26,32%). Hal
(61 %), sedangkan pada laki-laki sebanyak 27 ini dikarenakan perkembangan maksimal dari
orang (39 %). Gejala klinis yang dialami penderita jaringan limfoid di masa remaja menjadi faktor
apendisitis akut adalah pasien mengalami nyeri meningkatnya insiden terjadinya apendiks untuk
abdomen kuadran kanan sebanyak 42 orang (60%), tersumbat yang memungkinkan adanya sumbatan
nyeri diseluruh lapangan abdomen sebanyak 3 sedikit saja akan menyebabkan tekanan
orang (4,3%), demam sebanyak 15 orang (21,4%), intraluminal yang tinggi. Faktor penting yang turut
mual dan muntah sebanyak 10 orang (14,3%). berperan adalah atherosclerosis, karena dapat
mengganggu kelancaran alirah arteri dan vena ke
Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian apendiks. Selain itu, respon inflamasi dari sel dan
Karakteristik n % faktor lokal jaringan untuk mengontrol bakteri
Usia kurang baik.9
• 0-5 tahun 0 0,0
• 6-11 tahun 1 1,4 Berdasarkan Jenis Kelamin
• 12-16 tahun 11 15,8
• 17-25 tahun 22 31,4 Jenis kelamin penderita apendisitis akut dengan
• 26-35 tahun 25 35,8 distribusi proposi tertinggi pada jenis kelamin
• 36-45 tahun 7 10,0 perempuan sebanyak 43 orang (61 %), sedangkan
• 46-55 tahun 1 1,4 pada laki-laki sebanyak 27 orang (39 %). Hasil
• 56-65 tahun 3 4,2 penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
• >65 tahun 0 0,0 dilakukan oleh Dani dan Paulina Calista (2013)
Jenis Kelamin yang berjudul karakteristik penderita apendisitis
• Laki-laki 27 39,0 akut, mengatakan bahwa penderita apendisitis akut
• Perempuan 43 61,0 yang paling banyak terjadi pada perempuan
Gejala Klinis sebanyak 79 orang (51,97 %) dan pada laki-laki
• Nyeri abdomen 42 60,0 sebanyak 73 orang (48,03 %). Hal ini diakibatkan
kuadrankanan oleh adanya hubungan endometriosis dan IUD

64
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 10 No. 1 Juni 2017

dengan terjadinya apendisitis pada penderita perempuan sebanyak 43 orang (61 %), gejala klinis
apendisitis wanita tersebut. Endometriosis nyeri abdomen kuadran kanan sebanyak 42 orang
merupakan salah satu dari hal yang dapat (60%), tanda klinis nyeri tekan MC.Burney
menyebabkan obstruksi pada apendiks. Selain itu, sebanyak 37 orang (53%) dan penatalaksanaan
IUD pun dapat menjadi salah satu penyebab apendictomy (electif) sebanyak 58 orang (82,9%).
terjadinya obstruksi apendiks yang menyebabkan
apendisitis.

Berdasarkan Gejala klinis


DAFTAR PUSTAKA
Gejala klinis penderita apendisitis akut dengan
distribusi proposi yang tertinggi adalah nyeri 1. Chris Tanto, Frans Liwang dkk. 2014. Kapita
abdomen kuadran kanan sebanyak 60 orang (60%), Selekta Kedokteran Ed I Jilid 1. Jakarta; Media
nyeri diseluruh lapangan abdomen sebanyak 3 Aesculapius. hh: 307-313
orang (4,3%), demam sebanyak 15 orang (21,4%), 2. Sjamsuhidajat R. dkk. 2013. “Usus Halus,
mual dan muntah sebanyak 10 orang (14,3%). Hasil Apendiks, Kolon dan Anorektum” dalam Buku
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Ajar Ilmu Bedah Ed 3. Jakarta EGC. hh: 755-
dilakukan oleh Marisa (2011) yang berjudul 761.
karakteristik penderita apendisitis dimana dikatakan 3. Koes Irianto. 2015. Memahami Berbagai
bahwa gejala klinis apendisitis paling banyak Penyakit (Penyebab, Gejala, Penularan,
terjadi adalah nyeri abdomen kuadran kanan lalu Pengobatan, Pemulihan dan Pencegahan).
diikuti dengan demam karena ada proses Bandung; Alfabeta, cv. hh: 56-62
peradangan serta mual dan muntah. 10 4. Jacob, Danny O, MD, MPH. 2010, First
Exposure Geberal Surgey. North America:
Berdasarkan Tanda Klinis McGraw-Hill Companies
5. Depkes RI. Riskesdas. Prevalensi Apendisitis
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa tanda klinis Indonesia. 2013. DiAskes dari:
penderita apendisitis akut dengan distribusi http://findpdf.net//documents/about-prevalensi-
tertinggi adalah nyeri tekan nyeri tekan Mc Burney appendicitis-di-indonesia-prevalensi-
sebanyak 37 orang (53%), rebound Tendernes appendicitis-download.html.
sebayank 15 orang (21,4%), rovsing sign sebanyak 6. Gloria Thomas, dkk (2016). Angka Kejadian
10 orang (14,2%), psoas sign sebanyak 8 orang Apendisitis di RSUD Prof. Dr. R. D. Kandou
(11,4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Manado periode Oktober 2012 – September
penelitian yang dilakukan oleh Satrio (2009) yang 201. Jurnal e-Clinic (e-CI). Volume 4
mengatakan bahwa semua penderita apendisitis 7. Schwartz, S.I, Dkk, 2005. Intisari Prinsip-
paling banyak mengalami nyeri tekan kuadran Prinsip Ilmu Bedah. Ed 6. Jakarta EGC, hh:
kanan bawah serta nyeri tekan lepas. Hal ini 437-441
disebabkan adanya peralihan nyeri somatic akibat 8. Hidayat, Alimul 2009. Metode Penelitian
peradangan pada peritoneum yang membungkus Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Jakarta;
apendiks. 10 Salemba Medika.
Berdasarkan Penatalaksanaan 9. Garba, S., & Ahmed, A. 2012. Appendicitis in
the Elderly. Appendicitis – A Collection of
Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat bahwa Essays from Around the World . hh: 107-132.
penatalaksanaan penderita apendisitis akut dengan 10. Morris JA dan Sawyers JL.2013.Abdomen Akut
distribusi tertinggi adalah yang melakukan dalam Buku Ajar Bedah oleh David c. Sabiston,
appendictomy sebanyak 58 orang (82,9%), dan editor Jonatan Oswari. Jakarta: EGC
appendictomy cito sebanyak 12 orang (12%). Hasil
peneitian ini sejalan dengan penelitian yang di
lakukaan oleh Muzzamil (2014) yang berjudul
analisis variasi pengolaan apendisitis, dimana
dikatakan bahwa penatalaksanaan yang dilakukan
pada pasien apendisitis akut cenderung dilakukan
apendictomy (elektif) berkisar 80% dibanding
dengan apendictomy cito berkisar 30 %. 10

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah


distribusi proposi penderita apendisitis akut
tertinggi adalah kelompok umur 26-35 tahun
sebanyak 25 orang (35,8 %), berjenis kelamin

65

Anda mungkin juga menyukai