Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN


“GENITALIA AMBIGUA”

BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG
Genitilia Ambigua adalah kelainan bentuk genitilia eksterna/fenotip yang tidak jelas
laki atau permpuan.
Penanganan kasus ambiguliatal seksual membutuhkan pengertian mengenai
deferrensiasi seksual normal. Sel kelamin primitif memiliki potensial ganda mengandung
baik komponen ovarium (kortikal) dan testikular (medular). Deferensiasi seksual selanjutnya
ditentukan oleh informasi genetic yang terkandung didalam kromosom seks dan oleh factor
hormonal.
Genitilia pada anak sebaiknya diobati sebagai kegawatdaruratan medis dengan evaluasi
diagnostik yang dialakukan secepat mungkin.

B.       TUJUAN
1.         Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
anak dengan genitilia ambigua dengan pendekatan biopsikososial dan spiritual.
2.         Tujuan Khusus
a.         Mampu mengidentifikasi pengertian, etiologi, patofisiologi.
b.        Manifestasi klinis, penatalaksanaan genitalia ambigua
c.         Mampu mengidentifikasi diagnose keperawatan
d.        Mampu mengidetifikasiientervensi, implementasi dan evaluasi

C.      PERUMUSAN MASALAH
1.         Apa itu genitalia ambigua?
2.         Sebutkan etiologi pada genitalia ambigua
3.         Jelaskan patofisiologo genitalia Ambigua
4.         Jelaskan manifestasi klinis pada klien genitalia ambigua
5.         Sebut dan jelaskan komplikasi pada genitalia ambigua
6.         Bagaimana asuhan keperawatannya

D.      METODE PENULISAN
Sebelum menulis makalah ini penulis mennggunakan metode penulisa tinjauan pustaka
BAB II
TINJAUA N TEORITIS

A.      KONSEP DASAR MEDIS


1.         PENGERTIAN
Genitalia ambigua merupakan ambigu jika tidak mungkin untuk, mengkategorikan
jenis kelamin seorang anak berdasarkan tampilan luarnya, berupa genotype seorang wanita
yang mengalami farilisasi, genotipe pria yang undermasculinized atau masalah deferensiasi
sel kelamin (M Wiliam Schwartz, hal.123).
Genitilia ambigua adalah kelamin bentuk genetilia eksterna fenotip yang tidak jelas
laki atau perempuan.
Anatomi alat reproduksi pria dan wanita :
a.         Organ reproduksi wanita
Genitalia pada wanita terpisah dari uretra yang mempunyai saluran tersendiri. Alat
reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1.        Alat genital luar (vulva)
a.         Tundun (monsveneris)
b.        Labia mayora (bibir besar)
c.         Labia monora (bibir kecil)
d.        Klitoris (klentit)
e.         Vestibulum (serambi)
f.         Himen (selaput darah)
g.        Perineum (kerampan)
2.        Alat genitiakal dalam, yaitu suatu alat reproduksi yang berada didalam yang tidak dapat
dilihat kecuali dengan jalan pembedahan. Alat genitalia bagian dalam terdiri dari :
a.         Vagiana (liang kemaluan)
b.        Uterus (rahim)
b.         Organ reproduksi pria :
Genitalia pada laki-laki tidak terpisah dengan saluran uretra, berjalan sejajar pada
kelamin luar laki-laki.
Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian, yaitu :
1.        Kelenjar, yang termsuk kelenjar adalah :
a.         Testis, Organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk.
b.        Fisikaseminalis
c.         Prostat
d.        Burbouretralis
1.         Kelenjar duktulis :
a.         Epididimis
b.        Duktus seminali
c.         Uretra
2.         Bangun penyambung
a.         Skrotum
b.        Venikulus permastikus
c.         Penis
2.         ETIOLOGI
a.         Disgesis gonad
c.         Verilisasi wanita
d.        Hermafrodivisme
3.         MANIFSTASI KLINIS
Pada kasus genitilia ambigua terdapat gejala seperti:
a.         Pada ;laki-laki tampak :
1)        Uriprokismus bilateral
2)        Hipospadia denagan skrotum bifidum
3)        Uritoleismus dengan hipospadia
b.        Pada wanita tampak :
1)        Klitoro megali
2)        Valva yang yang sempit
3)        Kantong hernia inguinalis berisi gonad
4.         PATOFISIOLOGI
Segala hal yang dapat mengganggu proses perkembangan/deferansiasi seksual inrta
uverinpada setiap level perkembangannya akan berpotensi menghasilkan genitalia ambigua
dengan derajat yang bermcam-macam, meliputi :
1)        Famele pseudohermaphrodifisme (difilised female)
2)        Male pseudohermaphrodivisme (undervitilized male)
3)        Disgonesis gonad
4)        Embriopati congenital
5.         PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.         Laboratorium
1)        Serum elektrolit
2)        Kadar gula darah
3)        17-oh progesterone
4)        LH
5)        FSH
6)        DHEA
7)         Rasio testosterone/ DHT.
b.        US/STSCAN/MRI,Karyotipe,Genitografi,Laparaskopi/biopsygonad,
Pemeriksaan psikologi / psikiatri.
6.         PENATALAKSANAAN
a.         Medis
Penatalaksanaan genitilia ambigua meliputi penentuan jenis kelamin(seks assessment),
pola asuh seksual (seks reasing), pengobatan hormonal, koreksi secara pembedahan dan
psikologis.
Oleh karena itu pelipatan multi disiplin ilmu harus sudah dilakukan sejak tahap awal
diagnosis yang meliputi bidang : ilmu kesehatan, bedah urologi, bedah plastic,kandungan dan
kebidanan, psikiatri, genetika klinik rehabilitasi medik, patologi klinik.
b.        Keperawatan
Secara psikologis dengan memberikan suasana ketenangan kepada pasien genitilia
ambigu.
7.         KOMPLIKASI
1)        Krisis adrenal
2)        Depresi
3)        Gangguan orientasi seksual
4)        Keganasan

B.       KONSEP DASAR ASKEP


1.         PENGKAJIAN
1)        Anamnesis
2)        Riwayat kehamilan ibu.
a.         Penggunaan progesterone atau androgen pada awal kehamilan.
b.        Ibu yang mengalami verilisai
c.         Riwayat kematain perinatal
3)        Riwayat keluarga
a.         Adanya keluarga yang menderita genitalia ambigua atau kelainan urologi
b.        Adanya keluarga yang mengalami hyperplasia adrenal kongenital
c.         Perempuen yang amenorrhea atau inferfilitas
4)        Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus dapat menentukan keadaan apkah ada suatu bentuk dismorfik
dan keadaan kesehatan bayi. Genitelia eksterna harus diperiksa secara teliti, dengan
sistematika sebagai berikut :
a.         Tentukan teraba gonad, posisi, ukuran, dan teksturnya.
b.        Pengukuran panjang fallus
c.         Tentukan posisi meatus dari uretra, adanya hipospadia dan korda
d.        Tentukan pakah terdapat orifisium vagina
e.         Tentukan derajat dari fusi labioskorotal folds
f.         Tanda-tanda lain
1)        Hiperpigmentasi, dehidrasi, hipoglikemia, atau hipertensi
2)        Webbed neck, low hairline
3)        Kelainan congenital lainnya
2.         DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.         Gangguan reproduksi b.d hipospadia
b.        Gangguan citra diri b.d perubahan bentuk genitelia
c.         Ansietas orang tua b.d koping inefektif
d.        Kurang pengetahuan orang tua b.d kurang terpaparnya informasi

3.         INTERVENSI KEPERAWATAN
DX.I. Gangguan reproduksi b.d hipospadia
Tujuan :      setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mengatakan bentuk penis kembali normal.
Kriteria hasil : menunjukan pemahaman peubahan anatomi/fungsi seksual.
Intervensi :
1.        Kaji informasi pasien/orang terdekat tentang anatomi atau fungsi seksual dan pengaruh
prosedur pembedahan.
R/   Menunjukan kesalahan informasi atau konsep yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
2.        Dorong pasien untuk berbagi pikiran atau masalah dengan teman atau orang terdekat.
R/   Komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuain atau masalah dan meningkatkan
diskusi dan solusi.
3.        Kolaburasi dengan tim medis untuk melakukan pembedahan
R/   Untuk mengatasi hipospadia.
DX.II. Ganguan citra diri b.d perubahan bentuk genitalia
Tujuan : mengimplementasikan pola pengalaman baru.
Kriteria hasil : mulai mengembangkan rencana prubahan pola hidup
Intervensi:
1.        Catat reaksi emosi misalnya kehilangan, depresi, marah.
R/   Penerimaan perubahan tidak dapat dipaksakan dan proses kehilangan waktu untuk membaik.
2.        Biarkan pasien menggambarkan dirinya
R/   Memberikan kesempatan untuk mendiskusikan presepsi pasien tentang diri atau gambaran
diri dan kenyataandirinya sendiri.
3.        Cata penolakan pasien dari atau ketidaknyamanan dalam hubungan sosial.
R/   Pengindraan situasi sosial dan kontak dengan orang lain dapat membuat persaan tak berharga.
4.        Kolaburasi
Rujukan kepelayanan pendukkung, contoh : konselor, sumber psikiatrik, pelayanan sosial.
R/ Peningkatan kerentanan atau masalah sehubungan dengan penyakit ini memeluhkan sumber
professional pelayanan tambahan.

DX.III.  Ansietas orang tua b.d koping inefektif


Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien melaporkan ansietsnya berkurang.
Kriteria hasil : klien tampak rileks.
Intervensi :
1.        Kaji tingkat ansietas dan diskusi penyebabnya bila mungkin.
R/   Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya
dengan realitas.
2.        Kaji status emosional
R/   Ansietas merupakan reaksi yang umum terhadap perubahan.
3.        Sediakan waktu untuk mendengarkan pasien.
R/   Akan lebih membantu jika mengikuti persaan untuk diekspresikan.
4.        Kolaburasi
Rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi
R/ mungkin membutuhkan bantuan yang lebih untuk memecahkan masalah.
DX.IV. Kurang pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi.
Tujuan : menyatakan pemahaman tentang penyakitnya bertambah.
Kriteri hasil : pemahaman klien tentang penyakitnya bertambah.
Intervensi :
1.        Tinjauan proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.
R/ Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat keputusan berdasarkan
informasi.
2.        Berikan informasi pada klien tentang perjalanan penyakitnya.
R/   Meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan.
3.        Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien.
R/   Meningkatkan kerja sama dengan terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan.
4.        Berikan informasi penyakit pada klien tentang komplikasi penyakit.
R/   Membantu meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakitnya.
4.         IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Sesuai intervensi
5.         EVALUASI KEPERAWATAN
Sesuai implementasi

BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Genitalia ambigua merupakan ambigu jika tidak mungkin untuk ,menkategorikan jenis
kelamin seorang anak berdasarkan tampilan luarnya, berupa genotype seorang wanita yang
mengalami farilisasi, genotipe pria yang undermasculinized atau masalah  deferensiasi sel
kelamin. Penyebab penyakit ini adalah disgonesis gonad, verilisasi wanita, dan
hermafroditisme.
Segala hal yang dapat mengganggu proses perkembangan/deferansiasi seksual inrta
uverinpada setiap level perkembangannya akan berpotensi menghasilkan genitalia ambigua.
Pada penyakit ini juga ditemukan beberapa gejala klinis, seperti pada laki-laki tamapk
kriptokismus bilateral, hipospadia dengan skrotum bifirdum. Pada wanita tampak
klioromegali, vulva yang sempit dan kantong hernia berisi gonad.
Penanganan dan pencegahan genitilia ambigua adalah :
1.         Dengan dilakukan tindakan pembedahan
2.         Secara psikologis memberikan suasana ketenangan kepada pasien genitilia mambigua.

B.       SARAN
Genitilia ambigua adalah kelamin bentuk genetilia eksterna fenotip yang tidak jelas laki
atau perempuan. Oleh kerena itu meleui makalah ini penulis menyarankan bahwa seorang
perawat harus mampu melekukan tindakan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit
genitilia ambiguasecara baik dan cepat agar masalh dapat teratasi.

Anda mungkin juga menyukai