Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KASUS

DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT NON BEDAH


RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO TAHUN 2019

OLEH :

ANGGI ARINDI PURNAMASARI


R014191008
Mengetahui:

Preseptor Klinik Preseptor Institusi

( )

(Abdul Majid, M.Kep., Ns., Sp.Kep.M.B)

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
REFLEKSI KASUS

A. Deskripsi

Tn. S merupakan salah satu pasien masuk pada tanggal 23 Januari 2020
diruang unit gawat darurat non bedah dengan keluhan berah bervcampur darah yang
dialami sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien masuk dengan GCS 9 E4
M3 V2. Pasien memiliki riwayat jatuh 2 tahun yang lalu dan mengalami fraktur pada
paha sebelah kiri dan telah telah dilakukan operasi pemasangan implan. Beberapa
bulan setelah operasi pemasangan implan tersebut pasien pasien dapat berjalan
dengan menggunakan alat bantu namun 1 tahun terakhir kondisi pasien semakin
mengalami penurunan. Diawali sejak 1 tahun yang lalu dimana pasien secara
perlahan-lahan tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dan sejak 7 bulan
terakhir pasien hanya bisa terbaring ditempat tidur. Pada saat dikaji pada tanggal 23
Januari 2020 keluarga mengatakan pasien mengalami BAB cair bercampur darah
sejak satu sebelum masuk rumah sakit sebanyak ±5 kali. Keluarga mengatakan
pasien memiliki riwayat hipertensi dan biasa mengkonsumsi obat amlodipin 5 mg
serta saat ini pasien rutin minum obat-obatan herbal yaitu sari buah mengkudu. Saat
dikaji tampak knjungtiva anemis Tekanan darah 140/90 mmHg, RR:24x/menit, Nadi:
76x/menit dan suhu 37 C. Suara nafas bronkhovesikuler, akral teraba dingin, tidak
dapat menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri. Tampak terpasang O2 3 LPM,
tampak aerea insersi IVFD Nacl 0,9% 28 TPM, dan terpasang kateter urine dengan
volume urine 250 cc
B. Perasaan
Kondisi pasien saat ini dapat diperburuk karena beberapa hal diantaranya
riwayat penyakit hipertensi, dampak dari jatuh yang dialami 2 tahun lalu, tirah baring
lama dan konsumsi rutin obat-obatan herbal. BAB encer bercampur darah yang
dialami oleh pasien dapat dicurigai akibat obat-obatan herbal yang dikonsumsi secara
rutin. Keluarga mengatakan pasien sebelumnya hanya makan bubur seperti biasanya
C. Evaluasi
Tampak BAB encer kehitaman pada popok pasien
D. Analisis
Buang air besar yang tampak berwarna hitam, bisa disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu adanya luka di kerongkongan, atau lambung, terjadi peradangan pada
lapisan lambung (gastritis), pendarahan pada tukak lambung, terputusnya suplai darah
ke bagian usus, pembuluh darah tidak normal. Biasanya, orang yang mengalami
buang air besar berdarah akan mengalami gejala seperti sakit perut, muntah, lemah,
sulit bernapas, diare, pingsan, dan penurunan berat badan. Namun hal itu tergantung
pada penyebab, tingkat keparahan, dan lokasi di mana pendarahan terjadi. Buang air
besar berdarah, pengobatannya akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Untuk menentukan penyebab BAB berdarah perlu dilakukan pemeriksaan fisik,
ditambah pemeriksaan penunjang seperti kolonoskopi, endoskopi lambung,
pemeriksaan darah, feses, dan CT scan pada organ pencernaan. Saluran cerna bagian
atas merupakan tempat yang sering mengalami perdarahan. Dari seluruh kasus
perdarahan saluran cerna sekitar 80% sumber perdarahannya berasal dari esofagus,
gaster dan duodenum. Seperti dalam menghadapi pasien pasien gawat darurat lainnya
dimana dalam melaksanakan prosedur diagnosis tidak harus selalu melakukan
anamnesis yang sangat cermat dan pemeriksaan fisik yang sangat detail, dalam hal ini
yang diutamakan adalah penanganan ABC ( Airway Breathing Circulation ) terlebih
dahulu. Bila pasien dalam keadaan tidak stabil yang didahulukan adalah resusitasi
ABC. Setelah keadaan pasien cukup stabil maka dapat dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang lebih seksama. Pada anamnesis yang perlu ditanyakan adalah
riwayat penyakit hati kronis, riwayat dispepsia, riwayat mengkonsumsi NSAID, obat
rematik, alkohol, jamu-jamuan, obat untuk penyakit jantung,obat stroke. Kemudian
ditanya riwayat penyakit ginjal,riwayat penyakit paru dan adanya perdarahan ditempat
lainnya. Dalam pemeriksaan fisik yang pertama harus dilakukan adalah penilaian
ABC, pasien-pasien dengan hematemesis yang masif dapat mengalami aspirasi atau
sumbatan jalan nafas, hal ini sering ini sering dijumpai pada pasien usia tua dan
pasien yang mengalami penurunan kesadaran. Khusus untuk penilaian hemodinamik
(keadaan sirkulasi) perlu dilakukan evaluasi jumlah perdarahan.
E. Kesimpulan
BAB berwarna hitam atau gelap pada umumnya diakibatkan karena
perdarahan pada saluran cerna bagian atas atau yang disebut dengan melena. Dalam
penanganan pasien dengan melena yang diutamakan adalah penanganan ABC
(Airway Breathing Circulation) terlebih dahulu. Bila pasien dalam keadaan tidak
stabil yang didahulukan adalah resusitasi ABC. Setelah keadaan pasien cukup stabil
maka dapat dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lebih seksama Pada
anamnesis yang perlu ditanyakan adalah riwayat penyakit hati kronis, riwayat
dispepsia, riwayat mengkonsumsi NSAID, obat rematik, alkohol, jamu-jamuan, obat
untuk penyakit jantung, obat stroke. Kemudian ditanya riwayat penyakit ginjal,
riwayat penyakit paru dan adanya perdarahan ditempat lainnya.
A. Rencana tindakan
Berdasarkan kasus pasien tersebut maka perlu memberikan intervensi yang
tepat untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami pasien terkait keluhannya dan
memberikan informasi pada keluarga terkait dengan kondisi dan penyebab keluhan
pasien untuk menghindari faktor risiko dari gejala yang timbul.
https://www.alodokter.com/ini-obat-bab-berdarah-sesuai-penyebabnya

Prasanti, D. I. (2006). Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas. Universitas Diponegoro, 10–
31.

Anda mungkin juga menyukai