Anda di halaman 1dari 30

Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka Indonesia

Lambang Gerakan Pramuka berupa Tunas Kelapa


Pimpinan Dr. Adhyaksa Dault, S.H. (2013-2018)
Didirikan 14 Agustus 1961
Pembubaran
Negara Indonesia
Bumi Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka
Perkemahan Cibubur,Jakarta Timur
Website www.pramuka.or.id

Bendera Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang


menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
"Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa
Muda yang Suka Berkarya.

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka
Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20
tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu
Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka,
Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi
pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.

Sejarah
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang
ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di
Bandung.[1] Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong
Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).[1] Kedua organisasi cikal bakal
kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda)
Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.[1]

Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun 1920-an.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-


Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka
Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan
kepramukaan.[2]

Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar


dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya
pendidikan kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan
itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya
berorganisasi yang Bhinneka.

Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche


Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang
Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi
"Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche
Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di
atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920
berganti nama menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan
oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij"
yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal
dengan SIAP, Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong
Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO)
didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan
terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi
dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930
berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java
Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij);
PK-Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia


(BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang


bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas
kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan
(POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat
Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul
Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO),
Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi
Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini
mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan,
yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia
Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di
Yogyakarta.

Masa Perang Dunia II

Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda
meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan
kepanduan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap
dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepanduan tetap menyala di dada para
anggotanya. Karena Pramuka merupakan suatu organisasi yang menjunjung tinggi nilai
persatuan. Oleh karena itulah bangsa Jepang tidak mengizinkan Pramuka di Indonesia.
Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh


kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia
Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan
satu wadah organisasi kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera
mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta
dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh
segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu
pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan
dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A,
tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda.
Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di
halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan
memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang
membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki
Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya
perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia
(PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan


pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian
berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan
kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di
Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi
kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas
organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat
Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan
Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan
pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepanduan
di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir
sudah.

Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan
Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepanduan menga-
dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951
diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi
puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah
bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam
perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo


menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada
tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan


seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup
kepanduan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan
bagi setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-
pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber
1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di
Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka


PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi
bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini
juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka


Sejarah Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang
lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada
sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan
kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan
jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional
Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang
menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya
penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya
diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349
Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powell
(Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan
pemimpin gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis
malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui,
metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada
dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri
atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri
Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan
Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan
kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961,
tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan
keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan
Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun
1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota
Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis
Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961
tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang


mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret
1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS
GERAKAN PRAMUKA
2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei
1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai
satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan
pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta
mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman,
petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam
menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional,
namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak
sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas
meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana
Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile
Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan
penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada
tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai
HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan
Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat.
Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu
pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh
Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat
17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam
Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961,
tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari
70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara
anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara
itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI
Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada
tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tetapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan
Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan
berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan


Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan
kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448
Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI
PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan
Pramuka.
Tujuan Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:

 Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa


patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa,
berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani;
 Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik, dan
berguna,

yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama


bertanggungjawab atas pembangunan bangsa, dan negara, memiliki kepedulian terhadap
sesama hidup, dan alam lingkungan.[3]

Prinsip Dasar Kepramukaan

Lambang Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar[3] sebagai berikut:

 Iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


 Peduli terhadap bangsa, dan tanah air, sesama hidup, dan alam seisinya.
 Peduli terhadap dirinya pribadi.
 Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan[3] merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

 Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.


 Belajar sambil melakukan.
 Kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi.
 Kegiatan yang menarik, dan menantang.
 Kegiatan di alam terbuka.
 Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan
dukungan.
 Penghargaan berupa tanda kecakapan.
 Satuan terpisah antara putra, dan putri.

Keanggotaan
Anggota Gerakan Pramuka[3] terdiri dari Anggota Muda, dan Anggota Dewasa. Anggota
Muda adalah Peserta Didik Gerakan Pramuka yang dibagi menjadi beberapa golongan
di antaranya:

1. Golongan Siaga merupakan anggota yang berusia 7 s.d. 10 tahun


2. Golongan Penggalang merupakan anggota yang berusia 11 s.d. 15 tahun
3. Golongan Penegak merupakan anggota yang berusia 16 s.d. 20 tahun
4. Golongan Pandega merupakan anggota yang berusia 21 s.d. 25 tahun

Anggota yang berusia di atas 25 tahun berstatus sebagai anggota dewasa. Anggota
dewasa Gerakan Pramuka terdiri atas:

Tenaga Pendidik

 Pembina Pramuka
 Pelatih Pembina
 Pembantu Pembina
 Pamong Saka
 Instruktur Saka

Fungsionaris

 Ketua, dan Andalan Kwartir (Ranting s.d. Nasional)


 Staf Kwartir (Ranting s.d. Nasional)
 Majelis Pembimbing (Gugus Depan s.d. Nasional)
 Pimpinan Saka (Cabang s.d. Nasional)
 Anggota Gugus Dharma Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka Indonesia memiliki 17.103.793 anggota (per 2011) [4], menjadikan
Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan terbesar di dunia.
Lambang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lambang Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka[3] adalah Tunas Kelapa,

Sifat
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen,
Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu:

Nasional

Organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan


pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, bangsa,
dan negara.

Internasional

Organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina, dan


mengembangkan rasa persaudaraan, dan persahabatan antara sesama Pandu, dan sesama
manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

Universal

Kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa
saja

Lagu
H. Mutahar salah seorang pejuang, penggubah lagu, dan tokoh Pramuka menciptakan
sebuah Hymne Pramuka bagi Gerakan Pramuka. Lagu itu berjudul Hymne Pramuka.
Hymne Pramuka menjadi lagu yang selalu dinyanyikan dalam upacara-upacara yang
dilaksanakan dalam Gerakan Pramuka.

Syair lagu Hymne Pramuka adalah

Kami Pramuka Indonesia


“ Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan
agar jaya, Indonesia, Indonesia
tanah air ku
Kami jadi pandumu. ”
Kode Kehormatan
Kode kehormatan dalam Gerakan Pramuka terdiri dari Tiga Janji yang disebut
"Trisatya" dan Sepuluh Moral yang disebut "Dasadarma". Khusus untuk golongan siaga
kode kehormatan terdiri dari Dua Janji yang disebut "Dwi Satya" dan Dua Moral yang
disebut "Dwi Darma"

Trisatya Pramuka

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, dan Negara Kesatuan Republik


Indonesia, mengamalkan Pancasila
 Menolong Sesama Hidup, dan Mempersiapkan diri serta membangun
masyarakat
 Menepati dasa darma

Dasadarma Pramuka

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Cinta Alam, dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan, dan kesatria.
4. Patuh, dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong, dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Tingkatan dalam Pramuka

Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan bagi kecakapan
yang dimiliki anggota pramuka. Kecakapan atau kemampuan itu disebut dengan Syarat-
syarat Kecakapan Umum atau SKU.

Untuk pramuka siaga siaga dan penggalang, masing-masing kelompok umur memiliki
tiga tingkata. Untuk penegak, memiliki dua tingkatan. Sementara pramuka Pandega
hanya memiliki satu tingkatan.

1. Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Bantu dan Tata


2. Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Rakit dan Terap.
3. Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara dan Laksana.
Materi Pramuka untuk Siaga
Setiap kelompok pramuka, memiliki masing-masing kode kehormatan yang menjadi
materi pramuka wajib bagi pramuka siaga. Adapun materi itu adalah berupa kode
kehormatan yang meliputi :

1. Dwisatya (Janji dan Komitmen diri)


2. Dwidarma (Ketentuan Moral)

Bunyi kode kehormatannya adalah :

Dwisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :

1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan YME, Negara Kesatuan Kesatuan


Republik Indonesia (NKRI) dan menurut aturan keluarga.
2. Setiap hari berbuat keyakinan.

Dwidarma

1. Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya.


2. Siaga berani dan tidak putus asa.

Sementara materi latihan Pramuka Siaga adalah sekumpulan standar kompetensi yang
harus dipenuhi oleh setiap anggota pramuka siaga. Materi-materi itu disiapkan dalam
dalam latihan pramuka yang diolah dengan sebuah permainan.

Materi yang dikemas dalam bentuk permainan ini mengandung unsur pendidikan serta
nyanyian yang menarik dan menyenangkan. Dalam pelaksanannya, materi latihan
materi latihan diharapkan bersifat modern, bermanfaat dan taat pada asas-asas.

Adapun beberapa materi pramuka siaga terbagi pada beberapa area di antara lain
adalah :

 Area Pengembangan Sosial :

1. Pramuka Siaga Mula : Mengenal anggota keluarga, teman dalam satu barung,
dan mengenal teman dalam satu perindukan.

1. Pramuka Siaga Bantu : Mengenal lingkungan serta mengetahui aturan-aturan


sosial yang berlaku lingkungannya.
2. Pramuka Siaga Tata : Taat terhadap peraturan-peraturan sosial yang berlaku di
lingkungannya. Serta melaksanakan tugas yang diberikan dengan penuh
tanggung jawab serta mengethaui wawasan kebangsaan.
 Area Pengembangan Intelektual :

1. Pramuka Siaga Mula              : Mengenal pengetahuan, teknologi teknologi  dan


keterampilan kepramukaan.

1. Pramuka Siaga Bantu              : Mampu melaksanakan pengetahuan teknologi


dan keterampilan kepramukaan serta dapat memanfaatkannya.
2. Pramuka Siaga Tata                :  Mampu menceritakan pengetahuan dan
teknologi  serta keterampilan kepramukaan yang dimilikinya dalam barung dan
perindukan.

Materi Pramuka untuk Penggalang

Untuk materi pramuka penggalang, kode kehormatan yang harus dihafal adalah :

1. Trisatya (Janji dan komitmen diri)


2. Dasadarma (Ketentuan moral)

Bunyi dari Trisatya adalah :

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :

1. Menjalankan kewajibanku terhadat Tuhan YME, NKRI dan mengamalkan


Pancasila,
2. Menolong sesama sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat
3. Menepati Dasadarma

Bunyi dari Dasadarma adalah :

1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa


2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kstaria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkatan dan perbuatan

Sebenarnya Trisatya dan Dasadarma ini juga digunakan untuk kelompok pramuka
Penegak dan Pandega pula.

Materi Pramuka untuk Penegak dan Pandega

Kelompok selanjutnya, adalah kelompok yang hampir sama ialah Penegak dan Pandega.
Penegak sendiri adalah sebuah golongan setelah pramuka Penggalang. Disebut pramuka
Penegak sendiri dikarenakan sesuai dengan kiasan pada masa Penegakan kemerdekaan
bangsa Indonesia.

Sementara kelompok pramuka Pandega adalah golongan pramuka setelah Penegak.


Anggota pramuka memiliki jenis kegiatan yang sama dan dilakukan bersama-sama
dengan pramuka Penegak.

Materi pramuka dasar yang harus dihafal oleh Penegak dan Pandega sendiri sama
halnya dengan Penggalang. Yakni Trisatya dan Dasadarma.

Namun selain keduanya, materi pramuka yang wajib diketahui oleh keduanya adalah
mengenai sejarah dan makna Gerakan Pramuka.

Sejarah dan Makna Gerakan Pramuka

Sejarah dan makna kiasan lambang Gerakan Pramuka adalah materi pramuka yang
digunakan sebagai pelengkap pengetahuan umum kepramukaan. Maka sebagai sebuah
materi, sejarah dan makna lambang Gerakan Pramuka ini perlu dimengerti, dipahami
dan dihayati. Ya, tentu saja oleh setiap anggota pramuka yang menyadari nilai-nilai
kiasan sebagaimana terkandung di dalamnya.

Lambang Gerakan Pramuka adalah sebagai tanda pengenal bagi sebuah organisasi
Gerakan Pramuka yang sifatnya ini baku atau tetap. Lambang inilah yang sifat, keadaan,
nilai dan dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan
yang dicita-citakan.

Sebagaimana ditetapkan dalam dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48. Juga
pada Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII pasal 120. Tentang lambang
Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa.

Pencipta lambang ini adalah Sunardjo Atmodipuro, ia adalah seorang Andalan Nasional
yang juga menjadi Pembina Pramuka sertab bekerja di Departemen Pertanian. Sunardjo
Atmodipuro sendiri lahir pada pada tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora dan meninggal
pada tanggal 31 Mei 1979.

Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi dalam
Syarat Kecakapan Umum (SKU). Yaitu dimulai dari SKU Siaga Mula, SKU Siaga
Bantu, SKU Siaga Tata serta SKU Penggalang Ramu.

Seperti itulah yang bisa kami ulas dari materi pramuka dasar untuk kelompok Pramuka
Siaga, Penggalang, Penegak dan Pembina. Semoga bermanfaat.
Macam-macam Simpul 
           Pramuka memang sudah tidak asing dengan kata Simpul namun
masih banyak anggota pramuka khususnya penggalang masih belum tau
bagaimanakah cara membuat simpul simpul tersebut.
Dalam tali temali, kita sering mencampur adukan antar tali, simpul dan ikatan. Hal ini
sebenarnya berbeda sekali. Berikut perbedaannya :
         TALI                 = bendanya
         SIMPUL            = antara tali dengan tali
         IKATAN            = tali dengan benda lain (umpamanya dengan kayu dan sebagainya)

PEMELIHARAAN TALI
            Pada jaman sekarang memang banyak tali tahan lapuk, umpamanya; tali plastic.
Akan tetapi tidak jarang pula, kita akan menemukan tali yang mudah sekali lapuk. Untuk
hal ini, kita perlu merawatnya dengan teliti.
Beberapa jenis tali yang digunakan umumnya pada kepramukaan
adalah tali yang terbuat dari bahan nylon, yang mempunyai kelemahan
dan kekurangan. Kelebihannya antara lain:
a. Ringan dan mudah diatur
b. Mudah dibuat simpul dengan kekuatan tarik yang merata
c. Mempunyai elastisitas yang tinggi dan meredan sentakan
d. Menyerap sedikit air

Serta kekurangan dari nylon yaitu:


a. Tidak tahan terhadap panas
b. Mudah meleleh pada temperature yang tinggi

Agar tali tahan lama dan dapt dipergunakan untuk jangka waktu
yang panjang tali harus dan perlu diberi perlakuan khusus setelah
dipakai kegiatan. Lakukan beberapa langkah berikut untuk pemeliharaan
tali:
1. Kotoran/kerikil yang melekat pada tali dicuci dengan air dingin (tidak
tahan terhadap panas) dan dikeringkan di tempat yang tidak terkena
matahari langsung (diangin-anginkan).
2. Tali harus dijauhkan dari bahan-bahan yang merusak tali, misalnya; air
accu, oil, minyak, bahan-bahan kimia,dll.
3. Penyimpanan tali pada tempat/ruangan tertentu yang terhindar dari
cahaya matahari secara langsung, dan diusahakan sirkulasi udara lancar
dengan kelembaban rendah.
4. Tali disimpan dalam keadaan kering dan digantung dalam bentuk
lingkaran atau gulungan yang secara sederhana dan mudah diurai
kembali
Hasil bentukan dari tali, yaitu terdiri dari: simpul, ikat dan jerat. Simpul,
ikatan, maupun jerat yang baik dan benar adalah simpul, ikatan, dan
jerat yang dapat digunakan dengan kuat, tidak mudah lepas dan mudah
untuk dilepas kembali. Dan kita akan membahasnya satu persatu.

A. SIMPUL
Simpul merupakan hasil bentukan dari tali atau dua utas tali.
Macam-macam dari simpul yaitu:
1. Simpul hidup/ topi
Simpul hidup 
Simpul hidup berfungsi untuk mengikat suatu benda akan tetapi untuk
melepasnya tidak susah biasanya di gunakan untuk mengikat
hewan cara membuat

Fungsi : Gunanya Untuk mengikat tiang.


2. Simpul mati
 Simpul mati biasanya digunakan untuk mengakhiri suatu simpul.
meskipun simpul ini terlihat mudah di buat namun banyak juga yang
masih salah membuat simpul mati
cara membuat:

Fungsi : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar


dan tidak licin.
3. Simpul pangkal
Simpul pangkal merupakan simpul yang sering digunakan untuk mengawali
atau mengakhiri suatu simpul lain nya. contoh jika kita ingin membuat
simpul palang maka langkah pertama kita harus pangkal terlebih dahulu
pada salah satu tongkat.
Cara membuat simpul pangkal ada dua yaitu dengan cara memebuat
lingkaran dan dililitkan

Dengan cara dililitkan

Dengan cara membuat lingaktan

Fungsi : Gunanya untuk permulaan ikatan untuk mengikat tali


pada tiang/kayu.
4. Simpul jangkar
Untuk membuat simpul jangkar atau cow hitch sangat mudah. Ada beberapa cara
dalam membuat simpul jangkar. Cara yang paling umum dan dianjurkan adalah
sebagai berikut:

 Lingkarkan ujung tali pada benda yang hendak ditali dari sebelah bawah
benda(gambar 1)
 Lintaskan ujung tali di belakang badan tali (gambar 2)
 Lingkarkan ujung tali sekali lagi pada benda yang hendak ditali dari sebelah atas
benda (gambar 3)
 Selipkan ujung tali sehingga sama dan sejajar dengan badan tali (gambar 4)
 Tarik kedua ujung tali sehingga simpul mengencang.
Di samping cara tersebut di atas, bisa juga dengan langkah lain seperti gambar
berikut:

 Bagi dua tali dan lingkarkan pada benda yang hendak ditali
 Tarik kedua badan tali (lihat tanda panah), sehingga seluruh tali masuk ke dalam
sosok
Cara kedua ini tampak lebih mudah dan cepat namun memiliki keterbatasan terutama jika
badan tali terlalu panjang akan sehingga memakan waktu ketika menarik badan tali hingga
masuk ke dalam sosok. Karena itu cara kedua hanya direkomendasikan jika tali tidak terlalu
panjang.
Fungsi : Gunanya Untuk membuat tanduk darurat atau
mengikat ember/timba.
5. Simpul Tarik
Simpul tiang (bowline knot) menhasilkan loop tali yang tidak bisa membesar/
mengecil lagi. Kegunaannya antara lain:
 Menambatkan tali pada tiang/ benda.
 Mengikat leher binatang agar tidak tercekik.
 Jika 2 simpul tiang dihubungkan bisa juga digunakan untuk menyambung tali.
Cara membuat simpul tiang:

  

    
Fungsi : Gunanya Untuk turun kejurang atau dari atas pohon.

6. Simpul Laso

Cara membuat:

Fungsi :gunanya untuk mengikat leher binatang


7. Simpul Anyam
 Untuk membuat simpul anyam atau sheet bend tidaklah sulit. Caranya adalah:

 Buatlah sosok pada ujung utas tali yang berukuran lebih besar (dalam gambar, tali
berwarna biru)
 Masukkan ujung tali yang lebih kecil (merah) ke dalam sosok tali besar (biru) dari
arah bawah
 Belitkan ujung tali kecil (merah) di bawah tali biru
 Sisipkan ujung tali merah ke bawah badan tali itu sendiri (gambar 3)

Fungsi : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak


sama besarnya dan dalam keadaan kering.

8. Simpul Anyam Berganda


Cara membuat:

Cara membuat simpul anyam berganda


 Tekuk ujung tali yang besar
 Masukkan ujung tali kecil (dari atas ke bawah), kemudian lingkarkan di bawah
kedua utas tali besar yang ditekuk tadi (gambar 1)
 Selipkan ujung tali kecil di sela-sela antara tali besar dan kecil (gambar 2)
 Lingkarkan ujung tali kecil pada kedua utas tali besar seperti langkah kedua.
 Selipkan ujung tali kecil di sela-sela antara tali besar dan kecil lagi seperti langkah
ketiga (gambar 3).
 Tarik dan eratkan kedua utas tali hingga simpul menjadi erat.
Simpul anyam berganda telah selesai dibuat. Jika dicermati, mulai langkah pertama hingga
ketiga di atas sama persis seperti membuat simpul anyam. Dan jika diakhir dilangkah
tersebut (langkah ketiga; gambar 2), telah tercipta simpul anyam. Dan jika ingin membuat
simpul anyam berganda tinggal dilanjutkan dengan langkah keempat dan kelima saja.
Fungsi :gunnanya untuk menyambung dua utas tali yang
ukurannya tidak sama besar yang basah dan atau tidak licin

9. Anyaman rantai
Cara membuatnya:

Fungsi :gunanya untuk memendekkan tali


NB : 9 nomer di atas yang termasuk 10 simpul dasar

10. Simpul Ujung Tali

Fungsi : Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas.

11. Simpul Tiang
Untuk membuat simpul tiang caranya tidak sulit. Perhatikan terlebih dahulu gambar
berikut:

 Pertama buatlah sosok di bagian tengah tali.


 Ujung tali dimasukkan ke dalam sosok dari arah bawah, kemudian ke atas tali di sisi
lain sosok, dan terakhir lewatkan ke belakang (bawah) utas tali yang ada di sebelah
atas sosok.
 Lingkarkan tali pada utas tali tersebut, kemudian masukkan ujung tali ke dalam
sosok.
 Tarik kedua badan tali beserta ujung tali sehingga simpul menjadi erat.
Fungsi : Gunanya Untuk mengikat benda hidup/leher binatang agar yang
diikat tidak terjerat, dan untuk menambatkan tali pengikat binatang
pada pohon agar binatang itu dapat bergerak bebas.
12. Simpul Kembar/Nelayan

Simpul nelayan, simpul kembar, simpul inggris, simpul portugis (fisherman's knot)
sebenarnya merupakan gabungan dari dua buah simpul hidup pada masing-
masing ujung dari dua utas tali. Sehingga cara membuat simpul ini sebenarnya
sangat mudah dan tidak sulit.

Cara membuat simpul ini adalah sebagai berikut:

Gambar simpul kembar

 Sejajarkan dua buah utas tali


 Buatlah simpul hidup pada utas tali pertama dengan badan tali kedua berada di
tengah sosoknya.
 Buatlah simpul hidup pada utas tali kedua dengan badan tali pertama berada di
tengah sosoknya.
 Tarik kedua utas tali sehingga kedua simpul hidup menjadi erat dan rapat.
Fungsi : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya
dan dalam keadaan licin dan basah
13. Simpul Erat

                                                                
Fungsi : Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan.
14. Simpul Tambat
Simpul tambat juga berfungsi sebagai awalan pada simpul simpul yang
lainnya
seperti simpul palang dan simpul silang
cara membuat

Fungsi : Gunanya Untuk memulai ikatan dan digunakan untuk menyeret


balok.
15. Simpul Penarik

                                          
Fungsi : Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar.
16. Simpul Gulung
Fungsi : Gunanya Untuk diikatkan pada tali penarik agar orang
lain dapat membantu menarik.
Gambar (step)
17. Simpul Kursi
Fungsi : Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau
orang pingsan .
18. Simpul Pengunci
Fungsi : simpul yang dibuat untuk menghindari lepasnya ujung
atau ekor tali dari ikatan yang berbentuk lingkaran pada tali tersebut.
19. Simpul Prusik
Fungsi :gunanya untuk naik tali
20. Simpul Tiang Berganda
Fungsi :Gunanya Untuk mengangkat atau menurunkan benda/manusia.
21. Simpul Tangga Tali
Fungsi : Gunanya Untuk membuat tangga tali.

Tambahan:
Simpul silang fungsinya hampir sama dengan simpul palang namun
simpul silang lebih cepat dan lebih kuat
cara membuat

untuk awalan menggunakan simpul tambat dan akhiran menggunakan


simpul pangkal

B. IKATAN
Ikatan merupakan bentukan tali yang digunakan untuk mengikat dua
benda. Macam-macam dari ikatan yaitu:

1. Ikatan Kaki Tiga


Untuk kaki tiga saya akan tunjukan yang menggunakan awalan simpul
Pangkal

cara membuat
Fungsi : Untuk mengikat tiga tiang dalam pembuatan kaki tiga, jemuran.
2. Ikatan Palang
 Ikatan palang
Ikatan palang berguna untuk mengencangkan kedua tongkat vertikal
dan horizontal sehingga kedua tongkat tersebut menjadi rapat dan sulit
dilepaskan.
cara membuat

 yang pertama kita membuat simpul pangkal terlebih dahulu dan


setelah itu kita lilitkan tali tersebut seperti gambar dan jika
sudah buat simpul mati pada salah satu tongkat
Fungsi : Untuk mengikat dua tiang yang bersilangan denga sudut
90⁰ (siku-siku)
3. Ikatan Silang
Fungsi : Untuk mengikat dua buah tiang yang bersilangan tidak
berbentuk siku.
4. Ikatan Sambung Tongkat
Fungsi : Untuk menyambung dua tiang agar lebih panjang.
5. Ikatan Canggah
 Ikatan canggah ( sambung tongkat )
Fungsi ikatan tersebut menyambung tongkat dengan tali secara vertical
( sejajar ) ikatan canggah biasa dikenal dengan nama sambung tongkat
 Cara membuat

 Tips : agar tongkat tersambung dengan kuat setiap dua kali lilitan tarik
tali sekuat kuat nya

Fungsi : Digunakan untuk mengikat dua tiang dalam pembuatan kuda-


kuda.
C. JERAT
Jerat merupakan bentukan tali dari benda dengan tali. Macam-macam
dari jerat yaitu:
1. Jerat Tiang Dua Mata
2. Jerat Bermata Tiga
3. Jerat Laso
4. Jerat Delapan
5. Jerat Tangga
6. Jerat Tambat
7. Jerat Kupu-Kupu
8. Jerat Kembar
Jerat Kembar/ Jerat Inggris
Jerat kembar (double fisherman lashing) digunakan untuk menyambung dua tali yang sama
besar.

D. PIONEERING
Menurut asal katanya, pionering berarti bangunan darurat, yakni pembuatan suatu bentuk
bangunnan dengan menggunakan alat dasar tali dan tongkat. Seorang anggota pramuka
diharapkan memilikii ketrampilan khusus dalam menggunakan alat ini, karena keduanya
merupakan alat-alat dasar yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan
multifungsinya dan dikarenakan sangat sisematisnya.
Beberapa jenis tali yang digunakan umumnya pada kepramukaan adalah tali yang
terbuat dari bahan nylon, yang mempunyai kelemahan dan kekurangan. Kelebihannya
antara lain:
a. Ringan dan mudah diatur
b. Mudah dibuat simpul dengan kekuatan tarik yang merata
c. Mempunyai elastisitas yang tinggi dan meredan sentakan
d. Menyerap sedikit air
Serta kekurangan dari nylon yaitu:
a. Tidak tahan terhadap panas
b. Mudah meleleh pada temperature yang tinggi
Agar tali tahan lama dan dapt dipergunakan untuk jangka waktu yang panjang tali
harus dan perlu diberi perlakuan khusus setelah dipakai kegiatan. Lakukan beberapa
langkah berikut untuk pemeliharaan tali:
1. Kotoran/kerikil yang melekat pada tali dicuci dengan air dingin (tidak tahan terhadap panas)
dan dikeringkan di tempat yang tidak terkena matahari langsung (diangin-anginkan).
2. Tali harus dijauhkan dari bahan-bahan yang merusak tali, misalnya; air accu, oil, minyak,
bahan-bahan kimia,dll.
3. Penyimpanan tali pada tempat/ruangan tertentu yang terhindar dari cahaya matahari
secara langsung, dan diusahakan sirkulasi udara lancar dengan kelembaban rendah.
4. Tali disimpan dalam keadaan kering dan digantung dalam bentuk lingkaran atau gulungan
yang secara sederhana dan mudah diurai kembali
Hasil bentukan dari tali, yaitu terdiri dari: simpul, ikat dan jerat. Simpul, ikatan,
maupun jerat yang baik dan benar adalah simpul, ikatan, dan jerat yang dapat digunakan
dengan kuat, tidak mudah lepas dan mudah untuk dilepas kembali.

Sekian posting dari saya kali ini semoga bisa bermanfaat bagi kalian
semua dan bisa membantu kalian dalam kegiatan pramuka
 mohon maaf atas kesalah kata dan segala kekurangan saya, karena
kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa :)
SALAM PRAMUKA!!!!
Mengenal Ragam Perkemahan Pramuka

Sebagai salah satu pendidikan di luar sekolah yang mampu bertahan di segala jaman,
Pramuka dinilai dapat menjadi benteng dalam mendidik dan membina generasi muda
dengan jiwa tangguh, terampil, cerdas dan disiplin. Dalam kegiatan tersebut, para
anggota bukan hanya menerima materi atau isi pelajaran melainkan juga memiliki
kesempatan belajar menumbuhkan sikap-sikap dan perbuatan yang baik untuk
membentuk karakter dan kekuatan jasmani. Kepramukaan memiliki berbagai aspek
pembelajaran mulai dari segi spiritual, emosional, sosial, jasmani dan rohani, yang
diperoleh dari beragam kegiatan. Pada setiap kegiatannya bisa dilakukan secara individu
maupun kelompok, seperti dalam kegiatan perkemahan pramuka.

Banyak kegiatan dalam kepramukaan baik indoor maupun outdoor. Pada kelompok
anggota pramuka pemula atau yang biasa disebut Siaga , kegiatan lebih banyak
dilakukan di dalam lingkungan sekolah. Sedangkan kelompok anggota dari penggalang
hingga tingkat yang lebih tinggi lagi,  sudah bisa mengikuti kegiatan di luar lingkungan
sekolah.

Dari kegiatan pramuka yang bermacam-macam, salah satu yang menyenangkan,


berkesan dan memiliki banyak manfaat adalah perkemahan. Pada pembahasan
sebelumnya, sudah dijelaskan apa saja manfaat perkemahan pramuka, persiapan, serta
kegiatan yang dilakukan saat berkemah. Lalu jenis kegiatan perkemahan  apa saja dalam
Pramuka?

Berdasarkan penjelasan dalam situs Wikipedia, ada banyak sekali jenis kegiatan
perkemahan Pramuka yang terbagi berdasarkan waktu pelaksanaan, tempat, tujuan, serta
jumlah peserta. Dari bermacam-macam perkemahan tersebut, 3 diantaranya adalah :

1. Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) dan Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum)

Seperti namanya, persami dan perkajum yang berlangsung selama 2 hari 1 malam ini
masuk dalam kelompok perkemahan berdasarkan waktu pelaksanaan. Jenis perkemahan
ini biasanya banyak digelar oleh anggota pramuka tingkat siaga hingga penggalang,
dalam satu sekolah. Kegiatan maupun acara yang disusun dalam persami dan perkajum
juga disesuaikan dengan tingkatan para anggota. Persami dan Perkajum juga sering
dilakukan untuk agenda pelantikan atau kenaikan tingkat anggota dengan berbagai
kegiatan yang menguji fisik dan mental para pesertanya. Jenis perkemahan ini bisa
dilakukan di dalam atau di luar lingkungan sekolah.

2.   Perkemahan Lomba

Perkemahan yang diikuti oleh anggota pramuka mulai dari tingkat penggalang atau usia
SMP keatas ini, terbagi berdasarkan tingkat penyelenggaraan yakni tingkat gugus depan
(antar sekolah), tingkat kwartir ranting (kecamatan), kwartir cabang (kabupaten/kota),
kwartir daerah (provinsi), hingga kwartir nasional. Perkemahan lomba diisi oleh
berbagai materi perlombaan seperti ketangkasan, keterampilan, patriotisme,
pengetahuan kepramukaan serta seni budaya. Pada setiap kegiatan lomba akan diambil
beberapa regu putera dan regu puteri untuk diseleksi guna menyandang gelar juara 1, 2
dan 3 serta juara umum.

 3. Perkemahan Jambore

Jambore adalah pertemuan Pramukan Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka mulai tingkat paling ranting sampai
tingkat nasional. Bahkan di dunia pun juga diselenggarakan kegiatan serupa yang
disebut Jambore Dunia (World Scout Jamboree). Sejak penyelenggaraan pertama di
Inggris pada tahun 1920 hingga sekarang, sudah berlangsung 23 kali Jambore dunia.

Dari ketiga jenis perkemahan diatas, yang jumlah pesertanya sangat banyak adalah
perkemahan lomba dan perkemahan jambore sehingga tempat penyelenggaraan
perkemahan biasanya mengambil lokasi di Bumi Perkemahan, atau tempat wisata yang
memiliki area luas.

Sebagai lokasi yang memang diperuntukkan bagi kegiatan camping, bumi perkemahan
sudah pasti memiliki sarana dan prasarana penunjang kegiatan. Ada juga tempat wisata
yang menyediakan area perkemahan atau camping ground dengan fasilitas lengkap
sehingga peserta tidak perlu direpotkan dengan memasak makanan dan minuman
sendiri. Seperti Citra Alam yang bisa memfasilitasi kegiatan perkemahan Pramuka baik
Persami, Perkajum, Perkemahan Lomba dan Jambore. Para peserta dapat lebih fokus
dengan seluruh kegiatan meski tetap bisa melatih kemandirian, disiplin, solidaritas dan
interaksi dengan sesama serta lingkungan sekitar.

Melalui kegiatan perkemahan, Pramuka dapat menjadi organisasi kepemudaan untuk


mencetak generasi yang cerdas, terampil dan berkarakter. Sebab hanya kepada generasi
muda lah negeri ini menggantungkan harapan akan kemajuannya di masa depan.
Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017.

Anda mungkin juga menyukai