PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa merupakan bagian dalam sistem pemerintahan yang memiliki hak asal usul
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Tentang Desa. Kewenangan Desa sesuai Pasal 18 UU RI No. 6 Tahun 2014 adalah
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan
Tingkat Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul Desa dan kewenangan
lokal berskala Desa diatur dalam Permendes PDTT No. 1 Tahun 2015, yang, meliputi :
6. Pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang menggunakan sebutan
setempat;
hak asal-usul tersebut dalam implementasinya perlu didukung oleh tata kelola
administrasi kekayaan aset Desa yang baik, tertib dan teratur. Seluruh kekayaan tanah
Desa dan aset lainnya harus dikelola dengan baik dan tercatat dalam administrasi aset
Desa.
Sesuai ketentuan umum Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007
Permendagri No. 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset, bahwa Aset Desa adalah
barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli milik Desa, dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) atau perolehan Hak lainnya
yang sah.
Barang milik Desa atau aset Desa perlu dikelola, yakni rangkaian kegiatan mulai
merupakan pendayagunaan aset Desa secara tidak langsung dipergunakan dalam rangka
Tindakan tersebut bagian dari pengamanan aset Desa, yakni proses, cara perbuatan
bahwa:
b) Kekayaan milik Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban APBDesa;
c) Kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis;
terdiri atas:
b) Pasar Desa;
c) Pasar hewan;
d) Tambatan perahu;
e) Bangunan Desa;
Secara administratif sesuai data laporan Desa tentang aset Desa di Kecamatan
Laporan
Jumlah
Aset Desa
No Nama Desa
Perangkat
Dusun RW RT
Desa
Tegalbuleud Tidak
1 5 8 37 14 Lengkap
Tidak
Bangbayang
2 4 4 17 12 Lengkap
Tidak
Sumberjaya
3 6 9 47 13 Lengkap
Tidak
Calingcing
4 3 6 16 12 Lengkap
Tidak
Nangela
5 3 6 23 11 Lengkap
Tidak
Rambay
6 6 8 28 15 Lengkap
Tidak
Buniasih
7 6 8 38 13 Lengkap
Tidak
Sirnamekar
8 4 4 12 12 Lengkap
rutin melaporkan keadaan aset Desa. Hal ini menunjukan bahwa kepala Desa belum
secara administratif tidak tercatat dalam buku inventaris Desa secara lengkap dan baik.
Banyak temuan dari hasil pemeriksanaan inspektorat bahwa administrasi barang milik
Desa tidak tertata dengan baik, sehingga banyak aset Desa tidak jelas keberadaan dan
statusnya.
Sesuai hasil kegiatan diagnosa organisasi, masalah yang terjadi adalah : “Belum
tercatatnya aset Desa secara lengkap sebagai barang milik Desa”. Hal tersebut dapat
prioritas melalui kajian analisis manajemen yang dalam hal ini penulis memakai metode
Tabel. 2
Analisis Penetapan Penyebab Masalah Prioritas
Nilai Bobot Prioritas
No Penyebab Masalah Jml
U S G Masalah
1. Belum adanya pedoman laporan
inventarisasi aset Desa 5 5 5 15 I
adalah : “Belum adanya pedoman laporan inventarisasi aset Desa”, dengan skor 15
Atas dasar hal tersebut, maka penulis sebagai Kasi Pemerintahan Kecamatan
Tegalbuleud sesuai tugas pokok dan fungsi dalam melakukan pembinaan terhadap
administrasi Pemerintahan yang didalamnya termasuk barang milik Desa kepada seluruh
organisasi unit kerja dan jejaringnya untuk selanjutnya mencari penyebab masalah yang
c) Komunikasi efektif
kemimpinan melayani dan pengendalian pekerjaan, peningkatan mutu layanan. Untuk itu
perlu dibuat opsi alternative pemecahan masalah sebagai solusi upaya pemecahan
masalah.
B. Inovasi/Ide Perubahan
Inovasi yang dibuat dalam rancangan aksi perubahan ini sesuai hasil diagnosa
organisasi. Upaya yang perlu dilakukan dalam memecahkan permasalahan yang terjadi
1. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli milik Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB
3. Terpadu adalah satu kesatuan yang utuh yang memiliki kesamaan, kesamaan ukuran
Dengan inovasi ini, diharapkan dapat dijelaskan keadaan sekarang dan keadaan
Gambar.1
Keadaan yang Diharapkan
MANAJEMEN ASET
DESA TERPADU (MADU)
Agar inovasi yang dibuat dapat berjalan lancar dan berkesinambungan, selain itu
dibuat juga :
C. Tujuan
Tercatatnya aset Desa yang lengkap tertib dan teratur dalam buku inventaris
D. Manfaat
1. Internal :
b. Bagi Kecamatan :
2. Eksternal :
1) Bagi Inspektorat :
E. Output
Keluaran yang dihasilkan dari rencana aksi yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
4) Pelayanan IMB
3) PBB U-Tax
f. Ketersediaan SOP : 1) SOP Monev APBDesa
2) SOP Pembinaan Administrasi Desa
BAB II
DESKRIPSI AKSI PERUBAHAN
Tabel.3
Tahapan dan Kegaiatan
N Tahap dan Kegiatan Waktu Pengendali Output
o (Minggu/2020)
I JANGKA PENDEK :
1. Pembentukan Tim
Efektif : Minggu I Mentor 1) Terbentuk Tim
a). Membentuk Tim Minggu I Change Leader efektif
Efektif 2) Pembagian
b). Memimpin tugas tim efektif
pembagian tugas Tim
Efektif
2. Pelaksanaan Koordinasi
Dengan Stakeholder :
a). Koordinasi dan Minggu II Change Leader 1)Masukan dan
konsultasi kepada saran dari
stakeholder: stakeholder
DPMD eksternal
DPPKAD
Bagian Organisasi
Kepala Desa Minggu II Change Leader 2)Masukan dan
saran dari
b). Rapat Tim Efektif stakeholder
membahas pembuatan internal
Pedoman Aset Desa
5 Pembuatan SOP
Pembina Aset Desa
a). Merancang SOP Minggu VI-VII Change Leader SOP Pembinaan
b). Merevisi SOP bersama Tim Aset Desa
c). Mengesahkan SOP Efekti
7. Tahap Sosialisasi Aset
Desa :
a). membuat undangan Minggu VIII Change Leader Terlaksana
b). membagikan bersama Tim Sosialisasi Aset
undangan sda Efektif Desa
c). melakukan sosilaisasi
II JANGKA MENENGAH :
1 Tahap Monev Aset Desa 1-2 tahun Change Leader Tercatat seluruh aset
Desa dalam buku
inventaris
Dalam rangka implementasi rencana aksi perubahan yang dilakukan oleh Kepala
Seksi Pemerintahan Kecamatan Tegalbuleud sebagai change leader dapat berhasil dengan
baik sesuai kaidah dan norma kepemimpinan pelayanan, maka perlu ada upaya
aksi perubahan ini adalah dibentuk tim kerja yang terdiri dari dua pokja sebagai
berikut :
Gambar. 2
Struktur Tim Kerja Aksi Peruabahan
COACH : MENTOR :
CHANGE LEADER :
POKJA I : POKJA II :
KETERANGAN :
1. Mentor
a) memberikan arahan, bimbingan, saran dan pertimbangan dalam pelaksanaan
milestone/tahapan tim aksi perubahan
2. Coach
a) memberikan arahan teknis, masukan dan saran pertimbangan
b) melakukan pembimbingan keterkaitan agenda pembelajaran dengan aksi
perubahan
12 | YUSUP SUHERLAN, S.Kep.,MM KASI PEM. KEC.TEGALBULEUD INOVASI MADU
3. Change Leader
a) membuat pengaturan jadwal dan kegiatan aksi perubahan sesuai milestone /
tahapan kegiatan
4. Pokja I
a) Menyiapkaan keperluan administrasi aksi perubahan, termasuk surat dan naskah
kedinasan
5. Pokja II
d) Mengarsipkan Panduan/SOP
2. Jejaring Kerja
Kecamatan Tegalbuleud, yakni melakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan
semua stakeholder terkait. Jejaring kerja secara internal dengan tim kerja / tim efektif
yang dibentuk. Sedangkan jejaring kerja yang dilakukan dengan pihak lainnya adalah:
a) DPMD
b) DPPKAD
13 | YUSUP SUHERLAN, S.Kep.,MM KASI PEM. KEC.TEGALBULEUD INOVASI MADU
c) Bagian Organisasi
d) Kepala Desa
pembinaan aset Desa belum memanfaatkan IT. Pembinaan masih dilakukan secara
sarana tekhnis dan sarana administrasi perkantoran berupa PC komputer dan printer.
C. Stakeholder
berikut :
Tabel.4
Identifikasi Stakeholders
BAB III
DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN
A. Membangun Integritas
1. Membangun Komitmen Perubahan
Mengembangkan karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan
unit instansinya merupakan langkah yang harus dilakukan oleh Kepala Seksi
diwujudkan dan dapat terlihat dari nilai-nilai etika dan akuntabilitas. Dalam
komitmen perubahan.
to change karena mereka sebagai role model bagi staf. Hasil penelitian
memiliki posisi dekat dengan karyawan. Mereka memiliki pengaruh yang besar
kepada masyarakat.
kompentensi, informasi yang jelas dan transparan, hubungan yang baik dengan
etika dan akuntabilitas ASN. Bila menekuni dan memperteguh etika serta
pencapaian tujuan dan sasaran. Berkaitan dengan integritas ASN (Aparatur Sipil
Negara) sebagai peserta PKP Angkatan II maka Integritas tidak dapat lepas dari
pedoman aset desa terpadu yang dilaksanakan mulai tanggal 20 April s.d. 26
ASN adalah bentuk dari integritas dalam menjalalankan tugas unit kerja
mencapai tujuan jangka pendek aksi perubahan sebagaimana dapat dilihat pada
Gambar.3
Penyataan Komitmen Perubahan
bermaterai Rp. 6000 sebagai bentuk akuntabilitas dan etika untuk mencapai
2. Membangun Dukungan
Aksi perubahan selama 60 hari kerja (20 April s.d. 24 Juni 2020) yang
stakeholder.
dan para kepala seksi serta kasubag dan staf Kecamatan tegalbuleud.
internal dilakukan terbuka dan tatap muka saat pembentukan tim efektif.
DPMD
BPKAD
Bagian Hukum
Bagian Organisasi
Kepala Desa
tujuan aksi perubahan dan output yang akan dicapai dalam RAP. Selanjutnya
Tabel.6
Log Activity
44 Sabtu/06-06-2020
45 Minggu/07-06-2020
Selasa/23-06-2020
Salah tugas dari Kepala Seksi Pemerintahan sebagai change leader dalam
Tabel.7
Pengawasan dan Pengendalian
No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Kelengkapan Dokumen Naskah Dinas Kelengkapan Tim Kerja/ Tim Efektif
Dokumentasi
Nota Surat Surat Lembar SK/ Poto Vidio/ Aktif Kurang Tidak
Dinas Undangan Tugas Konsultasi SOP Zoom Aktif Aktif
Virtual
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2 24-04-2020 Pelaksanaan √ = √ √ = √ = √ = =
s.d Koordinasi dan
05-05-2020 Konsultasi Kepada
Stakeholder
3 06-05-2020 Pembuatan √ = √ = = √ = √ = =
s.d. Pedoman Aset
15-05-2020 Desa terpadu
(PADU)
4. 18-05-2020 Pengesahan √ = = = √ √ = √ = =
s.d. Pedoman Aset
22-05-2020 Desa terpadu
(PADU)
7. 11-06-2020 Pelaksanaan √ √ √ = = √ √ √ = =
s.d Sosialisasi PADU
17-06-2020
1 2 3 4 5
b. Pemetaan Stakeholder
Dari tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap aksi perubahan,
stakeholder dapat dikelompokan menjadi :
1. Promoters, memiliki kepentingan sekaligus kekuatan besar
terhadap keberhasilan proyek perubahan;
2. Defenders, memiliki kepentingan tetapi kekuataannya kecil
terhadap proyek perubahan;
3. Latents, tidak memiliki kepentingan khusus tetapi memiliki
kekuatan besar untuk mempengaruhi proyek perubahan;
4. Apathetics, tidak memiliki kepentingan dan kekuatan
terhadap proyek perubahan
Gambar.4
Mapping Stakeholders
INFLUENCE
hight influence, low interest hight influence, hight interst
(Latens) (Promoters)
1. BPKAD
1. Bagian Hukum
2. DPMD
2. Bagian Organisasi
3. Camat
4. Sekmat
5. Kasi Sosbud
6. Kasi Pemerintahan
7. Kasi Pemberdayaan
8. Kasi Sarpras
28 | YUSUP SUHERLAN, S.Kep.,MM KASI PEM. KEC.TEGALBULEUD INOVASI MADU
low influence, low interest low influence, hight interest
(Apathetics) (Defenders)
1. Kasubag KPE
2. Kasubag UMPEG
3. Kepala Desa
c. Strategi Komunikasi
Tabel.9
Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi
No Stakeholders Peranan
Tehnik Metode
(1) (2) (3) (4) (5)
STAKEHOLDER INTERNAL:
1 Camat Pembuat Kebijakan Komunikasi terbuka Konsultatif,
Informatif,
tatap muka
2 Sekretaris Kecamatan Mentor Komunikasi terbuka Konsultatif,
tatap muka
3 Kasi Tantrib Anggota Tim Efektif Komunikasi terbuka Konsultatif,
dan memberi Informatif,
dukungan tatap muka
4 Kasi Pemberdayaan Anggota Tim Efektif Komunikasi terbuka Koordinatif
dan memberi dan tatap
Masyarakat
dukungan muka
5 Kasi Sosbud Anggota Tim Efektif Komunikasi terbuka Koordinatif
dan memberi dan tatap
dukunbgan muka
6 Kasi Sarpras Anggota Tim Efektif Komunikasi terbuka Koordinatif
dan memberi dan tatap
dukungan muka
7 Kasubag Umpeg Anggota Tim Efektif Komunikasi terbuka Koordinatif
dan memberi dan tatap
dukungan muka
STAKEHOLDER EKSTERNAL:
1 BPKAD Memberikan Komunikasi terbuka Koordinatif
dukungan dan dan Konsultatif
saran
2 DPMD Memberikan Komunikasi terbuka Koordinatif
dukungan dan dan Konsultatif
saran
3 Bagian Hukum Memberikan Komunikasi terbuka Koordinatif
dukungan dan dan Konsultatif
saran
4 Bagian Organisasi Memberikan Komunikasi terbuka Koordinatif
dukungan dan dan Konsultatif
d. Jejaring Kerja
Networking (Jejaring Kerja) merupakan suatu bentuk hubungan antara
stakeholder dengan mengambil manfaat dari suatu kegiatan. Pada
implementasi aksi perubahan ini diperlukan jejaring kerja antara Kepala
Seksi Pemerintahan sebagai change leader dengan stakeholder. Melalui
jejaring kerja maka akan menjadi dukungan pencapaian tujuan jangka
pendek. Tujuan yang ingin dicapai dalam membangun jejaring kerja
diantaranya sebagai berikut :
1. Meningkatnya pemahaman kepala desa dan perangkat desa dalam
mengelola aset desa
2. Meningkatnya kesadaran kepala desa dan perangkat desa dalam
mengisi daftar inventaris aset desa
3. Tercatat semua daftar aset desa
4. Meningkatnya transparansi keberadaan aset desa
Kades/
Perangkat
Desa
CHANGE DPMD
LEADER
Bagian
Bagian Organisasi
Hukum
BPKAD
Keterangan :
Tarining Model = Kades dan Perangkat Desa
Twinning Model = DPMD
Resource Sharing = Bagian Hukum, Bagian Organisasi dan BPKAD.
D. Canvas Model
Dalam implementasi aksi perubahan dapat dibuat Canvas Model sebagai
rangkuman atau gambaran tentang aksi perubahan yang dilakukan oleh change
Gambar.6
Canvas Model
Stakeholder (Mitra Kerja) : Kegiatan Utama : Nilai Yang Hubungan Target
1. Internal : Pembinaan tata ditawarkan : Customers: /Sasaran
Camat kelola Aset desa (RAPIH) Mitra Kerja Kasi Customer :
Sekmat Pemerintahan Meningkatnya
Kasi Kesos Ramah penataan aset
Kasi Sarpras Akurat desa dengan
Kasi Trantib Sumber Daya : Professional Perubahan rapi tertib dan
Kasi PMB SDM Informative Pelayanan : bisa
Kasubag UMPEG Juknis/SOP Handal Terlaksana Tata dipertanggung
Kasubag KPE Logistik/Media Kelola Inventaris jawabkan
2. Eksternal : Aset Desa
BPKAD
Terpadu
DPMD
Bagian Hukum
Bagian Organisasi
E. Kendala
Beberapa kendala yang dihadapi selama implementasi aksi perubahan
adalah :
1. Kendala Internal :
Kesulitan dalam melakukan koordinasi dengan anggota tim efektif pada masa
kerja melalui model WFH juga karena tugas yang diemban masing-masing
personil Tim.
2. Kendala Eksternal :
Sulitnya mendapat bahan dan referensi dalam membuat pedoman aset desa
dihadapi adalah :
koneksi jaringan google, sehingga dapat disusun pedoman aset desa terpadu
BAB IV
tanggal 20 April s.d. 26 Juni 2020, terdapat beberapa capaian atau keluaran
Keluaran dari tahapan pertama sesuai adalah terbentuknya tim efektif aksi
perubahan yang dibentuk pada hari Selasa tanggal 21 April 2020 yang
pembentukan tim efektif dapat dilihat pada Lampiran I. Dalam lampiran ini
terdapat bukti berupa poto, nota dinas, surat undangan, daftar hadir, notulen,
serta SK pembentukan tim efektif dan dukungan dari unsur pimpinan. Selain
dibentuk secara internal aktif membantu secara aktif change leader, sehingga
dapat dicapai tujuan jangka pendek aksi perubahan sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
dan acuan kepala desa dan perangkatnya dalam mengisi daftar inventaris
aset desa secara terapdu.. Dokumen dukungan dari stakeholder dapat dilihat
(PADU) yang disusun bersama anggota tim efektif. Pedoman ini berisi tata
disusun tanggal 6 s.d. 15 Mei 2020. Dokumen pedoman tersebut dapat dilihat
acuan dan panduan dalam melakukan tata kelola aset desa sesuai ketentuan
Capaian pada tahapan kelima adalah terbentuk tim pembina aset desa tingkat
kecamatan. Tim ini penting untuk dibentuk dengan tugas membantu kepala
desa dan perangkat desa dalam mengisi daftar inventaris aset desa secara
Capaian pada tahapan keenam adalah tersusunnya SOP Aset Desa sebagai
alur untuk melakukan inventaris aset desa secara terpadu. SOP Tim ini
disahkan tertanggal 10 Juni 2020. Lebih lengkapnya dokumen ini dapat dilihat
Aksi perubahan ini sangat bermanfaat bagi penataan administrasi aset desa.
1. Internal :
3) Bagi Kecamatan :
2. Eksternal :
a. Bagi Inspektorat :
kepemipinan yang baik akan mampu berkomitmen kuat dengan keberlajutan aksi
perubahan yang telah dibuat agar dapat mewujudkan pemerintahan yang baik
Komitmen keberlanjutan ini juga perlu dperkuat dengan bukti lainnya, yakni
tahun 2021.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil aksi perubahan selama 60 hari kerja mulai 20 April s.d.
26 Juni 2020, dapat membuat beberapa kesimpulan, yakni :
1. Masalah utama yang terjadi adalah :“Belum adanya pedoman laporan
inventarisasi aset desa”.
2. Inovasi proyek perubahan ini adalah : “Penyusunan Pedoman Aset Desa
Terpadu (PADU)”.
38 | YUSUP SUHERLAN, S.Kep.,MM KASI PEM. KEC.TEGALBULEUD INOVASI MADU
3. Keluaran atau hasil dari tiap-tiap tahapan utama aksi perubahan adalah :
a). Terbentuk Tim Efektif Aksi Perubahan
b). Terdapat dukungan dan rekomendasi dari stakeholder eksternal
c). Tersusun pedoman aset desa terpadu (PADU)
d). Terbitnya SK Camat tentang PADU
e). Tebentuk Tim Pembina Aset Desa Terpadu
f). Tersusun SOP Aset Desa Terpadu
g). Terlaskana Sosialisasi Pedoman Aset Desa Terpadu
B. Rekomendasi
Sesuai hasil selama kegiatan aksi perubahan dapat dibuat rekomendasi,
yakni :
1. Perlu mengusulkan kembali alokasi anggaran untuk kegiatan sinergitas dan
koordinasi pada tahun 2021 dengan kegiatan bimbingan teknis aset desa
terpadu
2. Segera membuat jadwal tata cara melakukan pembinaan invebtarais aset
desa melalui on the job training.
DAFTAR PUSTAKA
A. Peraturan Perundang-undngan :
B. Referesni/ Buku :